Anda di halaman 1dari 15

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SUMBER DARI

ILMU PENGETAHUAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Dr. H. Hasan Basri, M.Ag.

Disusun oleh:
Qori Mulyani, S.Pd.

NIM. 2200040079
PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUG DJATI

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Shalawat serta salam
kepada junjungan Rasulullah Muhammad Saw. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari
akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul ‘Landasan Ilmu Pendidikan Islam sebagai Sumber Ilmu
Pengetahuan’ bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Pada
makalah ini menjelaskan tentang landasan dari ilmu pendidikan Islam.
Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari beberapa pihak, baik dari dosen maupun teman-teman.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan
saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
Bandung, 23 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis...................................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Hakikat Landasan Pendidikan Islam...........................................................................6
2.2 Sumber dan Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam.......................................................6
2.3 Corak dan Pendekatan Ilmu Pendidikan Islam......................................................10
2.3 Peran Tauhid dalam Ilmu Pengetahuan.....................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
3.1 Simpulan....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pendidikan seiring dengan perkembangan zaman mengalami
kemajuan yang sangat pesat, begitu pula dengan ilmu pendidikan Islam. Ilmu pendidikan
Islam sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada di dunia
ini, karena ilmu pendidikan Islam merupakan sumber dari segala ilmu yang ada.

Tentunya ilmu pendidikan Islam memiliki landasan, dimana menjadi tempat bertumpu,
titik tolak maupun dasar pijakan. Sehingga dalam praktik dan studinya ilmu pendidikan Islam
memiliki pendirian yang kokoh. Adapun landasan dari ilmu pendidikan Islam bersumber dari
Al-Qur’an, Al-Hadits, dan Ijtihad.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini penting untuk dilakukan karena untuk
mengungkap secara mendalam landasan dari ilmu pendidikan Islam. Sebagaimana kita
ketahui bahwa ilmu pendidikan Islam memiliki peranan serta sumbangsih yang mendasar dan
terbesar dalam bidang ilmu pendidikan dan pengetahuan di dunia ini. Maka judul penelitian
ini diberi nama “Landasan Ilmu Pendidikan Islam sebagai Sumber dari Ilmu Pengetahuan”

1.2 Rumusan Masalah


Mengingat ruang lingkup pembahasan bagaimana landasan ilmu pendidikan Islam cukup
luas, maka disusunlah pertanyaan khusus yaitu bagaimana landasan ilmu pendidikan Islam
sebagai sumber dari ilmu pengetahuan. Adapun pertanyaan umum adalah:

1. Bagaimana landasan ilmu pendidikan Islam?


2. Bagaimana corak dan pendekatan ilmu pendidikan Islam?
3. Bagaimana prinsip-prinsip ilmu pendidikan Islam?
4. Bagaimana dasar dan sumber ilmu pendidikan Islam?

1.3 Tujuan
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan landasan ilmu pendidikan
Islam berdasarkan sumber. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menjelaskan landasan ilmu pendidikan Islam.


2. Menjelaskan corak dan pendekatan ilmu pendidikan Islam.
3. Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu pendidikan Islam.
4. Menjelaskan dasar dan sumber ilmu pendidikan Islam.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara teoritis, diantaranya yaitu
diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan referensi seputar landasan ilmu
pendidikan Islam bagi para akademisi dan pembaca serta menjadi bahan rujukan terkait
landasan ilmu pendidikan Islam.

1.4.2 Manfaat Praktis


1.4.2.1 Bagi civitas akademik UIN Sunan Gunung Djati Bandung, hasil penelitian ini
diharapkan menjadi bahan masukan sebagai bahan ajar perkuliahan serta dapat dijadikan
pandangan dalam pengembangan ilmu pendidikan Islam;
1.4.2.2 Bagi para pendidik mata pelajaran PAI, hasil penelitian ini diharapkan
menjadi bahan rujukan dalam mengemban amanah dengan sebaik-baiknya sehubung
dengan perkembangan pendidikan;
1.4.2.3 Bagi mahasiswa program Pascasarjana Pendidikan Agama Islam, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber literatur untuk penelitian selanjutnya
terkait dengan pengembangan ilmu pendidikan Islam;
1.4.2.4 Bagi peneliti, penelitian ini merupakan bahan latihan dalam membuat karya
tulis ilmiah serta sebagai sarana refleksi untuk lebih memahami materi landasan ilmu
pendidikan Islam;
1.4.2.5 Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan seputar
landasan ilmu pendidikan Islam.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Landasan Pendidikan Islam
Landasan merupakan dasar-dasar pemahaman dalam suatu kajian. Begitu pula dengan
landasan pendidikan yang merupakan dasar pijakan dalam dunia pendidikan yang
berkembang. Melihat dari pengertian pendidikan yang berasal dari Bahasa Yunani yaitu
“paedagoie” artinya bimbingan yang diberikan kepada anak.[CITATION Ram15 \p 111 \l
1033 ]

Istilah pendidikan dalam konteks Islam umumnya mengacu kepada term, yaitu al-
tarbiyah, al-tadib, dan al-ta’lim. Pada setiap istilah tersebut memiliki makna yang berbeda
baik secra tekstual maupun kontekstual. Namun dalam praktek pendidikan lebih condong
pada istilah al-tarbiyah. Padahal ketiganya memiliki makna yang saling mengikat satu sama
lain. Berikut ini merupakan pemaparan dari ketiga istilah tersebut.[CITATION Ram15 \p
112-120 \l 1033 ]

a. Al-Tarbiyah

Istilah tarbiyah menurut Al-Raghib al-Asfahaniy berasal dari kata rabba yang
berarti insya’ ai-syai halan fahlan ila had al-taman yang artiya menumbuhkan sesuatu
secara bertahap hingga sampai ke batas kesempurnaan (berangsur-angsur). Dengan
demikian berdasar kepada pengertian tersebut terkandung dua isyarat, yaitu:

1. Pendidikan itu adalah perbuatan secara segaja, sadar, terencana dan bersifat gradual
serta memiliki pertahapan. Begitu pula dengan proses pendidikan yang harus
dilakukan secara bertahap pula yaitu dengan memulainya dari hal-hal yang bersifat
konkrit ke hal-hal yang bersifat abstrak, dari yang bersifat mudah ke hal-hal yang
bersifat sulit. Di samping itu, turunnya al-Qur’an kepada nabi Muhammad saw. pun
secara bertahap (berangsur-angsur) dan sesuai dengan kondisi umat saat ini. Hal
tersebut merupakan isyarat bahwa dalam mendidik anak haruslah secara bertahap
dan bersifat simultan dengan materi ajar yang seirama dengan tahap perkembangan
jiwa anak. Dengan demikian, pendidikan itu merupakan salah satu bagian krusial
dalam kehidupan manusia sesuai dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri, yaitu
dipersiapkan sebagai pengabdi dan sekaligus sebagai khalifah ataupun mandataris
Allah di muka bumi.
2. Bahwa Allah sebagai Rabb dengan arti pemilik, penjaga, dan pendidik memiliki
sifat-sifat dan karakteristik yang hendaknya dimiliki pula oleh semua tenaga
kependidikan, dan terutama tentunya pendidik. Seorang pendidik dalam pendidikan
Islam haruslah meneladani dan memiliki sifat-sifat rabbaniyah dalam melaksanakan
tugas mendidik umat. Quraisy Shihab berpendapat bahwa salah satu karakteristik al-
Qur’an dalam bidang pendidikan adalah adanya tuntutan dalam pandangan Ahli
tafsir ini, keteladanan seorang pendidik (murabby) merupakan slah satu andalan
pendidikan yang berdasarkan al-Qur’an. Sehingga secara filosofis mengisyaratkan
bahwa proses pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan
Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia.
b. Al-Ta’lim
Seperti halnya tarbiyah, ta’lim pun meiliki cakupan makna yang luas dalam al-
Qur’an. Diantaranya ada yang bermakna informasi pengetahuan yang belum
diketahui manusia sebagai sebuah keutamaan baik melalui lisan maupun tulisan,
seperti yang terdapat dalam surat al-Kahf, ayat 65-66, yaitu tentang potongan ayat “
‘allama” dengan arti memberitahukan informasi yang belum diketahui sebelumnya.
Menurut informasi al-Qur’an, ta’lim dengan arti pengajaran telah dimulai sejak
manusia keluar dari perut ibunya masing-masing. Pada saat muncul pertama kali di
alam dunia, mereka tidak tahu apa-apa, lalu Allah anugerahi mereka dengan berbagai
fasilitas kehidupan dan sarana untuk memperoleh pengetahuan seperti pendengaran,
mata, hati, dan lain-lainnya.
c. Al-Ta’dib
Pendidikan Islam penekanannya tidak hanya pada aspek fisik dan material seperti
yang ada pada pendidikan Barat, akan tetapi juga ada aspek psikis dan immaterial.
Dengan demikian, istilah ta’dib merupakan term yang paling tepat dalam khazanah
Bahasa Arab karena mengandung arti ilmu, kearifan, keadilan, kebijaksanaan,
pengajaran, dan pengasuhan yang baik sehingga makna al-Tarbiyah dan al-Ta’lim
sudah tercakup dalam term al-Ta’dib.

2.2 Sumber dan Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam


Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang di sengaja untuk mencapai suatu tujuan harus
mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan Islam
sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan bagi semua kegiatan
didalamya. Landasan itu secara garis besar bersumber dari tiga sumber yaitu: Al-qur`an, As-
sunnah, Ijtihad dan perundangan yang berlaku di Negara kita.[ CITATION Ram15 \l 1033 ]
a. Al-qur`an

Alqur’an ialah firman Allah SWT. berupa wahyu yang disampaikan oleh jibril
kepada nabi Muhammad Saw. Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat
dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupanb melalui ijtihad. Ajaran yang
terkandung dalam Al-qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan
dengan masalah keimanan yang disebut aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang
disebut Syari’ah.
Secara lengkap Al-qur`an didefenisikan sebagai firman Allah yang diturunkan
kepada hati Rasulullah. Muhammad Ibn Abdillah, melalui ruh al-Amin dengan lafal-
lafalnya yang berbahasa arab dan maknanya yang benar, agar menjadi hujjah bagi Rasul
bahwa ia adalah Rasulullah, dan sebagai undang-undang bagi manusia dan memberi
petunjuk kepada mereka, serta menjadi sarana pendekatan dan ibadah kepada Allah
dengan membacanya. Dan Ia terhimpun dalam sebuah mushaf, diawali dengan surat Al-
fatihah dan diakhiri dengan surat al-naas, disampikan kepada kita secara mutawatir baik 
secara lisan maupun tulisan dari generasi kegenerasi, dan ia terpelihara dari berbagai
perubahan atau pergantian.
Islam adalah agama yang membawa misi umatnya menyelenggarakan pendidikan
dan pengajaran. Al-Qur`an merupakan landasan paling dasar yang dijadikan acuan dasar
hukum tentang Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan karena termasuk dalam usaha atau tindakan untuk membentuk
manusia, termasuk kedalam ruamg lingkup mu’amalah. Pendidikan sangat penting karena
ia ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi mauoun
masyarakat.
b. As-sunnah

As-sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari Nabi Muhammad


s.a.w. yang terdiri dari ucapan, perbuatan,persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi,
baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya.
Suatu hal yang sudah kita ketahui bersama bahwa Rasulullah Muhammad s.a.w.
diutus ke bumi ini, salah satunya adalah untuk memperbaiki moral atau akhlak umat
manusia.
Rasulullah Muhammad s.a.w. juga seorang pendidik, yang telah berhasil
membentuk masyarakat rabbaniy, masyarakat yang terdidik secara Islami. Robert L.
Gullick, Jr. dalam bukunya Muhammad the educator, sebagaimana dikutip oleh
Jalaluddin Rahmat, menulis :
“Muhammad betul-betul seorang pendidik yang membimbing manusia menuju
kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan
kesetabilan yang mendorong  perkembangan budaya Islam, suatu revolusi sejati yang
memiliki tempo tidak tertandingi, dan gairah yang menantang. Hanya konsep pendidikan
yang paling dangkalah yang berani menolak keabsahan meletakan Muhammad diantara
pendidik-pendidik besar sepanjang masa, karena, dari sudut pragmatis, seorang yng
mengangkat prilaku manusia adalah seorang pangeran diantara seorang pendidik”. Jadi
jelas, bahwa perkataan, perbuatan, ketepatan, dan sifat Rasulullah s.a.w. sarat dengan
pendidikan.
Oleh karena itu, sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi
manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah
sebabnya, mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah
yang berkaitan dengan pendidikan.
c. Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqaha’, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh
ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari’ah islam untuk menetapkan atau menentukan
sesuatu hukum atau syari’at islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan
hukumnya oeh Al-qur’an dan As-sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh
aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an
dan sunnah. Namun demikian ijtihad harus mengikuti kaidah-kaidah yang diatur oleh para
mujtahid tidak boleh bertentangan dengan isi Al-qur’an dan sunnah tersebut. Karena itu
ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum islam yang sangat dibutuhkan
sepanjang masa setelah Rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad adlah segala sesuatu yang
diperlukan dalam kehidupan, yang senantiasa berkembang. Ijtihad bidang pendidkan
sejalan denga perkembangan zaman yang semakin maju, terasa semakin urgen dan
mendesak, tidak saja dibidang materi atau isi, melainkan juga dibidang sistem dlam arti
yang luas.
Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-qu’an dan sunnah yang
diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan islam. Ijtihad tersebut haruslah
dalam hal-hal yang berhubungan lansung dengan kebutuhan hidupdisuatu tempat pada
kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasila ijtihad harus dikaitkan
denag ajaran islam dan kebutuhan hidup.
Ijtihad dibidang pendidikan ternyata semakin perlu sebab ajaran islam yang
terdapat dlam Al-qur’an dan sunnah adalah bersifat pokok-pokok dan prinsinya saja. Bila
ternyata ada yang agak terperinci, maka perincian itu adalah sekedar contoh dalam
menerapkan yang prinsip itu. Sejak diturunkan sampai Muhammad SAW wafat, ajaran
islam telah tumbuh dan berkembang melalui ijtihad yang dituntut oleh perubahan situasi
dan kondisi sosial yang tumbuh dan berkembang pula. Sebaliknya ajaran islam sendiri
telah berperan mengubah kehidupan manusia menjadi kehidupan muslim.
Pergantian dan perbedaan zaman terutama karean kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bermuara kepada perubahan kehidupan sosial telah menuntu ijtihad dalam
bentuk penelitian dan pengkajian kembali prinsip-prinsip ajaran islam. Apakh ia boleh
ditafsirkan dengan yang lebih derasi denga lingkungan dan kehidupan sosia sekarang?
kalau ajaran itu memang prinsip, yang tak boleh diubah,maka lingkungan dan kehidupan
sosiallah yang perlu diciptakan dan disesuaikan dengan prinsip itu. Sebaliknya, jika dapat
ditafsir, maka ajaran-ajaran itulah yang menjadi lapangan ijtihad.
Kita hidup sekarang di zaman dan dilingkungan yang jauh berbeda dengan zaman
dan lingkungan ketika ajaran islam itu diterapkan untuk pertama kali. Disampng itu kita
yakin pula bahwa jaran islam itu berlaku disegala zaman dan tempat, disegala situasi dan
kondisi lingkungan sosial. Kenyataan yang dialihkan oleh peralihan zaman dan
perkembangan ilmu pengetahuan yang menyebabkan kebuthan manusia semakin banyak.
Kebuthan itu ada yang primer dan ada yang skunder. Kebuthan primer adalah kebuthan
pokok yang mendasar yang bila tidak dipenuhi, kehidupan akan rusak. Kebutuhan
sekunder ialah kebutuhan pelengkap yang kalau tidak terpenuhi, tidak sampai merusak
kehidupan secara total.
Sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia tentu saja
mempunyai kebutuhan individu dan kebutuhan sosial menurut tingkatan-tingkatannya.
Dalam kehidupan bersama, mereka mempunyai kebutuha bersama untuk kelanjutan
kelompoknya. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi berbagai aspek kehidupan individu dan
sosiual, seperit sistem politik, ekonomi, sosial dan pendidikan yang tersebutterakhir
adalah kebuthan yang terpenting karean ia menyangkut pembinaan generasi
mendatangdalam rangka memenuhi kebuthan-kebutuhan yang tersebut sebelumnya.
Sistem pembinaan disuatu pihak dituntut agar senatiasa sesuai denag
perkembangan zaman, ilmu dan teknlogi yang berkembang cepat. Dipihak lain dituntu
agar tetap bertahan dalam hal kesesuaiannya dengan ajaran islam. Hal ini meruoakan
masalah yang senantiasa menuntut mujtahid muslim di bidang pendidikan untuk selalu
berijtihad sehingga teori pendidikan islam senantiasa relevan dengan tuntutan zaman,
ilmu dan teknologi tersebut. Sedang di Indonesia ijtihad di bidang pendidikan itu harus
pula dijaga agar sejalan dengan falsfah hidup bangsa.
Bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang terdri dari berbagai suku mempunyai
filsafah dan pandangan hidup yang beragam. Sebagai suatu bangsa mereka harus
menganut satu falsafah dn pandngan hidu bangsa. Falsafah dan pandnagan hidup itu,
diramu dari nilai-nilai yang dianut oleh masng-masing suku bangsa yang bergabung
menjadi bangsa Indonesia itu. Falsafah dan pandangan hidup itu, harus mangandug
fikiran-fikiran yang terdalam dari gagasan bangsa untuk mewujudkan kehidupan bangsa
yang baik. Dari falsafah dan pandangan hidup bangsa inilah berhulu semua idea dan
gagasan pembangunan bangsa.
Kegiatan pendidikan dan pengajaran yang meruakan tugas setiap warga negara
dan pemerintah, harus berlandskan filsafah dan pandangan hidup bangsa ini, dan harus
dapat membina warga negara yang berfilafat dan berpandangan hidup yang sama. Oleh
karena itu landasan pendidikannya harus sesuai denga ilsafah dan pandangan hidup itu.
Dan sebagai penganut suatu agama yang taat, seluruh aspek kehidupannya harus
disesuaikan denga ajaran agamanya. Maka warga negara yang setia pada bangsa dan taat
pada agama, harus dapat menyesuaikan filsafah dan dan pandangan hidup pribadinya
denga ajaran agama serta filsafat dan pandangan hiup bangsanya. Bila ternyata ada
ketidaksesuaian atau pertentangan maka para mutahid dibidang pendidikan harus
berusaha mencari jalan jalan keluarnya dengan menggunakan ijtihad yang digariskan oleh
agama denga ketentuan bahwa ajaran agama yang prinsip tidak boleh dilanggar atau
ditinggalkan.
Filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah pancasila yang digali dan
diramu dari berbagai filsafat dan pandangan hidup yang terdapat dlam kelompok-
kelompok masyarakat yang bergabung dalam masyarakat besar bangsa Indonesia.
Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
a. UUD 45, Pasal 29.
Ayat 1 berbunyi : “Negara berdasaarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.” 2
berbunyi  : “Negara menjaminin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadaah menurut agamanya dan kepercayan itu….”
Pasal 29 UUD 1945 : ini di berikan jaminan kepada warga Negara Republik Indonesia
untuk memeluk agama dan  beribadah sesuai agama yang di peluknya bahkan
mengadakan kegiatan yang dapat menjunjung bagi plaksanaan ibadat.  Dengan demikian 
pendidikan Islam yang searah dengan bentuk ibadat yang di yakininya diizinkan dan
dijamin oleh Negara.
b. GBHN

Dalam GBHN Tahun 1993 Bidang Agama dan Kepercayaan Terhadap tuhan yang
Maha Esa No.   22 di sebutkan: “Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap tuhan
Yang Maha Esa makin di kembangkan sehingga terbina kualitas keimanan dan 
ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kualitas kerukunan antar umat beragama dan
penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh
kesatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun
masyarakat.”
Memperhatikan GBHN Tahun  1993 tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa
kehidupan kedamaian termasuk (di dalamnya agam Islam),  supaya semakin di
kembangkan dalam kehidupan masyarakat.   Sedangkan untuk mengembangkan
keagamaan itu sangat di perlukan pelaksanaan pendidikan termasuk di dalamnya
pendidikan Islam.
c. UU No.2 Tahun 1988
Pasal 11 Ayat 1 disebutkan “Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan
sekolah terdiri atas pendidikan umum pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa,
pendidikan kedinas, pendidikan keagaman, pendidikan akademik, dan pendidikan
professional.”
Pasal 11 Ayat 6 disebutkan: “ Pendidikan keagaman merpupakan pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasa
pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.”
Sedangkan dari Undang-Undang  No. 2 Tahun 1989 ini dapat di simpulkan bahwa
pendidikan keagaman bermaksud mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan
perannya sebagai pemeluk agama yang benar-benar memadai. Di antara syarat dan
prasyarat agar peserta didik dapat menjalankan peranannya dengan baik  diperlukan
pengetahuan Ilmu pendidikan Islam. Mengingat ilmu ini tidak hanya menekan pada segi
teoritis saja, tetapi juga peraktis, Ilmu Pendidikan Islam termasuk ilmu praktis maka
peserta didik di harapkan dapat menguasai ilmu tersebut secara penuh baik teoritis
maupun peraktis, sehingga ia benar-benar mampu memainkan pranannya dengan tepat
dalam hidup dan kehidupan.
2.3 Corak dan Pendekatan Ilmu Pendidikan Islam
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih
ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian
kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak
menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan
tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata
yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda
untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua,
mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer
nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai
prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di
atas memberikan pengerian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi
juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat
manusia.
Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam
berkaitannya dengan dunia pendidikan. Pada makalah  ini berusaha memuat tentang :
landasan hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan
psikologi,dan landasan ekonomi .
b. Filosofis

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam


sampai keakar – akarnya mengenai pendidikanAgar uraian tentang filsafat pendidikan
ini menjadi lebih lengkap, berikut akan dipaparkan tentang beberapa aliran filsafat
pendidikan yang dominan di dunia ini. Aliran yaitu: Esensialis, Parenialis, Progresivis,
Rekonstruksionis, dan Eksistensialis.
Filsafat pendidikan Esensialis bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti
berabad – abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah suatu
kebenaran secara kebetulan saja. Tekanan pendidikannya adalah pada pembentukan
intelektual dan logika.Filsafat pendidikan Parenialis tidak jauh berbeda dengan filsafat
pendidikan Esensialis. Kalau kebenaran yang esensial pada esensialis ada pada
kebudayaan klasik dengan Great Booknya, maka kebenaran Parenialis ada pada wahyu
Tuhan. Tokoh filsafat ini ialah Agustinus dan Thomas Aquino.
Demikianlah Filsafat Progresivisme mempunyai jiwa perubahan, relativitas,
kebebasan, dinamika, ilmiah, dan perbuatan nyata. Menurut filsafat ini, tidak ada tujuan
yang pasti. Tujuan dan kebenaran itu bersifat relative. Apa yang sekarang dipandang
benar karena dituju dalam kehidupan, tahun depan belum tentu masih tetap benar.
Ukuran kebenaran ialah yang berguna bagi kehidupan manusia hari ini.
Tokoh filsafat pendidikan Progresivis ini adalah John Dewey.Filsafat
pendidikan Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme, yang
menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus diperbaiki (Callahan, 1983).
Mereka bercita – cita mengkonstruksi kembali kehidupan manusia secara total.Filsafat
pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adalah
eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia ini tidak
punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah
bebas. Akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan komitmennya
sendiri.
2.3 Peran Tauhid dalam Ilmu Pengetahuan
Perintah mengesakan Tuhan mengandung arti bahwa manusia hanya boleh tunduk kepada
Tuhan. Ia tidak boleh tunduk kepada selain-Nya karena ia adalah puncak ciptaan-Nya
[ CITATION Nur95 \l 1033 ]. Manusia oleh Allah dijadikan khalifah di muka bumi, karena
manusia adalah khalifah di bumi, maka alam selain manusia ditundukkan oleh Allah untuk
manusia [ CITATION Ata99 \l 1033 ].
“...dan Dia telah menundukkan bahtera supaya kamu dapat melakukan perjalanan di atasnya
dengan perintah-Nya…” (Q.S. Ibrahim:32)
“…dan Dia telah menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan Dia telah menundukkan bagimu malam dan siang…” (Q.S
Ibrahim: 33)
“dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan binatang-
binatang ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya…” (Q.S. Al-Nahl: 12)
“dan Dialah yang menundukkan lautan agar kamu dapat memakan daging yang segar
darinya, dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai…” (Q.S. An-
Nahl: 14)
“Apakah kamu tidak melihat bahwasannya Allah menundukkan bagimu yang ada di bumi
dan bahtera yang berlayardi lautan dengan perintah-Nya…” (Q.S. al-Hajj

1. Landasan Pendidikan Islam


BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara
kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai
pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama.
Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan hukum, landasan
filsafat, landasan sejarah, landasan sosial budaya, landasan psikologi, dan landasan
ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, A. A., & Mubaroq, J. (1999). Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Madjid, N. (1995). Islam Agama Peradaban: Membangun Makna dan Relevansi Doktrin
Islam dalam Sejarah . Jakarta: Paramadina.
Ramayulis. (2015). Filsafat Pendidikan Islam: Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam.
Jakarta: Kalam Mulia.

Anda mungkin juga menyukai