EMPORIUM JAKARTA
(Studi Dramaturgi Mengenai Presentasi Diri Pekerja Seks
Komersial di Emporium Jakarta)
SKRIPSI
Disusun Oleh
Dhita Sekar Annisa
6662120373
1
i
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Presentasi Diri Pekerja Seks Komersial
(Studi Dramaturgi Mengenai Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial Di
Emporium Jakarta). Sub fokus pada penelitian ini yaitu front stage, dan juga back
stage dari Pekerja Seks Komersial di Emporium Jakarta. Kedua sub fokus tersebut
diharapkan dapat mengerucutkan arah penelitian agar mendapatkan hasil yang
diharapkan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
studi dramaturgi, dan objek penelitiannya adalah PSK. Pemilihan informan
menggunakan teknik purposive sampling, informan penelitian berjumlah dua
orang dari PSK di Emporium Jakarta. Perolehan data penelitian ini berasal dari
wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, penelusuran data online, dan juga
studi pustaka. Teknik analisis data dengan mereduksi data, mengumpulkan data,
menyajikan data, menarik kesimpulann, dan evaluasi. Serta uji keabsahan data
dengan cara teknik triangulasi, diskusi dengan teman sejawat. Hasil penelitian
menunjukan bahwa front stage (panggung depan) PSK yaitu menggunakan
sebuah topeng dan diperankan di atas panggung pertunjukan dengan latar
panggung pertunjukan mereka adalah Emporim Jakarata. Back Stage (panggung
belakang) PSK yaitu menampilkan sosok seutuhnya yang tidak seperti pada saat
berada di panggung depan tetapi pada saat berada dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah setiap PSK melakukan pengelolaan kesan
dan presentasi diri pada panggung depan, dan panggung belakang. Nampak
perbedaan disetiap panggungnya baik itu penampilan juga perilaku.
Kata Kunci : Presentasi Diri, Dramaturgi, Pekerja Seks Komersial, Panggung
Depan, Panggung Belakang
vii
ABSTRACT
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas limpahan rahmat dan nikmat-
salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada program studi
ilmu politik universitas sultan ageng tirtayasa. Skripsi ini berjudul “Presentasi Diri
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih atas segala doa, dukungan, motivasi, bimbingan, dan bantuan
yang takterhingga dalam proses penelitian serta penyusunan skripsi ini kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.PD. selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ii
4. Bapak Iman MukhromanS.Sos., M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
8. Kedua Orang Tua saya Ibu Shinta danBapak Purwanto atas doa,
9. Kedua Adik saya Nabilla dan Safira. Nenek saya Ibu Suryati,, Tante saya
yang sudah saya anggap seperti ibu kedua yakni Ibu Pipih Restiviani,
Sepupu saya Vina Sarastiani dan seluruh Keluarga besar terima kasih
10. Sahabat- sahabat yang tak hentinya member dukungan yakni FitriYasmi,
Mega Silvia, Annisa Oktami, Tika Sartika, Yoga Permana, yang selalu
serta dukungan yang tak pernah berhenti, dan terimaksih sudah menjadi
iii
keadaan susah dan senang dan selalu mendengarkan keluh kesah dengan
sabar.
11. Teman seperjuangan menggapai sarjana Faizal Fajar, Delia Medinna, Indri
Fahrian Ramadhan Yolanda Fatharani dan Mahdaudi, tak lupa juga Cut
Aini Sebagai adik tercinta yang tak hentinya selalu member motivasi
12. Teman Kosan Ceca Monic, Intan Atang, Carlina, Rike, Dona, Reiza, teteh
penyemangat.
13. Teman-teman Ilmu Komunikasi (Humas maupun Jurnal) 2012 untuk hari-
14. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah
WassalamualikumWr. Wb.
Serang, 2016
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
BAB I PENDAHULUAN
v
2.2.4 Fungsi Komunikasi .......................................................................................... 29
3.9 JadwalPenelitian......................................................................................................... 52
vi
4.3 Pembahasan Penelitian ............................................................................................... 60
BAB V PENUTUP
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pekerja seks Komersial (PSK) merupakan salah satu masalah dalam masyarakat
yang sangat kompleks, baik dari segi sebab, proses maupun implikasi sosial yang
ditimbulkannya. Kita sering menyebut wanita penjual jasa pelayanan seksual dengan
istilah PSK (Pekerja Seks Komersial), PSK berarti orang yang mempunyai pekerjaan
Seks Komersil adalah seorang wanita yang menjual dirinya, dengan melakukan
Berada di tingkat ekonomi bawah membuat PSK sulit untuk memenuhi kebutuhan
kurang, hal seperti ini untuk menutupi kebutuhan keluarganya yang kurang, untuk
Seseorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-
barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena
jalan akhir dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya. Menutupi biaya gaya
1
Subadara, I Nengah. 2007. “Bali Tourism Watch : Keberadaan Pekerja Seks Komersial sebagai
dampak negative Pariwisata di Bali” http://www.subadara.wordpress.com. Pada tanggal 3 Februari
2016 pukul 20.00
1
2
hidup, gengsi yang tinggi di jaman modern ini yang membuat PSK tidak bisa
berhenti dari kerjaannya, gaya hidup yang glamour membuat mereka harus tetap
bertahan.2
yang berada di daerah Jakarta Barat, berlokasi di sebuah ruko yang dijadikan kantor
bisnis prostitusi ini dan juga tempat tinggal para PSK. Emporium berkerja sama
dengan salah satu hotel di Jakarta menyediakan jasa prostitusi, dari mulai pijat plus-
plus, sampai menyewakan wanita untuk menemani didalam hotel maupun diluar
hotel.3
Yang membedakan PSK di Emporium dengan PSK ditempat lainnya adalah PSK
di Emporium dipilih dahulu oleh para mucikari dengan berbagai tes. Tes awal yang
dilihat adalah mereka harus mempunyai wajah yang cantik dan badan yang bagus.
Ada yang unik disini, para calon PSK tidak boleh wanita perawan, walaupun ada
calon perawan mereka harus punya izin orang tua bahwasannya mereka ingin
menjadi pekerja seks komersial. Tes yang lainnya adalah tes kesehatan, oleh karena
itu PSK di Emporium bisa dibilang lebih bersih dari PSK ditempat lain. Karena
memiliki dokter agar terhindar dari penyakit kelamin atau penyakit AIDS, walaupun
sebenarnya tetap tak jarang banyak yang terkena penyakit tersebut di Emporium.4
Uang merupakan tuntutan hidup bagi setiap umat manusia, begitu juga dengan
PSK, ketika PSK menyadari bahwa tidak semua lingkungan mampu untuk menerima
2
Hatib Abdul Kadir. Tangan Kuasa dalam Kelamin: Telaah Homoseks, Pekerja Seks, dan seks
bebas di Indonesia. Yogyakarta:INSISTPress,2007, hlm.21
3
Wawancara dengan Dewi (PSK) 9 Januari 2016
4
Wawancara dengan Dewi (PSK) 9 Januari 2016
3
Yang menarik pada PSK di Emporium ini, para PSK kebanyakan dari wilayah
luar Jakarta. PSK Emporium mengaku bahwa mereka merantau ke Jakarta untuk
mendapatkan pekerjan yang layak. Tapi apalah daya, kota Jakarta yang keras dan
Jakarta untuk bekera sebagai pekerja konveksi, buruh, ataupun tak sedikit yang
mengaku mereka bekerja untuk perusahaan besar. Yang lebih menarik lagi beberap
PSK di Emporium datang ke Jakarta untuk berkuliah, tapi kebutuhan gaya hidup
mereka yang mengikuti jaman tak sesuai dengan uang yang diberikan orang tua,
Pada dasarnya semua manusia juga melakukan suatu pemeranan karakter dalam
informasi budaya memberi mereka suatu peran seperti insinyur, polisi atau istri, ini
memenuhi peran tersebut”. Namun ketika seorang individu menjadikan individu lain
presentasi dirinya, individu atau komunitas lain itu bisa “tertipu” dan hanya
5
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm 105
4
Begitu pula halnya dengan PSK, dalam Presentasi diri seorang PSK dapat
tertentu yang tercakup dalam presentasi dirinya diciptakan, baik itu berupa
identitas peran yang ia mainkan. Presentasi diri itulah yang dijelaskan Goofman
sebagai bagian dari pesan seorang individu sebagai aktor yang bermain diatas
Erving Goffman pada tahun 1959, dan telah dipaparkan dalam bukunya yang
berjudul “The Presentation of Self in Everyday Life”. Pengelolaan kesan juga secara
umum dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik presentasi diri yang didasarkan
pada tindakan mengontrol persepsi orang lain dengan cepat, dengan mengungkapkan
Presentasi Diri ini dilakukan ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain dan
mengelola kesan yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya, melalui
sebuah pertunjukan diri yang mengalami setting di hadapan khalayak. Dalam sebuah
6
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. Hlm 112
7
Ibid. hlm 110
5
berdasarkan atas perhitungan untuk memperoleh respon dari orang lain. Penampilan
serta perilaku seseorang dalam sebuah interaksi merupakan suatu proses interpretif,
yang dimana tujuannya agar terbentuknya sebuah persepsi yang merupakan hasil dari
manusia, secara ilmiah manusia memiliki kekuatan yang dapat menguasai sikap dan
Untuk itu dia menempuh jalan bertemu dengan orang lain yang melakukan
individu menampilkan dirinya sendiri dan aktivitasnya kepada orang lain, cara ia
memandu dan mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadapnya, dan
segala hal yang mungkin atau tidak mungkin ia lakukan untuk menopang
diibaratkan seperti teater, interaksi sosial yang mirip dengan pertunjukan di atas
8
Ibid hlm. 110
9
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm 106
10
Ibid hlm. 107
6
panggung yang di mana seseorang akan seperti seorang aktor yang memainkan
dramaturgi, Goffman membagi kehidupan sosial menjadi dua bagian yaitu “wilayah
depan” (front region) dan “wilarah belakang” (back region). Saat individu
maka individu tersebut dianggap seperti sedang berada di depan panggung (front
stage), dan saat individu sedang tidak bermain peran atau sedang mempersiapkan
diri-nya untuk menjalani peran, maka di wilayah ini adalah panggung belakang (back
stage), serta panggung tengah (middle stage) yang dimana daerah ini merupakan
Dalam kata lain, ketika seorang PSK dihadapkan pada khalayak ramai, ada peran,
simbol, identitas atau presentasi diri yang berlainan antara kondisi yang satu dengan
yang lainnya. Di satu sisi ketika ia memerankan sosok wanita pada umumnya,
presentasi diri yang ia bangun menggunakan pakaian, accesoris, sepatu, gaya bicara,
isi pesan, bahasa tubuh akan sesuai jalur selayaknya sosok wanita pada umumnya
saat bersosialisasi. Namun ketika ia berada pada posisi PSK presentasi diri yang ia
bangun akan berbeda dari presentasi diri yang ia tonjolkan ketka ia berada pada diri
PSK memiliki berbagai pola interaksi sosial yang mencakup pengelolaan kesan
dalam presentasi diri yang berbeda di keadaan, kondisi dan situasi tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Ada suatu upaya untuk menyamarkan hal-hal tertentu yang
sebaiknya tidak diperlihatkan dalam interaksi sosial tertentu. Seorang PSK lebih
11
Ibid hlm. 114
7
menciptakan suatu pandangan, identitas dan realitas sosial yang berbeda bagi setiap
Inti dari penelitian ini adalah mencoba untuk menelaah dan menguak lebih jauh
tentang presentasi diri yang dibangun oleh PSK dengan melihat wilayah peran yang
Jakarta karena para PSK di Emporium berbeda dengan para PSK yang berada
dipinggir jalan, PSK Emporium lebih termanage dalam segi jam pekerjaan,
pelanggan. Jadi dengan ini memudahkan peneliti untuk meneliti panggung depan dan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
dengan demikian dapat diketahui bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini
Jakarta?”
8
mengidentifikasi yang akan menjadi pokok masalah yang akanditeliti yaitu sebagai
berikut :
Jakarta?
Jakarta?
Adapun kegunaan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti mengenai Presentasi
Diri Seorang Pekerja Seks Komersial di Emporium Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini berguna untuk mengembangkan kajian keilmuan yaitu secara
umumnya Ilmu Komunikasi khususnya yang menekankan pada presentasi diri dan
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini dilakukan dengan harapan memiliki kegunaan unutuk segala pihak.
Kegunaan praktis yang telah peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Untuk peneliti hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
juga presentasi diri yang merupakan salah satu macam perilaku sosial yang
ada di masyarakat.
b) Untuk akademisi penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi program Studi
salah satu sumber pengetahuan untuk dijadikan penelitian dengan tema yang
sama.
BAB II
KAJIAN TEORI
Ide bahwa kenyataan sosial muncul melalui proses interaksi sangat penting
mereka dan bukan hanya saling beraksi pada setiap tindakan itu menurut mode
stimulus-respon.
Seseorang tidak langsung memberi respon pada tindakan orang lain, tetapi
didasari oleh pengertian yang diberikan kepada tindakan itu. Blumer menjelaskan
orang lain.” 12
12
Margaret M. Polomo , Sosiologi Kontemporer, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, Hal.263
10
11
orang, dan peristiwa, tidak memiliki maknanya sendiri. Adanya dan terjadinya
makna dari berbagai hal tersebut karena diberi berdasarkan interpretasi dari orang
yang terlibat. Interpretasi bukanlah kerja otonom dan juga tidak ditentukan oleh
Dalam setiap kasus, suatu situasi memiliki makna hanya lewat interpretasi
orang-orang dan juga definisinya mengenai situasi tersebut. Dalam setiap kasus,
suatu situasi memiliki makna hanya lewat interpretasi orang-orang dan juga
secara berbeda oleh pelaku yang berbeda berdasarkan atas sejumlah alasan
tertentu. Salah satu alasan adalah bahwa setiap pelaku membawa serta masa
lampaunya yang unik dan suatu cara tertentu dalam menginterpretasikan apa yang
dilihat dan dialaminya. Karena para pelaku di dalam suatu posisi yang sama
para pelaku yang mengembangkan definisi tentang suatu situasi atau perspektif
lewat proses interpretasi dan mereka bertindak dalam atau sesuai dengan makna
bukan organisasinya.
12
menyampaikan simbol yang lain memberi makna atas simbol tersebut. Prinsip-
pemikiran ini ke dalam teori dalam artian umum karena seperti dikatakan Paul
Rock yang dikutip oleh George Ritzer, bahwa “pemikiran ini sengaja secara Sama
(1978), Rose (1962), serta Snow (2001) telah mencoba menghitung jumlah prinsip
khusus itu.
e. Manusia mampu mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam
yang fundamental pada proses interaksi yang terus menerus. Melaui proses ini
berembuk tentang arti-arti bersama atau definisi tentang situasi yang dimiliki
bersama. Untuk konsep apa saja, atau variabel apa saja yang mungkin digunakan
danberubah dalam proses interaksi. Ada gerak mengalir dalam dan perubahan
dalam proses interaksi yang terus menerus dalam individu terus menerus menilai
b) Makna tersebut berasal dari “interaksi sosial seseorang dengan orang lain”.
14
George Ritzer, Sosiologi: Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Rajawali Grafindo Persada.,
Jakarta, 2007, Hal 289
14
berlangsung.15
ditetapkan, tetapi sebagai suatu proses pembentukan dimana makna yang dipakai
perilakunya. Gambaran yang benar ialah dia membentuk obyekobyek itu misalnya
Dengan demikian manusia merupakan aktor yang sadar dan refleksif, yang
15
Margaret M. Polomo , Sosiologi Kontemporer, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, Hal.258
15
untuk bertindak berdasarkan makna itu. Proses self indication itu yang terjadi
Oleh karena perbuatan manusia dibentuk dalam dan melalui proses interaksi,
maka perbuatan itu berlainan sama sekali dari gerak makhluk-makhluk yang
dan cita-citanya untuk masa depan. Ia tidak ditindih oleh situasinya, melainkan
mengandung sejumlah “root images” atau ide-ide dasar yang dapat diringkas
16
Margaret M. Polomo , Sosiologi Kontemporer, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, Hal.259
16
penolakan. Bahasa tentu saja merupakan simbol berarti yang paling umum.
mahasiswa, suami dan seseorang yang baru saja menjadi syah. Pandangan
terhadap diri sendiri ini, sebagaimana dengan semua obyek, lahir disaat
proses interaksi.
itu sendiri. Blumer menulis: Pada dasarnya tindakan manusia terdiri dari
seperti kemauan, tujuan dan sarana yang tersedia untuk mencapainya, serta
tindakan yang diharapkan dari orang lain, gambaran tentang diri sendiri,
kelompok, hal ini disebut sebagai tindakan bersama yang dibatasi sebagai;
2.1.2 Dramaturgi
menetapkan arti kepada hidup mereka dan lingkungan tempat dia berada.18
seorang sosiolog yang paling berpengaruh pada abad 20. Dalam bukunya
menentukan makna (dalam hal ini adalah penonton dari sang aktor).
17
Margaret M. Polomo , Sosiologi Kontemporer, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, Hal.264
18
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif, PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm 105
18
diri yang lebih luas daripada Mead (menurut Mead, konsep-diri seorang
bersifat jangka pendek, bermain peran, karena selalu dituntut oleh peran-
lakukan, bukan pada apa yang ingin mereka lakukan atau pada menggapa
antara aksi dan gerakan. Aksi terdiri dari tingkah laku yang disengaja dan
19
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm. 107
20
Ibid. hlm. 107
19
mereka mengekspresikan diri dalam interaksi dengan orang lain yang juga
pesan yang ia harapkan tumbuh dan dimengerti orang lain. Untuk itu
tujuan akhir dari maksud interaksi sosial tersebut. Bukti nyata bahwa
sosok-sosok tertentu. Hal ini sama seperti yang terlihat pada kasus
21
Musta’in, “teori diri” sebuah tafsir makna simbolik pendekatan teori dramaturgi Erving
Goffman. Jurnal Komunika. Vol 4 no 2Juli-Desember, 2010, hal 278
22
Ibis, hal 274
20
perilaku aktual dan gerak saat berkuasa, agar kekuasaan yang dia miliki
sendiri.
23
Ibid hal 274
21
identitas sosial bagi para actor dan definisi situasi tersebut mempengaruhi
ragam interaksi yang layak dan tidak layak bagi para aktor dalam situasi
yang ada. Lebih jauh presentasi diri merupakan upaya individu untuk
perilaku agar orang lain memaknai identitas dirinya sesuai dengan apa
24
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif, PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm.112
25
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm 112
22
tempat kita tinggal, rumah yang kita huni berikut cara kita
berbicara, pekerjaaan yang kita lakukan dan cara kita menghabiskan waktu
luang kita. Lebih jauh lagi, dengan mengelola informasi yang kita berikan
kepada orang lain, maka kita akan mengendalikan pemaknaan orang lain
terhadap diri kita. Hal itu digunakan untuk memberi tahu kepada orang
dan tidak bersifat intensional. Dalam arti, orang akan berusaa memahami
makna untuk mendapatkan kesan dari berbagai tindakan orang lain, baik
lebih baik. Kesan non-verbal inilah yang menurut Goffman harus dicek
26
Ibid. hlm 113
23
Goffman melihat ada perbedan akting yang besar saat aktor berada
di atas panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage)
penonton (yang melihat kita) dan kita sedang berada dalam bagian
agar penonton memahami tujuan dari perilaku kita. Perilaku kita dibatasi
liner hotel adalah sebagai contoh. Seorang front liner hotel senantiasa
27
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm. 113
28
Ibid. hlm 114
24
formil dengan perkataan yang diatur. Tetapi, saat istirahat siang, sang front
liner bisa bersikap lebih santai, bersenda gurau menggunakan bahasa gaul
dengan temannya atau melakukan sikap tidak formil lainnya (merokok dan
tamu hotel dan memberi kesan baik hotel kepada tamu tersebut. Oleh
skenarionya oleh pihak manajemen hotel. Saat istirahat makan siang, front
hotel adalah bagaimana front liner tersebut dapat refresh untuk dapat
front liner tersebut tertangkap basah sedang merokok oleh tamu walaupun
front liner tersebut berada di rest room, karena akan menimbulkan kesan
negatif dari tamu. Oleh karena itu, ada suatu resiko yang besar ketika
orang lain. Mengingat dalam hal ini, panggung tersebut bersifat rahasia,
maka hal yang wajar bagi individu untuk menutupi panggung private
pertunjukan teater dalam bermain peran pada ruang identitas yang sedang
29
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm. 114
25
bagian: front pribadi (personal front) dan setting front pribadi terdiri
Ciri yang relatif tetap seperti ciri fisik, termasuk ras dan usia
Setting merupakan situasi fisik yang harus ada ketika aktor melakukan
30
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm.115
26
aktor, dan gaya mengenalkan peran macam apa yang dimainkan aktor
atau organisasi lain yang mereka wakili. Semua anggota itu oleh
, dan kalau perlu juga memilih khalayak yang sesuai. Setiap anggota
31
Ibid, hal 115
32
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm. 115
27
berjalan lancar.33
(front stage) saat mereka beraksi di depan khalayak tetapi juga di luar
pesannya”34
33
Ibid 115
34
Deddy Mulyana, 2008. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Posda Karya, hlm.
58.
28
tentang cara mereka bekerja saat bekerja menjadi PSK atau pun
berbagi tips sesama PSK saat berhadapan dengan tamu yang mereka
tidak suka ataupun lainnya, dan tidak lupa pada panggung ini, PSK
merasa tertekan dan tidak betah itu semua belum tentu ungkapan yang
terdiri dari Front stage (panggung depan) dan Back Stage (panggung
menjadi 2 bagian, Setting yaitu pemandangan fisik yang harus ada jika
yang terdiri dari berbagai jenis barang yang mengenalkan status sosial
masing aktor).35
sendiri dalam cara yang sama dengan cara seorang aktor menampilkan
karakter orang lain dalam sebuah pertunjukan drama. Cara yang sama
seorang aktor berhasil, maka penonton akan melihat aktor sesuai sudut
35
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm. 116
30
2.2.1 Komunikasi
bahasa latin atau communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat
dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada
36
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung. hlm. 116
31
komunikasi seperti yang diungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh
Onong Uchana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi teori dan Praktek” , ilmu
komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-
pendapat umum (Public Opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam
Uchana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan
agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang
diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap
pendapat atau perilaku orang lain, hal ini bisa terjadi apabila komunikasi yang
37
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya, 2001, hal 10
38
Ibid, hal 10
32
lubuk hati.
menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder sebagai
berikut :40
kepada komunikan.
39
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya, 2001, hal 11
40
Ibid, hal 12
33
yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang
radio, televisi, film dan masih banyak lagi adalah media kedua
mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan bicara kita serta
semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita
yang sama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti
41
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya, 2001, hal 14
42
Ibid, hal 1
35
1. Hidup Pribadi
sendiri.
perilaku kita.
43
Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal (Jogjakarta:Kanisius)
36
3. Di Tempat Kerja
kerja
konflik.
4. Dalam Masyarakat
a) Mempersatukan masyarakat
44
Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal (Jogjakarta:Kanisius)
37
dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan
45
orang. Komunikasi antarpribadi pada dasarnya merupakan jalinan
apabila seorang datang untuk meminta saran atau pendapat kepada orang
lain. Akan tetapi, komunikasi antar pribadi dapat juga relative tanpa tujuan
bercanda.46
45
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia 2004)
46
Pawito, penelitian komunikasi kualitatif (Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS), 2007)
38
dengan pembayaran.”
tidak.”47
teori ini relevan dengan penelitian yang peneliti ambil. Seperti yang sudah
belakang para PSK tersebut. Bagaimana individu PSK itu sendiri dikaji
panggung sandiwara.
47
Yoga puspasari, Paper pekerja Seks Komersia dari
http://yogapuspasari.blogspot.co.id/2014/09/paper-pekerja-seks-komersial-psk.html , pada
tanggal 10 maret pukul 21.30
41
Kerangka berpikir
Presentasi Diri Pekerja Seks Komersial di Emporium Jakarta
Gambar 2.1
Kehidupan Para Pekerja Seks Komersial
Kamuflase peran
Dramaturgi
Dalam hal ini peneliti mencari studi penelitian yang berhubungan dengan
Table 2.1
Penelitian Sebelumnya
Aspek NamaPeneliti
Bandung).
Kota Bandung).” Untuk menjawab masalah diatas, maka diangkat sub fokus-
(back stage), pengguna ganja memainkan sebuah peran yang utuh. Sehingga
pada perilaku mereka saat berada di panggung depan (front stage) dan
panggung belakang (back stage) memiliki suatu peran yang sangat berbeda,
Medan Dengan Analisis Teori Dramaturgi”. Kampus adalah satu ikon penting
pendidikan tinggi tidak sekedar masuk kuliah atau mengikuti ujian sebagai
diri agar bisa menjadi sarjana yang berkualitas, kreatif, kritis dan bertanggung
narkoba, pergaulan bebas, pola hidup hedonis dan keberadaan ayam kampus
ayam kampus saat ini semakin menjadi dan cukup merisaukan masyarakat
banyak. Kehadiran mereka pun disebabkan oleh banyak faktor yang perlu
tengah – tengah masyarakat. Untuk itu mereka melakoni peran yang rumit,
yaitu berperan sebagai anak yang baik di depan keluarga, berperan sebagai
peran yang mereka lakoni agar keadaan mereka sebagai ayam kampus tidak
pendekatan analisis teori dramaturgi. Dalam hal ini, data dikumpulkan dengan
pencatatan dokumen yang berasal dari jurnal dan surat khabar serta situs
faktor – faktor yang berbeda – beda. Tampak dari faktor yang ada, beberapa
diantara hasil penelitian ialah banyak kepada faktor ekonomi, faktor kecewa
terhadap laki-laki, faktor kepuasan diri terhadap hubungan seksual dan faktor
Dengan konsep dramaturgis dan permainan peran yang dilakukan oleh ayam
belakang sosial masyarakat itu sendiri. Lakon yang diperankan oleh ayam
identitas asli mereka kepada khalayak ramai terutama kepada keluarga dan
kerahasiaan. Jasa yang mereka berikan tidak semurah pelacur dijalanan. Ada
Bandung, 2011)
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan front stage dan back stage si
mahasiswa gay tersebut yang meliputi komunikasi verbal dan komunikasi non
mengupas apa yang ada dan dilakukan untuk membentuk kesan si Mahasiswa
(saat di kehidupan sehari-hari atau front stage atau di kehidupan gay-nya atau
gaya, atribut, serta setting. Sehingga dia dapat menutupi jati dirinya yang
METODOLOGI PENELITIAN
hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,
itu dilakukan dengan cara- cara yang digunakan. Sistmatis artinya, proses
manusia. Gofftman menyebut ada dua peran dalam teori ini, yaitu bagian
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, CV.Alfabeta, Bandung, 2009,
hlm.2.
48
49
daripada generalisasi.49
49
Sugiyono. Metode Peneliti Kuaitatif. Alfabeta, Bandung, 2005
50
Deddy Mulyana, metodologi penelitian kualitatif. PT Roemaja Rosdakarya, Bandung.
50
atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang bahwa ilmu sosial sebagai
peristiwa social dan manusia bukan ilmu dalam kerangka positivistic, tetapi
justru dalam arti common sense. Menurut mereka, pengetahuan dan pemikiran
awam berisikan arti atau makna yang diberikan individu terhadap pengalaman
dan kehidupan sehari-hari, dan hal tersebutlah yang menjadi awal penelitian
ilmu-ilmu social. 52
peneliti bisa mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari individu yang
dari penilaian objektif saja melainkan dilihat dari tindakan perorangan yang
timbul dari alasan-alasan subjektif. Dan juga melihat bahwa tiap individu akan
51
Dedy N Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelian Sosial Empirik Klasik, Jakarta:
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003
52
Sigit Mangun Wrdoyo, Pembelajaran Kontruktivisme. (Bandung:Alfabeta, 2001), hal.33
51
pembaca dalam memahami isi penelitian. Maka dari itu peneliti membuat
Data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media
sebelumnya.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada bisa dimiliki peneliti
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
(buku,ebook atau artikel dalam majalah, surat kabar, jurnal serta media
data yang diperoleh dari buku, literatur lain dari internet dan artikel
ditetapkan.53
data yang digunakan untuk mencari beberapa sumber data yang kemudian diolah
53
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2012Hlm.238
53
sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data
1. Wawancara
subjek.55
2. Observasi
54
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif dan R&D,Alfabeta, Bandung 2012, Hlm.233
55
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja
GrafindoPersada, 2006, Hlm.26
54
3. 5 Informan Penelitian
penelitian.58
diperlukan.
antara lain focus group discussion, wawancara mendalam, studi kasus dan
56
Ibid, Hlm.221
57
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja
GrafindoPersada, 2006, Hlm.296
58
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja RosdaKarya, 2007,
Hlm.132
55
perbedaan latar belakang pendidikan, usia, dan tarif dari PSK tersebut.
Tabel 3.1
Informan Penelitian
Tabel 3.2
Informan Pendukung
No Nama Keterangan
dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata,
dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan harus segera
59
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2008, Jakarta, Kencana, Hlm.192
60
Sugiyono, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, Hlm.2
61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,Alfabeta Bandung,2009
57
dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis. Salah satu cara yang dapat
1. Mereduksi Data
Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau
hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
2. Men-display data
62
Dr.Elvinaro Ardianto,M.Si ,Metode Penelitian uuntuk Public Releation Kuatitatif dan
Kualitatif,Remaja Rosdakarya Bandung, 2010
58
dapat pula lebih mendalam bila penelitian dilakukan oleh satu tim
4. Menganalisis data
atau situasi apa, tema atau masalah apa yang dihadapinya dalam
63
Dr.Elvinaro Ardianto,M.Si ,Metode Penelitian uuntuk Public Releation Kuatitatif dan
Kualitatif,Remaja Rosdakarya Bandung, 2010
59
berikutnyaa, informasi apa yang harus ditemukannya dan hal apa yang
tersebut.
64
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosdakarya,2007
65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,Alfabeta Bandung,2009
60
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Agenda
Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sept Okt
Sidang Skripsi
BAB IV
Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang
Presentasi Diri Pekerja Seks Komersial. Hasil data dan penelitian berupa
panggung belakang Pekerja Seks Komersial, serta presentasi diri seorang Pekerja
Seks Komersial. Hasil penelitian yang ini diperoleh dengan teknik wawancara
yang mendalam dengan informan dalam bentuk observasi langsung dan data yang
sudah terkumpul kemudian dianalisis. Analisis ini sendiri terfokus pada para
presentasi diri seorang Pekerja Seks Komersial ,yang dikaitkan kepada beberapa
unsur atau identifikasi masalah. Agar peneliti ini lebih objektif dan akurat, peneliti
presentasi diri seorang Pekerja Seks Komersial. Selain itu juga peneliti melakukan
61
62
data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau
perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara
utuh Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel
tempat para PSK tinggal. Untuk tahap analisis, yang dilakukan oleh peneliti
analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk dapat mengetahui sejauh
beberapa tahap
3. Pembahasan Peneliti.
Pada pembahasaan ini peneliti, akan memaparkan berbagai hal yang terjadi di
lapangan berdasarkan dengan hasil sebenarnya yang ditemukan dan dirasakan oleh
peneliti berkaitan dengan judul peneliti yaitu Presentasi Diri Pekerja Seks
tersebut dengan data-data tambahan lainnya. Pemaparan proses penelitian ini dirasa
penting sebagai jawaban yang ingin disampaikan peneliti dalam upaya menentukan
Peneliti melakukan wawancara secara langsung pada key informan dan juga
dengan bertemu langsung dengan key informan di mes tempat mereka tinggal.
peneliti mendapatkan data untuk di analisis mengenai Presentasi Diri Pekerja Seks
1) Dewi
dari Bandung dan datang ke Jakarta untuk berkuliah, namun ajakan dan
sebagai PSK. Wanita yang mempunyai kulit putih ini baru mengeluti
profesi ini sejak tahun pertama dia berkuliah. Dewi meempunyai tinggi
Dewi mempunya satu orang adik laki-laki yang masih duduk dibangku
SMP. Ibunda Dewi sudah menikah lagi karna Ayah Dewi meninggal saat
Dewi merupakan sosok yang cukup ramah saat pertama kali ditemui,
Dewi pribadi yang menyenangkan dan baik tetapi sedikit pendiam, di mata
dia pergi kuliah. Alasannya karna dia mempunyi rambut dan warna rambut
65
yang cukup nyetrik. Dewi memang menyukai barang branded, karna dia
celana jeans.
Jakarta. Tetapi dia jarang sekali keluar malam untuk bermain bersama
Emporium Jakarata.
2) Lisa
berkeluarga dan 2 adik yang masih bersekolah. Lisa sudh cukup lama
mengeluti profesinya sebagai PSK sudah sejak 7 tahun yang lalu sebagai
tumpuan hidup.
badan 48 kg ini memiliki kulit sawo matang, mata indah, rambut ikal,
dengan bermodal ijasah SMA dirasakan Lisa cukup sulit belum lagi dia
lisa sebagai seorang pekerja seks komersial. Yang keluarga ketahui Lisa
1) Mega
mega karna mega adalah teman satu kelas semasa di SMA. Mega sosok
yang sangat ramai dan selalu dominan saat berbicara dengan teman-teman,
Mega adalah orang yang tidak mengenal kata putus asa, dan seorang yang
satu tahun sebagai akuntan, jadi dia kenal betul para PSK di Emporium
karena Mega mempunyai pergaulan yang luas, selain itu juga Mega pernah
membuat Mega lebih banyak tahu tentang PSK. Dari Mega lah peneliti
penelitian ini.
2) Butet
sangat keras. Wanita yang mempunyai umur 30 Tahun ini adalah pribadi
yang ceplas-ceplos dan memiliki nada bicara yang sangat tinggi tetapi
PSK.
Peneliti tertarik dengan butet karena dia cukup dekat dengan hampir
semua PSK diEmporium dan menenal betul sifat-sifat dan prilaku para
3) Fitri
Fitri adalah sahabat dekat dari PSK selaku informan pertama yakni Dewi,
Fitri adalah sosok yang sangat ramah, ramai dan sering mengeluarkan
memilih Fitri sebagai informan karena Fitri adalah teman satu kampus sedari
semester pertama, mereka memiliki hubungan yang sangat dekat dan Fitri
4) Tamy
Tamy merupakan sosok wanita berumur 28 tahun yang sudah menikah. Tamy
adalah teman dekat selaku informan kedua yakni Lisa sewaktu di Bandung.
tamy adalah seorang pribadi yang sangat pendiam dan sangat keibuan dan
tidak terlalu banyak bicara. Tamy pindah ke Jakarta karena sang suami bekerja
di Jakarta sebagai buruh, sehingga Tamy dan Lisa masih berteman sangat baik
Tamy mengetahui semua informasi perihal Lisa dan bisa membantu menjawab
untuk diajukan kepada informan kunci dan informan pendukung. Data yang
didapat dari hasil wawancara diperoleh dari 2 orang pekerja seks komersial.
sebuah data primer dan sumber pokok dalam penelitian, sedangkan hasil data
observasi selama peneliitian merupakan data sekunder. Data yang diperoleh dari
terjawab dengan jelaas, sehingga dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini.
Setelah data terkumpul dan proses penyusunan yang diperlukan selesai, peneliti
menjabarkan hasil dari penelitian mengenai presntasi diri, panggung depan dan
yang meliputi.
Panggung depan (Front Stage) adalah bagian individu yang secara teratur
berfungsi sebagai cara untuk tampil didepan umum dengan sosok yang ideal.
Panggung depan merupakan sebuah peristiwa dimana pekerja seks komersial atau
70
bahasa, bahasa tubuh, gerak gerik mimik, intonasi suara, cara berpakaian, manner,
dan tubuhnya untuk memenuhi selera audience, bukan untuk dirinya. Karena itu
perilaku ini bukannya perilaku asli atau perilaku sebenarnya, tetapi perilaku yang
dibuat-buat.
konsep ideal dari identitasnya yang sekiranya bisa diterima oleh penonton.
4.3.1.1 Lokalisasi
busana yang seksi, sepatu mewah dengan hak tinggi, riasan wajah yang mencolok
mengelola kesan dengan baik ketika bertemu para pelangan agar menarik
perhatian para pelanggan untuk tetap setia dengan mereka. Bukan hanya perilaku
dan gaya busana yang dapat menari perhatian para pelanggan, tetapi cara bicara
71
yang manja dan sopan, juga gerak tubuh yang sedikit erotis saat bertemu dengan
para pelanggan.
suara, postur dan gerakan tubuh. sedangkan Intonasi yaitu tinggi rendahnya nada
kalimat. Bahasa tubuh dan intonasi suara menjadi salah satu karakteristik yang
bahwa perilaku yang ditunjukan saat para pelangan datang untuk memilih para
kesan yang akan diberikikan sehingga orang lain tidak bisa mengetahui perasaan
“awalnya aku sama sekali gabisa yang namanya ketemu pelanggan gitu,
pasti kaku banget ngomong dikit pokoknya malu-malu banget deh nah
lama kelamaan aku ngeliatin aja dari yang lain trus sekarang kalau saat
pelanggan, yaa kalo gak ngomong yang manja imut gitu pokoknya seceria
mungkin lah biar pelanggan juga enak kan bawaannya kalo lagi sama aku
72
gak kaku-kaku banget lah, trus klo lagi gak mood atau bête ya sebisa
mungkin nutupin kalo engga ya nanti pada kabur kalo aku jutek
menonjolkan sikap dia yang manja dan tidak kaku. Sebelumnya Dewi sangat
pendiam dan sulit berinteraksi dengan pelanggan, tetapi Dewi banyak melihat
sehingga pelanggan tidak kecewa dengan penampilan Dewi, dan Dewi tetap
tersenyum dan bicara sopan walaupun sedaang memiliki masalah atau mood yang
tidak baik. PSK mempresentasikan dirinya melalui bahasa verbal maupun non
verbal. Seperti menggerkan tubuh agar terlihat seksi dan erotis menjadi daya tarik
sama perihal perilaku ketika dia bertemu dengan pelanggan bahwa adanya
interaksi yang dia lakukan dengan pelanggan yang hadir. Informan kedua
“karna aku sudah biasa dengan dunia malam gini ya jadi aku udh gak ada
namanya malu-malu ketemu pelanggan, aku yaa goda-goda gitu deh biar
dia seneng main sama aku, bicara aku juga harus sopan dan lembut trus
73
karna aku pake baju seksi jadi aku tonjolin aja yang bisa ditonjolin
Lisa juga sudah cukup lama menjadi seorang PSK. Lisa berinteraksi dengan cara
berbicara lembut sopan dan lebih menonjolkan sisi erotisnya agar dipadang
pelanggan tetap setia dengan jasanya dan tidak berpaling dengan PSK lain. Bisa
oleh individu tertentu untuk memproduksi definisi situasi dan identitas social bagi
para aktor dan definisi situasi tersebut mempengaruhi ragam interaksi yang layak
dan tidak layak bagi para aktor dalam situasi yang ada.66 Bahwasannya para
ditampilkan oleh pekerja seks komersial yakni symbol dalam bentuk verbal
hampir sama pada intinya. Mereka memperhatikan sikap atau perilaku baik itu
verbal ataupun non verbal pada saat bertemu dengan pelanggan yang merupakan
66
Deddy Mulyana, Metedologi Penelitian kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, PT. Remaja Ros dakarya, Bandung, 2003, hal. 112
74
panggung depan, hal tersebut guna menciptakan hubungan jangka panjang kepada
sebagai informan pendukung, yakni perihal perilaku para PSK ketika berhadapan
” baik-baik aja sih karna udh pengalaman juga yaa ngadepin pelanggan,
kalo lagi galau tau masalah sama sekali gak keliatan. Mereka tetep
sedih mikirin masalah yaa psk juga manuia kan.”(Mega, 31 Juli 2016)
Dari hasil wawancara diatas para PSK tidak memperlihatkan wajah sedih
atau jutek apabila terjadi masalah yang sedang dihadapinya, mereka tetap
menemani para pelanggan dengan baik dan tetap memperlihatkan ekspresi yang
centil dan manja dan mereka dapat memanipulasi keadan mereka dengan baik.
pendukung bernama butet salah satu staff di Emporium Jakarta dan peryataanya
sebagai berikut :
manja sedikit kontak fisik trus ditonjolin dah tuh sisi seksinya mereka, dan
Juli 2016)
Dari hasil penelitian penulis, para PSK berprilaku dengan sangat baik saat
dan terbiasa dalam mengelola kesan yang membuat para pelanggan mendapatkan
sifat asli mereka dan memanipulasi keadaan yang sedang dialami saat bertemu
dengan pelanggan.
b. Bahasa Verbal
meggunakan kata-kata atau bahasa. Peristiwa pengelolaan kesan oleh PSK saat
panggung depan (front stage). Peristiwa pengelolaan kesan oleh PSK saat
berinteraksi dengan pelanggan yakni pria hidung belang dapat dibagi ke dalam
dua sesi. Sesi pertama adalah saat PSK mecoba merayu pelanggannya dengan
menggunakan kata-kata.
dan Lisa komunikasi verbal yang dilakukan mereka berupa bahasa dalan kata-kata
yang biasa mereka gunakan untuk memikat atau menyapa calon pelanggannya
67
Mulyana, Deddy, 2004, Metedologi Penelitian kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya, PT. Remaja Ros dakarya, Bandung, hal. 116
76
adalah dengan mengucapkan kata seperti “hallo sayang”, “hay beb”, “apa kabar
cinta” (panggilan sayang) “Maya yuk” (maya adalah bahasa gaul making love
atau bercinta). “Mau berapa ronde nih say” (artinya mau berapa kali melakukan
hubungan seks dengan mereka), “Secelup dua celup say” (artinya mau waktu yang
singkat dalam bercinta). Kata-kata lain yang selalu mereka ungkapkan adalah,
“dijamin oke”, “mau atas atau bawah”? Artinya mereka menganggap diri mereka
Ungkapan itu dinyatakan untuk lebih menjelaskan identitas diri mereka dalam
pekerjaan mereka dan pergi ke kamar hotel yaitu “oke say sudah siap keatas?”,
“lets go”, “common beib”. Ungkapan itu maksudnya adalah bersedia dan biasanya
c. Gaya Bicara
Gaya berbicara adalah cara berbicara yang dapat menimbulkan daya tarik
lawan bicara. Gaya bicara dapat digolongkan menjadi gaya berbicara dengan
menghubungkan suara dengan kata-kata, atau gaya bahasa. Sangat penting bagi
para pekerja seks komersial utuk mengatur dan men setting gaya bicara mereka
Pada saat bertemu pelanggan dan saat tidak bertemu dengan pelanggan
pun adanya perbedaan cara bicara saat sedang bersama pelanggan dan tidak
”ya pasti adalah, aku memang klo ngomong lembut saat gak ketemu
pelanggan juga lembut dan gak banyak ngomong, tapi klo lagi ketemu
pelanggan aku harus banyak ngomong lah trus rada menye-menye gitu
manja-manja dikit lah intonasi bicaranya tapi klo ngobrol sama bukan
pelanggan ya kayak gini aja gak mungkin aku menye-menye manja hehe”
pelanggan, dia lebih banyak bicara dan berinteraksi dengan pengunjung. Dewi
daya tarik para pelanggan. Dipanggung belakang walaupun Dewi aslinya pendiam
tetapi dia juga mempunyai sisi yang humoris saat dia sedang berkumpul bersama
teman-temannya.
suasana hiburan, serta menjadi magnet agar para pelanggan tertarik dengannya.
Front stage atau panggung depannya ketika tampil diatas panggung dia berusaha
lebih banyak bicara dan berusaha lebih dekat dengan pelanggan. Dari situ peneliti
melihat bahwa ada sikap yang di tutupi atau di kamuflase sedemikian rupa agar
78
dapat menyatu dan beradaptasi dengan suasana dan kepada pelanggan. Kemudian
pernyataan yang sama juga disampaikan kepada informan kedua yakni Lisa :
“Ada banget, aku kan itu sedikit rada tomboy , jadi klo ngomong gak
centil dan klo ngomong rada cablak kagak disaring, tapi beda klo lagi sama
waktu dengan teman – temannya atau di luar profesinya. Mulai dari nada
bicaranya yang sedikit manja, suaranya yang lemah lembut, tetapi disatu sisi Lisa
tidak bisa meninggalkan pribadinya yang rame, jadi dimanapun dia bisa
perilakunya sehari-hari Lisa mudah sekali bergaul dengan siapapun, dia terlihat
jenaka ketika di panggung depan bukan hanya tuntutan tetapi memang saat di
panggung belakang dia seperti itu, menjadi dirinya sendiri dan serius mengemas
belakang Lisa sangat berbeda ketika dia menghabiskan waktu dengan teman –
temannya, suaranya yang lantang cempreng dan ia dapat bercanda sampai tertawa
ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain. Ia menyebut
teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi
informan pendukung yakni mega . Menurut Mega mengenai gaya bicara dan tutur
seperti itu. Dari intonasinya ada yang lemah – lembut, ada yang santai,
ada yang manja, ada yang biasa aja ya macem – macem lah karakter
Dari pernyataan ketiga informan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang
pekerja seks komersial membawakan bahasa dan tutur kata berbeda dari yang
verbal yang dilakukan oleh pekerja seks komersial dinilai lebih dominan. Terdapat
juga beberapa aspek bahasa nonverbal yang dikelola oleh pekerja seks komersial
(appereance), dan ekspresi wajah (manner). Nada suara merupakan bagian dari
front pribadi. Nada suara yang mereka gunakan adalah dengan lemah lembut,
mendayu-dayu, serta sedikit merayu. Nada suara merayu dan lemah lembut
merupakan jurus utama yang digunakan oleh pekerja seks komersial untuk
Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau
posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi
nonverbal, dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang
yang mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting dalam
komersial sebisa mungkin men setting mood atau perasaan yang mereka alami
dengan ekspresi wajah agar dapat menyembunyikan dan dapat menjalani peran
dengan baik.
Adapun kesulitan yang dirasa oleh pekerja seks komersial seperti terkdang
tamu yang datang sering rese dan menggap para PSK seperti barang yang sudah
dibeli jadi mereka harus mnenuruti semua kemauan pelanggan dan tidak sedikit
yang meminta hal-hal aneh saat melayani pelanggan. Menurut Dewi tergadang
para tamu atau pelanggan meminta PSK Dewi menggunakan baju yang aneh-aneh
dan suka memperlakukan Dewi dengan kasar. Tetapi Dewi harus tetap melayani
pekerjaannya karena sifat dan karakter dari tamu atau pelanggan berbeda-beda,
dan Dewi terkadang sulit untuk menghadapinya tetapi Dewi harus tetap
menghadapi dengan suka cita dan selalu menunjukan ekspresi wajah yang selalu
ceria agar para pelanggan merasa diterima. Meskipun begitu Dewi merasa nyaman
hambatan atau kesulitan yang dia alami ketika mengadapi tamu atau pelanggan,
tidak jauh berbeda dengan yang Dewi utarakan bahwasannya Lisa merasa sedikit
tidak nyaman dengan para pelanggan atau tamu yang meminta Lisa melakukan
Dari kedua informan yang didapat dapat disimpulkan bahwa penting untuk
para pekerja seks komersial untuk dapat memahami karakteristik para tamu yang
dan tetap membuat tamu nyaman agar pelanggan tidak melirik PSK lain.
serta menggunakan atribut – atribut tertentu. Seperti memakai pakaian seksi dan
minim make up yang sering mereka gunakan juga terlihat berlebihan, mulai dari
lipstick, shadow, blash on, bulu mata, contact lens, dan warna rambut yang
berarna, memakai cat kuku yang berwarna warni sehingga penampilan mereka
terkesan mencolok.
Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang
berasal dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (mind)
diri (self) kemampuan PSK untuk mereflesikan diri dari tiap individu dari
penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan hubungan di tengah
82
interaksi sosial (society) jejaring hubungan sosial yang di bangun, di ciptakan dan
dikonstruksikan oleh PSK di tengah masyarakat, dan PSK tersebut terlibat dalam
perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela yang pada akhirnya
Adapun proses komunikasi atau interaksi yang dilakukan oleh PSK kepada
semua itu dilakukan hanya untuk mendapatkan feedback agar adanya pekerjaan
jangka panjang dan selalu dipilih untuk menemani pelanggan. Setelah kedua key
dengan melakukan kontak sosial dan komunikasi dengan individu yang ada dalam
antara individu dengan individu lainnya. Proses tersebut sesuai dengan pendapat
komunikasi yang lebih dalam, seperti adanya kontak sosial dan komunikasi. 68
Dalam proses interaksi sosial ini terjadi proses komunikasi , dari proses
pada dirinya, yang tadinya hanya datang sekali untuk iseng-iseng menjadi sering
68
Narwoko dan Suyanto, 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Media
Group Hal.16.
83
“ya pastilah aku harus ramah dan meenggoda, klo ada tamu dateng kan
gak langsung masuk kamar gitu aja, ya kita ngobrol dulu klo emang udh
cocok baru deh, jadi sebelum masuk kamar yaa kita harus service diluar
akhirnya menyewa PSK komunikasi sangatlah penting untuk membuat tamu atau
pelanggan nyaman. Karena jelas sudah bahwa komunikan dalam hal ini tamu atau
pelanggan sangat menyukai seorang PSK yang mampu dan berhasil mendekatkan
dirinya dengan mereka sehingga hubungan yang terjalin diantara keduanya tidak
canggung.
Kemudian hasil pengamatan juga hampir sama kepada informan kedua yaitu Lisa.
”ya harus baik lah dan harus dideketin, apalagi klo yang baru sekali
dating ketempat kita, huuh harus bener-bener penjilatannya haha biar list
siapapun tamu/pelanggan yang datang apalagi dengan orang yang baru kali itu
datang ketempat terebut . Menurut hasil pengamatan, daya tarik seorang seorang
PSK memang menjadi magnet bagi tamu yang datang, tidak dapat dipungkiri
menarik dengan cara cara berbusana yang tetap memperhatikan situasi dan
kondisi serta etika yang berlaku di tempat hiburan tersebut berlangsung. Karena
daya tarik fisik tersebut merupakan faktor utama yang pertama dilihat dari seorang
mengelola kesan yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya, sehingga
Panggung tengah adalah sebuah panggung lain di luar panggung resmi saat
stage) saat mereka beraksi di depan khalayak tetapi juga di luar panggung
tengah merupakan sebuah panggung diantara panggung depan (front stage) dan
komersial. Panggung tengah juga meliputi berbagai kegiatan dan aktifitas nya
69
Deddy Mulyana.Metedologi Penelitian kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, PT. Remaja Ros dakarya, Bandung, 2003 hal. 109
85
teman.
tempat curahan hati para PSK. Dari hasil pengamatan kesiapan Dewi sebelum
“persiapannya yang seperti biasa dandan, catok rambut, nyiapin baju dan
aksesoris buat dipake dan ganti baju, aku juga harus jaga kesehatan karna
kan aku kerja malam jadi harus bener-bener dijaga banget.” (Dewi, 26 Juli
2016)
segala hal sebelum ia bertemu dengan pelanggan, ia menyiapkan mulai dari baju
yang akan ia pakai, berganti pakaian dan aksesoris apa saja yang akan ia pakai
Kesiapan yang dilakukan oleh Lisa pun hampir sama dengan Dewi.
mungkin aku gak keliatan cantik. Nata rambut, siap-siap deh biar keliatan
segala hal yang di perlukan pada saat ia tampil, mulai dari ujung rambut hingga
Pada panggung belakang pekerja seks komersial ini individu akan tampil
“seutuhnya” dalam arti identitas aslinya. Di area panggung inilah seorang pekerja
seks komersial cenderung menunjukan sifat keasliannya, kontras dari sifat ketika
ia berada di panggung depan. Aktor atau pekerja seks komersial disini adalah
individu yang tak berbeda dengan individu lain sebagai warga di lingkungan
temapat tinggalnya. Di panggung belakang inilah seorang aktor bersikap lebih apa
depan.
Rumah adalah tempat dimana aku merasa bisa pulang (quote by Leila S).
Dimana kita tinggal atau biasa di sebut tempat tinggal. Dewi berdomisili atau
bertempat tinggal di daerah Bandung, Dewi tinggal bersama ibu, adik serta ayah
tahun.
disekitarnya.
“kalo dirumah ya aku kayak orang biasa aja, selayaknya orang biasa aku
pake baju biasa gak pernah pake baju seksi, dan gak pernah make up,
ngobrol sama tetangga aku dan temen-temen disekitar kampung. Aku juga
biasa bantu-bantu ibu nyuci dan kegiatan rumah tangga lainnya. ”(Dewi,
26 Juli 2016)
87
rumah, dia mempunyai pribadi yang baik, ramah dan santun. Dewi tidak sungkan-
remaja desa, dia bisa lebih mendekatkan diri kepada tetangga-tetanga. Penulis
mendapati bahwa tidak ada yang di manipulasi Dewi, tidak memakai make-up,
dengan kerudung, dan memakai kaos sesekali dasteran. Terkadang Dewi juga
bersenda gurau diruang televisi dengan ibu dan adiknya serta tertawa bebas. Dewi
sangat hobi memasak, setiap kali ada waktu luang dia selalu menyempatkan
Saat Dewi kuliah pun Dewi berpenampilan biasa saja, walaupun masih
menggunakan pakaian yang cukup modis tetapi dia jarang menggunakan riasan
wajah dan Dewi tetap menggunakan kerudung. Dewi bermain bersama teman-
teman kampus selayaknya mahasiwa biasa Dewi pernah ikut dalam organisasi
yang sudah disiapkan. Saat Dewi berada di belakang panggung, dia terkesan apa
adanya tanpa ada yang di tutup-tutupi, menurutnya ketika dia berada didalam
rumah tidak ada lagi tuntutan pekerjaan yang mengharuskan dia banyak bicara,
Dewi bisa leluasa dalam bertindak dan berpenampilan. Tidak ada dari penampilan
88
yakni Fitri sebagai informan pendukung mengenai perilaku Dewi ketika berada di
“Dewi orangnya emang sedkiti pendiam jarang ngomong klo gak kenal-
kenal banget, semua yang dilakuin Dewi, selalu curhat sama aku. Mau
2016)
Dari hasil wawancara dengan Sahabat, komunikasi dan interaksi Dewi dan
sahabatnya Fitri terbilang harmonis dia juga terbuka kepada Fitri. Tidak ada hal
yang ditutupi apapun dari dirinya. Dengan Fitrilah Dewi bisa mengeluarkan isi
Kemudian peneliti beralih kepada informan kedua yakni Lisa, saat ditemui
di luar profesinya, Lisa sedikit tomboy dengan menggunakan pakaian yang tiak
biasanya saat bekerja dan juga tanpa riaan make up. Lisa juga sangat humori dan
Hampir sama seperti yang dijelaskan oleh Dewi, Lisa juga dalam
“aku tuh sebenernya tomboy banget haha biasa pake kaos doang gak
make up, baru kenal make up ya gara-gara kerja begini aja. Aku juga
rada ceplas ceplos sih aslinya, ya karena kerja gini aja jadi ngomong
89
dijaga, karna disuruh bos ku ngomong dijaga ya harus dijaga biar gak
disamain sama yang dipinggir jalan hehe. Trus kalo aku pulang kerumah
ya biasa suka jadi pembantu dirumah sendiri haha bantuin ibu beres-beres
yang sangat humoris dan ceplas-ceplos dalam berbicara. Gayanya yang tomboy
sangat berbeda dari kebiasaan saat bekerja dan Lisa merasa nyaman dengan
kepribadian yang seperti itu. Kegiatan diluar profesinya, Lisa masih sering
bertemu dengan temen-teman dekatnya saat dia mempunyai waktu luang, dengan
meluangkan aktu dengan teman-teman diluar profesinya, dia merasa bisa menjadi
diri sendiri.
Saat Lisa pulang kerumah dan bertemu keluarganya, Lisa pun masih sering
tangga. Walaupun ibunya jarang mengotrol Lisa dan menanyakan kabar saat Lisa
di Jakarta, tetapi Lisa tetap anak yang berbakti kepada orang tuanya saat Lisa
Lisayang sering dijumpainya saat di Jakarata yakni Tamy, karena Tamy teman
sekaliggus tetangganya sewaktu di Bandung dan ikut merantau dengan Lisa. Dan
“ Dia klo dirumah mah baik banget suka jadi pelawak bikin orang ketawa,
beda banget si emang sama hidupnya di Jakarta klo balik kerumah yaa
90
sering jadi orang yang dengerin kita curhat soalnya dia paling dewasa
Agustus 2016)
Menurut penelitin peneliti Lisa sosok perempuan yang sangat dewasa dan
humoris, terbukti saat temannya Tamy mengatakan bahwa Lisa orang yang sering
dijadikan tempat curhat dan cerita saat teman-temannya senang mapun sedih.
Lisa juga mempunyai kepribadian yang sangat berbeda ketika berada di tempat
profesinya dan pada saat dirumah. Di panggung depan puspa layaknya seorang
PSK, dengan hidupnya yang bebas dan berpakaian glamour berusaha membuat
prang tertarik dengannya, sedangkan berada dirumah dia menjadi sosok yang
yang tidak mengetahui siapa dirinya sendiri, itulah kelemahannya. Mungkin ada
beberapa persen sisi lain yang tentu tidak mungkin ditampilkan, sisi yang tidak
bisa dijual, bahkan kadang-kadang ada PSK yang sangat menutupi karakternya.
ketika berada di luar profesi dan cara PSK berpakaian sama sekali tidak
dikampus Dewi cenderung memakai pakaian yang sopan agar dapat menyatu
dengan lingkungannya. Pakaian yang longgar dan tertutup yang dikenakan Dewi
91
sehari-hari. Pada saat pekerja seks komersial berinteraksi dengan masyarakat luas
tentunya apa yang di tampilkan adalah itu yang menjadi perhatian oleh
masyarakat. Seperti pakaian yang di kenakan itu adalah salah satu cara untuk
menunjukan siapa dan bagai mana, selain itu juga sikap dan perilaku PSK pada
saat berkomunikasi yang senantiasa lebih memperlihatkan diri kita seperti apa.
Selain itu juga cara bertutur dan gaya bahasa kita tersebut menunjukan apakah
pekerja seks komersial dapat dinilai baik atau malah tidak baik.
Selanjutnya peneliti menanyakan hal yang sama kepada Lisa. Dan tanggapan nya
“ kan aku bilang aku orangnya tomboy ya dirumah gak mungkin lah pake
baju sexy-sexy, gak enak juga lah mnamanya rumah aku dikampung masa
aku pake baju sexy yang ada jadi omongan”(Lisa, 4 Agustus 2016)
Dari hasi wawancara diatas, ketika berada di dalam lingkungan rumah Lisa
sangat menjaga cara berpakaian nya. Lisa yang sedikit tomboy lebih sering ,
juga tidak ingin adanya tanggapan buruk dari para tetangga apabila dia memakai
pakaian yang kurang sopan. Pakaian PSK memang identik dengan penampilan
seksi dan pakaian serba pendek, tetapi diluar profesinya Lisa merasa tidak nyaman
sekedar berfungsi untuk menutupi dan melindungi tubuh. Tetapi pakaian akan
92
memang menonjolkan diri seseorang “inilah aku. Aku seperti ini”. Bahkan dari
cara berpakaian itu bisa membuat dan meninggalkan kesan mendalam pada orang
lain. Menurut kedua infroman diatas gunakan lah pakaian yang sesuai dengan
situasi dan kondisi, karena dengan pakaian itu orang lain telah membentuk image.
Dari deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan diatas maka peneliti
Emporium Jakarta). Hal ini terbukti dengan adanya peran yang mereka mainkan
dari kedua informan utama dan tiga informan pendukung dapat ditarik sebuah
seperti cara berpakaian, gaya bahasa, serta sikap dan perilaku yang meliputi ruang
lingkup keluarga dan lingkungan sekitar, mulai dari bagaimana cara mereka
bekerja maupun diluar tempat bekerja . Selain itu juga para pekerja seks komersial
membatasi sikap mereka ketika berada di dipanggung depan hal ini bertujuan
untuk mengkamuflase diri mereka sendiri, gaya bicara yang mereka gunakan pun
yang dibayangkan, mereka berperan ganda sebagai PSK (pekerja seks komersial)
dan sebagai seorang mahasiswi ataupun buruh. Terlepas dari begitu banyak
masalah yang menimpa mereka, atau mungkin ada hal-hal yang dapat merusak
senang, ramai, menemani sesuai keinginan pelangan dan harus dapat membuat
suasana seperti itu tanpa harus melihat problema apa yang sedang dia rasakan.
(tata rias), aksesoris, gaya bahasa, serta sikap dan perilaku yang meliputi ruang
lingkup masyarakat dan keluarga mulai dari bagaimana cara mereka bersikap
kerja, ataupun lingkungan sekitar. Selain itu juga para pekerja seks komersial
membatasi sikap mereka ketika berada di dipanggung depan hal ini bertujuan
untuk mengkamuflase diri mereka sendiri, gaya bicara yang mereka gunakan pun
pada saat berada dipanggung depan benar-benar dijaga, sehingga orang lain
drama panggung, dalam hal ini Kondisi akting di front stage adalah adanya
94
penonton melihat kita sedang berada dalam kegiatan pertunjukan. Saat itu kita
tujuan dari perilaku kita. Perilaku kita dibahasi oleh konsep-konsep drama
memainkan sebuah peran yang utuh/sesungguhnya, mereka tidak seperti pada saat
menunjukan karakter diri mereka yang seutuhnya. Pada panggung belakang ini
perilaku pekerja seks komersial benar-benar ditunjukan dan tidak ada batasan
yang mereka sembunyikan dari karakter dirinya, pada saat bergaul dengan teman
sesama profesi bahkan teman diluar profesi. Back stage adalah keadaan dimana
mereka berada di belakang panggung, dengan kondisi bahwa tidak ada penonton.
perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi,
ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku
menyimpang.
apa yang akan mereka buat untuk tampil di panggung depan, seperti
Dalam panggung belakang ini sudah jelas bahwa pekerja seks komersial
Mereka menyiapkan penampilan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dalam hal
inilah pekerja seks komersial mencitrakan dirinya sendiri. Pencitraan diri yang di
buat oleh pekerja seks komersial tidak hanya pada saat mereka berada di tempat
Pekerja seks komersial dalam konteks dramaturgi yaitu posisi mereka atau
keadaan mereka pada saat berada di panggung depan, dan panggung belakang.
Dalam hal ini mereka memiliki suatu peran yang sangat berbeda. Mereka
permainan peran. Tentu permainan peran yang dimainkan oleh mereka tersebut
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai sebelumnya. Entah itu hanya
penonton ataupun suatu bentuk penghargaan lainnya yang mereka peroleh dari
permainan peran tersebut. Para pekerja seks komersial dalam penelitian ini
mampu memainkan tiga peran yang berbeda dalam proses kehidupannya, seperti
dari cara berpenampilan, gaya bicara, cara mereka berinteraksi, aktifitas dan
rutinitas mereka dijalankandalam dua peran yang berbeda, dan mereka mampu
menjalankan peran tersebut secara bersamaan. Hal ini terbukti dengan adanya
peran yang mereka mainkan yaitu panggung depan dan panggung belakang,
menjadi seorang PSK (pekerja seks komersial) salah satunya adalah faktor
memenuhi gaya hidup yang mewah sebagai faktor utama, karena tidak semua
PSK berasal dari keluarga biasa. Mereka mendapatkan kepuasan tersendiri baik
misalnya sanksi sosial, mereka takut identitasnya terbongkar atau diketahui oleh
memainkan dua peran yang berbeda dalam proses kehidupannya, seperti dari cara
mereka dijalankan dalam dua peran yang berbeda, dan mereka mampu
tertentu didepan orang lain dengan cara menata perilaku agar orang lain
memaknai identitas dirinya sama dengan apa yang ia inginkan. Dalam proses
mengenai atribut simbol yang hendak digunakan sesuai dan mampu mendukung
dengan perencanaan dan pengelolaan yang mencakup sikap dan perilaku yang
peran sebagai PSK dengan baik menjadi salah satu bentuk presentasi diri yang
diupayakan dan dikelola sedemikian rupa oleh mereka. Kondisi dimana tuntutan
panggung depan harus memberikan hasil atau menciptakan kesan sesuai dengan
dengan cara berpakaian glamour, sexy dan terbuka, make-up (tatarias) yang tebal,
Kondisi ideal. di panggung depan akan berubah drastis dan tidak mungkin
Kemampuan menyebelahkan dua sisi kehidupan yang sangat berbeda yang harus
dijalani dan dilakoni setiap saat membentuk mereka menjadi pribadi yang terbiasa
Apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka harapkan dari dunia panggung
depan terhadap peran yang mereka lakoni. Bias terlihat adanya sebuah beban atau
sebut saja tanggung jawab yang harus mereka penuhi, harapan dan kebutuhan
yang diciptakan.
karakter dan ciri yang jauh berbeda harus tetap dijalani dengan sama baiknya oleh
mereka. Adapaun sebutan sebagai pekerja seks komersial sekalipun tidak dapat
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada panggung depan seorang pekerja seks komersial hampir semua dari
glamour, sexy dan terbuka, make-up (tatarias) yang tebal, memakai aksesoris-
depan tamu dan alasan PSK berpenampilan seperti itu karena adanya faktor
PSK dari panggung belakang menuju panggung depan. pada panggung tengah
ini adalah tempat dimana kedua informan peneliti melakukan berbagai macam
99
100
pakaian,, aksesoris, dan make up. Dipanggung tengah ini juga merupakan area
yang dipakai mereka untuk menyiapkan mental dan melakukan suatu diskusi
dengan teman sesama PSK ataupun dengan sang germo pada saat akan masuk
bisa memperlihatkan status asli, sebagai mahasiswa dan terlepas dari status
dalam hal ini mereka memiliki suatu peran yang sangat berbeda. Mereka
maupun make-up dan emosi yang sedang dirasakan, seperti ketika sedang
4. Presentasi Diri
kamuflase ketika berada ditempat kerja mereka berbicara dengan sopan dan
101
lembut yang sedikit berbeda dari kebiasaannya. Berprilaku manja saat bertemu
dengan make-up yang tebal. Tetapi pada saat mereka berada dilingkungan
mengenakan kaos tanpa harus mengenakan baju bagus atau minim dan leluasa
5.2 Saran
1. Saran Teoritis
Sebaiknya para peneliti dapat membuat penelitian yang lebih
menarik dan dapat dijadikan refrensi bagi para peneliti sesudahnya agar
semakin para peneliti di Indonesia semakin kreatif dan kaya ilmu dan
literatur baik buku dalam negeri maupun luar negeri sebagai tambahan
2. Saran Praktis
adanya penelitian ini para pekerja seks komersial dapat lebih memahami
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Dedy. 2003. Paradigma dan Metodologi Penelian Sosial Empirik Klasik.
Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia
Narwoko dan Suyanto, 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana Media Group
Pawito. 2007. Penelitian komunikasi kualitatif (Lembaga Kajian Islam dan Sosial
(LKIS), 2007)
104
SUMBER LAIN :
PEDOMAN WAWANCARA
4. Apakah ada aktifitas yang dimiliki diluar profesi selain sebagai PSK?
RIWAYAT HIDUP
Jakarta Pusat
Email: dhitasekar@ymail.com
DATA DIRI
NamaPanggilan Icha
Umur 22 Tahun
JenisKelamin Perempuan
Jakarta pusat
Email dhitasekar@ymail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
RIWAYAT ORGANISASI
PanitiaFisiphoria 2013
109
PENGALAMAN BEKERJA