Tujan&Landasan Teo
Tujan&Landasan Teo
Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia, maka dilakukan
analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif terdiri atas pengujian
organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian dan pengujian mikroskopik.
a. Uji Organoleptik, meliputi pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan.
b. Uji Makroskopik, meliputi pemeriksaan cirri-ciri bentuk luar yang spesifik dari bahan
(morfologi) maupun ciri-ciri spesifik dari bentuk anatominya.
c. Uji fisika dan kimiawi, meliputi tetapan fisika (indeks bias, titik lebur, dan kelarutan)
serta reaksi-reaksi identifikasi kimiawi seperti reaksi warna dan pengendapan.
d. Uji biologi, meliputi penetapan angka kuman, pencemaran, dan percobaan terhadapa
binatang. (Gunawan, 2004).
Cara pembuatan simplisia adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan/Panen:
a. Tekhnik pengumpulan
Pengumpulan/panen dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat (mesin). Apabila
pengambilan dilakukan secara langsung (pemetikan) maka harus memperhatikan keterampilan si
pemetik, misalnya dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan
merusak bagian tanaman lainnya. (Winda, 2013)
d. Sortasi kering
Sortasi kering dilakukan sebelum perwadahan yang bertujuan memisahkan sisa-sisa benda asing
atau bagian tanaman yang tidak dikehendaki pada saat sortasi basah. Pemilihan dilakukan
terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong, bahan yang rusak akibat terlindas roda kendaraan
(misalnya dikeringkan ditepi jalan raya). (Winda, 2013)
e. Pengemasan dan penyimpanan simplisia
Cara pengemesan simplisia tergantung pada jenis simplisia dan tujuan penggunaan pengemasan.
Bahan dan bentuk pengemasannya harus sesuai, dapat melindungi dari kemungkinan kerusakan
simplisia dan dengan memperhatikan segi pemanfaatan ruang untuk keperluan pengangkutan
maupun penyimpanannya.
Wadah harus bersifat tidak beracun dan tidak bereaksi (inert) dengan isinya sehingga tidak
menyebabkan terjadinya reaksi serta penyimpangan rasa, warna, bau dan sebagainya pada
simplisia. Selain itu wadah harus melindungi simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, serangga
serta mempertahankan senyawa aktif yang mudah menguap atau mencegah pengaruh sinar,
masuknya uap air dan gas-gas lainnya yang dapat menurunkan mutu simplisia. Untuk simplisia
yang tidak tahan terhadap sinar, misalnya yang banyak mengandung vitamin, pigmen atau
minyak, diperlukan wadah yang melindungi simplisa terhadap cahaya, misalnya aluminium foil,
plastik atau botol yang berwarna gelap, kaleng dan lain sebagainya. Simplisia yang berasal dari
akar, rimpang, umbi, kulit akar, kulit batang, kayu, daun, herba, buah, biji dan bunga sebaiknya
dikemas pada karung plastik.
Selama penyimpanan kemungkinan bisa terjadi kerusakan pada simplisia, kerusakan tersebut
dapat mengakibatkan kemunduran mutu, sehingga simplisia yang bersangkutan tidak lagi
memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, pada penyimpanan simplisia perlu diperhatikan hal yang
dapat menyebabkan kerusakan pada simplisia, yaitu cara pengepakan, pembungkusan dan
pewadahan, persyaratan gudang simplisia, cara sortasi dan pemeriksaan mutu serta cara
pengawetannya. Penyebab utama pada kerusakan simplisia yang utama adalah air dan
kelembaban. Untuk dapat disimpan dalam waktu lama, simplisia harus dikeringkan terlebih
dahulu sampai kering, sehingga kandungan airnya tidak lagi dapat menyebabkan kerusakan pada
simplisia.
Cara menyimpan simplisia dalam wadah yang kurang sesuai memungkinkan terjadinya
kerusakan pada simplisia karena dimakan kutu atau ngengat yang temasuk golongan hewan
serangga atau insekta. Berbagai jenis serangga yang dapat menimbulkan kerusakan pada hampir
semua jenis simplisia yang berasal dari tumbuhan dan hewan, biasanya jenis serangga tertentu
merusak jenis simplisia tertentu pula. Kerusakan pada penyimpanan simplisia yang perlu
mendapatkan perhatian juga ialah kerusakan yang ditimbulkan oleh hewan pengerat seperti tikus.
Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :
a) Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa, dari
simplisia tersebut.
b) Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan
bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan untuk
simplisia.
c) Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan
pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.
Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa
sayatan melintang, membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari pemeriksaan diperoleh pada
anatorni daunnya terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, trikoma, xilem, floem. Pada
batang terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, xylem, floem, berkas pengangkut tipe
kolateral. Pada akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks, floem, dan xilem.
DAPUS
Depkes RI.1979.Farmakope Indonesia Edisi ke III.Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Winda.2013.http://windapoerwanty.blogspot.com/2013/11/laporanku-farmakognosi-
ekstraksi.html