Perwal Kode Etik PBJ
Perwal Kode Etik PBJ
TENTANG
BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM
DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
WALIKOTA LANGSA,
7. Undang-Undang.....
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
9. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6018);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3956);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah bebeapa
kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
13. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Layanan Pengadaan Secara Elektronik;
14. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 9 Tahun 2015 tentang Peningkatan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik;
15. Qanun Kota Langsa Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Langsa
(Lembaran Kota Langsa Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Kota Langsa Nomor 614).
MEMUTUSKAN :
3.
Walikota... ..
3. Walikota adalah Walikota Langsa.
4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kota Langsa.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Langsa.
6. Perangkat Daerah adalah perangkat daerah Kota Langsa.
7. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa adalah Bagian
Pengadaan Barang/jasa Sekretariat Daerah Kota Langsa.
8. Kode Etik Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Kota Langsa yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah
norma pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa Pemerintah Kota Langsa sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku di bidang
pengadaan barang/jasa pemerintah.
9. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disebut Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.
10. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang
perseorangan yang memiliki kualifikasi untuk
menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa
konsultansi/jasa lainnya.
11. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan pengguna barang/jasa.
12. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan
oleh ULP yang memuat informasi dan ketentuan yang
harus ditaati oleh para pihak dalam proses pengadaan
barang/jasa.
13. Komite Etik Pengadaan Barang/Jasa Daerah yang
selanjutnya disebut Komite Etik adalah Komite yang
menilai norma perilaku pihak-pihak yang terkait dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah Kota
Langsa.
BAB II
PRINSIP PENGADAAN BARANG/JASA
Pasal 2
b. efektif....
b. efektif mempunyai makna bahwa Pengadaan
Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan
sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya;
c. transparan mempunyai makna bahwa semua
ketentuan dan informasi Pengadaan Barang/Jasa
bersifat jelas dan dapat diketahui oleh Penyedia
Barang/Jasa yang berminat serta oleh masyarakat
pada umumnya;
d. terbuka mempunyai makna bahwa Pengadaan
Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan atau
kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur
yang jelas;
e. bersaing mempunyai makna bahwa Pengadaan
Barang/Jasa harus dilakukan melalui persaingan
yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia
Barang/Jasa yang setara dan memenuhi persyaratan
sehingga dapat diperoleh Barang/jasa yang
ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi
yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam
Pengadaan Barang/Jasa;
f. adil/tidak diskriminatif mempunyai makna bahwa
memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk
memberi keuntungan kepada pihak tertentu dan tetap
memperhatikan kepentingan nasional; dan
g. akuntabel mempunyai makna bahwa harus sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan
Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
BAB III
KODE ETIK
Pasal 3
a.menggunakan....
a. menggunakan pengetahuan dan keterampilan serta
perilaku dalam pelaksanaan tugas dan pengambilan
keputusan secara terbuka, transparan, efisien, efektif,
tidak diskriminatif, persaingan sehat, akuntabel dan
kredibel untuk kepentingan dan kesejahteraan
masyarakat;
b. melakukan kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai
peraturan, kaidah, kompetensi dan kewenangan;
c. memberi pendapat dan mengeluarkan pernyataan
publik secara objektif, jujur, akuntabel dan kredibel;
d. bekerja untuk Pemerintah Kota, pemberi kerja, klien dan
masyarakat secara profesional, patuh dan taat asas serta
menghindari konflik kepentingan;
e. membangun reputasi profesional pihak-pihak yang terkait
dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah
Kota berdasarkan prestasi dan bersaing secara adil dan
sehat; dan
f. menegakkan kehormatan, integritas dan martabat pihak-
pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa Pemerintah Kota serta tidak kompromi
terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pasal 4
i.cermat....
siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan pengadaan Barang/jasa;
i. cermat;
j. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib
dirahasiakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
k. patuh kepada perintah atasan yang sah dan wajar;
l. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk
menghindari benturan kepentingan;
m. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan dan/atau
kewenangan yang dimiliki;
n. tidak menyimpang dari prosedur;
o. proaktif; dan
p. tanggap/responsif.
(2) Setiap pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa Pemerintah Kota dalam
melaksanakan tugas dilarang:
a. mengharapkan, meminta dan/atau menerima
imbalan dalam bentuk apapun dari Penyedia
Barang/Jasa, kuasa atau wakilnya baik langsung
maupun tidak langsung atau perusahaan yang
mempunyai afiliasi dengan Penyedia Barang/Jasa;
b. memberikan fakta, data dan informasi yang tidak benar
dan/atau segala sesuatu yang belum pasti atau
diputuskan;
c. menggunakan fasilitas/sarana kantor untuk
kepentingan pribadi, kelompok dan/atau pihak lain;
d. melakukan negosiasi, pertemuan dan/atau
pembicaraan dengan Penyedia Barang/Jasa, kuasa atau
wakilnya baik langsung maupun tidak langsung atau
perusahaan yang mempunyai afiliasi dengan Penyedia
Barang/Jasa diluar kantor baik dalam jam kerja maupun
di luar jam kerja;
e. melaksanakan proses pemilihan Penyedia
Barang/Jasa yang diskriminatif/pilih kasih;
f. melakukan pertemuan dengan Penyedia Barang/Jasa
yang sedang mengikuti proses lelang;
g. mengadakan korupsi, kolusi dan nepotisme dengan pihak
perangkat daerah dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa; dan
h. mengucapkan perkataan yang tidak etis dan bersifat
melecehkan kepada Penyedia Barang/Jasa, kuasa atau
wakilnya baik langsung maupun tidak langsung atau
perusahaan yang mempunyai afiliasi dengan Penyedia
Barang/Jasa atau masyarakat.
BAB IV
KOMITE ETIK
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 5
Bagian Kedua.....
bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah.
Bagian Kedua
Tugas
Pasal 6
Bagian Ketiga
Kewenangan
Pasal 7
Bagian Keempat
Bagian Keempat....
TanggungJawab
Pasal 8
Bagian Kelima
Susunan
Pasal 9
Bagian Keenam
Masa Tugas, Pengangkatan dan Pemberhentian
Pasal 10
Pasal 11
BAB V
PEMERIKSAAN DAN KEPUTUSAN
Bagian Kesatu
Pemeriksaan Atas Dasar Pengaduan
Pasal 13
Bagian Kedua
Pemeriksaan Atas Dasar Temuan
Pasal 14
c. penghentian....
c. penghentian tunjangan kerja paling sedikit 3 (tiga) bulan;
d. penurunan pangkat setingkat lebih rendah; dan/atau
e. pemberhentian jabatan.
(3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikenakan
berdasarkan tingkat pelanggaran Kode Etik tidak bersifat
bertingkat dan dalam satu pemberian sanksi dapat dikenakan
beberapa sanksi sekaligus.
BAB VI
SEKRETARIAT KOMITE ETIK
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 18
BAB VIII....
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Ditetapkan di Langsa
pada tanggal 4 Oktober 2017 M
14 Muharram 1439 H
WALIKOTA LANGSA,
USMAN ABDULLAH
Diundangkan di Langsa
pada tanggal 4 Oktober 2017 M
14 Muharram 1439 H
SYAHRUL THAIB