Anda di halaman 1dari 17

MINI REVIEW

Diajukan untuk memenuhi laporan Stase II Asuhan Kebidanan pada Persalinan Fisiologis

Disusun :
KARTINI MELANI BR R

NIM. P2.06.24.18.09.012

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2019
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kejalan lahir persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Asri, 2012)
Kehamilan pada wanita dibedakan yaitu kehamilan primigravida (seorang ibu sedang
hamil untuk pertama kali), multigravida (seorang ibu yang pernah hamil lebih dari 1
sampai dengan 5 kali) dan grande multiravida (seorang ibu yang pernah hamil lebih
dari 5 kali). Ketika menghadapi proses persalinan pada tingkatan-tingkatan itu ibu
tetap cenderung mengalami kecemasan.
Pada ibu primigravida, hampir semuanya mengalami kekhawatiran,
kecemasan, dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan, maupun
setelah persalinan, namun kecemasan yang mereka rasakan umumnya berkisar mulai
dari khawatir tidak bisa menjaga kehamilan sehingga janin tidak bisa tumbuh
sempurna, khawatir keguguran, takut sakit saat melahirkan, takut bila nanti di jahit,
bahkan lebih ekstrim lagi takut terjadi komplikasi pada saat persalinan sehingga dapat
menimbulkankematian. Kekhawatiran yang tidak rasional pun sering kali muncul
dibenak ibu hamil, apalagi ibu primigravida atau secoud (pernah hamil sebelumnya)
yang pernah merasakan trauma persalinan, yang biasanya mengalami kecemasan saat
mendekati harinya. Bagi sebagian wanita, proses melahirkan identik dengan pristiwa
yang menakutkan, menyakitkan, dan lebih menegangkan dari pristiwa manapun
dalam kehidupan. Dan adalah tugas bidan/dokter untuk mengatasi dan membantu
mengurangi kecemasan yang dirasakan klien. (Aprillia, 2010)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses persalinan yaitu
kontraksi (His) dan mengedan (power), jalan lahir (passage), janin dan plasenta
(passanger), psikologis , dan penolong (provider), faktor-faktor tersebut sangat
berperan dalam menentukan lancar atau tidaknya suatu persalinan. Contohnya saja
persalinan memanjang, hal ini disebabkan oleh melemahnya kekuatan his dan
mengedan ibu yang terkait dengan usia yang relative tua, salahnya pimpin pesalinan
ataupun perasaan takut dan cemas, takut ataupun khawatir merupakan hal yang wajar
terutama pada persalinan primigravida. (Karlita, 2013)
B. Tinjauan Literatur
1. Nyeri Persalinan
Seorang ibu yang sedang dalam proses persalinan pasti akan
mengalami nyeri pinggang persalinan dan berusaha untuk beradaptasi dengan
nyeri tersebut. Kemampuan adaptasi dan reaksi dari ibu bersalin terhadap
nyeri pinggang persalinan akan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia
melahirkan, dukungan sosial yang ia terima, dan khususnya teknik
pengontrolan nyeri pinggang persalinan yang ia gunakan (Mulati, dkk., 2007).
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyeri
berasal dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Dengan makin bertambahnya
baik volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan
bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif, dimana pembukaan
lengkap sampai 10 cm dan berlangsung sekitar 4,6 jam untuk primipara dan
2,4 jam untuk multipara (Reeder, dkk., 2011).
Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan,
rasa takut, khawatir dan menimbulkan stress. Stress dapat menyebabkan
melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada persalinan yang lama
(Maryunani, 2010).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan
pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon
ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi
pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus,
penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke
uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah
banyak (Sumarah, 2009).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan nyeri pada
persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen
nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode
nonfarmakologi namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi
mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode nonfarmakologi
bersifat murah, simpel, efektif, dan tanpa efek yang merugikan.
Metode non farmakologi dapat meningkatkan kepuasan selama
persalinan jika ibu dapat mengontrol perasaan dan ketakutannya. Tehnik
relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, massage,
hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, guided imagery, akupresur,
aromaterapi merupakan beberapa teknik nonfarmakologi yang dapat
meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang
efektif terhadap pengalaman persalinan (Behmanesh, at al, 2009).
Selain itu salah satu metode untuk teknik relaksasi, masih jarang
diaplikasikan didalam praktek keperawatan dan kebidanan adalah terapi
musik. Terapi musik merupakan salah satu metode untuk teknik relaksasi yang
jarang diaplikasikan didalam praktek keperawatan dan kebidanan, padahal
terapi musik merupakan salah satu teknik distraksi yang efektif yang dapat
menurunkan nyeri fisiologi, stress dan kecemasan dengan mengalihkan
perhatian seseorang dari nyeri (Potter dan Perry, 2006).
2. Terapi Musik
Musik klasik adalah sebuah komposisi musik yang dilahirkan dari
budaya eropa sekitar tahun 1750-1825. Musik klasik bermanfaat untuk
membuat seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahterah,
melepaskan rasa gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien
dan melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stress. (Musbikin, 2009)
Musik dapat bekerja di sistem limbik pada sistem saraf yang mengatur
kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot dan
kecemasan serta depresi, menurunkan frekuensi denyut jantung dan tekanan
darah, serta menghilangkan nyeri. Musik yang menenangkan diyakini dapat
menstabilkan kondisi fisik dan psikologis ibu, dan membantu menciptakan
lingkungan yang nyaman bagi janin serta meningkatkan keterikatan antara ibu
dan janin.
Musik dapat memberikan energi dan perintah melalui irama sehingga
musik dengan tempo yang tepat dapat membantu wanita mengatur
pernafasannya sehingga disamping dapat mengurangi kecemasan juga dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
Pengaruh musik klasik terahadap relaksasi kecemasan musik di yakini
dapat digunakan untuk relaksasi, meringankan stress,dan
mengurangikecemasan karena musik merupakan sebuah rangsangan
pendengaran yang terorganisasi, yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni,
bentuk dan gaya. Ada salah satu cara dalam mengurangi kecemasan, salah
satunya dengan mendengarkan musik Mozart/musik klasik. Musik klasik
adalah musik yang mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan dan persepsi
sosial. (Haruman, 2013)
Terapi musik itu merupakan intervensi alami invasive yang dapat
diterapkan secara sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi,
harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping. Samuel (2010)
Terapi musik adalah suatu terapi kesehatan menggunakan musik
dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik,
emosi, kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia. Suharti
(2008)
Musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya eropa
sekitar tahun 1750-1825. Musik klasik bermanfaat untuk membuat seseorang
menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gemira
dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan melepaskan
rasa sakit dan menurunkan tingkat stres. Musbikin (2009)

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menganalisis dari artikel maupun
jurnal mengenai pemberian aromaterapi terhadap nyeri persalinan dengan tahun terbit
dari tahun 2015-2019

D. Pembahasan
Menurut beberapa peneliti terapi musik berfungsi sebagai pengontrol dan merupakan
teknik untuk menimbulkan kenyamanan lingkungan saat wanita melahirkan diruang
bersalin.
Dengan musik dapat membuat ibu menjadi rileks, kondisi yang rileks dapat membuat
metabolisme didalam tubuh dapat berlangsung dengan baik sehingga fungsi
neurotransmitter juga akan berfungsi dengan baik dan koordinasi sel didalam tubuh
menjadi lebih baik (Djohan, 2006).
1. Berdasarkan hasil penelitian Hendri P.L Tobing, dkk pada Jurnal Penelitian
Kesehatan Suara Forikes ------------------- Volume VIII Nomor 1, Januari 2017
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e) dengan judul PENGARUH
TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU
PRIMIGRAVIDA KALA I FASE AKTIF PERSALINAN di 10 (sepuluh)
Bidan Praktek Mandiri Kota Pematangsiantar.
Tingkat nyeri persalinan kala I merupakan tingkat nyeri kontraksi
uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas system saraf simpatis,
perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan, dan warna kulit dan
apabila tidak segera diatasi maka meningkatkan rasa kuatir, tegang, takut, dan
stress (Bobak, 2005).
Manfaat musik klasik menurut Djohan dalam Setyaningsih, 2009, yaitu
sebagai audioanalgesic atau penenang, focus perhatian atau mengatur latihan,
meningkatkan hubungan antara terapis dank lien, memperkuat proses belajar,
mengatur kegembiraan dan interaksi personal yang positif, sebagai penguat
atau piñata untuk kesehatan dalam hal keterampilan fisiologis, emosi dan gaya
hidup, mereduksi stress pada pikiran dan kesehatan tubuh. Penelitian ini
didukung oleh penelitian Diah Eko (2011) tentang pengaruh terapi musik
terhadap respon nyeri, tanda-tanda vital ibu bersalin kala I fase aktif di RS
Muhammadiyah Lamongan.
2. Berdasarkan hasil penelitian Faulia Mauluddina, dkk pada Jurnal Kesehatan
dan Pembangunan, Vol. 9, No.18, Juli 2019 dengan judul ANALISIS TERAPI
MUSIK KLASIK DALAM RELAKSASI PERSALINAN DI BPM
ERNIWATY DI BABAT SUPAT TAHUN 2018
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses persalinan yaitu
kontraksi (His) dan mengedan (power), jalan lahir (passage), janin dan
plasenta (passanger), psikologis , dan penolong (provider), faktor-faktor
tersebut sangat berperan dalam menentukan lancar atau tidaknya suatu
persalinan. Contohnya saja persalinan memanjang, hal ini disebabkan oleh
melemahnya kekuatan his dan mengedan ibu yang terkait dengan usia yang
relative tua, salahnya pimpin pesalinan ataupun perasaan takut dan cemas,
takut ataupun khawatir merupakan hal yang wajar terutama pada persalinan
primigravida. (Karlita, 2013)
Pengaruh musik klasik terahadap relaksasi kecemasan musik di yakini
dapat digunakan untuk relaksasi, meringankan stress,dan
mengurangikecemasan karena musik merupakan sebuah rangsangan
pendengaran yang terorganisasi, yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni,
bentuk dan gaya. Ada salah satu cara dalam mengurangi kecemasan, salah
satunya dengan mendengarkan musik Mozart/musik klasik. Musik klasik
adalah musik yang mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan dan persepsi
sosial. (Haruman, 2013)
3. Berdasarkan hasil penelitian Maria Ulfa pada jurnal JuKe Vol. 1 No. 2, Juli -
Desember 2017 dengan judul PEMBERIAN TERAPI MUSIK
INTRUMENTAL MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU
BERSALIN KALA 1 FASE LATEN
(The Giving Of Instrumental Music Therapy To Decrease The Level Of
Anxienty Of Mother In Laten Phase Of Labour) di BPM Okta Asri Angelia
Amd.Keb kaweron
Saat menghadapi persalinan, munculnya kecemasan ini sangat wajar,
karena merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masamasa yang
sulit bagi seorang wanita. Kecemasan merupakan respons terhadap situasi
tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti
hidup. Seringkali kecemasan juga ditandai dengan perasaan mudah marah,
cemas, perasaan tegang, mudah, gugup, kewaspadaan berlebih, dan terkadang
menyebabkan keringat pada telapak tangan. Terkadang dampak yang terjadi
pada kecemasan dapat berupa dampak yang positif atau negatif. Dampak
positif terjadi jika kecemasan muncul pada tingkat moderat dan memberikan
kekuatan untuk melakukan sesuatu, membantu individu membangun
pertahanan dirinya agar rasa cemas yang dirasakan dapat berkurang sedikit
demi sedikit, sedangkan dampak negatif terjadi jika kecemasan muncul pada
tingkat tinggi dan menimbulkan simtom-simtom fisik yang dapat menghalangi
individu untuk berfungsi efektif dalam kehidupan sehari-hari seperti
meningkatnya detak jantung, dan menegangnya otot-otot tubuh sehingga
sering terlihat sebagai suatu reaksi panik. (Stuart, 2008)
Musik bersifat terapeutik artinya dapat menyembuhkan. Salah satu
alasannya karena musik menghasilkan rangsangan ritmis yang kemudian
ditangkap melalui organ pendengaran dan diolah di dalam sistem saraf tubuh
dan kelenjar pada otak yang selanjutnya mereorganisasi interpretasi bunyi ke
dalam ritme internal pendengarnya. Ritme internal ini mempengaruhi
metabolisme tubuh manusia sehingga prosesnya berlangsung dengan lebih
baik. Dengan metabolisme yang lebih baik, tubuh akan mampu membangun
sistem kekebalan yang lebih baik, dan dengan sistem kekebalan yang lebih
baik tubuh menjadi lebih tangguh terhadap kemungkinan serangan penyakit.
Sebagian besar perubahan fisiologis tersebut terjadi akibat aktivitas dua sistem
neuroendokrin yang dikendalikan oleh hipotalamus yaitu sistem simpatis dan
sistem korteks adrenal. (Musbikin,2009).
Terapi musik merupakan salah satu teknik distraksi yang efektif yang
dapat menurunkan nyeri fisiologi, stress dan kecemasan dengan mengalihkan
perhatian seseorang dari nyeri. Disamping itu musik juga berfungsi sebagai
pengontrol dan merupakan teknik untuk menimbulkan kenyamanan
lingkungan saat wanita melahirkan di ruang bersalin. Adapun musik untuk
penyembuhan tidak perlu merupakan musik favorit, namun musik itu harus
jernih dan menyenangkan. Musik instrumental (klasik) lebih disukai ibu dalam
persalinan dibandingkan dengan jenis musik lain dan menjadi pilihan bagi
wanita (Djohan, 2006).
Kadar hormon-hormon stress dalam darah menurun secara signifikan
pada orang-orang yang mendengarkan musik yang santai (Champbell. 2008).
Salah satu penggunaan musik untuk tujuan terapeutik yang paling
umum adalah untuk meringankan kecemasan atau nyeri akibat pembedahan
dan prosedur medis lainnya. Salah satu karya musik yang terbukti
menenangkan adalah kumpulankarya Mozart ‘Laudate Dominium’ dari
Cosmic Classic (Champbell, 2008). Dengan pemberian terapi musik ini ibu
menjadi lebih rileks akibat tekanan darah yang lebih stabil sehingga dapat
memperlancar proses persalinan.
4. Berdasarkan hasil penelitian Sri Untari pada Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak
Akademi Kebidanan An-Nur, Volume 3/Nomor 2/Desember/2018 dengan
judul PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK SUARA ALAM UNTUK
MENURUNKAN INTENSITAS RASA NYERI PERSALINAN KALA I
FASE AKTIF DI PUSKESMAS TOROH 1
Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk
dapat marasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Tetapi,
persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang
didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Pada saat persalinan akan
dimulai fungsi seorang ibu adalah untuk melaksanakan proses kelahiran.
Sedangkan peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk
mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga
memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin (Sumarah, 2009. Hal.
81)
Terapi musik adalah bentuk pelaksanaan dengan memperdengarkan
musik dan lagu secara terpadu dan terarah untuk membimbing ibu selama
kehamilan dengan tujuan agar ibu hamil merasa rileks, stimulasi dini pada
janin, dan menjalin hubungan emosional antar ibu dan janinnya. Kemurnian
musik klasik dapat membawa pendengarnya merasa tenang dan nyaman,
namun teknik terapi musik klasik masih jarang digunakan. Musik klasik dapat
mempengaruhi psikis ibu sehingga secara perlahan-lahan rasa nyeri yang
dialami ibu akan berkurang. Hal ini disebabkan karena musik yang lembut
akan menyebabkan adanya rangsangan di otak bagian tengah untuk
menghambat atau menekan transmisi impuls nyeri melalui neuron yang ada di
bagian tersebut. (Terapi Musik, Teori dan Aplikasi, 2006).

5. Berdasarkan hasil penelitian Isnanto, dkk pada Jurnal Kesehatan, Volume 5,


Nomor 2, Januari 2018, hal. 11-20 dengan judul PENGARUH TERAPI
MUSIK DAN MASASE PUNGGUNG TERHADAP NYERI KALA I FASE
AKTIF PADA NULIPARA DI RUMAH SAKIT BETHESDA
YOGYAKARTA
Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh munculnya
kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi,
peregangan serviks, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen bawah
rahim. Reseptor nyeri ditransmisikan melalui segmen saraf spinalis T11-12
dan saraf – saraf asesori torakal bawah serta saraf simpatik lumbal atas. Sistem
ini berjalan mulai dari perifer melalui medullla spinalis, batang otak, thalamus
dan kortek serebri (Cunningham, 2013, Reeder at all, 2011).
Sebuah studi di Vesoul Hospital Perancis, para peneliti melaporkan
bahwa ibu hamil yang mengikuti “pelatihan Tomatis” (pelatihan
mendengarkan musik yang diambil dari nama seorang dokter yang juga
seorang terapis musik) selama empat minggu ketika usia kehamilan delapan
bulan memilik waktu rawat inap yang lebih singkat dan semakin berkurang
kejadian komplikasinya. Sebanyak 60% pasien Tomatis tidak membutuhkan
obat penghilang nyeri dibandingkan dengan 46% kelompok yang dipersiapkan
secara konvensional dan 50% dari kelompok ibu yang tidak mendapat
persiapan.Terapi musik telah teruji sebagai terapi yang aman dan efektif untuk
nyeri.
Hal ini karena ketika sesorang mendengarkan music maka gelombang
music akan merambat. Cotex auditory akan terstimulasi dan melakukan
interpretasi terhadap harmoni nada, melodi dan tempo music. (Pain
Ambassador, 2015).
Berbagai area otak akan tersitulasi dengan musik. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa terdapat reaksi pada area limbic system, thalamus,
amygdala, hippocampus, medial prefrontal cortex, midbrain seperti
Periaqueductal Grey (PAG), dan ventral striatum, yaitu the Nucleus
Accumbens (NAc) (AMDA, 2012 and Chiang, 2012).
Limbic system, amygdala, hippocampus, dan medial prefrontal cortex
bagian-bagian yang berhubungan dengan emosi, kecemasan, dan persepsi
nyeri. Ketika area ini teraktivasi oleh rangsangan positif maka dopamine dan
opioid sistems juga teraktivasi activated. Periaqueductal Grey (PAG) dan
Nucleus Accumbens (NAc) sangat kaya dengan opioid receptor and dan
dimodulasi oleh endorphin and enkephalin (endogenous opioids peptides).
Aktivasi dari Periaqueductal Grey (PAG) dan Nucleus Accumbens (NAc)
memodulasi transmisi nyeri melalui descendeng proses opioidrelated pain
inhibitory system. Dengan demikian persepsi terhadap nyeri pain akan
diturunkan (Chiang, 2012).
6. Berdasarkan hasil penelitian Sri Wulan pada Jurnal Kebidanan Kestra (JKK),
e-ISSN 2655-0822 Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK dengan judul Perbedaan
Efektivitas Metode Terapi Musik Religi Dengan Massage Effleurage Terhadap
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Primigravida di Rumah Sakit Grandmed
Lubuk Pakam.
Penanganan dan pemantauan nyeri pada saat proses persalinan
terutama pada ibu bersalin primigravida sangat penting, karena merupakan
tolak ukur apakah ibu bersalin dapat melewati proses persalinan normal atau
berakhir dengan operasi secsio caesarea karena penyulit yang ditimbulkan
oleh rasa nyeri yang sangat berat (M., Judha., Sudarti & A., Fauziah. 2012)
Tidak mudah untuk dapat menghilangkan perasaan takut yang sudah berakar,
akan tetapi bidan dapat melakukan banyak hal salah satunya adalah dengan
melakukan tindakan nonfarmakologi seperti terapi musik religi dan Massage
Effleurage (Maryunani., A. 2010).
Terapi musik merupakan suatu terapi yang dapat mengontrol nyeri dan
meningkatkan kenyamanan. Untuk memperoleh efek terapi yang maksimal
maka, peneliti melakukan intervensi terapi musik selama 30 menit. Menurut
The Joanna Briggs Institute tempo dalam terapi musik merupakan faktor
penting, pada musik lambat dengan tempo 60-80 denyut per menit dapat
memberikan hasil posotif pada relaksasi dan meringankan rasa sakit
(Yuliatun., L. 2010).
Terapi musik religi dapat mendekatkan ibu bersalin terhadap Tuhan
Yang Maha Esa selain itu musik terapi juga dapat memperlambat dan
menyeimbangkan gelombang otak serta dapat menstimulus pengeluaran pada
hormon endofrin sehingga ibu dapat lebih tenang dalam menjalani proses
persalinan (Wulandari., P., & Nur., Hiba., D. 2015).
Massage Efflaurage dapat menghasilkan implus yang dikirim melalui
serabut saraf otak besar yang berada pada permukaan kulit, serabut ini dapat
menghambat rasa nyeri sehingga otak tidak dapat menerima rangsangan nyeri
karena sudah diblokir oleh stimulus kulit tersebut (Wulan., S., Soejoenoes, A.,
M, S., Hidayat, S., Widyawati., M., & Gurusinga, R. 2017).
7. Berdasarkan hasil penelitian Devi Kurniasari, dkk pada Jurnal Dunia Kesmas
Volume 6. Nomor 1. Januari 2017 dengan judul PENGARUH TERAPI
MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DAN
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I LATEN DI PUSKESMAS DAYA
MURNI 2016
Nyeri juga didefinisikan sebagai suatu sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus spesifik bersifat subyektif dan berbeda antara masingmasing
individu karena dipengaruhi faktor psikososial dam kultur dan endorphin
seseorang, sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri (Potter & Perry,
2005).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.
Menurut InternationalAssociation for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat
terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. (Good, Marion, 2000)
Menurut Anik M, (2007) stimulus yang menyenangkan dari luar juga
dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan
oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara umum berhubungan
langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang
digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi
penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam
menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja. Dalam dunia medis,
musik seringkali digunakan untuk terapi supportif. Terapi musik adalah terapi
untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental menggunakan suara yang terdiri
dari melodi, ritme, harmoni timbre, bentuk, dan gaya yang disatukan sehingga
tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Pasien yang mendengarkan musik dua hari berturut-turut sebelum
melakukan operasi abdomen terbukti mengurangi rasa sakit dan stres. Terapi
musik terbukti dapat menimbulkan respon fisiologis pada nyeri pasien di
Intensive care Unit (ICU) dengan hasil 90% pasien menunjukkan penurunan
tekanan sistolik 95% pasien menunjukkan penurunan tekanan tekanan
diastolik (Anik M, 2010).
8. Berdasarkan hasil penelitian Sunarsih, dkk pada Jurnal Dunia Kesmas Volume
6. Nomor 1. Januari 2017 dengan judul TERAPI MUSIK KLASIK
MENGURANGI NYERI PADA KALA I PERSALINAN DI BPS
ZUBAEDAHSYAH, S.ST PALAPA BANDAR LAMPUNG 2016.
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Secara
fisiologi nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase aktif dan
fase laten, pada fase laten terjadi pembukaan sampai 3 cm. Pada primigravida
kala 1 persalinan bisa berlangsung ± 20 jam, pada multigravida ± 14 jam.
Nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Makin lama nyeri
yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif,
dimana pembukaan lengkap sampai 10 cm. Intensitas nyeri selama persalinan
mempengaruhi kondisi psikologis ibu, proses persalinan, dan kesejahteraan
janin (Potter dan Perry, 2006).
Salah satu metode untuk teknik relaksasi belum pernah atau jarang
diaplikasikan di dalam praktek keperawatan adalah terapi musik. Terapi musik
merupakan salah satu metode untuk teknik relaksasi yang jarang diaplikasikan
di dalam praktek keperawatan maternitas, padahal terapi musik merupakan
salah satu teknik distraksi yang efektif yang dapat menurunkan nyeri fisiologi,
stress dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri
(Potter dan Perry, 2006).
Musik klasik lebih disukai ibu dalam persalinan dibandingkan dengan
jenis musik lain dan menjadi pilihan bagi wanita. Saat ini sudah banyak
dilakukan metode untuk menanggulangi nyeri pada persalinan. Salah satu
metode tersebut adalah manajemen nyeri dengan cara nonfarmakologi yang
dapat dilakukan dengan metode distraksi. Metode distraksi menggunakan
musik berupa radio tape, tape recorder atau record player).
9. Berdasarkan hasil penelitian Rodiani Moekroni, dkk pada Jurnal Majority |
Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |6 dengan judul Pengaruh Pemberian
Terapi Musik Klasik dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Menjelang Persalinan di Lampung.
Musik memiliki kekuatan yang luar biasa yang berdampak bagi
kejiwaan. Musik dapat membantu seseorang menjadi lebih rileks, mengurangi
stress, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa sedih,
membuat jadi gembira, dan membantu serta melepaskan rasa sakit. Musik
yang didengarkan secara intensif dapat memberikan kekuatan penuh, dalam
arti untuk merefleksikan emosi diri, penerangan jiwa dan ekspresi. Musik
dapat memperlambat dan mempercepat gelombang listrik yang terdapat di
otak sehingga dapat merubah kerja sistem tubuh.
Pada dasarnya semua jenis musik sebenarnya dapat digunakan dalam
usaha menurunkan tingkat kecemasan. Namun seringkali dianjurkan memilih
musik dengan tempo sekitar 60 ketukan/menit, sehingga didapatkan keadaan
istirahat yang optimal. Musik klasik sering menjadi acuan karena berirama
tenang dan mengalun lembut. Pemilihan musik klasik lebih didasarkan pada
keyakinan banyak ahli bahwa irama dan tempo kebanyakan musik klasik
mengikuti kecepatan denyut jantung manusia yaitu sekitar 60 detak/menit.
10. Berdasarkan hasil penelitian Siti Nurjanah pada JURNAL ILMIAH BIDAN,
VOL.II, NO.3, 2017 dengan judul TERAPI MUSIK SEBAGAI
PENATALAKSANAAN CEMAS PADA PERSALINAN di Surakarta
Selama persalinan, musik dapat berfungsi mengurangi gangguan,
meningkatkan respon positif, dan sebagai stimulus untuk relaksasi. Beberapa
penelitian pendahuluan tentang efek musik dalam mengurangi rasa cemas
pada saat persalinan, atara lain; Penelitian oleh Browning (2000) untuk
mengetahui pengaruh musik pada saat melahirkan, dari semua sampel ibu
bersalin merasa puas dengan metode penggunaan musik selama persalinan
untuk membantu mereka mengalihkan perhatian dan rasa nyeri.
Hasil dari penelitian sebelumnya memiliki teori mekanisme untuk
meningkatkan kenyamanan seorang pasien dengan mendengarkan musik yaitu
impuls atau rangsangan dari musik itu sendiri dapat mengesampingkan signal
rasa nyeri yang dibawa oleh serabut saraf yang lebih kecil.
Selain itu musik yang diperdengarkan oleh otak kanan dapat
merangsang hipofisis untuk melepaskan hormon endorfin untuk mengurangi
rasa sakit. Selain itu musik dapat mengubah rasa sakit dengan persepsi melalui
efek afektif (yaitu dengan meningkatkan mood, meningkatkan relaksasi dan
mengurangi kecemasan), dan efek kognitif (meningkatkan kontrol dari rasa
nyeri tersebut). Musik yang dapat digunakan (untuk mengurangi kecemasan)
yaitu tempo yang lambat, nada tidak terlalu tinggi/ terlalu rendah, volume
yang rendah dan berirama, musik dengan arrangement yang sederhana, dan
melodi yang stabil.
Selama persalinan ibu yang menghadapi rasa nyeri dan kecemasan yang
melanda dirinya bercampur aduk, hal ini menimbulkan respon pada sistem
saraf simpatik. Respon tersebut dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan
darah, dan mengurangi sirkulasi darah perifer.
Jenis musik yang menenangkan dapat mengurangi kadar
catecholamine, sehingga dapat menurunkan denyut jantung dan tekanan darah.
Bersantai dengan mendengarkan musik dapat mengurangi kecemasan, rasa
nyeri dan meningkatkan persepsi awal terhadap rasa nyeri tersebut (sehingga
dapat menangani rasa nyeri yang terjadi). Seseorang sudah merasakan
relaksasi dengan musik secara umum terjadi penurunan aktivitas pada sistem
saraf simpatik dengan tanda dan gejala seperti penurunan denyut jantung,
tekanan darah, dan peningkatan suhu perifer (dengan vasodilatasi).
E. Kelebihan
F. Kelemahan
G. Kesimpulan
Terapi musik selama persalinan sebagai metode efektif untuk mengurangi
persepsi nyeri antara perempuan selama fase laten persalinan. Sebagai intervensi non
farmakologi, intervensi musik ini mudah untuk dikelola, biaya yang efektif, tidak
berbahaya, tidak memerlukan pelatihan tambahan. Intervensi musik dapat digunakan
oleh praktisi kesehatan (staf medis dan keperawatan serta mahasiswa) sebagai bagian
dari rutinitas mereka ketika memberikan perawatan dengan wanita selama proses
persalinan.

Daftar Pustaka

Aprillia, yesie. 2010. Hipnostetri Rileks, Nyaman Dan Aman Saat Hamil Dan Melahirkan.
Jakarta. Gagas Media.

Behmanesh, Pasha, Zeinalzadeh (2009).The effect of heat therapy on labor pain severity and
delivery outcome in parturient women. Journal Iranian Red Crescent Medical (IRCMJ)
11(2):188-192

Bobak, Irene M.2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4 Jakarta; EGC

Campbell Don. 2008. Efek Mozart. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Cunningham FG.(2013) Obstetri Williams, Volume 1.Jakarta: EGC.

Djohan. 2006. Terapi Music. Yogyakarta: Galangpress

Good, Marion .2000 Associate Professor of Nursing, Frances Payne Bolton Schoolof
Nursing, Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, USA
Haruman. 2013. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Kecemasan Atlet
Sebelum Menghadapi Pertandingan. Skripsi. Universitas Diponogoro Semarang.

Maryunani, A., 2010. Nyeri dalam Persalinan, Edisi 1, Jakarta: Trans Info Media

Mulati, T. S., Handayani S.R., & Arifin , Z. (2007). Perbedaanantara pengontrol nyeri
pinggang persalinan dengan teknik superficial heat-cold dan teknik counterpressure terhadap
efektifitaspengurangan nyeri pinggang padakala I persalinan studi di RB wilayah Klaten.
http//jurnal. pdii. lipi. go.id/ admin/jurnal/34076976.pdf. Diakses 01 Januari 2016

M., Judha., Sudarti & A., Fauziah. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Musbikin. I. 2009. Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan Anak. Power Books
(IHDINA): Jakarta.

Pain Ambassador, (2015). ASEAN Congress of Anesthesiologists 2015. RM 0711- V1-1114.


Yogyakarta Indonesia.

Potter, P.A., Perry, A.G., 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4. Volume 1. Alih Bahasa: Yasmin Asih, dkk. Jakarta: EGC.

Potter, P.A, Perry, 2006, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan
Praktik. Edisi 4. Volume 1. Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC.

Samuel. 2010. http//www.fortunecity.com./skyscraper/p


roxy/596/Indonesia/depresi/terapitanpao bat.htmdiaskes tangga 3 april 2014.

Suhartini. 2008. Effectiveness Of Music Therapy Toword Reducing Patient’s Anxienty In


Intensive Care Unit. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol. 2 No. 1.

Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta :
Fitramaya

Stuart, dkk . 2008. Tingkat Kecemasan. Jakarta: Salemba Medika.

Yuliatun., L, (2010). Penanganan Nyeri Persalinan dengan Metode Nonfarmakologi. Malang:


Bayumedia Publishing.
Wulan, S., Soejoenoes, A., Wahyuni, S, M., Thaufik, S, Hidayat., Nurul, M, Widyawati., &
Gurusinga, R. (2018). The effect of effleurage and

Anda mungkin juga menyukai