Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga merupakan sasaran keperawatan komunitas selain
individu, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan keperawatan
keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan yang
dapat dillaksanakan di masyarakat. Pelayanan keperawatan keluarga
merupakan salah satu area pelayanan keperawatan yang dapat
dilaksanakan di masyarakat (Faisaldo, 2014)
Keluarga adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri
dari dua orang atau lebih yang dihubungkan karena hubungan darah,
hubungan perkawinan, hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk
menciptakan satu budaya tertentu (Depkes, 2010).
Menurut Bowden dan Jones (2010), keluarga adalah dua
atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
pertalian darah, ikatan perkawinan, atau adopsi.
Supartini (2005) menjelaskan bahwa keluarga merupakan
kumpulan individu yang mempunyai ikatan perkawinan,
keturunan/hubungan darah atau adopsi, yang tinggal dalam satu
rumah, mengadakan interaksi dan komunikasi melalui peran sosial
yang dijalankan. Keluarga bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Anggota
keluarga saling berinteraksi satu dengan yang lain dan memiliki peran
masing-masing.

2. Ciri-Ciri Struktur Keluarga


Keluarga merupakan suatu sistem interaksi emosional
yang diatur secara kompleks dalam posisi, peran, dan aturan atau
nilai-nilai yang menjadi dasar struktur atau organisasi keluarga.
Struktur keluarga tersebut memilki ciri-ciri antara lain:
1) Terorganisasi
Keluarga merupakan cerminan organisasi dimana setiap
anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing.
Untuk mencapai tujuan keluarga. Dalam menjalankan peran dan
fungsinya, anggota keluarga saling berhubungan dan saling
bergantung antara satu dengan yang lainnya.
2) Keterbatasan
anggota keluarga memilki kebebasan, namun juga
memilki keterbatasan dalam menjalankan peran dan fungsiya.
3) Perbedaan dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya
masing-masing. Peran dan fungsi tersebut cenderung berbeda
dan khas, yang menunjukkan adanya ciri perbedaan dan
kekhususan. Misalnya saja ayah sebagai pencari nafkah utama
dan ibu yang bertugas merawat anak-anak

3. Dimensi Dasar Struktur Keluarga


Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana
keluarga melakukan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya.
Friedman dalam Suprajitno (2004) menyebutkan bahwa dimensi
dasar struktur keluarga terdiri atas struktur peran, nilai atau norma
keluarga, pola komunikasi keluarga, dan struktur kekuatan keluarga.
Peran diartikan sebagai serangkain perilaku yang
diharapkan sesuai dengan posisi yang diberikan. Struktur peran
tersebut menggambarkan peran masing-masing anggota dalam
keluarganya sendiri dan juga perannya di lingkungan masyarakat atau
disebut peran formal dan informal. Peran tersebut seperti halnya peran
sebagai suami, istri atau anak. Lebih jelasnya dicontohkan seorang
suami bagi istri dan ayah bagi anak berperan sebagai pencari nafkah,
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, dan juga sebagai
anggota dari kelompok sosial yang ada di masyarakat.
Nilai atau norma keluarga menggambarkan nilai dan norma
yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang
berhubungan dengan kesehatan. Misalnya aturan dalam keluarga
dimana sebelum tidur harus gosok gigi terlebih dahulu, menutup mulut
jika bersin, dan lain sebagainya.
Pola komunikasi keluarga menggambarkan bagaimana
cara dan pola komunikasi antara suami istri (orang tua), orang tua
dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain pada
keluarga besar dengan keluarga inti. Polaa interaksi keluarga yang
memberikan dampak positif adalah pola komunikasi yang bersifat
terbuka sehingga komunikasi selalu dapat menyelesaikan konflik
keluarga. Setiap anggota keluarga berpikiran positif serta tidak
mengulang isu dan pendapatnya sendiri saat berkomunikasi.
Kekuatan diartikan sebagai kemampuan baik potensial atau
aktual dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi guna
merubah perilaku orang lain kearah positif. Struktur kekuatan keluarga
menggambarkan kemampuan angota keluarga untuk mempengaruhi
dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga
yang mendukung kesehatan.

4. Tipe Keluarga
Keluarga memiliki berbagai macam tipe yang dibedakan
menjadi keluarga tradisional dan non tradisional yaitu:

a. Keluarga Tradisional
a) The nuclear family (keluarga inti) , yaitu keluarga yang terdiri
dari suami. Isteri, dan anak.
b) The dyad family, yaitu yang terdiri dari suami dan istri yang
hidup dalam satu rumah tetapi tanpa anak.
c) Keluarga usila, yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri yang
sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.
d) The childless family, yaitu keluarga tanpa anak karena
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya. Penyebabnya adalah kaarena mengejar karir atau
pendidikan yang terjadi pada wanita.
e) The extended family (keluarga besar), yaitu keluarga yang
terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama satu rumah
seperti nuclear family disertai paman, bibi, orang tua (kakek
dan nenek), keponakan, dan lain sebaginya.
f) The single parent family (keluarga duda atau janda), yaitu
keluarga yang terdiri dari satu orang tua bisa ayah atau ibu.
Penyebabnya dapat terjadi karena proses perceraian,
kematian atau bahkan ditinggalkan.
g) Commuter family, yaitu keluarga dengan kedua orang tua
bekerja di kota yang berbeda, tetapi setiap akhir pekan semua
anggota keluarga dapat berkumpul bersama disalah satu kota
yang menjadi tempat tinggal.
h) Multigeneration family, yaitu keluarga dengan generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i) Kin-network family, yaitu keluarga dengan beberapa keluarga
inti tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang serta pelayanan bersama.
Seperti menggunakan dapur, kamar mandi, televisi, atau
telepon bersama.
j) Blended family, yaitu keluarga yag dibentuk oleh duda atau
janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
k) The single adult living alone/single adult family, yaitu keluarga
yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti perceraian atau
ditinggal mati.
b. Keluarga Non Tradisional
a) The unmarried teenage mother, yaitu kelurga yang terdiri dari
orang tua terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b) The stepparent family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c) Commune family, yaitu keluarga dengan beberapa pasangan
keluarga dengan anaknya yang tidak memliki hubungan
saudara, hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
d) The nonmaterial heterosexsual cohabiting family, yaitu keluarga
yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e) Gay and lesbian families, yaitu keluarga dengan sesorang yang
mempunyai persamaan jenis kelamin yang hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (matrial partners).
f) Cohabitating couple, yaitu keluarga dengan orang dewasa yang
hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu.
g) Group-marriage family, yaitu keluarga dengan beberapa orang
dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu, termasuk seksual dan membesarkan anaknya.
h) Group network family, yaitu keluarga inti yang dibatasi oleh
aturan atau nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang murah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i) Foster family, yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak
ada hubungan keluarga atau saudara untuk waktu sementara.
j) Homeless family, yaitu keluarga terbentuk tanpa perlindungan
yang permanan karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k) Gang, yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.

5. Indikator dan Kriteria Keluarga


Dasar pemikiran adanya indikator dan kriteria keluarga
sejahtera berasal dari pokok pikiran yang terkandung dalam Undang-
Undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga. Undang-Undang tersebut menggantikan
Undang-Undang No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Dimana dalam
Undang-Undang No. 10 tahun 1992, keluarga sejahtera diartikan
sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang
layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memilki hubungan
yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antara keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) sebagai lembaga yang dibentuk dalam rangka pengendalian
dan pembangunan keluarga membagi kriteria keluarga ke dalam 5
(lima) tahapan yaitu keluarga prasejahtera (KPS), keluarga sejahtera I
(KS-I) keluarga sejahtera II (KS-II), keluarga sejahtera III (KS-III), dan
keluarga sejahtera III plus ( KS-III plus). Aspek keluarga sejahtera
dikumpulkan dengan menggunakan 21 indikator sesuai dengan
pemikiran pakar sosiologi dalam membangun keluarga sejahtera
dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menjadi kebutuhan
setiap keluarga. Adapun faktor dominan tersebut terdiri:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar.
2. Pemenuhan kebutuhan psikologi.
3. Kebutuhan pengembangan.
4. Kebutuhan aktualisasi diri dalam berkontribusi bagi masyarakat
dilingkungannya.

Dalam hal ini, kelompok yang dikategorikan keluarga


miskin oleh BKKBN adalah KPS dan KS-I yang memenuhi 9
(sembilan) indikator keluarga miskin, yaitu:

a. Tidak dapat makan dua kali sehari atau lebih.


b. Tidak dapat menyediakan daging, ikan atau telor sebagai lauk
pauk paling kurang seminggu sekali.
c. Tidak memiliki pakaian yang berbeda untuk setiap keperluan
seperti pakaian untuk di rumah, bekerja, sekolah atau bepergian.
d. Tidak dapat memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru
setahun sekali.
e. Bagian terluas lantai dari tanah.
f. Luas lantai rumah kurang dari 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.
g. Tidak ada anggota keluarga yang berusia 15 tahun mempunyai
penghasilan tetap.
h. Apabila anak sakit atau PUS ingin melakukan KB tidak mampu ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
i. Anak berusia 7 sampai 15 tahun tidak bersekolah.

Berkaitan dengan 5 (lima) tahapan kesejahteraan keluarga,


keluarga pra sejahtera diartikan sebagai keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan
pokok (pangan), sandang, papan, kesehatan, dan pengajaran agama.
Mereka yang dikategorikan sebagai KPS adalah keluarga yang tidak
dapat memenuhi salah satu dari 6 (enam) kriteria KSI-I. Selanjutnya
KSI-I adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat mendasar, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi yaitu satu atau lebih indikator pada tahapan KS-II.

6. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah secara umum didefinisikan sebagai
hasil akhir atau akibat dari struktur keluarga. Adapun sebuah keluarga
mempunyai fungsi antara lain :
1. Fungsi Afektif (The Affective Function)
Fungsi ini berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial keluarga. Keluarga harus
memenuhi kebutuhan kasih sayang anggota keluarganya karena
respon kasih sayang satu anggota keluarga ke anggota keluarga
lainnya memberikan dasar penghargaan terhadap kehidupan
keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif terlihat pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh angota keluarga.
Dengan demikian setiap anggota keluarga dapat saling
mempertahankan iklim atau kondisi yang positif.

2. Fungsi Sosialisasi Dan Tempat Bersosialisasi (Socialization and


Social Plaement Function)
Sosialisasi merupakan proses perkembangan dan
perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial
dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi merujuk
pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam
keluarga. Fungsi sosialisasi dapat ditunjukkan dengan membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga. Keluarga mengajarkan anggotanya
untuk bersosialisasi baik secara internal maupun eksternal
keluarga.
3. Fungsi Reproduksi (The Reproductive Function)
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia dengan memelihara dan
membesarkan anak. Keluarga berfungsi menjamin kontinuitas
antar generasi keluarga dengan menyediakan anggota baru
untuk masyarakat. Fungsi ini dibatasi oleh adanya program KB,
dimana setiap rumah tangga dianjurkan hanya memiliki 2 orang
anak.
4. Fungsi Ekonomi (The Economic Function)
Fungsi ekonomi keluarga dengan mencari sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota
keluarga, seperti kebutuhan makanan, tepat tinggal, pakaian dan
lain sebagainya. Fungsi ini juga termasuk pengaturan
pengggunan penghasilan keluarga serta menabung untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang. Keluarga dengan kriteria di bawah keluarga sejahtera
seperti keluarga pra sejahtera, keluarga miskin atau juga
keluarga miskin sekali sulit untuk memenuhi fungsi ekonomi ini.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan (The Health Care Function)
Fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan dengan
melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu keluarga
mempunyai tugas untuk memlihara kesehatan anggota
keluarganya agar tetap memiliki produktivitas dalam
menjalankan perannya masing-masing. Fungsi perawatan
kesehatan ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan. Adapun tugas kesehatan keluarga menurut Friedman
(2010), yaitu :
a) Mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang
perlu mendapatkan perhatian. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami anggota
keluarganya terutama berkaitan dengan kesehatan.
Alasannya adalah ketika terjadi perubahan sekecil apapun
yang dialami keluarga, maka secara tidak langsung akan
menjadi perhatian orang tua atau keluarga. Sehingga segala
kekuatan sumber daya, pikiran, waktu, tenaga, dan bahkan
harta keluarga akan digunakan untuk mengatasi
permasalahan kesehatan tersebut.
b) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi
keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama
untuk mencari bantuan yang tepat sesuai dengan masalah
kesehatan yang menimpa keluarga. Suara sumber daya
internal keluarga yang dianggap mampu memutuskan akan
menentukan tindakan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatn yang dialami. Jika secara internal keluarga
memiliki keterbatasan sumber daya, maka keluarga akan
mencari bantuan dari luar.
c) Merawat anggota keluarga yang sakit
Tugas merawat anggota keluarga yang sakit
seringkali harus dilakukan untuk memberikan perawatan
lanjutan setelah memperoleh pelayanan kesehatan di
institusi pelayanan kesehatan. Tidak menutup kemungkinan
juga ketika keluarga memilki kemampuan untuk melakukan
tindakan pertolongan pertama, maka anggota keluarga yang
sakit dapat sepenuhnya dirawat oleh keluarga sendiri.
d) Memodifikasikan lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk
memberdayagunakan potensi internal yang ada di
lingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatan atau
membantu proses perawatan anggota keluarga yang sakit.
Tindakan memodifikasi lingkungan memiliki cakupan yang
luas sesuai dengan pengertahuan keluarga mengenai
kesehatan.
e) Menggunakan fasilitas kesehatan
Tugas ini merupakan bentuk upaya keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya
dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada.

Beberapa alasan yang menjadikan keluarga sebagai sasaran


pelayanan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga
menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya.
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan
akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
4. Keluarga tetap berperan dalam mengambil keputusan terhadap
permasalahan kesehatan yang menimpa anggota keluarga sebagai
individu.
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah sebagai
sarana implementasi upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

7. Tahap perkembangan keluarga


Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan
yang terjadi pada sistem keluarga yang mencakup perubahan pola
interaksi dan hubungan antar anngotanya disepanjang waktu.
Perkembangan keluarga tersebut dibagi menjadi beberapa tahap.
Berikut tugas perkembangan yang harus dicapai dalam setiap tahap
perkembangannya. Adapun tahap perkembangan keluarga adalah
sebagai berikut:
1. Keluarga baru menikah
Tahap ini dimulai saat masing-masing individu baik laki-laki
dan perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang
sah dan meninggalkan keluarganya masing-masing. Tugas
perkembangan utama pada tahap ini yaitu:
a) Membina hubungan intim yang memuaskan.
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan
kelompom sosial.
c) Mendiskusikan rencana memilki anak.
2. Keluarga dengan anak baru lahir (child bearing)
Tahap ini dimulai dari kehamilan sampai dengan kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan (utama) pada tahap ini yaitu:
a) Mempersiapkan menjadi orang tua.
b) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga,
interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan keluarga.
c) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangannya.
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misalnya tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi.
c) Beradaptasi dengan adanya anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain atau yang lebih tua juga harus
dapat terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam
maupun di luar keluarga.
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi
tumbuh kembang anak.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah usia 6 tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun. Tugas perkembangan utama
pada tahap ini yaitu:
a) Membantu sosialisasi anak bertahap lingkungan luar rumah,
sekolah, dan lingkungan lebih luas.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, termasuk
biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
5. Keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan
berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tugas perkembangan
pada tahap ini yaitu:
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda yang
mulai memiliki otonomi.
b) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang
tua untuk menghindari terjadinya perdebatan, kecurigaan,
dan permusuhan.
d) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga.
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Tahap ini dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah
dan berakhir saat anak berakhir meninggalkan rumah. Tugas
perkembangan pada tahap ini yaitu:
a) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi
keluarga besar.
b) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
c) Mempertankan keintiman pasangan.
d) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah
tangga.
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu
pasangan meninggal. Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:
a) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia
pertengahan.
b) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan
dengan anak-anaknya dan teman sebaya.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
8. Keluarga usia tua
Tahap ini dimulai saat salah seorang pensiunan, berlanjut
salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal.
Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:
a) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang
saling menyenangkan pasangannya.
b) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi seperti
kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan
keluarga.
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d) Melakukan file review masa lalu.

B. Konsep Penyakit Hipertensi


1. Pengertian
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Sementara itu diastoliknya lebih kecil dari 85 mmHg dianggap tekanan
darah normal, 85-89 mmHg normal tinggi, 90-104 mmHg hipertensi
ringan, 105-114 mmHg hipertensi sedang, dan lebih dari 115 mmHg
dianggap tekanan darah tinggi (Wiryowidagto, 2003).
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara
terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal
adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi
pembuluh darah perifer dan kardiak output (Wexler, 2002).

2. Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaiutu: genetik, lingkungan,
hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan
peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

3. Patofisiologi
Jantung adalah  sistim pompa yang berfungsi untuk
memompakan darah  keseluruh  tubuh, tekanan teresebut
bergantung pada factor cardiac output dan  tekanan  peririfer. Pada 
keadaan  normal  untuk  memenuhi  kebutuhan  metabolisme
jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan  cardiac  
output  dan  tekanan  perifer menurun.
Konsumsi sodium (garam)  yang berlebihan  akan 
mengakibatkan  meningkatnya volume cairan dan pre load  sehingga 
meningkatkan  cardiac  output . Dalam sistim  Renin -  Angiotensien  -
aldosteron  pada  patogenesis    hipertensi, glandula  supra renal 
juga  menjadi  factor  penyebab  oleh  karena  faktor  hormon.
Sistim  Renin  mengubah angiotensin menjadi  angiotensin  I 
kemudian angitensin  I  menjad angiotensin  II  oleh  Angitensi 
Convertion  Enzym (ACE).
Angiotensin  II  mempengaruhi  Control  Nervus  Sistim 
dan  nervus  pereifer  yang  mengaktifkan  sistim  simpatik  dan 
menyebabkan  retensi vaskuler  perifer  meningkat . Disamping  itu 
angiotensin II  mempunyai  efek  langsung  terhadap  vaskuler 
smoot  untuk  vasokonstruksi  renalis. Hal  tersebut  merangsang 
adrenal  untuk  mengeluarkan  aldosteron  yang  akan meningkatkan 
extra  Fluid  volume  melalui  retensi  air  dan  natrium. Hal  ini 
semua  akan  meningkatkan  tekanan  darah  melalui  peningkatan 
cardiac  output. (Jurnlistik international cardiovaskuler, 1999)
Komplikasi yang mungkin  terjadi  akibat  hipertensi 
seperti, penyakit  jntung  koroner, gagal  jantung, gagal ginjal,
kerusakan  mata, dan kerusakan pembuluh darah otak (Sri Rahayu,
2000). 

4. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi aterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :


a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epitaksis
h) Kesadaran menurun

5. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi antara lain:
a. Aterosklerosis
b. Penyakit jantung koroner
c. Penyakit arteri perifer atau oklusi arteri perifer
d. Aneurisma
e. Gagal jantung
f. Stroke
g. Edema paru
h. Gagal ginjal
i. Kebutaan (pecahnya pembuluh darah pada mata)
j. Sindrom metabolik

6. Penatalaksanaan
Perawatan pada  penderita  hipertensi  adalah sebagai  berikut :
a. Berolahraga secara teratur
b. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain :
1) Diuretik  : Hidrochlortiasid, Furosemid, dll. 
2) Betabloker : Proparnolol, dll.
3) Alfabloker : Prazosin, dll.
4) Penghambat  ACE  : Kaptopril, dll.
5) Antagonis Kalsium : Diltiasem, dll (farmakologi FKUI, 1995).

c. Pengaturan diet
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi
ada beberapa faktor yang perlu  diperhatikan yaitu  keadaan berat
badan,  derajat hipertensi, aktifitas dan ada tidaknya komplikasi.
Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi, diperlukan 
pengetahuan tentang jumlah kandungan  natrium dalam bahan
makanan. Makan biasa (untuk orang sehat rata-rata mengandung
2800–6000 mg per hari). Sebagian besar  natrium  berasal dari 
garam dapur.  
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor
kadaan tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari.
Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi
atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
1. Diet rendah garam
Diet  rendah garam pada hakekatnya merupakan diet
dengan mengkonsumsi makanan tanpa garam. Garam dapur
mempunyai  kandungan 40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang
mengandung soda kue, baking powder,  MSG (Mono Sodium
Glutamat), Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya
terdapat dalam saos, kecap, selai, jelli, makanan yang terbuat dari
mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan
diet pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Jangan menggunakan garam dapur
b. Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega,
keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-
lain.
c. Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan
bahan makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d. Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang
mengandung sodium.
e. Batasi minuman yang bersoda seperti coca-cola, fanta, sprite.

f. Diet rendah kolesterol / lemak.


Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol,
trigliserida, dan pospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal
dari makanan dapat diabsorbsi oleh tubuh sisanya akan
dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang mengandung
kolesterol tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning
telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah
kolesterol adalah menurunkan kadar kolesterol serta
menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hipertensi adalah :
g. Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan
mentega.
h. Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
i. Gunakan susu full cream.
j. Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per
minggu.
k. Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-
kacang lainnya.
l. Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis
seperti sirup, dodol.
m. Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
n. Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hipertensi tidak
mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian
orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena
hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan
melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun
hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal
berikut :
Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi
atau 500 kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badan per
minggu.
o. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat
gizi.
p. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :
1 piring nasi (100 gram), 1 potong daging (50 gram), 1
mangkok sup (130 gram), 1 potong tempe (50 gram), 1 potong
pepaya (100 gram) (Sri Rahayu, 2000).
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah
yang dihadapi oleh keluarga.
2. Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan, status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam
memberikan perawatan pada anggota keluarga.
a. Struktur dan sifat anggota keluarga
1) Anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga
2) Data demografi : umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.
3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
4) Struktur anggota keluarga apakah matrilineal, patrilineal.
5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari, kebiasaan tidur, kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang.
b. Faktor sosial budaya dan ekonomi
1) Pekerjaan
2) Penghasilan
3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
4) Jam kerja ayah dan ibu
5) Siapa yang menentukan keuangan dan penggunaannya
c. Faktor lingkungan
1) Perumahan
a) Luas rumah
b) Pengaturan dalam rumah
c) Persediaan sumber air
d) Adanya bahan kecelakaan
e) Pembuangan sampah
2) Lingkungan / daerah rumah
3) Fasilitas sosial dan lingkungan
4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
3) Sumber pelayanan kesehatan
4) Prasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan
5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan
6) Cara pengumpulan data
a) Observasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara
langsung.
1) Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga
2) Komunikasi dari tiap anggota keluarga
3) Peran dari tiap anggota keluarga
b) Wawancara
Dapat mengetahui :
1) Aspek fisik
2) Aspek mental
3) Sosial budaya
4) Ekonomi
5) Kebiasaan sehari-hari
6) Lingkungan
c) Dokumentasi
1) Perkembangan kesehatan anak
2) Kartu keluarga
3) Catatan kesehatan lainnya
4) Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan dan keperawatan antara lain :
a) Tanda-tanda penyakit
b) Kelainan organ tubuh
3. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat
menggunakan typologi masalah dalam family health care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat
memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan atau kagagalan
dalam mencapai potensi kesehatan.
Contoh : riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti
hipertensi
b. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan.
Contoh : ada yang menderita penyakit hipertensi didalam suatu
keluarga
c. Krisis adalah : saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
individu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber
daya manusia.

B. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan rasa aman (nyeri kepala) berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
2. Resiko terjadi komplikasi dari hipertensi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
3. Kurang pengetahuan keluarga tentang nutrisi pada penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya informasi.
4. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet
terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat dari
pengaturan diet.
5. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi
penderita hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang
cara pengolahan makanan dalam jumlah yang benar.
C. Perencanaan

N Masalah Tujuan Kriteria Standar Evaluasi Rencana


o Keperawatan Intervensi
Umum Khusus

1 Gangguan 1. Berikan
rasa aman Setelah Setelah Respon Keluarga dapat penjelasan
(nyeri) dilakukan pertemuan verbal & mendemonstrasikan pada
berhubunga kunjungan 1x30 menit, demonstra cara mengurangi dan keluarga
n dengan rumah selama keluarga Tn. H si mencegah trerjadinya tentang cara
ketidakmam 3 hari, mampu: nyeri dengan benar mengurangi/
puan diharapkan 1. Mengenal dengan teknik mencegah
merawat nyeri kepala masalah relaksasi, kompres terjadinya
anggota berkurang. nyeri dingin pada kepala nyeri   
keluarga kepala bagian belakang dan 2. Demonstrasi
Tn. H yang dengan : menghindari kan pada
menderita 2. Mendemon perubahan posisi keluarga
hipertensi. strasikan secara mendadak tentang cara
cara dan pengobatan mengurangi
mengurangi secara teratur nyeri
/ mengatasi
nyeri.

2 Resiko
terjadi Setelah Setelah Respon Keluarga Tn. H 1. Menjelaskan
komplikasi dilakukan pertemuan verbal mampu menyebutkan cara
dari kunjungan 1x30 menit, cara perawatan perawatan
hipertensi rumah selama keluarga penyakit hipertensi hipertensi.
berhubunga 3 hari, mampu adalah : minum obat 2. Berikan
n dengan diharapkan melakukan teratur, makan contoh
ketidakmam pengetahuan tindakan untuk makanan bergizi, makanan
puan keluarga merawat istirahat cukup, bergizi untuk
keluarga bertambah. anggota menjaga kebersihan hipertensi.
Tn. H keluarga yang lingkungan serta 3. Tanyakan
mengenal menderita berolahraga. kembali
masalah. hipertensi. tentang cara
perawatan
hipertensi
dan contoh
makanan
bergizi.
4. Diskusikan
tentang
pentingnya
perawatan di
rumah.
3 Kurang
pengetahua Setelah Setelah Respon Keluarga Tn. H 1. Menjelaskan
n keluarga dilakukan pertemuan verbal mengetahui / mampu tentang diet
Tn. H kunjungan 1x30 menit, menyebutkan yang sesuai
tentang rumah selama keluarga makanan yang untuk
nutrisi pada 3 hari, mengetahui / dianjurkan atau tidak penderita
penderita diharapkan mampu diperbolehkan hipertensi
hipertensi pengetahuan menyebutkan dikonsumsi oleh yaitu diet
berhubunga keluarga makanan yang penderita penyakit rendah
n dengan bertambah. dianjurkan atau hipertensi. garam,
kurangnya tidak rendah lemak
informasi. diperbolehkan dan
dikonsumsi kolesterol
oleh penderita 2. Menanyakan
dengan dari kembali
penyakit tentang diet
hipertensi. hipertensi.
3. Berikan
reinforcemen
t positif atas
usaha
keluarga

4 Ketidak Setelah Keluarga mampu


mampuan dilakukan Setelah Respon menjelaskan tentang 1. Beri
dalam kunjungan pertemuan verbal manfaat pengaturan penjelasan
mengambil rumah selama 1x30 menit, diet bagi penderita kepada
keputusan 3 hari, keluarga dapat hiperetensi & keluarga
untuk diharapkan memahami menyediakan tentang
mengatur pengetahuan tentang makanan khusus manfaat
diet keluarga manfaat untuk penderita pengaturan
terhadap bertambah. pengaturan hipertensi. diet untuk
anggota diet untuk klien klien
keluarga hipertensi. hipertensi.
yang 2. Beri
menderita penjelasan
hipertensi kepada
berhubunga keluarga
n dengan jenis untuk
kurangnya klien
pengetahua hipertensi.
n keluarga 3. Berikan
tentang kesempatan
manfaat keluarga
dari untuk
pengaturan bertanya.
diet.

.  
5 Ketidakma Setelah  Kilen
dan keluarga
mpuan dilakukan Setelah Respon mampu 1. Berikan
keluarga kunjungan pertemuan verbal menyediakan diet penjelasan
untuk rumah selama 1x30 menit, khusus untuk kepada klien
penderita
menyediaka 3 hari, keluarga hipertensi & dan keluarga
n diet diharapkan mampu mampu menyajikan cara
khusus bagi pengetahuan menyediakan makanan dalam pengolahan
penderita keluarga diet khusus jumlah yang tepat makanan untuki
hipertensi bertambah. untuk bagi klien klien hipertensi.
berhubunga penderita hipertensi. 2. Beri
n kurangnya hipertensi & penjelasan
pengetahua mampu kepada klien
n tentang menyajikan dan keluarga
cara makanan jumlah
pengolahan dalam jumlah makanan yang
makanan yang tepat dikonsumsi
dalam bagi penderita oleh klien
jumlah yang hipertensi. hipertensi.
benar. 3. Beri contoh
sederhana
kepada klien
dan keluarga
untuk
memnbuat
makanan
dengan jumlah
yang tepat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. S DENGAN
HIPERTENSI

A. Pengkajian Keperawatan
1. Data umum keluarga
a. Identitas kepala keluarga
1) Nama kepala keluarga : Tn. S
2) Umur : 60 tahun
3) Pekerjaan : Petani
4) Pendidikan : SD
5) Alamat : Kaliasin Dalam ,RT. 30 RW. 06

b. Komposisi Keluarga
Nama Umur JK Hub dg KK Pendidikan Keterangan
Tn.S 60 Lk Suami SD Sehat
Ny.S 55 Pr Istri SD Sehat
An. B 24 Lk Anak SMA Sehat

c. Genogram

x x x

Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan

X : Permpuan meninggal

x : Laki – laki meninggal


: Pasien
: Tinggal serumah
d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri
dari Tn. S sebagai suami, Ny. S sebagai istri dan anak An. B yang tinggal
dalam satu atap.
e. Suku
Keluarga Tn. S berasal dari suku Madura, bahasa yang dipakai
keluarga adalah Bahasa Indonesia dan untuk kebiasaan keluarga yang
dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan tidak
ada.
f. Agama
Agama yang dianut keluarga Tn. S adalah agama Islam dan seluruh
anggota keluarganya melaksanakan sholat lima waktu.
g. Status sosial ekonomi keluarga
Pencari nafkah yaitu Tn.S dan Ny.S yang bekerja sebagai petani dan ibu
rumah tangga dengan penghasilan rata-rata antara Rp. 800.000,- s/d Rp.
900.000. Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan untuk membeli kebutuhan
pokok seperti beras dan kebutuhan sehari-hari lainnya dan keluarga tidak
mempunyai tabungan khusus baik untuk kesehatan maupun sekolah.
Barang yang dimiliki keluarga di rumah seperti televisi, DVD, kipas angin,
seterika, kompor gas.
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Aktifitas rekreasi keluarga tidak menentu, dan penggunaan waktu
biasanya digunakan dengan menonton TV bersama atau berkunjung
kerumah saudara Tn. N kebiasaan kumpul bersama biasanya dilakukan
keluarga di malam hari.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)
Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini adalah keluarga
dengan anak usia dewasa. Tugas perkembangan keluarga Tn. S yang
sudah terpenuhi adalah mengembangkan hubungan anak dengan
lingkungan sekitar untuk memberikan pengetahuan spiritual sebagai guru
mengaji di desanya.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini
adalah mempertahankan hubungan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan An. B untuk
tetap memberikan ilmu pengetahuan spiritual dengan mengajar mengaji.
Riwayat keluarga inti
1) Riwayat terbentuknya keluarga inti
Riwayat Keluarga inti, Tn.S dan Ny.S sudah menikah 35 tahun yang
lalu, dan mempunyai anak laki-laki bernama An.B berusia 24 tahun.
2) Penyakit yang diderita Tn. S mengalami hipertensi sejak 1 tahun yang
lalu sampai sekarang.
c. Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)
Riwayat keluarga Tn.S sebelumnya orang tua Tn. S yaitu Tn.A
berusia 88 tahun dan Ny. N berusia 70 tahun sudah meninggal Tn.S
mengatakan tidak mengetahui penyebab Tn.A dan Ny.N meninggal. Dan
riwayat orang tua Ny.S yaitu Tn.D berusia 73 tahun dan Ny.U berusia 71
tahun sudah meninggal dan Ny.S mengatakan tidak mengetahui
penyebab Tn. D dan Ny. U meninggal.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
rumah yang ditempati keluarga Tn. S dengan ukuran bangunan
6x20 m2 terdiri dari ruang tamu yang berfungsi juga sebagai ruang tamu
untuk orang bertamu, 3 kamar tidur, dapur, kamar mandi dan WC. Jarak
dengan septic tank lebih dari 5 meter, kondisi WC bersih. Lantai terbuat
dari keramik, rumah semi permanen, sirkulasi udara diperoleh dari pintu
depan, pintu belakang dan jendela. Rumah Tn.S menggunakan listrik
sebagai penerangan dan kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan
cukup bersih. Keluarga Tn.S memiliki tempat pembakaran sampah,
sementara sumber air yang digunakan keluarga Tn.S adalah air sumur
dan keluarga Tn.S khususnya Ny. S mengatakan air di manfaatkan untuk
diminum, cuci, mandi dan kondisi air bersih, tidak berbau.

Denah Rumah
3 4 2

5 1

Keterangan Gambar :
1. Ruang tamu
2. Kamar tidur
3. Kamar mandi
4. Dapur
5. Teras

b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal


Karateristik tetangga dan komunitas di lingkungan rumah Tn.S
adalah tinggal di lingkungan yang berpenduduk cukup padat ditempat
tinggal keluarga Tn.S berasal dari berbagai suku bangsa seperti, Jawa,
Melayu, Sunda, Batak, tipe penduduk adalah suburban dan tipe hunian
dilingkungan Tn.S adalah permanen dan semi permanen, kondisi hunian
cukup ramai. Keluarga Tn.S merasa nyaman hidup di komunitas tempat
keluarga Tn.S tinggal karena tetangga di tempat Tn.S tinggal sangat
ramah dan saling menolong, dan tidak ada aturan dan kesepakatan
ditempat keluarga Tn.S tinggal yang membuat mereka tidak nyaman. Dan
untuk sampai saat ini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.

4. Struktur Keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn.S kurang berfungsi dengan baik
karena Ny.S berkomunikasi dengan Tn.S yang sifatnya terbuka, terkadang
Tn.S mengabaikan Ny.S ketika berbicara tetapi Ny.S tidak melibatkan emosi
dalam penyampaian pesan. Struktur kekuatan keluarga, pengambil
keputusan dalam keluarga Tn.S adalah Tn.S itu sendiri dan Ny.S dengan
proses keputusan diambil dengan cara musyawarah. Keluarga Tn.S
menjalankan peran setiap anggota keluarga dengan melakukan sesuai
dengan perannya masing-masing baik peran formal maupun informal, Tn.S
berperan sebagai kepala keluarga, suami dan ayah bagi anaknya.
Sedangkan Ny.S berperan sebagai seorang istri, ibu bagi anaknya,
sedangkan An.B menjalankan fungsi formal sepenuhnya karena mampu
memelihara komunikasi dengan keluarga dimana mau membantu orang tua.
Nilai dan norma budaya yang dipakai oleh keluarga Tn.S adalah yang sesuai
dengan ajaran agama yang dianut oleh keluarganya yaitu ajaran agama
islam dimana mengaji, sholat, berpuasa pada bulan ramadhan.

5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga Tn.S dalam afektif yaitu tetap saling menghargai,
menyayangi satu sama lain, walaupun terkadang Tn. S mengabaikan
pembicaraan atau nasehat dari Ny. S tetapi Ny. S tidak melibatkan emosi
dalam penyampaian pesan kepada Tn.S maupun An.B. Fungsi sosialisasi
Pada keluarga Tn.S yaitu cukup baik interaksi antara orang tua dan anak
dimana Tn.S dan An.B suka berbicara atau meminta nasihat dari Tn. S dan
untuk Keluarga berinteraksi dengan warga sekitar rumah dengan komunikasi
yang cukup baik. Fungsi reproduksi, pada saat menikah Tn. S dan Ny. S
memiliki enam orang anak dan tidak ber KB.

6. Stress dan Koping Keluarga


Stresor jangka pendek yang dialami keluarga Tn.S yaitu keluarga masih
memikirkan bagaimana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya dan
bagaimana menyisihkan sebagian uang untuk menabung. Serta stresor
jangka panjang yang dialami keluarga Tn.S yaitu memikirkan penyakit
hipertensi pada Tn.S. Lalu respon keluarga Tn.S jika menghadapi masalah
tidak punya uang, Tn.S meminjam kepada adiknya. Bila ada anggota
keluarga yang sakit Ny.S membelikan obat di warung, ke puskesmas, kadang
ke dokter praktek. Kemampuan keluarga merespon terhadap masalah
keluarga biasanya diselesaikan dengan musyawarah dengan semua anggota
keluarga dengan mengemukakan pendapatnya. Strategi koping yang
digunakan keluaraga Tn.S khususnya Ny.S adalah dengan berdoa dan
musyawarah sehingga tidak ada strategi adaptasi disfungsional yang
dilakukan dengan cara maladaptif.

7. Pemeriksaan fisik
Ny.S (55 tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah: 120/80 mmHg,
nadi:80x/menit, pernapasan: 19x/menit, suhu : 36˚C, kondisi kulit kepala Tn.H
bersih, warna rambut hitam sedikit beruban, mata simetris, hidung bersih,
kelopak mata normal, pergerakan mata normal, telinga bersih tidak ada
penumpukan serumen, mulut bersih, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada
caries gigi, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah
bening, dada simetris, bunyi nafas vesikuler, abdomen supel, ekstermitas
atas dan bawah baik, kulit berwarna sawo matang kesimpulan saat ini Ny. S
dalam kondisi sehat.
Tn. S (60 tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah:150/90 mmHg,
nadi:86 x/menit, pernapasan: 20x/menit, suhu: 36,3˚C, kondisi kulit kepala
Ny.N bersih, warna rambut hitam sedikit beruban, mata simetris, hidung
bersih, kelopak mata normal, pergerakan mata normal, telinga bersih tidak
ada penumpukan serumen, mulut bersih, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak
ada caries gigi, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah
bening, dada simetris, bunyi nafas vesikuler, nafas teratur. Abdomen tidak
ada asites. Extermitas atas dan bawah baik, kulit berwarna sawo matang
kesimpulan saat ini Tn. S adalah hipertensi.
An. B (24 tahun) tanda-tanda vital, tekanan darah: 100/60 mmHg, nadi:
70x/menit, pernapasan: 18x/menit, suhu: 37˚C, kondisi kulit kepala An. R
bersih, warna rambut hitam, mata simetris, hidung bersih, kelopak mata
normal, pergerakan mata normal, telinga bersih tidak ada penumpukan
serumen, mulut sedikit tampak kotor, tidak ada sariawan, gigi bersih tidak ada
caries gigi, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah
bening, dada simetris, bunyi nafas vesikuler, extermitas atas dan bawah baik,
kulit tampak bersih, kesimpulan saat ini An.B dalam kondisi sehat.

8. Harapan Keluarga
Keluarga Tn.S sangat berharap dengan adanya penyuluhan kesehatan
tentang hipertensi ini dapat berguna dan bermanfaat untuk dapat lebih
meningkatkan pengetahuaan tentang cara mencegah dan merawat anggota
keluarganya, keluarga Tn.S khususnya Tn. S juga berharap agar terhindar
dari akibat atau komplikasi atau akibat lanjut yang lebih parah.

9. Fungsi Perawatan Kesehatan keluarga (Penjajakan tahap II)


Mengenal masalah nyeri pada Tn. S, saat dilakukan pengkajian pada
keluarga Tn.S khususnya Tn. S mengatakan sudah menderita penyakit
hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, Tn. S mengatakan sering sakit kepala dan
merasa tegang di leher ketika melakukan aktifitas yang berlebihan seperti
bertani karena kelelahan dan menu makanan serta pola makan yang tidak
teratur, Tn. S kadang merasa pusing mendadak, jantung berdebar-debar, dan
nyeri di kepala, nyeri ringan, skal nyeri 4. Ny.N mengatakan tidak mengetahui
mengenai pengertian hipertensi, penyebab hipertensi. Mengambil keputusan,
Tn. S mengatakan ketika nyeri ataupun pusing datang Tn. S biasanya hanya
beristirahat sejenak.
Memanfaatkan fasilitas kesehatan, Tn. S mengatakan kadang membeli
obat di warung ketika nyeri kepala atau pusing dan kadang langsung ke
puskesmas , Tn. S mengatakan pernah ke puskesmas dengan adiknya untuk
memeriksa penyakitnya, Tn. S mengatakan obat yang didapatkan dari
puskesmas cocok.
Mengenal masalah hipertensi pada Tn. S, saat dilakukan pengkajian
pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S mengatakan sudah menderita penyakit
hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, Tn. S mengatakan kurang mengetahui
mengenai pengertian hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala
hipertensi serta akibat lanjut dari hipertensi. Tn. S mengatakan hanya tau dari
dokter bahwa penyakitnya hanya darah tinggi, Tn. S tampak bingung saat
ditanya mengenai pengertiaan hipertensi, penyebab, tanda dan gejala serta
akibat lanjut. Mengambil keputusan, Tn. S mengatakan ketika keluhan datang
Tn. S biasanya hanya beristirahat saja, serta tidak kerumah sakit atau hanya
ke puskesmas. Merawat anggota keluarga, Tn. S mengatakan kalau nyerinya
timbul biasanya hanya berbaring, Tn. S mengatakan tidak mengkonsumsi
obat captopril, karena obatnya sudah habis. Memodifikasi lingkungan,
Keluarga Tn. S khususnya Tn. S mengatakan terasa sakit kepalanya kalau
mengalami kelelahan saat bekerja sebagai petani menu makanan serta pola
makan yang tidak teratur.

B. Analisa Data

N Data Diagnosa Keperawatan


o

1 DS : Tn. S mengatakan sering pusing Gangguan rasa aman (nyeri)


Tn. S mengatakan tengkuk/leher sakit berhubungan dengan
DO : ketidakmampuan merawat
TD : 150/100 mmHg anggota keluarga yang
menderita hipertensi.

2 DS:
Tn. S mengatakan bahwa tidak tahu Resiko terjadi komplikasi dari
kalau menderita darah tinggi hipertensi berhubungan dengan
Tn. S mengatakan tidak pernah ketidakmampuan keluarga
pantangan makan. mengenal masalah
DO:
TD : 180/100 mmHg.
Keluarga Tn. S tidak tahu tentang Diet
pada hipertensi.

3 DS : Kurang pengetahuan keluarga


Tn. S dan keluarga mengatakan tidak tentang nutrisi pada penderita
tahu tentang diet hipertensi hipertensi berhubungan dengan
DO : kurangnya informasi
Tn. S dan keluarga menanyakan diet
yang benar pada penderita hipertensi.
4 DS : Ketidakmampuan dalam
Tn. S dan keluarga mengatakan tidak mengambil keputusan untuk
tahu mengatur diet hipertensi mengatur diet terhadap anggota
DO : keluarga yang menderita
Tn. S dan keluarga tampak bingung hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan
keluarga tentang manfaat dari
pengaturan diet

5 DS : Ketidakmampuan keluarga
Ny. N dan keluarga mengatakan tidak untuk menyediakan diet khusus
tahu menyiapkan bahan untuk diet bagi penderita hipertensi
hipertensi berhubungan kurangnya
DO : pengetahuan tentang cara
Tn. S dan keluarga tampak bingung pengolahan makanan dalam
jumlah yang benar

C. Penapisan Masalah
1. Gangguan rasa aman (nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

N Kriteria Nilai Skor Pembenaran


o

1 Sifat masalah :
Aktual

2 Kemungkinan masalah
dapat di ubah :

3 Potensial masalah untuk


dicegah :

4 Menonjolnya masalah :
2. Resiko terjadi komplikasi dari hipertensi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.

N Kriteria Nilai Skor Pembenaran


o

1 Sifat masalah :
Aktual

2 Kemungkinan masalah
dapat di ubah :

3 Potensial masalah untuk


dicegah :

4 Menonjolnya masalah :

3. Kurang pengetahuan keluarga tentang nutrisi pada penderita hipertensi


berhubungan dengan kurangnya informasi.

N Kriteria Nilai Skor Pembenaran


o

1 Sifat masalah : 3
Aktual

2 Kemungkinan masalah
dapat di ubah :

3 Potensial masalah untuk


dicegah :

4 Menonjolnya masalah :
4. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet
terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat dari
pengaturan diet.

N Kriteria Nilai Skor Pembenaran


o

1 Sifat masalah :
Aktual

2 Kemungkinan masalah
dapat di ubah :

3 Potensial masalah untuk


dicegah :

4 Menonjolnya masalah :

5. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita


hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar.

N Kriteria Nilai Skor Pembenaran


o

1 Sifat masalah :
Aktual

2 Kemungkinan masalah
dapat di ubah :

3 Potensial masalah untuk


dicegah :

4 Menonjolnya masalah :

D. Perencanaan

N Masalah Tujuan Kriteria Standar Evaluasi Rencana


o Keperawatan Intervensi
Umum Khusus

1 Gangguan 1. Berikan
rasa aman Setelah Setelah Respon Keluarga dapat penjelasan
(nyeri) dilakukan pertemuan verbal & mendemonstrasikan pada
berhubunga kunjungan 1x30 menit, demonstra cara mengurangi dan keluarga
n dengan rumah selama keluarga Tn. S si mencegah terjadinya tentang cara
ketidakmam 3 hari, mampu: nyeri dengan benar mengurangi/
puan diharapkan 1. Mengenal dengan teknik mencegah
merawat nyeri kepala masalah relaksasi, kompres terjadinya
anggota berkurang. nyeri dingin pada kepala nyeri   
keluarga kepala bagian belakang dan 2. Demonstrasi
Tn. S yang dengan : menghindari kan pada
menderita Mendemon perubahan posisi keluarga
hipertensi. strasikan secara mendadak tentang cara
cara dan pengobatan mengurangi
mengurangi secara teratur nyeri
/ mengatasi
nyeri.

2 Resiko
terjadi Setelah Setelah Respon Keluarga Tn. S 1. Menjelaskan
komplikasi dilakukan pertemuan verbal mampu menyebutkan cara
dari kunjungan 1x30 menit, cara perawatan perawatan
hipertensi rumah selama keluarga penyakit hipertensi hipertensi.
berhubunga 3 hari, mampu adalah : minum obat
n dengan diharapkan melakukan teratur, makan 2.
ketidakmam pengetahuan tindakan untuk makanan bergizi, Berikan
puan keluarga merawat istirahat cukup, contoh
keluarga bertambah. anggota menjaga kebersihan makanan
Tn. S keluarga yang lingkungan serta bergizi
mengenal menderita berolahraga. untuk
masalah. hipertensi. hipertens
i.

3. Tanyakan
kembali
tentang cara
perawatan
hipertensi
dan contoh
makanan
bergizi.
4. Diskusikan
tentang
pentingnya
perawatan di
rumah.

3 Kurang
pengetahua Setelah Setelah Respon Keluarga Tn. S 1. Menjelaskan
n keluarga dilakukan pertemuan verbal mengetahui / mampu tentang diet
Tn. H kunjungan 1x30 menit, menyebutkan yang sesuai
tentang rumah selama keluarga makanan yang untuk
nutrisi pada 3 hari, mengetahui / dianjurkan atau tidak penderita
penderita diharapkan mampu diperbolehkan hipertensi
hipertensi pengetahuan menyebutkan dikonsumsi oleh yaitu diet
berhubunga keluarga makanan yang penderita penyakit rendah
n dengan bertambah. dianjurkan atau hipertensi. garam,
kurangnya tidak rendah lemak
informasi. diperbolehkan dan
dikonsumsi kolesterol
oleh penderita 2. Menanyakan
dengan dari kembali
penyakit tentang diet
hipertensi. hipertensi.
3. Berikan
reinforcemen
t positif atas
usaha
keluarga

4 Ketidak Setelah Keluarga mampu


mampuan dilakukan Setelah Respon menjelaskan tentang
dalam kunjungan pertemuan verbal manfaat pengaturan 1. Beri
mengambil rumah selama 1x30 menit, diet bagi penderita penjelasan
keputusan 3 hari, keluarga dapat hipertensi & kepada
untuk diharapkan memahami menyediakan keluarga
mengatur pengetahuan tentang makanan khusus tentang
diet keluarga manfaat untuk penderita manfaat
terhadap bertambah. pengaturan hipertensi. pengaturan
anggota diet untuk klien diet untuk
keluarga hipertensi. klien
yang hipertensi.
menderita
hipertensi 2. Beri
berhubunga penjelasan
n dengan kepada
kurangnya keluarga
pengetahua jenis untuk
n keluarga klien
tentang hipertensi.
manfaat
dari 3. Berikan
pengaturan kesempatan
diet. keluarga
untuk
bertanya.

.  
5 Ketidakma Setelah  Kilendan keluarga
mpuan dilakukan Setelah Respon mampu 1. Berikan
keluarga kunjungan pertemuan verbal menyediakan diet penjelasan
untuk rumah selama 1x30 menit, khusus untuk kepada klien
menyediaka 3 hari, keluarga penderita dan
n diet diharapkan mampu hipertensi & keluarga
khusus bagi pengetahuan menyediakan mampu menyajikan cara
penderita keluarga diet khusus makanan dalam pengolahan
hipertensi bertambah. untuk jumlah yang tepat makanan
berhubunga penderita bagi klien untuki klien
n kurangnya hipertensi & hipertensi. hipertensi.
pengetahua mampu 2. Beri
n tentang menyajikan penjelasan
cara makanan kepada klien
pengolahan dalam jumlah dan
makanan yang tepat keluarga
dalam bagi penderita jumlah
jumlah yang hipertensi. makanan
benar. yang
dikonsumsi
oleh klien
hipertensi.
3. Beri contoh
sederhana
kepada klien
dan
keluarga
untuk
memnbuat
makanan
dengan
jumlah yang
tepat.
Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Mahasiswi

Novasari
Nim : 20126121007

Anda mungkin juga menyukai