Jurnal Indo Penyelenggaraan Egov PDF
Jurnal Indo Penyelenggaraan Egov PDF
Abstract
This paper examines the utilization of E-Government (Electronic Government) in the local
governance in Indonesia from juridical perspective. Juridical aspects discussed include: theoretical
foundation, superstructure support in the form of existing arrangements at national or central level,
as well as suggestions for the regions in order to implement the E-Government, particularly in terms
of the legal framework as the initial base. This paper is a result of a legal research using both
theoretical-conceptual and statute approach.
Abstrak
170
Titon Slamet Kurnia, Umbu Rauta, Arie Siswanto, E-Government
171
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 2, April 2017, Halaman 170-181
172
Titon Slamet Kurnia, Umbu Rauta, Arie Siswanto, E-Government
30 Tahun 2014). Kedua, tujuan diberlakukannya pemerintahan dengan asas-asas atau prinsip-
UU No. 30 Tahun 2014, yaitu: menciptakan prinsip good governance sebagai tolok ukur
tertib penyelenggaraan administrasi yuridis dalam penyelenggaraan pemerintahan
pemerintahan; menciptakan kepastian menjadi jelas, yaitu untuk memperbaiki
hukum; mencegah terjadinya kualitas kinerja pemerintah. Secara lebih
penyalahgunaan wewenang; menjamin spesifik, dalam konteks asas-asas dan prinsip-
akuntabilitas badan dan/atau pejabat prinsip good governance, perbaikan kualitas
pemerintahan; memberikan perlindungan kinerja pemerintah harus didorong salah
hukum kepada warga masyarakat dan satunya dalam bentuk kepatuhan terhadap
aparatur pemerintahan; melaksanakan asas keterbukaan/transparansi pemerintahan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan asas efisiensi-efektivitas pemerintahan.
dan menerapkan asas-asas umum Berdasarkan pemahaman demikian maka
pemerintahan yang baik; memberikan instrumentalisasi sistem elektronik dalam
pelayanan yang sebaik-baiknya kepada warga penyelenggaraan pemerintahan diharapkan
masyarakat (Pasal 3 UU No. 30 Tahun 2014). dapat mendorong atau meningkatkan
Selain segi keabsahan hukum keterbukaan dan efisiensi-efektivitas
(rechtmatigheid), kinerja pemerintah dalam pemerintahan supaya tuntutan asas-asas atau
penyelenggaraan pemerintahan juga lazim prinsip-prinsip good governance dapat
dinilai berdasarkan parameter efisiensi dan diwujudkan.
efektivitasnya (doelmatigheid) (P.M. Hadjon, Keterbukaan dalam akses informasi
1987 ). Asas efisiensi dan efektivitas publik hanya salah satu aspek saja dalam
pemerintahan berkaitan dengan apakah menjawab persoalan keterbukaan atau
tindak pemerintahan berhasil mencapai transparansi pemerintahan secara umum.
tujuan/sasarannya atau tidak; apakah hasil Akan tetapi dapat juga dipahami di sini bahwa
yang diperoleh sepadan dengan biaya yang keterbukaan atas akses informasi publik dapat
ditanggung; apakah tindakan tersebut tidak bermakna sebagai starting point untuk
terhindarkan; atau apakah masih ada keterbukaan atau transparansi pemerintahan
alternatif lainnya dengan hasil yang lebih baik secara umum. Dalam pengertian demikian
(K.D. Darumurti, 2012). Dalam konteks asas maka keterbukaan informasi publik menjadi
good governance, efisiensi dan efektivitas sangat penting sebagai bagian dari
keterbukaan atau transparansi pemerintahan
pemerintahan adalah alasan substantif di
secara umum (R. Douglas,1998).
balik pentingnya keterbukaan atau
Keterbukaan atau transparansi
transparansi pemerintahan karena hal itu yang
pemerintahan dapat mendorong akuntabilitas
memberikan peluang sebesar-besarnya untuk
pemerintahan merupakan isu sangat penting
partisipasi masyarakat dalam pemerintahan.
dalam demokrasi, terutama gagasan
Akan tetapi, lebih jauh lagi, aspek
pemerintahan untuk rakyat. Proses
keekonomian dalam penyelenggaraan
pengawasan terhadap jalannya pemerintahan
pemerintahan juga dapat berposisi sebagai
supaya hasil-hasil dari pemerintahan benar-
variabel mandiri dalam rangka pencapaian
benar dapat dinikmati rakyat hanya dapat
efisiensi dan efektivitas pemerintahan.
dikondisikan oleh keterbukaan atau
Dengan keterbatasan sumber daya maka
transparansi pemerintahan. Dengan
perilaku tidak efisien dan tidak efektif dari
pengertian ini maka keterbukaan atau
pemerintah adalah praktik pemerintahan yang
transparansi pemerintahan akan
tidak bermoral (H. McCoubrey & N.D. White).
memudahkan pengawasan oleh rakyat
Saat sekarang, isu tersebut kembali bergema
terhadap pemerintahnya sehingga dapat
dengan slogan Joko Widodo, Presiden ke-7
mendorong proses akuntabilitas
Republik Indonesia, yang dikenal dengan
pemerintahan semakin lebih baik.
'revolusi mental'.
Instrumentalisasi sistem elektronik
Hubungan antara instrumentalisasi E-
untuk penyelenggaraan pemerintahan (E-
Government dalam penyelenggaraan
173
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 2, April 2017, Halaman 170-181
175
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 2, April 2017, Halaman 170-181
176
Titon Slamet Kurnia, Umbu Rauta, Arie Siswanto, E-Government
177
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 2, April 2017, Halaman 170-181
178
Titon Slamet Kurnia, Umbu Rauta, Arie Siswanto, E-Government
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang tersebut koheren dengan isu perlunya
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Perpres legalitas implementasi E-Government dalam
No. 54 Tahun 2010). Meskipun pengadaan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
barang/jasa tidak wajib untuk dilakukan Asas atau prinsip legalitas merupakan
secara elektronik (Pasal 106 ayat (1) Perpres No. titik anjak untuk asas atau prinsip negara
54 Tahun 2010) , namun tampaknya ada hukum. Dalam pengertian sebaliknya,
kecenderungan untuk menerapkan Sistem berdasarkan asas atau prinsip negara hukum,
Elektronik dalam pengadaan barang/jasa pemerintah harus membentuk skema legislasi
pemerintah, termasuk di lingkungan terlebih dahulu sebagai dasar tindakan
Pemerintah Daerah. Kecenderungan ini juga (reason for action) bagi tindak-tindak
didorong oleh pembentukan Lembaga pemerintahan yang hendak dilakukannya.
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Minimal hal itu memiliki fungsi informatoris
bahwa warga negara dapat mengetahui secara
Pemerintah (LKPP), sebuah Lembaga
jelas apa yang dapat dilakukan atau tidak oleh
Pemerintah Non-Kementerian yang berfungsi
pemerintahnya dan bagaimana seyogianya
mendorong terwujudnya tata-kelola
pemerintah melakukan hal itu. Dalam
pemerintahan yang baik, terutama di bidang pengertian demikian maka asas atau prinsip
pengadaan barang/jasa pemerintah legalitas bermakna sebagai pembatasan
(government procurement). terhadap pemerintah. Dengan keberlakuan
asas legalitas maka tindak pemerintahan pada
3. Implementasi E-Government dalam hakikatnya dikehendaki supaya bersifat
Penyelenggaraan Pemerintahan reguler dan mengandung uniformitas atau
Daerah keseragaman. Pada poin tersebut asas atau
Indonesia pada tahun 2016 menempati prinsip legalitas dari asas atau prinsip negara
peringkat ke delapan dari negara-negara di hukum menuntut supaya tindakan pemerintah
dunia terkait dengan jumlah pengguna bersifat sama dan menetap dengan secara
internet yang mencapai 82 juta orang (laman konsisten mengikuti preskripsi dari legislasi
resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berlaku umum, ketimbang mengikuti
Republik Indonesia) . Kondisi faktual ini preferensi individual pejabatnya (A. Scalia,
merupakan kekuatan pendorong untuk 1989).
mengimplementasikan E-Government dalam Sebagai preskripsi untuk pengaturan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. ke dalam Peraturan Daerah yang hendak
Dikaitkan dengan fakta tersebut maka dilakukan, arah pengaturan Peraturan Daerah
kebutuhan untuk penyelenggaraan E- hendaknya ditujukan pada pengaturan
Government, dan perlunya pengaturan mengenai: kewajiban dan tanggung jawab
mengenai penyelenggaraan E-Government daerah dalam penyelenggaraan E-
sebagai dasar hukumnya, merupakan Government; pengelolaan sistem elektronik
kebutuhan yang rasional, yang memiliki atau teknologi informasi dan komunikasi
koherensi dengan keberlakuan asas legalitas dalam penyelenggaraan E-Government;
sebagai salah satu asas dari asas negara infrastruktur sistem elektronik atau teknologi
hukum. informasi dan komunikasi untuk
Oleh karena itu, menjawab isu tentang menerjemahkan E-Government; sumber daya
pra-kondisi bagi implementasi E- manusia (SDM) sebagai operator atau
Government dalam penyelenggaraan pengelola dalam penyelenggaraan E-
pemerintahan daerah, diperlukan suatu Government dan perlindungan terhadap
kerangka hukum a priori pada daerah yang sistem elektronik atau teknologi informasi
hendak mengimplementasikan E- dan komunikasi dalam rangka
Government di daerahnya. Dengan penyelenggaraan E-Government.
pengertian lain, kerangka hukum tersebut Hal prinsip dalam pengaturan
secara lebih spesifik adalah pengaturan pada kewajiban dan tanggung jawab pemerintah
daerah, dalam hal ini melalui Peraturan adalah supaya penyelenggaraan E-
Daerah. Keberadaan Peraturan Daerah Government mampu mencapai tujuannya.
179
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 2, April 2017, Halaman 170-181
180
Titon Slamet Kurnia, Umbu Rauta, Arie Siswanto, E-Government
181