Anda di halaman 1dari 24

UJIAN TENGAH SEMESTER

RAB DAN RKS


Dosen : Dr.Ir Marcus Gartiwa .,MT

Dibuat Oleh :
IRVAN DICKY ZAKARIA (41155030170036)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
SEMESTER GENAP 2019/2020
SPESIFIKASI TEKNIK

Pekerjaan Struktur

PASAL 1 : PENJELASAN UMUM


1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi Struktur)
ini, dibuat dengan maksud agar konstruksi struktur yang akan dikerjakan
memenuhi kualitas/Persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam gambar.
2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
struktur sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar
struktur.

PASAL 2 : PEKERJAAN PENDAHULUAN


1. Pekerjaan Stripping
Seluruh Tapak Bangunan ditambah 3 m dari sisi-sisi Tapak Bangunan harus
dibersihkan dari humus dan Lumpur dengan cara stripping.
a. Stripping/Penebasan/Pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap
semua sampah-sampah, puing-puing, semak-semak belukar dan
tanaman-tanaman kecuali apabila ada beberapa tanaman yang
dipertahankan sesuai gambar.
b. Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai
kedalaman minimum 20 cm di bawah permukaan tanah
2. Pengukuran Tapak Kembali
a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya

b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan


dengan alat-alat waterpass/theodolit yang ketepatannya dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patokan kayu semutu Meranti
Merah dengan ukuran kaso (5/7 cm),yang tertancap dalam tanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-rubah, berjarak
maksimum 1,5 meter satu sama lain.
b. Papan dasar pelaksanaan/Bouwplank dibuat dengan kayu meranti,
dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya (waterpas).
c. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian
tanah pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak terganggu oleh
pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan semua asas bangunan dan peil ±0.00 atau peil reference
lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak boleh hilang apabila terkena
air/air hujan. Peil ±0.00 adalah peil lantai dasar bangunan.

PASAL 3 : PEKERJAAN GALIAN PONDASI


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan
ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Galian tanah untuk saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus
sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar.
b. Apabila penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
pemborong harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan
pondasi yang sama untuk daerah yang bersangkutan.

c. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi


selapis, dan di tumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada
pasal 4 mengenai “Pekerjaan Urugan dan Pemadatan”.
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus
digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan
dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal setiap lapisan 15 cm lepas,
dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur
pada pasal 4.
e. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian
agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau
penunjang sementara atau lereng yang kuat, agar tidak membahayakan
bangunan lain dan pekerja.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan.
g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang berdekatan, maka
galian harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan
seterusnya.

PASAL 4 : PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.
2. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jenis tanah adalah sand clay atau pasir urug.

b. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas


bongkaran, bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
maksimal tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan.
b. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai
dengan ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian
tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.
c. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Pemborong harus membuat
saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut
misalnya dengan bantuan pompa air.
d. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah
dan sebagainya.
e. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali
sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang
dipadatkan, kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal 3
mengenai “Pekerjaan Galian Pondasi”.
f. Bagian permukaan yang dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah
oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya.
g. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh
lapisan yang kepadatannya sama.
h. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kapadatan yang dibutuhkan
dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai
dengan lapisan berikutnya.

PASAL 5 : PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk
memperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas dasar galian tanah, di
bawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti pondasi.
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu kelas A yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam,
dan keras, bebas dari lupur, tanah lempung, dan lain sebagainya.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organik lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5 cm,
hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Tebal lapisan sirtu minimum 15 cm padat atau sesuai yang ditujukan dalam
gambar. Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal
padat.

PASAL 6 :PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.
2. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal 4 butir 2

PASAL 7 : PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan

gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan tambahan dari


arsitek dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam
gambar stuktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.
b. Acuan yang direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap
sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
c. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat
seperti potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
d. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.
e. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum
pengecoran.Harus diadakan tindakan untuk menghindari terkumpulnya air
pembasahan tersebut pasa sisi bawah.
f. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
g. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan sesuai yang dimana bagian konstruksi yang
dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaannya.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu
sebagai berikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari.
- Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari.
c. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.
d. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain
disekitarnya, dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat
pemindahan.

e. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari
lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan.

PASAL 8 : PEKERJAAN LANTAI KERJA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing/struktur pada
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland harus memenuhi Pedoman beton 1989.

b. Pasir Beton yang digunakan harus memenuhi PB 1989.


c. Krikil/split harus memenuhi PB 1989.
d. Air kerja harus memenuhi persyaratan yang memenuhi PB 1989.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk menyelesaikan penggantian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya
b. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung
maksimal.

c. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil
atau split dengan perbandingan 1:2:3.
d. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata/waterpass. Kecuali pada
lantai ruangan-ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar

PASAL 9 : PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang
tercantum dalam gambar, baik untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi
maupun Struktur Atas.
2. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
 Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-
15-1991-03).
 Pedoman Beton 1989.
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia(PUBI-1982)
3. Keahlian dan Pertukangan
Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk ketentuan, tolerensi dan
penyelesaian.
4. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland local yang memenuhi
syarat-syarat dari :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Menpunyai sertifikat uji (test sertificate)
b. Agregat (Aggregates).
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran-kotoran lainnya).
c. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali),
tulangan, minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton
Indonesia. Air yang mengandung garam (air laut) sama sekali tidak diperkenankan
untuk dipakai.
d. Besi Beton (Steel Bar)
Semua basi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat (retak-
retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan
tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan
Beton Indonesia.
- Mempunyai penampang yang sama rata.

e. Kualitas Beton
a. Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah beton
Ready Mix fc’ 25 MPa (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder
beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari).

3
b. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m , harus dilakukan
pengujian slump (slump test), dengan syarat minimum 8 cm dan
maksimum 12 cm.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada dasarnya pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang harus dilakukan
dengan peraturan-peraturan yang disebutkan pada butir 2 pasal 9.

b. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix :


1. Disyaratkan agar pemesanan beton ready mix dilakukan pada Supplier
beton ready mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya,
kontinuitas penyediaannya dan mempunyai/mengambil material-
material dari tempat tertentu ynag tetap dan bermutu baik.
2. Pemborong harus meminta jaminan tertulis kepada supplier Beton Ready
Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas
pengadaan dan jumlah/volume beton yang digunakan.
3. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan,
walaupun disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan
tanggung jawab sepenuhnya dari Pemborong.
4. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga) jam, yaitu
terhitung sejak dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk ready
mix di plant/pabrik sampai selesainya beton ready mix tersebut
dituangkan dicor, tidak dapat digunakan atau dengan perkataan lain akan
ditolak.
c. Adukan Beton yang dibuat di tempat
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut berat.
- Agregat diukur menurut berat.
- Pasir diukur menurut berat.
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

d. Pengecoran Beton
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-
bagian struktural dari pekerjaan beton yang akan dicor harus memenuhi
syarat lagi misalnya tulangan, pembersihan bekisting atau hal-hal lain
yang tidak sesuai gambar-gambar dan spesifikasi.

2. Adukan beton harus cepat dibawa ketempat pengecoran dengan


menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
3. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan
besi beton selesai diperiksa
4. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan
kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
5. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari satu ketinggian lebih
dari 1,5 m yang akan menyebabkan pengendapan/pemisahan agregat.
6. Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa
berhenti), adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih
dari 15 menit selam pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai
lagi.
e. Pemadatan Beton
1. Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran
ynag sesuai selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian
serupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi/rangkaian
tulangan.
2. Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos yaitu
memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.

f. Curing dan Perlindungan atas Beton


1. Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau
aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
2. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama
14 hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan
dengan cara menutupi dengan karung basah sedangkan
untuk lantai selama 7 hari pertama dengan cara menutupi dengan
karung basah, menyemprotkan air atau menggenangi dengan iar pada
permukaan beton tersebut.
3. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Pemborong
bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian
ini.
4. Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki.
g. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton
1. Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat
pada posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari
Peraturan Beton Indonesia.
3. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan
gambar dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi
penurunannya.
4. Pemasangan selimut beton (beton deking) harus sesuai dengan gambar
detail standard penulangan.
5. Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi
karat, lemak, kotoran serta bahan-bahan lain ynag dapat mengurangi
daya lekat.
6. Pemasangan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
overlap, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standar penulangan.
7. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 guage atau
klip.
8. Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam pemanpang beton,
sehingga tidak menonjol kepermukaan beton.

9. Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya


harus sesuai dengan gambar.
10. Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari
semua kotoran-kotoran.
11. Penggantian Besi
(a). Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang
adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
(b). Dalam hal ini di mana berdasarkan pengalaman Pemborong atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka :

 Pemborong dapat menambah ekstra besi dengan tidak


mengurangi pembesian yang tertara dalam gambar.
 Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat
dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
(c). Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding
1. Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diberikan
penjangkaran dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar
minimum 60 cm di bagian di mana bagian yang tertanam
dalam bata dan kolom masing-masing 30 cm dan berdiameter
10 mm.
2. Tiap pertemuan dinding, dinding dengan luas yang lebih besar
dari 9 m² dan dinding dengan tinggi lebih besar atau sama
dengan 3 m harus diberi kolom praktis dan ring balok dengan
ukuran minimal 15 cmx 15 cm.
3. Untuk lisplank bata dan dinding-dinding lainnya yang
tingginya >3 m harus diberi kolom praktis setiap jarak 3 m
dan bagian atasnya diberikan ring balok.

Pekerjaan Arsitektur

PASAL 1 : PEKERJAAN UBIN KERAMIK


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan ubin keramik/ceramik tile untuk
pekerjaan finishing lantai, dinding dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Pelaksanaan
Adukan yang dipakai 1 PC : 4 Pasir, tebal 2 cm diberi campuran additive calbond.
Pasir yang dipakai mempunyai gradasi 2 mm, harus dicuci dan disaring. Tidak
dibenarkan menyiram air semen ke permukaannya. Toleransi kecekungan adalah

2
2,5 mm untuk setiap 2 m

Garis-garis tepi Ubin Keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus. Lebar
siar harus sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm. Persyaratan
pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus sesuai dengan spesifikasi pabrik
agar didapatkan hasil yang baik. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan. ubin
keramik harus dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.

PASAL 2 : PEKERJAAN DINDING BATU BATA


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
Syarat.-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 3 Pasir :
10 kapur, kecuali pasangan batu bata semen trasram.
b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang,
yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum
200 cm di atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang
basah (toilet, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di bawah permukaan
tanah.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga jernih.

d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm


dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan
disiram air.
e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maximum 24
lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu
bata tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 9" harus ditambahkan kolom dan
balok penguat praktis dengan kolom ukuran 15 x 15 cm dengan tulangan pokok
4 diameter minimal 10 mm beugel diameter : 6 mm jarak 10 cm, sedangkan jarak
antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama sekali
tidak diperkenankan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm.
i. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah lebih dari dua.
j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
k. Pasangan batu bata trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan
adukan 1PC : 4 pasir.

PASAL 3 : PEKERJAAN PLESTERAN DINDING


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Plesteran
• Plesteran kedap air
• Plesteran halus/aci halus
• Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja.

Pekerjaan plesteran ini, untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta
permukaan beton yang terlihat dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk
difinish.
2. Persyaratan Bahan
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah yang cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit.
b. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 Pc : 4
Psr dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang
tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
c. Plesteran adalah campuran 1 Pc: 3 Pasir : 10 Kapur.
d. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu
bata bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air.
e. Plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 4 Pasir.
f. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu
bata bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan permukaan
dinding pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
g. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mendapat campuran yang homogen.
Plesteran ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar beruinur 7 hari (sudah kering benar)
h. Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
i. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran
tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh dan
padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun
benda-benda lain yang membuat cacat.
j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata
dan beton, permukaan beton harus dibersilikan dari sisa-sisa bekisting
kemudian di ketrek/scratched.
k. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan
beton yang akan difinish dengan cat.

l. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin


keramik dan lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur garis
horisontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material
finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut
cacat.
m. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom/lantai .
n. Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm,
maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan
pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat
plesteran.
o. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M. Sponengan harus
rapi dan lurus.
p. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat.
q. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai,
Kontraktor harus selalu mcnyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali
sehari sampai jenuh.
r. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran beruinur lebih dari 2 minggu.
s. Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali harus
menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton.

PASAL 4 : PEKERJAAN DINDING KERAMIK


1. Lingkup Pekerjaan
a. Jenis : Ceramic tile

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini hams sesuai dengan peraturan -peraturan


ASTM, Peraturan keramik Indonesia (Nl-19) dan dari distributor Laticrete
harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun
c. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini harus baru, kualitas
terbaik
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekatan seperti contoh di atas, sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
b. Siar-siar keramik diisi dengan am atau yang setara, yang warnanya akan
ditentukan kemudian.
c. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu ,
sesuai petunjuk pabrik.
d. Pemasangan harus diiakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan keramik.
e. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam noda-
noda yang melekat.
f. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air
sampai jernih.
g. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

PASAL 5 :PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kayu dipasang pada seluruh detail sesuai
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka dari kayu Jati yang telah dikeringkan dengan oven, dianti
rayap, mutu A, kelas kuat I-II dan kelas awet I.
b. Mutu dan kualitas kayu dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun
1961)
c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
d. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan /pelekatan lembaran panil
dan rangka, apabila diperlukan digunakan lem kayu produk dalam negeri yang
bermutu baik.
e. Bahan finishing daun pintu : - cat kayu melamic.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
b. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat lain,
agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan,
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
c. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata. lurus dan siku sisi-sisinya satu
sama lain.
d. Daun pintu setelah dipasang halus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 6 : PEKERJAAN KOSEN KAYU


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kosen kayu meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kosen dari kayu Jati yang telah dikeringkan/oven, mutu kelas A, kelas
kuat I-II dan kelas awet 1.

b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat dan peraturan kayu
bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI.
c. Ukuran finish kosen sesuai detail gambar. .
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
e. Accessories.
- Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
- Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja
dipakai ketebalan 2 mm.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dari kerusakan dan kelembaban.
b. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang
tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
c. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama
lain sisi-sisinya dan di Iapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
e. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran,
bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela
f. Detail kosen dan sanibungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type
pintu/jendela yang akan terpasang.
g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,
sehingga mekanisme pembuatan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
h. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angker
diameter minimum 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3
angker dan untuk sisi kosen jendela 2 angker.

i. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

PASAL 7 : PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA DAUN KACA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna
b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak, tidak bergelombang dan harus mcmenuhi standar bahan yang berlaku di
Indonesia.
b. Rangka mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk kosen.
Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Syarat-syarat Pelaksnaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja,
persyaratan-persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu
- Dimensi.
- Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm Toleransi
lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.
- Kesikuan.
c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1.5 mm/in, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.

d. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaea khusus, sesuai
standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
e. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang
tersebut. Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang
harus diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka
seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.
f. Kualitas Pekerjaan
 Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list maupun
skrup.
 Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari
rangka pemegang dan list yang ada.
 Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores.

PASAL 8 : PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat
yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat
aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak
kunci dengan cincin nikel.
c. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu
d. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
e. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop,
dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas p permukaan
lantai ke atas. Engsel tengah di pasang di tengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
b. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah dan pintu
semua.
c. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat.
d. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat,
misalnya Stainlees steel.

PASAL 9 : PEKERJAAN PLAFOND


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond asbes
seperti yang yang ditunjukkan dalam gambar kerja
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas
plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, antara lain : elektrikal, AC,
sound system, tire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan instalasi lain
yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar Rencana
Plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.

d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan
wajib diperhatikan terhadap peil rencana.

PASAL 10 : PEKERJAAN CAT EMULSI


1. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
2. Syarat-syarat Bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah: cat produk Mowilex atau setara
Cat dinding luar/exterior.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan .
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran
lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar,
bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
f. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya
kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.

PASAL 11 : PEKERJAAN PENGECATAN KAYU


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan kayu yang
nampak serta pada seluruh detail yang disebut/ditunjukkan

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam.
b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Harus masih tersegel baik dalam
kemasannya dan tidak cacat.
c. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan
▪ Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).
▪ Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan
amplas besi dan setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk dimulai
pekerjaan pengecatan
▪ Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang pengecatan.
▪ Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran
lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan serta dalam keadaan
kering.
▪ Hasil akhir finishing melamic harus rata, permukaannya halus dan intensitas
warna untuk setiap bagian interior, furniture harus sama (disesuaikan colour
scheme material).

Anda mungkin juga menyukai