Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

ETIKA PROFESI
Dosen : Alfred Wijaya ST.,MT

Dibuat Oleh :

Irvan Dicky Zakaria (41155030170036)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

BANDUNG

SEMESTER GENAP 2019/2020


UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Dipati Ukur 112 Bandung - 40132

Ujian Akhir Semester : Etika profesi - C


Jurusan : Arsitektur
Hari/Tanggal :-
Dosen : Alfred Wijaya
Sifat Ujian : Take Home
Waktu : 2 Hari

SOAL

a. Mohon dijelaskan secara filosofis urutan Kaidah-kaidah dasar Kode Etik


Arsitek dan Kaidah Tata laku Profesi Arsitek yang diterbitkan oleh Ikatan
Arsitek Indonesia tahun 2017!
b. Apa yang Anda lakukan jika pemberi tugas meminta Anda untuk
tidak menghiraukan peraturan-peraturan tata ruang setempat yang berlaku?
c. Mohon diuraikan peran arsitek di dalam menjalankan profesi dalam
hubungan dengan Perda Kota Bandung No.7 Tahun 2018!
d. Bagaimana sikap professional Anda dalam menanggapi berlakunya Perda
Provinsi Jawa Barat No. 2 Tahun 2016? Mohon diuraikan secara ringkas,
sistematis dan menyeluruh mengenai ruang lingkup Perda tersebut!
a. Mohon dijelaskan secara filosofis urutan Kaidah-kaidah dasar Kode Etik
Arsitek dan Kaidah Tata laku Profesi Arsitek yang diterbitkan oleh Ikatan
Arsitek Indonesia tahun 2017!

Jawaban :

Kaidah Dasar 1 – Kewajiban Umum

1. Pengabdian diri
2. Pengetahuan dan Keahlian
3. Standar Keunggulan
4. Warisan Alam, Budaya, dan Lingkungan
5. Nilai Hak Asasi Manusia
6. Arsitektur, Seni, dan Industri Konstruksi

Pengabdian seorang arsitek dalam karyanya tidak terbatas hanya sampai perencanaan
dan terbangunnya proyek tersebut, tetapi sejak gagasan, inspirasi, pelaksanaan dan
penggunaan / pemeliharaan, bahkan sampai bangunan tersebut dibongkar dan
direncanakan kembali.

Kaidah Dasar II – Kewajiban kepada Masyarakat

1. Tata Laku
2. Pelayanan untuk Kepentingan Masyarakat Umum

Disini arsitek harus menaati hokum, tidak mempromosikan diri, tidak terlibat penipuan,
tidak menyuap juga menasihati pemberi jasa jika melanggar hokum.

Kaidah Dasar III – Kewajiban kepada Pengguna Jasa

1. Kompetensi
2. Kerahasiaan
3. Kejujuran dan Kebenaran
4. Perbedaan Kepentingan

Dalam menunaikan tugas yang dipercayakan kepadanya, arsitek harus jujur mengabdi
pada kebenaran dan menjaga rahasia pemberi jasa. Juga mengerahkan segala keahlian
dan pengalaman yang ada padanya hanya untuk kepentingan pihak pemberi tugas,
sepanjang kepentingan ini tidk melanggar kode tata laku.
Kaidah Dasar IV – Kewajiban kepada Profesi

1. Kejujuran dan Keadilan


2. Citra dan Intergritas
3. Pengembangan Diri
4. Kemitraan

Sebagai arsitek tidak menandatangani gambar-gambar rencana, maupun uraian


pekerjaan dan spesifikasi Teknik hasil karya prang lain guna mendapatkan ijin
bangunan atau legalitas hokum lainnya, kecuali dalam satu hubungan kerja (jujur dan
adil)

Arsitek juga wajib berperan serta dalam pengembangan ilmu dan wawasan

Sebagai arsitek tidak mengadakan kerjasama dalam bentuk asosiasi (partnership)


dengan lain macam bidang usaha, kecuali dengan profesi yang sejiwa seperti perencana
kota (planner) arsitek pertamanan, arsitek interior, kontraktor dan konsultan-konsultan
ahli lainnya.

Kaidah Dasar V – Kewajiban terhadap Sejawat

1. Semangat Kesejawatan
 Arsitek tidak diskriminatif, sara, kemampuan fisik cacat badan, status
pernikahan, maupun gender
 Arsitek membina arsitek muda
 Arsitek menyediakan lingkungan kerja dan imbalan yang wajar
 Arsitek menyampaikan pengaduan ke DKA dengan maksud baik
2. Pengakuan Kesejawatan
 Arsitek bila ditawari pekerjaan yang masih dalam penunjukan kepada arsitek
lain wajib memberi tahu arsitek ybs
 Arsitek tidak dibenaran mengambil alih hal intelektual tanpa izin ybs
 Arsitek membangun reputasi professional dan menghargai karya pihak lain
3. Imbalan Jasa Sepadan
 Arsitek menawarkan imbalan jasa sepadan dengan lingkup tugasnya
 Tidak mengubah usulan imbalan jasa karen persaingan
4. Partisipasi dalam Sayembara
 Arsitek tidak dibenarkan mengikuti sayembara yang tidak didukung oleh IAI
 Arsitek bila ditunjuk sebagai penilai dalam tender atau sayembara harus
betindak sesuai dengan kapasitasnya.
5. Penilaian atas arsitek lain.
 Tidak melecehkan dan memberi tahu rekan ybs.

b. Apa yang Anda lakukan jika pemberi tugas meminta Anda untuk
tidak menghiraukan peraturan-peraturan tata ruang setempat yang berlaku?

Jawaban :

Saya pun tidak menghiraukan pemberi tugas, karena pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak
memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan atau sanksi pidana
denda.

c. Mohon diuraikan peran arsitek di dalam menjalankan profesi dalam


hubungan dengan Perda Kota Bandung No.7 Tahun 2018!

Jawaban :

Peran arsitek dalam Perda no.7 Kota Bandung terbilang vital karena menyangkut
menghidupkan kembali bangunan tua yang tak sedikit sudah jadi puing berlumut.

Serta Meningkatkan kesadaran dikalangan arsitek untuk mencintai dan mau memelihara
warisan budaya berupa kawasan dan bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural.

Memberi masukan kepada Pemda mengenai Kawasan-kawasan atau bangunann yang


perlu dilestarikan dari segi arsitektur

Juga membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk keperluan
pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban Design Guidelines)

d. Bagaimana sikap professional Anda dalam menanggapi berlakunya Perda


Provinsi Jawa Barat No. 2 Tahun 2016? Mohon diuraikan secara ringkas,
sistematis dan menyeluruh mengenai ruang lingkup Perda tersebut!

Jawaban :
Perda No.2 tahun 2016 tentang Pedoman Pengendalian Kawasan Bandung Utara
dijelaskan bahwa seluruh perizinan pembangunan harus melalui rekomendasi dari
Pemprov Jabar. Sehingga jika tiba-tiba dilakukan pembangunan tanpa melalui
rekomendasi Pemprov Jabar maka pembangunan tersebut tidak sah.

Jadi karena Perda KBU mengharuskan ada rekomendasi dari provinsi, jika tiba-tiba
dapat izin dari kota, tidak ada rekomendasi dari Pemprov Jabar tetap tidak sah.

Perda tentang Pedoman Pengendalian KBU juga merupakan salah satu upaya dari
Pemprov Jabar untuk mengendalikan pembangunan di KBU.

Untuk pendayagunaan dan pelestarian sekaligus, dimana daerah-daerah dataran tinggi


dimanfaatkan, tapi plus pengendalian juga.

Anda mungkin juga menyukai