Anda di halaman 1dari 14

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai pendekatan diterapkan untuk merumuskan teori akuntansi.


Beberapa dari pendekatan tersebut dikenal sebagai pendekatan tradisional.
Pendekatan tradisonal adalah pendekatan yang ditandai dengan tidak adanya
proses verifikasi yang jelas dalam upaya mengembangkan suatu teori akuntansi.
Pendekatan tradisional merupakan riset konvensional yang mengandalkan
pemikiran tradisional untuk merumuskan kerangka akuntansi konseptual. Kita dapat
membedakan beberapa pendekatan tersebut menjadi:
1.      Pendekatan nonteoritis
2.      Pendekatan deduktif
3.      Pendekatan induktif
4.      Pendekatan secara etis
5.      Pendekatan sosiologis
6.      Pendekatan ekonomi.
Pada makalah ini, masing-masing pendekatan akan dibahas dari segi
kontribusinya terhadap formulasi suatu teori akuntansi, dan dari segi keunggulannya
secara relatif bagi akuntansi, perbedaan antara penyusunan dan verifikasi teori,
hakikat teori akuntansi, daan metodologi untuk memformulasikan teori akuntansi.
2

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja hakikat akuntansi?
1.2.2 Bagaimana penyusunan dan verifikasi teori?
1.2.3 Apa hakikat teori akuntansi?
1.2.4 Bagaimana metodologi dalam perumusan teori akuntansi?
1.2.5 Apa saja pendekatan-pendekatan untuk merumuskan teori
akuntansi?
1.2.6 Bagaimana pendekatan selektif untuk perumusan teori akuntansi?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui mengenai pendekatan


tradisional untuk perumusan teori akuntansi.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Akuntansi : Berbagai Gambaran

Akuntansi sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak
langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang
dianggap bermanfaat untuk suatu bidang tertentu. Terdapat berbagai bidang yang
memanfaatkan akuntansi yaitu: laporan keuangan, penentuan dan perencanaan
pajak, audit independent, sistem-sistem pemrosesan data dan informasi, akuntansi
biaya dan manajemen, akuntansi pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen.

2.1.1 Akuntansi sebagai ideologi

Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena ideologi sebagai suatu sarana untuk
mempertahankan dan melegitimasi aturan-aturan sosial, ekonomi, dan politik yang
berlaku saat ini.

2.1.2 Akuntansi sebagai bahasa

Akuntansi dipandang sebagai suatu bahasa bisnis. Akuntansi adalah satu alat
mengomunikasikan informasi suatu bisnis. Berbagai aktivitas bisnis sebuah
perusahaan dilaporkan dalam laporan akuntansi menggunakan bahasa akuntansi.

2.1.3 Akuntansi sebagai catatan histori

Akuntansi dipandang sebagai suatu sarana penyediaan sejarah suatu organisasi


dan transaksi-transaksinya dengan lingkungannya. Baik bagi pemilik maupun
pemegang saham perusahaan, pencatatan akuntansi menyediakan suatu sejarah
kepengurusan manjer terhadap sumber daya pemilik.
4

2.1.4 Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa kini

Akuntansi mampu mencerminkan realitas ekonomi masa kini. Pandangan ini


menyatakan bahwa baik neraca maupun laporan laba rugi harus didasarkan pada
suatu basis penilaian yang lebih mencerminkan kenyataan ekonomi daripada biaya
historis.

2.1.5 Akuntansi sebagai sistem informasi

Akuntansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pada dasarnya, ketika
dianggap sebagai suatu proses komunikasi, akuntansi yang paling baik didefinisikan
sebagai proses pengodean observasi dalam bahasa system akuntansi, manipulasi
tanda-tanda dan pelaporan system dan penerjemahan serta pengiriman hasilnya.

2.1.6 Akuntansi sebagai komoditas

Akuntansi kerap kali dipandang sebagai suatu komoditas yang merupakan hasil dari
suatu aktivitas ekonomi. Akuntansi ada karena terdapat permintaan akan informasi
khusus dan akuntan mau dan mampu untuk menghasilkannya

2.1.7 Akuntansi sebagai mitos

Akuntansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia


ekonomi dan menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akuntansi, suatu fenomena
ekonomi kompleks diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara yang lebih
mudah dan dapat dimengerti, sehingga menciptakan lebih banyak mitos daripada
kenyataan.

2.1.8 Akuntansi sebagai alasan logis

Akuntansi dipandang sebagai alasan logis karena digunakan untuk melekatkan


makna terhadap peristiwa dan karenanya menyediakan suatu pertimbangan bagi
kejadian mereka di masa mendatang dalam pengambilan keputusan.
5

2.1.9 Akuntansi sebagai perumpamaan

Akuntansi mungkin dipandang sebagai perumpamaan. Akuntansi


memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari
organisasi. Akuntansi bertindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui
peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi.

2.1.10 Akuntansi sebagai percobaan

Perusahaan-perusahaan dapat melakukan percobaan melalui pemakaian data,


teknik, laporan, atau pengungkapan akuntansi yang berbeda agar sesuai dengan
lingkungan tertentu yang mereka miliki dan untuk beradaptasi terhadap kondisi yang
berubah, dan bukannya terhambat atau terpaku kepada pendekatan konvensional
yang sama. Akuntansi merupakan percobaan terutama ketika ia bersifat
sukarela,inovatif, dan tentatif.

2.1.11 Akuntansi sebagai distorsi

Akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau memengaruhi tindakan-tindakan


baik dari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi sasaran ideal bagi
pihak-pihak yang mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan dilihat
oleh pengguna. Metode yang digunakan untuk mendistorsi sistem informasi dapat
diklasifikasikan menjadi enam kategori besar berikut ini :

1. Perataan atau penghalusan : mencakup proses pengubahan arus data alami


atau terencana tanpa mengubah aktivitas actual dari organisasi.

2. Pembiasan : mencakup proses pemilihan tanda-tanda yang memiliki


kemungkinan paling besar untuk diterima dan dipilih oleh pengirim.

3. Pemfokusan : mencakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-


aspek tertentu dari sekumpulan informasi.
6

4. Permainan : mencakup proses menyelesaikan aktivitas-aktivitas oleh


pengirim sehingga menyebabkan terkirimnya pesan.

5. Penyaringan : mencakup proses pemilihan aspek-aspek tertentu yang


menguntungkan dari serangkaian informasi yang sama berharganya dari
komunikasi melalui pengumpulan, penyajian, agregasi, penahanan, atau
penundaan.

6. Tindakan illegal : mencakup proses pemalsuan data dan akibatnya


melanggar hukum privat atau public.

2.2 Penyusunan dan Verifikasi Teori

Prinsip-prinsip yang berlaku umum memandu profesi akuntansi dalam


memilih teknik akuntansi dan pembuatan laporan keuangan dengan cara yang
dianggap sebagai praktik akuntansi yang baik. Sebagai respon terhadap lingkungan,
nilai, dan kebutuhan informasi yang berubah, prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum menjadi subjek dari pemeriksaan ulang dan analisis kritis yang konstan.

Perubahan-perubahan pada prinsip terjadi sebagai bentuk usaha yang


dilakukan untuk memberikan solusi kepada masalah-masalah akuntansi yang
muncul untuk merumuskan suatu kerangka teoritis. Proses penyusunan teori
akuntansi harus diselesaikan oleh vertifikasi teori atau validasi teori. Teori harusnya
menjadi subjek dari suatu ujian logis atau empiris untuk memverifikasi
keakuratannya. Jika teori itu didasarkan matematika, verifikasi seharusnya diprediksi
berdasarkan kekonsistenan logika. Jika teori itu didasarkan atas fenomena fisik atau
social, verifikasi seharusnya diprediksi berdasarkan hubungan antara peristiwa-
peristiwa yang dideduksikan dan observasi di dunia nyata. Teori akuntansi menjadi
hasil dari suatu proses penyusunan teori dan verifikasi teori.
7

2.3 Hakikat Teori Akuntansi

Pada dasarnya teori akuntansi bertujuan sebagai dasar bagi peramalan dan
penjelasan perilaku dan peristiwa akuntansi. Banyak teori-teori muncul dari
penggunaan pendekataan yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi atau
dari usaha untuk mengembangkan teori akuntansi di tingkat menengah dan
bukannya satu teori komprehensif tunggal. Teori akuntansi di tingkat menengah
berasal dari perbedaan cara peneliti melihat antara pengguna data akuntansi dan
lingkungan dimana para pengguna dan pembuatan data akuntansi seharusnya
berprilaku. Meskipun banyak teori menengah yang mucul, hanya sedikit dari penulis
ini yang berusaha membuktikan bahwa suatu teori akuntansi mungkin terjadi.

2.4 Metodologi Dalam Perumusan Teori Akuntansi

Metodologi diperlukan untuk merumuskan suatu teori akuntansi. Perbedaan


opini, pendekatan, dan nilai di antara praktik akuntansi dan riset akuntansi mengarah
pada penggunaan dua metodologi. Satu bersifat deskriptif dan bersifat normatif.

Akuntansi dipercayai sebagai suatu seni yang tidak dapat diformalisasikan


dan bahwa metodologi yang digunakan dalam formulasi suatu teori akuntansi secara
tradisional adalah usaha untuk mempertimbangkan apa yang telah terjadi dengan
memodifikasikan praktek-praktek akuntansi. Teori tersebut dinamakan akuntansi
deskriptif. Tujuan dari teori akuntansi deskriptif adalah untuk menjelaskan atau
memberikan alasan – alasan terhadap praktek yang diamati dan memprediksikan
praktek akuntansi. Sedangkan akuntansi normatif adalah teori akuntansi berusaha
untuk mempertimbangkan apa yang seharusnya terjadi, bukan apa yang terjadi.
Menurut teori akuntansi normatif, akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang
harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak.
Teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi
seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. 
8

Dengan resiko terlalu menyederhanakan, diasumsikan bahwa sifat dari


fenomena dan isu akuntansi yang kompleks, kedua metodelogi di atas mungkn
dibutuhkan untuk merumuskan teori akuntansi. Metodelogi deskripsi berusaha untuk
mempertimbangkan beberapa praktik akuntansi yang seharusnya dipergunakan dan
metodologi normatif berusaha menjustifikasi beberapa praktik yang seharusnya
digunakan.

2.5 Pendekatan untuk Perumusan Teori Akuntansi

Telah dihasilkan berbagai teori akuntansi tingkat menengah dengan berbagai


pendekatan yang berbeda. Berikut ini akan dibahas pendekatan taradisional bagi
perumusan suatu teori akuntansi. Berikut adalah pendekatan tradisional tersebut.

1. Nonteoritis, praktis atau pragmatis

2. Teoritis:

a. Deduktif

b. Induktif

c. Etis

d. Sosiologi

e. Ekonomi

f. Selektif

2.5.1 Pendekatan nonteoretis

Pendekatan nonteoretis adalah suatu pendekatan pragmatis dan pendekatan


kekuasaan. Pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai
oleh kesamaan dengan praktik di dunia nyata yang berguna dalam artian
memberikan solusi yang sifatnya praktis. Sedangkan pendekatan kekuasaan untuk
9

merumuskan suatu teori akuntansi yang terutama dipergunakan oleh organisasi


professional terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik
akuntansi. Karena pendekatan kekuasaan berusaha untuk memberikan solusi
praktis, pendekatan ini dengan mudah disamakan dengan pendekatan pragmatis.

Kedua pendekatan berasumsi bahwa teori akuntansi dan teknik akuntansi


harus disebutkan dalam dasar penggunaan akhir laporan keuangan, jika akuntansi
memeiliki suatu fungsi yang berguna. Dengan kata lain, suatu teori tanpa
konsekuensi praktik adalah suatu teori yang buruk. Intinya, pendekatan pragmatis
untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang telah diikuti oleh otoritas
akuntansi di masa lampau, dan berusaha untuk menurunkan konflik-konflik dari
praktik yang ada hingga saat ini masih bersifat sangat hati-hati dan sementara. Kita
juga berpendapat bahwa pendekatan pragmatis adalah bagian dari suatu teori akun.
Pendekatan ini, yang berdasar pada rasionalisasi dari pembukuan berganda, dimuat
dalam Summa Aritmatica, Geometria, Propotioni et Proponationalita dari Luca
Pacioli, yangditerbitkan oleh di Venesia tahun 1494. Pendekatan teori akun
merasionalisasikan pilihan dari teknik-teknik akuntansi yang berdasarkan atas
pemeliharaan persamaan akuntansi, yaitu persamaan neraca dan persamaan
labaakuntansi.Pernyataan neraca biasanya dinyatakan sebagai :

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Persamaan laba akuntansi biasanya dinyatakan sebagai :

LABA AKUNTANSI = PENDAPATAN – BEBAN

Dua persamaan dalam pendekatan teori akun ini mengarahkan kepada


berkembangnya dua posisi yang terdapat dalam badan penyusunan standar, yaitu,
posisi yang beorientasi pada neraca dan berorientasi pada laba. Dalam kasus
manapun, pendekata teori akun, seperti juga pendekatan pragmatis dan kekuasaan,
tidak memiliki fondas yang teoritis.
10

2.5.2 Pendekatan deduktif

Pendekatan deduktif dalam penyusunan teori manapun diawali dengan dalil


dasar dan diteruskan dengan pengambilan kesimpulan logis mengenai subjek yang
dipertimbangkan. Pendekatan deduktif dimulai dengan dalil akuntansi dasar atau
premis dan dilanjutkan dengan menurunkan prinsip – prinsip akuntansi melalui cara
– cara logis yang dipakai sebagai pedoman dan dasar bagi pengembangan teknik –
teknik akuntansi.

Teori akuntansi yang diperoleh secara deduktif, teknik-teknik akan


berhubungan dengan prinsip, rumus, dan tujuan demikian sehingga teori akuntansi
itu benar, maka tekniknya harus benar. Struktur teoritis dari akuntansi didefinisikan
oleh urutan tujuan, rumus, prinsip dan teknis berdasarkan pada suatu formulasi yang
benar dengan tujuan akuntansi. Untuk menentukan bagaimana teori dapat bertahan
terhadap permintaan praktik, hal yang perlu dipertimbangkan adalah jika
prediksinya dapat diterima maka teori tersebut dapat dikatakan untuk saat ini telah
diverifikasi atau dibenarkan, jika prediksinya tidak dapat diterima maka teori tersebut
dikatakan tidak benar.

2.5.3 Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif dari penyusunan sebuah teori diawali dengan observasi


dan pengukuran serta berlanjut pada kesimpulan umum. Pendekatan induktif diawali
dengan observasi mengenai informasi keuangan dari perusahaan bisnis dan
dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip – prinsip akuntansi dari
observasi tersebut berdasarkan kepada hubungan yang berulang kembali.
Argumentasi induktif didahului oleh kondisi khusus (informasi akuntansi yang
menggambarkan hubungan yang berulang kembali) ke umum (rumus dan prinsip
akuntansi). Tidak seperti pendekatan induktif, kebenaran, atau ketidak benaran dari
dalil tidak bergantung pada dalil lain, tetapi harus diverifikasi secara empiris.
11

2.5.4 Pendekatan Etis

Pendekatan etis adalah sebuah metode dan prinsip yang digunakan untuk
mengembangkan teori akuntansi dari segi perilaku para pemakai laporan keuangan.
Pendekatan etis memberikan penekanan pada konsep kewajaran (fairness),
kesadilan (justice), ekuitas (equity), dan kenyataan (truth). Konsep keadilan adalah
perlakuan yang sama kepada seluruh pihak yang berkepentingan. Konsep
kenyataan menyatakan bahwa laporan akuntansi yang benar dan akurat tanpa
kesalahan penyajian, dan konsep kewajaran berati dengan jujur, tidak bias, dan
penyajian yang tidak memihak akuntan.

2.5.5 Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang menekankan pengaruh


sosial dari teknik akuntansi dalam perumusan teori akuntansi. Hal ini merupakan
pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep dari kewajaranyang lebih luas,
kesejahteraan sosial. Berdasarkan pada pendekatan sosiologi, prinsip atau teknik
akuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh laporannya
terhadap seluruh kelompok dalam komunitas. Juga tersirat dalam pendekatan ini
adalah adanya ekspektasi bahwa data akuntansi akan berguna dalam pembuatan
pertimbangan kesejahteraan sosial. Untuk mencapai tujuannya, pendekatan
sosiologi mengasumsikan keberadaan dari nilai sosial baku yang mungkin
digunakan sebagai kriteria untuk menentukan teori akuntansi.

2.5.6 Pendekatan Ekonomi

Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan


pada pengendalian perilaku dari indikator-indikator makro ekonomi yang dihasilkan
oleh adopsi dari berbagai teknik akuntansi. Pendekatan ekonomi berfokus pada
suatu konsep dari kesejahteraan ekonomi umum. Berdasarkan pada pendekatan,
pilihan dari teknik akuntansi yang berbeda akan tergantung pada pengaruh mereka
pada situasi ekonomi nasional. Pendekatan ini menyatakan bahwa dalam
perumusan teori akuntansi, indikator-indikator makro ekonomi seperti seperti inflasi
harus dipertimbangkan yang dapat memberikan kesejahteraan ekonomi secara
12

keseluruhan.     Prinsip, standar, dan teknik akuntansi yang disusun dikaitkan


dengan tujuan ekonomi. Sebagai contoh dalam akuntansi, dikenal akuntansi
perubahan tingkat harga yang merupakan prosedur dan teknik yang diciptakan
dalam rangka penyajian laporan keuangan yang menggunakan pendekatan makro
ekonomi, yaitu tingkat inflasi atau yang dikenal dengan akuntansi inflasi.

2.6 PENDEKATAN SELEKTIF UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

Dalam perumusan suatu teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip


akuntansi digunakan pendekatan selektif, yaitu kombinasi dari berbagai pendekatan.
Pendekatan selektif muncul sebagai akibat dari berbagai usaha oleh individu dan
professional serta organisasi pemerintahan untuk berpartisipasi dalam pematangan
konsep dan prinsip dalam akuntansi. Pendekatan selektif ini telah memberikan
peningkatan kepada pendekatan baru yang sedang diperdebatkan dalam literatur
yang berupa pendekatan peraturan, pendekatan perilaku, serta pendekatan
kejadian, prediksi, dan positif.
13

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perumusan suatu teori akuntansi dengan pendekatan tradisonal telah


menggunakan metodologi normatif atau metodologi deskriptif, suatu pendekatan
teoritis atau nonteoritis, suatu bentuk alasan deduktif atau induktif, dan telah
berfokus pada suatu konsep kewajaran, kesejahteraan sosial atau kesejahteraan
ekonomi. Pendekatan tradisional berubah menjadi pendekatan selektif secara
perlahan dan mulai digantikan oleh pendekatan – pendekatan yang lebih baru.
Suatu teori akuntansi dengan menggunakan pendekatan apapun harus di
konfirmasikan untuk dapat di terima.

3.2 SARAN
            Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang saya
paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih
mengenal dunia kewirausahaaan .Kami  menyadari apa yang kami paparkan dalam
makalah ini tentu  masih belum  sesuai apa yang di harapkan,untuk itu kami 
berharap masukan yang lebih banyak lagi dari dosen dan teman – teman semua.
14

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006, Accounting Theory: Teori Akuntansi. Edisi Kelima.
Jakarta: Salemba Empat.

http://badruzafni.blogspot.co.id/2009/06/teori-akuntansi-positif-dan-normatif.html

http://akuntanshit.blogspot.co.id/2014/11/pendekatan-deduktif-induktif-teori.html

https://nabilarachmas.wordpress.com/2014/10/11/pendekatan-tradisional-untuk-
perumusan-teori-akuntansi/

http://ekakaristiya.blogspot.co.id/2011/11/metodologi-perumusan-teori-
akuntansi.html

Anda mungkin juga menyukai