Anda di halaman 1dari 5

Nama: Fira Angraini Syamsul

NIM: H061181018
Rekonstruksi 4 Endapan Mineral

PENGENALAN BERBAGAI TIPE ENDAPAN MINERAL DAN


PENYEBARANNYA DI INDONESIA
Endapan mineral (Ore Deposit) adalah batuan yang mengandung satu atau lebih
mineral logam (metallic mineral) yang akan memiliki nilai ekonomis jika ditambang
dinamakan Ore Mineral atau mineral bijih. Suatu endapan dikatakan bijih sebenarnya
dilihat dari nilai ekonomisnya, bila harga pengolahan dan harga pasaran berfluktuasi,
suatu saat endapan mineral dikatakan sebagai bijih dan di saat lain bukan lagi. Pada saat
ekstraksi didapatkan bahan logam dan juga bahan limbah (gangue) yang tidak memiliki
nilai ekonomis. Proses ekstraksi tersebut menghasilkan timbunan limbah (tailing).

Wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan atau tumbukan tigalempeng tektonik,


yaitu Eurasia, Hindia-Australia, dan Lempeng Pasifik.Tumbukan tersebut telah terjadi
sejak berjuta-juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi
yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan yang bervariasi membuat wilayah
Indonesia kaya akan sumber daya geologi, baik mineral, logam, mineral non logam, dan
energi. Penyebaran mineral di Indonesia tidak merata, hal ini dipengaruhi oleh kondisi
geologi.

Dalam Mineral Deposits and Earth Evolution (2005), mengklasifikasikan tipe-tipe dari
endapan berdasarkan waktu dan proses terbentuknya, yaitu:

• Tipe Progenetic; terbentuk dari pengaruh mekanik lapisan bawah permukaan.


• Tipe Syngenetic Deposits; terbentuk pada saat terjadi proses mekanik.
• Tipe Epigenetic; terbentuknya dari formasi atau bentukan topografi.

Tipe Progenetic
Tipe progenetic terbentuk dari pengaruh mekanin lapisan bawah permukaan. Pengaruh
tersebut disebabkan oleh pengangkatan atau redistribusi spasial (dimana terjadi proses
mekanik pada struktur yang membentuk endapan) dari deposit dan pada beberapa
kasus, endapan tersebut mengalami pengangkatan hingga mencapai permukaan bumi
ataupun dekat permukaan bumi sehingga memungkinkan untukdi eksploitasi.
Tipe Syngenetic
Syngenetic deposits merupakan deposit yang terbentuk pada saat terjadi proses
mekanik atau dengan kata lain tipe ini terbentuk sebagai akibat dari proses mekanik
yang berlangsung. Endapan magmatik merupakan endapan sin-genetik, karena
mineral-mineral logamnya terkristalisasi dari larutan yang sama dengan yang
membentuk mineral-mineral silikat pada batuan beku intrusinya – keduanya terbentuk
hampir bersamaan, pada saat magma tersebut membeku. Endapan-endapan mineral
yang terbentuk di permukaan bumi dalam bentuk lapisan-lapisan sedimenter
(sedimentary layers) juga merupakan endapan singenetik. Batuan-batuan (sedimen) di
mana endapan mineral tersebut berada (batuan di bawahnya) terendapkan tidak begitu
lama sebelum terjadinya mineralisasi, sedangkan batuan-batuan sedimen di atasnya
terendapkan tidak begitu lama setelah terjadinya mineralisasi. Ketiga layers tersebut
terendapkan pada saat yang sama, jika ditinjau dari skala waktu geologi. Tipe ini
menerima energi dari deposisi proses mekanik bawah permukaan sehingga dari
pengaruh proses tersebut mengakibatkan keadaan melting.

Tipe Epigenetic
Epigenetic deposits merupakan deposit yang tebentuk dari formasi atau bentukan
topografi sehingga memungkinkan sedimen terendapkan. Sedimen yang terendapkan
selama kurun waktu tertentu dan telah mengalami proses mekanik yang kemudian
menghasilkan endapan. Jika suatu endapan mineral terbentuk lama setelah batuan
pelingkup (host rock)- nya terbentuk, maka dinamakan endapan epigenetik.

Tipe-tipe Endapan Mineral di Indonesia


Secara umum endapan mineral didefinisikan sebagai longgokan (akumulasi) bahan
tambang berupa mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi yang terbentuk oleh
proses geologi tertentu, dan dapat bernilai ekonomi. Endapan-endapan mineral yang
muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan primer (hypogen). Jika
mineral-mineral primer telah terubah melalui pelapukan atau proses-proses luar
(superficial processes) disebut dengan endapan sekunder (supergen).
Sebaran Mineral dan Tipe Mineralisasi di Indonesia

- Tipe endapan mineral timah, dan mineral ikatannya sangat berhubungan dengan
pembentukan batuan granit. Berupa jalur granitik yang memanjang dari Indo-China
bagian utara, Thailand, Malaysia hingga ke bagian utara Pulau Sumatera.
- Tipe laterit nikel, terdapat di bagian timur Indonesia yang berasosiasi dengan batuan
ultra basa.
- Tipe laterit bauksit, terdapat di bagian timur pulau Sumatera dan di Kalimantan.
- Tipe endapan pasir besi, berupa plaser yang terdapat di sekitar pesisir pantai,
berasosiasi dengan batuan berkomposisi menengah-basa. Tipe mineralisasi emas-
perak, yang dibedakan atas tiga jenis yakni:
- Tipe mineralisasi Au-Ag yang berasosiasi dengan Cu (dikenal dengan porfiri).
Terdapat di Grasberg, Erstberg, Papua, terdapat di jalur magmatic Irian Jaya;
dan huan batuhijau di Sumbawa.
- Tipe mineralisasi Au-Ag yang tidak berasosiasi dengan Cu (dikenal dengan tipe
epitermal). Contoh terdapat pada cebakan emas G. Pongkor di Bogor, berada
pada jalur magmatik Sunda-Banda, cebakan emas Gosowong di Halmahera,
cebakan emas Kelian di Kaltim.
- Tipe endapan Au sekunder yang dihasilkan dari endapan sedimen (dikenal
dengan tipe/model plaser). Contoh di S. Barito, S. Kapuas, S.Kahayan (Pulau
Kalimantan)

Secara genetik, endapan mineral dibagi menjadi endapan yang disebabkan


oleh:
Proses magmatik
Tipe endapan magmatik merupakan endapan mineral yang terbentuk hasil langsung
dan fraksinasi kristalisasi magma baik yang terjadi karena pembekuan magma itu sendiri
setelah proses differensiasi atau segregasi. Endapan segregasi magma adalah semua
endapan yang terbentuk melalui kristalisasi langsung dari magma.
Proses hidrotermal
Hidrothermal merupakan fluida atau larutan air panas yang naik akibat proses
magmatik ataupun dari proses lainnya seperti meteoritik atau yang terbebaskan pada
suatu proses malihan. Air panas tersebut melarutkan unsur-unsur logam dari batuan
yang dilaluinya sehingga akan terjadi pengkayaan unsur-unsur dan akan diendapkan di
suatu tempat dengan temperatur yang lebih rendah. Sebagian besar dari cebakan
mineral berasal dari proses ini.
Proses metamorfisme
Suatu tubuh batuan yang diterbos magma (batuan beku) ummnya akan mengalami
rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, penggantian (replacement), pada bagian kontaknya.
Perubahan ini disebabkan oleh adanya panas dan fluida yang berasal dari aktifitas
magma tersebut. Metamorfosa dan metasomatosa kontak yang seringkali menghasilkan
skarn dan endapan skarn. Walaupun sebagian besar skarn ditemykan pada batuan
karbonat, tetapi juga terbentuk pada jenis batuan lainnya seperti serpih, batu pasir,
maupun batuan beku. Cebakan tipe metamorfik terbentuk berhubungan dengan
prosesmetamorfisme yang disebabkan oleh tekanan dan temperatur yang
mengalamiperubahan (peningkatan). Pada endapan ini hanya menghasilkan
sedikitendapan mineral karena batuan induknya mengandung sedikit ion-ion
metal.Tubuh bijih yang terbentuk terkadang sederhana, seringkali tidak teratur
dengansebaran bijih di dalamnya teratur atau tidak teratur. Metamorfisme
dapatmengakibatkan re-kristalisasi dari sulfida yang telah ada menjadi berukuran
lebihbesar, lebih ekonomi, mineralisasi yang memberikan kadar metal yang tingg

a. Kontak Pirometasomatik (skarn) : Cu, Au, Fe

b. Metamorfosa menyebabkan bijih terkonsentrasi : Au

Proses di permukaan
Endapan permukaan merupakan endapan-endapan bijih yang berbentuk relative di
permukaan, yang dipengaruhi oleh pelapukan dan pergerakan air tanah. Telah dikenal
secara luas, bahwa endapan (sedimen) permukaan dibagi menjadi endapan alohton
(allochthonous) dan endapan autothon (autochthonous). Endapan alohton merupakan
endapan yang ditransport dari tempat lain (dari luar lingkungan pengendapan).
Sedangkan endapan autothon adalah endapan yang terbentuk secara insitu.

Anda mungkin juga menyukai