Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA ANTENATAL CARE(ANC)

Oleh:

ARMADHEA MIRANINGTIYAS

P1337420118083

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
2020
A. KONSEP DASAR

1. DEFINISI
Antenatal care(ANC) adalah pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan berupa
pengawasan yang diberikan kepada ibu hamil untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin,
baik berupa kesehatan fisik maupun kesehatan mental (Manuaba 2008).Antenatal care
merupakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin
secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan(Depkes RI, 2010). Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal
dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan
terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan
ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40
minggu (Masriroh, 2013).
Jadi antenatal care merupakan pemeriksaan kehamilan yang diberikan kepada ibu
hamil untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin serta untuk mengetahui masalah atau
komplikasi yang terjadi selama kehamilan. Tujuan dilakukannya antenatal care yaitu:
Tujuan umum antenatal care terpadu menurut Depkes (2010) untuk memenuhi hak setiap ibu
hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat. Adapun
tujuan khusus dari antenatal care adalah sebagai berikut :
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan ibu secara fisik dan mental dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan dan memantau kondisi kehamilan secara berkala.
b. Mendeteksi secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama proseskehamilan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan anak.
c. Memberikan penanganan yang tepat dan cepat jika terdapat ketidaknormalan atau
komplikasi selama masa kehamilan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat pada ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dapat berjalan nomal serta mampu memberikan
ASI eksklusif.
f. Memaksimalkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh dan berkembang secara normal(Manuaba, 2008).
2. ETIOLOGI
Kehamilan dapat terjadi karena adanya sperma yang membuahi sel telur pada
masaovulasi. Saat terjadi ejakulasi kurang lebih 3cc sperma dikeluarkan dari organ
reproduksi pria yang berisi kurang lebih 300 juta sel sperma. Setelah masuk ke
organgenetalia interna wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan dan hanya
satusperma yang mengalami proses kapitasi dan mampu melakukan penetrasi membransel
ovum. Setelah itu akan terjadi proses nidasi, yaitu tertanamnya hasil konsepsikedalam
endometrium. Setelah bernidasi selama kurang lebih 10 hari maka akandimulai proses
pertumbuhan dan perkembangan janin (Sarwono, 2009)

3. KLASIFIKASI
a. Kehamilan normal
Tidak ada riwayat kelainan obsetri, ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
b. Kehamilan dengan masalah khusus
Masalah khusus yang dimaksud seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam
rumah tangga dan kebutuhan finansial.
c. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi atau
kerjasama penanganan. Seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsia, pertumbuhan janin
terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dll
d. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan. Seperti
perdarahan, eklamsia, ketuban pecah dini atau kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan
bayi (Mitayani, 2009).

4. GEJALA DAN TANDA KEHAMILAN


1. Tanda-tanda pasti
a. mendengar bunyi jantung janin
b. melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c. melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi

Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan dapat
dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat diketahui pada
usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong kehamilan
sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada
kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi
dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda
mungkin yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.

Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :


1) Tanda-tanda objektif
 Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin
bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur
bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak, terutama daerah
isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita letakkan 2 jari dalam fornix
posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas symphyse pubis, maka
isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix
(tanda hegar).
 Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita meraba ujung
hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak selunak bibir atau ujung daun
telinga.
 Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong menjadi
keras karena berkontraksi.
 Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan ketuban, maka
bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong atau digoyangkan, makan anakan
akan melenting di dalam rahim. Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan
luar maupun pemeriksaan dalam.
 Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang tumor yang padat
seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai bentuk janin.
 Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat menimbulkan reaksi
yang positif.
 Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan perut.
 Keluarnya colostrums
 Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng kehamilan), areola dan
papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra
(hitam).
 Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
2) Tanda-tanda subjektif
a. Adanya amenorrhoe
b. Mual dan muntah
c. ibu merasa pergerakan anak
d. Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kencing
e. Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).

5. ADAPTASI FISIOLOGI
1. Perubahan fisiologis
a. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari
ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy
dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang
baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu
pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian
lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
b. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena
timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
c. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru,
kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah sebagai
persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa kehamilan,
reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum
lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina
oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida.
d. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi setelah
bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
e. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang atau
serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-
garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya
menbiru disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis putih
agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie
albicans.
f. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini
akan menghilang.
g. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah kulit
payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu
biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum.
Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
h. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam
darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan
calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula
akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
i. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi penambahan
volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya kadar
Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
- Hb 10 gr%
- erytrosyt 3,5 juta per mm3
- leucocyt 8.000-10.000 per mm3

Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah, perluasan


daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta, lagipula jantung
terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.

j. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang
menimbulkan obstipasi.
k. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan
racun-racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin ada juga factor
tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena
desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala janin yang
yang turun ke dalam rongga panggul.
l. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar suprarenalis
menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
m. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortika yang
membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin.
Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang sangat
penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula. Hormon-
hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) HCG (human chorionic gonadotropin)
Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
         Puncaknya pada minggu ke-9 – 13
         Mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2)  HPL (human placental lactogen)
         Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
         Kerjanya berlawanan dengan insulin
         Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa
3) Estrogen
       Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
        Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan
pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric asam
lambung.

2. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan status
emosional seorang calon ibu.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling
mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang menggembirakan,
karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya kehamilan yang
didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin
muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak
keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin bertambah,
diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping itu perubahan
fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga menimbulkan
ngidam dan perubahan kelakuan.(Masriroh, 2013).

6. KELUHAN SELAMA KEHAMILAN


Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada
individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI, 2007).
Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang
tengah hari (morning sickness).
b) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.
c) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
d) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
e) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.
f) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu
diwaspadai adanya abortus.
g) Perut membesar.
h) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul.
Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa
tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya. Pada masa
ini sering timbulkonflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu
mendapatkan perhatian dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila
ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai
kemungkinan adanya faktor psikologis.
Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya,
perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah
terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi,
terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui
pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga
aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.
b) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi.
c) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala
dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai
kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).
d) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu
dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.
e) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat
kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.
f) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya
kepala ke pintu atas panggul.
g) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi
(Purwaningsih, dkk, 2010).

7. PATOFISIOLOGI
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan masa
subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari, contoh :
mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya adalah tanggal
17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24

b. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi pelepasan
telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat celcius

c. Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum

d. Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum

Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk sperma yang
menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk
memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan kavum uteri
kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila pada saat itu terjadi
ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan ekornya, terjadilah
pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari pasangannya. Mula-mula
terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan ovum penuh
dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan berlangsung terus hingga
bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut blastokist. Sementara itu
bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang akan berguna untuk
menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi
decidua.

Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat menanamkan
diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadi konsepsi,
fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih dkk, 2010).
8. PATHWAYS
Trimester I

Konsepsi

Fertilitas

Implantasi

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pada ibu

Perubahan psikologis Perubahan fisiologis

Krisis situasional, GIT Sist.kardio Sist.urinaria


perub.psikologis, vascular
ketidakstabilan hormon Instabilitas Penekanan
hormone Peningkatan vesika urinaria
TD karena
Ansietas Perubahan Asam lambung pembesaran
peran sebagai meningkat Sakit kepala uterus
calon ibu
Rasa Nyeri Frekuensi BAK
Perubahan Koping sebah/mual meningkat
proses individu tdk
keluarga efektif Muntah Gangguan
eliminasi urin
Intake
makanan Kebersihan
menurun genital
menurun
Perubahan
nutrisi kurang Kelembaban
dari meningkat
kebutuhan
Resiko infeksi
Trimester II
Trimester II

Perubahan fisiologis Perubahan psikologis

Krisis
Sistem Sistem Sistem Sistem Musculosc situasional
Sistem Sistem
Endokrin Kardiova reproduksi integumen GIT eletal Respirasi
skular
Proses
Inotropik Vaskularisa Estrogen Progesteron adaptasi
BB janin Desakan
Sekresi si serviks & meningkat meningkat meningkat uterus ke
aldosteron vagina diafragma
Hiperpegmi meningkat Persiapan
ntasi Kulit Saliva& anggota baru
Postur
Sensitifitas meregang asam dlm keluarga
Retensi H2O tubuh Ekspansi
serviks lambung
Perub.body & Na+ berubah paru tidak
meningkat meningkat
image volume maksimal
Ansietas
plasma Striae
Lordosis perubahan
meningkat Rangsang gravidarum
Perub.cardi Peristaltic berlebihan Gangguan peran
ac output seksual menurun pola nafas
TD Perubah
meningkat Perubahan Nyeri
Resiko an body
Pengosongan
cidera Pola image
lambung
janin & seksual
Sakit lambat
maternal
kepala
Kembung,
mual, muntah
Nyeri

Perubahan
nutisi kurang
dari kebutuhan
Deficit volume
cairan
Trimester III

Trimester III

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Pembesaran uterus Sistem endokrin Persiapan


melahirkan
Retensi H2O & Na+
Perub.skelet & Menekan paru Primi:kurang
persendian pengetahuan
Ekspansi paru Urine output Vasokontriksi
Berat uterus menurun menurun, pembuluh darah Ansietas
menigkat volume plasma
Gangguan pola meningkat, TD meningkat
Perub.pusat nafas tekanan
gravitasi tubuh hidrostatik Hipertrofi
menurun ventrikel
Menekan saraf
sekitar Edema Penurunan
ekstremitas cardiac output
Pelepasan
mediator nyeri Kelebihan Resiko cidera
(prostaglandin, volume cairan janin &
histamin) maternal

Nyeri
9. PEMERIKSAAN ANTENATAL
a. Pemeriksaan Leopold
1) Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan kepada ibu, juga bahwa pemeriksaan ini
kadang-kadang menimbulkan perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak
akan membahayakan bayi yang ada dalam kandungan
2) Persilahkan ibu untuk berbaring
3) Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh perut ibu tampak jelas sampai batas
dibawah proc. Xypoideus, kemudian minta ibu untuk meletakkan kedua telapak
kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha (coxae) dan
lutut (genu), untuk mengurangi ketegangan dinding perut
4) Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan
5) Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudian
keringkan kedua tangan tersebut dengan handuk
6) Pemeriksa berada disisi kanan ibu mengahadap bagian lateral kanan
7) Beritahu kepada ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses pemeriksaan

Leopold 1 :
 Tujuan : untuk mengetahui bagian tubuh janin yang berada di bagian fundus.
Bila kepala : bulat, keras, dan dapat digerakkan (balotemen).
Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, tidak dapat digerakkan.
Bila letak lintang maka palpasi didaerah fundus akan teraba kosong.
 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika
diperlukan, fiksasi uterus bawah denga meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian
atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut
dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
 Pemeriksaan usia kehamilan dan tinggi fundus :
- Sebelum bulan ketiga fundus uteri tidak dapat diraba
- (12 minggu) : tinggi fundus 1-2 jari diatas sympisis
- (16 minggu) : tinggi fundus pertengahan sympisis
- (20 minggu) : tinggi fundus 3 jari dibawah pusat
- (24 minggu) : tinggi fundus setinggi pusat
- (28 minggu) : tinggi fundus 3 jari diatas pusat
- (32 minggu) : tinggi fundus pertengahan prosesus xipoideus dan pusat
- (36 minggu) : tinggi fundus 3 jari dibawah prosesus xipoideus
- (40 minggu) : tinggi fundus pertengahan prosesus xipoideus dan pusat

Usia kehamilan (bulan) = Tinggi fundus (cm)/ 3.5 cm


Keterangan :
Tinggi Fundus Usia Kehamilan (bulan)
(cm)
20 5
23 6
27 7
30 8
33 9

Leopold 2 :
 Tujuan : untuk menentukan letak punggung janin.
 Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan
kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang
sama.
 Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak
tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (eksteremitas).

Leopold 3 :
 Tujuan : untuk menentukan bagian tubuh janin yang terdapat dibagian bawah,
apakah kepala janin sudah atau belum mencapai pintu atas panggul.
 Pemeriksa tetap menghadap ke muka klien
 Gunakan tangan kanan untuk mempalpasi bagian bawah rahim
 Dengan keempat jari dan ibu jari pegang bagian terbawah janin (kepala) dan
tentukan sudah terfiksir atau belum.
Leopold 4 :
 Tujuan : untuk menentukan usia kehamilan dan sejauh mana kepala janin sudah
memasuki pintu atas panggul.
 Pemeriksa berganti menghadap kearah kaki klien
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus
bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
 Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
yang meraba dinding bawah uterus
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen atau
divergen).

b. Pengukuram Denyut Jantung Janin (DJJ)


DJJ dapat dipantau dengan stetoskop Laenec atau Doppler.DJJ dihitung secara
penuh dalam 1 menit dengan memperhatikan keteraturan serta
frekuensinya(Baety, 2012).Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
 Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
 Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan *
 Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin *
 Funandoskop diletakkan secara tegak lurus terhadap dinding perut
 Raba nadi ibu pada pergelangan tangan
 Pastikan DJJ dengan cara membedakan bunyi yang didengar dengan nadi ibu
 Hitung jumlah DJJ permenit dengan benar (hitung DJJ selama 5 detik, istirahat
5 detik lakukan sampai 3 kali dan hasilnya dijumlah dan dikalikan 4). DJJ yang
normal kurang lebih 120-140 permenit.
 Beri penjelasan pada klien hasil pemeriksaan detak jantung janin

c. Penentuan Taksiran Berat Janin


Taksiran berat janin melalui pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dengan
menggunakan rumus Niswander yaitu :
Taksiran Berat Badan Janin (TBJ) = 1,12 (TFU – 7,7) x 100 gr (Bobak, 2005).

d. Penentuan Taksiran Usia Kehamilan


Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat
dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30
hari). Untuk taksiran usia kehamilan berdasar HPHT dapat menggunakan rumus
Neagele, selain dapat menghitung usia kehamilan, rumus ini juga dapat digunakan
untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Penggunaan rumus ini adalah
dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian
mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan
untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret,
maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi.

e. Pemeriksaan Antropometri pada Ibu Hamil


Menurut Shoutheast Asian Food and Agricultural Science and Technology, IPB
menjelaskan pemeriksaan antropometri meliputi:
1) Berat Badan :
- Tempatkan timbangan berskala pada permukaan lantai yang datar
- Pastikan skala timbangan berada pada jangka nol (0,0) sebelum
penimbangan dimulai
- Responden diminta untuk berdiri diatas timbangan dengan posisi badan
tegak dan pandangan mata lurus ke depan
- Baca skala
- Catat hasil pengukuran

2) Tinggi Badan :
- Gantungkan microtoise pada dinding dan lantai yang datar pada ketinggian
200 cm dari bawah lantai)
- Pastikan skala 0 (garis merah) berada pada tepat pada saat menyentuh
lantai
- Mintalah ibu hamil untuk berdiri membelakangi dinding, punggung dan
bokong menempel ke dinding, tangan tegak ke bawah, tanpa alas kaki
- Geser microtoise persis menempel diatas kepala responsden, baca skala
dan catat hasilnya.

3) Lingkar Lengan Atas (LILA) :


- Pengukuran menggunakan pita, pita pengukur dilingkarkan ke lengan
subjek dan dibaca skalanya serta dicatat.

f. Mengukur tekanan darah


Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara teratur untuk melakukan deteksi
dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urin
positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas. Apabila tekanan darah
mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam
atau tekanan darah > 140/90 mmHg, maka ibu hamil mengalami preeklamsi.
(Mufdillah, 2009).

g. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap


Antigen Interval Lama Perlindungan % Perlindungan
TT1 Pada Kunjungan - -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setalah 3 tahun 80
TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur 99
hidup

h. Pemberian tablet penambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan


Pemberian tablet penambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu tablet
setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 30mg dan asam
folat 500. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan teh atau kopi,
karena dapat mengganggu penyerapan (Sarwono, 2006).

10. STANDAR PELAYANAN ANTENATAL


Standar Pelayanan Minimal Antenatal Care “7T” yaitu :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
 Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-
ringannya
 Peningkatan berat badan pada masa kehamilan sangat penting,. Setidak-tidaknya
antara 9-11 kg sampai menjelang bayi lahir
 Berat badang < 45 kg pada trimester II atau di bawah kurva pada KMS ibu
hamil menunjukkan ibu kurus, besar kemungkinan ibu akan melahirkan bayi
dengan BBLR.
 Bila berat badan ibu jauh diatas kurva pada KMS ibu hamil, perlu dicurigai
adanya kemungkinan melahirkan bayi besar dan menimbulkan gangguan dalam
persalinan
b. Ukur Tekanan Darah
 Tekanan darah normal adalah 110/80-140/90 mmHg. Bila > 140/90 mmHg hati-
hati adanya preeklamsia
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri
 Tinggi fundus uteri ditentukan dalam sentimeter (cm), yaitu jarak antara
symphisis pubis dengan puncak tinggi fundus uteri
 Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri adalah untuk memeriksa kehamilan,
menentukan letak janin dalam kandungan normal atau tidak, memperkirakan
berat badan janin dan dapat menentukan detak jantung janin
d. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap
 Bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum. Imunisasi pertama diberikan
mulai hamil 3 bulan dan imunisasi kedua diberikan minimal 1,5 bulan sesudah
imunisasi pertama
e. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
 Ibu hamil harus minum tablet zat besi satu tablet sehari atau paling sedikit 90
tablet selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifudin, 2006).

11. KOMPLIKASI
Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan
akan terjadi komplikasi-komplikasi sebagai berikut :
Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1)   Perdarahan
2)   Pre-eklampsia/eklampsia
3)   Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4)   Hidramnion
5)   Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1)   Penyakit Jantung
2)   Tuberculosis
3)   Anemia
4)   Malaria

12. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Tes laboratorium
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. USG
a. Jenis kelamin.
b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).

13. PENATALAKSANAAN MEDIS


1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik
hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan
meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta,
pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang
meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat
badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg
sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).
2. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan II
kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan
teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari
peredaran (Wiknjosastro, 2002).
3. Imunisasi
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa
ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
4. Perawatan Payudara
Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah
penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting
susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air
sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki
dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).

14. PENANGANAN
Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care
a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu)
b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 - 28minggu)
c. 2 kali kunjungan pada trimester III ( 28 - 36 minggu dan sesudah minggu 36).

Kunjungan Waktu Infomasi penting


Trimester I sebelum 14  Membangun hubungan saling percaya antara
minggu petugas kesehatan dengan ibu hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatus, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan
dan kebersihan, istirahat, dsb.)
Trimester II 14 - 28minggu  Sama seperti di atas , ditambah kewaspadaan
khusus mengenai pre-eklamsia (tanya ibu
tentang gejala-gejala pre-eklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa
untuk mengetahui proteinuria)
Trimester III 28 - 36 minggu  Sama seperti di atas, ditambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah
kehamilan ganda
Trimester IV sesudah  Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak
minggu 36 bayi tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Fokus
I. Identitas Pasien
Anamnesa identitas istri dan suami, kaji identitas pasien dan suami secara
umum meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, status, agama, suku, alamat,
nomer cm, tanggal mrs, tanggal pengkajian, dan sumber informasi.
II. Alasan kunjungan, keluhan-keluhan
Mengkaji alasan pasien melakukan kunjungan ke poli apakah untuk
pemeriksaan rutin atau keluhan patologis lain.
III. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
 Riwayat menstruasi
Kaji kapan atau umur berapa klien menarch, jumlah serta lamanya
menstruasi, keluhan-keluhan saat menstruasi dan hpht.
 Riwayat pernikahan
Kaji berapa kali pasien menikah dan lamanya menikah
 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
 Riwayat kehamilan saat ini
Kaji status obstetrikus gravida partus dan abortus, taksiran persalinan, usia
kehamilan dan ANC kehamilan saat ini.
 Riwayat keluarga berencana
Kaji jenis KB yang digunakan pasien sebelumnya serta lamnya
penggunaan. Kaji pula keluhan selama penggunaan jenis KB tersebut.
 Riwayat penyakit klien dan keluarga
Kaji riwayat penyakit keturunan atau menular pasien dan keluarga
IV. Pola Fungsi Kesehatan
 Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Menguraikan tentang status kesehatan secara keseluruhan, pandangan klien
terhadap kesehatan serta cara mengatasi masalah kesehatannya
 Nutrisi/metabolik
Menguraikan tentang nutrisi dan proses metabolik yang dialami oleh klien
sebelum dan setelah masuk rumah sakit
 Pola eliminasi
Menjelaskan pola BAB dan BAK klien sebelum dan setelah masuk rumah
sakit serta apakah ada alat bantu yang digunakan dalam pola eliminasinya
 Pola aktivitas dan latihan
Menjelaskan pengaruh penyakit yang dialami klien terhadap aktivitas sehari
harinya dibanding dengan saat sehat
 Oksigenasi
Kaji riwayat airway dan breathing klien, kaji respiration rate apakah klien
sesak atau tidak.
 Pola tidur dan istirahat
Menjelaskan mengenai pengaruh penyakit terhadap pola tidur dan istirahat
klien dibandingkan dengan sebelum masuk rumah sakit
 Pola perseptual
Menguraikan pengetahuan klien mengenai kondisi kehamilannya dan
pandangannya terhadap kehamilannya. Serta kedaan indra dan orientasi
klien saat ini.
 Pola persepsi diri
Menguraikan perasaan klien ketika mengalami kehamilan. Tanyakan pada
klien apakah klien mampu menerima dan menyesuaikan diri dengan
kehamilannya.
 Pola seksual dan reproduksi
Menguraikan apakah kehamilan klien mempengaruhi pola seksual dan
reproduksi klien serta apakah terdapat gangguan hormon yang berkaitan
dengan reproduksi.
 Pola peran – hubungan
Menjelaskan dampak dan pengaruh kondisi klien terhdap perannya
dimasyarakat dan keluarga serta hubungannya dengan orang lain
 Pola manajemen koping stress
Menanyakan apakah klien stress ketika mengetahui penyakitnya saat
kehamilan serta perasaan emosional yang dialami klien. Menguraikan pola
pertahanan yang dilakukan oleh klien.
 Sistem nilai dan keyakinan
Menguraikan aktivitas keagamaan klien serta menanyakan apakah klien
pernah melakukan pengobatan-pengobatan non medis dan tradisional.
V. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul.Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila jalan
lahir tidak normal, misalnya karena adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).

2. Tinggi Badan

Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil
atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm, dimungkinkan sang
ibu memiliki panggul sempit.

3. Berat Badan

Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.


Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil
muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah
5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12
kg.Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko
bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.

4. Lingkar Lengan Atas (LILA)

LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.

5. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah
Tekanan darah yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan
resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, tekanan darah
sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih
dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
b. Denyut Nadi
Denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
c. Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50C dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.

d. Respiration Rate
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.

6. Kepala dan Leher


a. Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
b. Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sklera
c. Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi

d. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar


tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis

7. Payudara
a. Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan
besar
b. Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
c. Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
d. Retraksi akibat adanya lesi

e. Masa atau pembesaran pembuluh limfe

8. Abdomen
a. Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
b. Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan
> 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
c. Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu

d. Pemeriksaan Leopold:

 Leopold I
- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus

- Konsistensi uterus
 Leopold II
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
 Leopold III :
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
 Leopold IV :
- Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP
9. Tangan dan kaki
a. Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
b. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises

c. Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo


atau hiper

10. Pemeriksaan panggul


a. Panggul: genital luar
b. Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus
vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada
(warna, konsistensi, jumlah, bau)
c. Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
d. Panggul: menggunakan spekulum
e. Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi,
apakah serviks sudah membuka atau belum
f. Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
g. Panggul: pemeriksaan bimanual
h. Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan
(dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
i. Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.

VI. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :


1. Dari Janin
a. DJJ pada bulan ke 4-5
b. Bising tali pusat

c. Gerakan dan tendangan janin


2. Dari ibu
a) Bising rahim
b) Bising aorta

c) Peristaltik usus

VII. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya


rangka janin belum tampak.
2. Pemeriksaan USG untuk menentukan :
a. Jenis kelamin
b. Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ)
c. Jumlah cairan amnion
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
b. Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah.
Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang
ada dalam urin yang menandakan masalah.
VIII. Diagnosa Medis
IX. Pengobatan
2. Diagnosa Keperawatan
Trimester I
a) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b) Ansietas
c) Perubahan pola eliminasi urin
d) Perubahan pola seksual
e) Kekurangan volume cairan
f) Perubahan proses keluarga
g) Koping individu tidak efektif

Trimester II
a) Gangguan citra tubuh
b) Gangguan pola nafas
c) Kurang pengetahuan
d) Resiko cidera janin

Trimester III

a) Nyeri akut
b) Perubahan eliminasi urin
c) Gangguan pola tidur
d) Intoleransi aktifitas
e) Kelebihan volume cairan
3. Perencanaan Keperawatan
Trimester I
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi TTD
. Keperawatan
1. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan masukan
kurang dari keperawatan selama selama kalori sesuai kebutuhan
kebutuhan tubuh 2x24 jam kekurangan nutrisi 2. Ajari klien tentang diet
klien tercukupi dengan yang benar sesuai
kriteria hasil : kebutuhan tubuh
 Klien tidak mual dan 3. Monitor catatan
muntah makanan yang masuk
 Nafsu makan klien atas kandungan gizi dan
meningkat jumlah kalori
 Nilai laboratorium 4. Timbang berat badan
(transferin, albumin, secara teratur
dan elektrolit) dalam 5. Anjurkan penambahan
batas normal intake protein, zat besi
dan vit C yang sesuai
6. Pastikan bahwa diet
mengandung makanan
yang berserat tinggi
untuk mencegah
sembelit
7. Berikan makanan
berprotein tinggi, kalori
tinggi dan makanan
bergizi yang sesuai
8. Pastikan kemampuan
klien untuk memenuhi
kebutuhan gizinya
2. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hunungan saling
keperawatan selama 2x24 percaya
jam cemas pasien hilang 2. Libatkan keluarga
atau berkurang dengan 3. Jelaskan semua
kriteria hasil, Prosedur
pasien mampu: 4. Hargai pengetahuan
 Mengungkapkan pasien tentang
cara mengatasi penyakitnya
cemas 5. Bantu pasien untuk

 Mengungkapkan mengefektifkan sumber


tidak ada penyebab support
fisik yang dapat
menyebabkan cemas
 Dapat tidur
 Mampu
menggunakan
coping
3. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan
volume cairan keperawatan selama 2x24 frekuensi/beratnya
jam kebutuhan volume mual/muntah.
cairan terpenuhi, dengan 2. Tinjau ulang riwayat
kriteria hasil : kemungkinan masalah
 TTV dalam batas medis lain (ex: ulkus
normal peptikum, gastritis,
 Pasien mau makan kolesistitis)
dan minum 3. Kaji suhu dan turgor
 Tidak ada tanda kulit, membrane
dehidrasi mukosa, TD, suhu,

 Turgor kulit DBN masukan/haluran.

 Tidak ada mual 4. Anjurkan klien

muntah mempertahankan
masukan/haluaran, tes
urin dan penurunan BB
setiap hari.
5. Anjurkan peningkatan
masukan minuman
berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit dan
makanan tinggi
karbohidrat.

Trimester II
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi TTD
. Keperawatan
1. Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Posisikan klien untuk
nafas tindakan keperawatan memaksimalkan ventilasi
selama 1x24 jam 2. Identifikasi klien
diharapkan pernafasan perlunya pemasangan alat
klien tidak mengalami jalan nafas buatan
gangguan, dengan 3. Lakukan fisioterapi dada
kriteria hasil: jika perlu
 Tidak ada 4. Keluarkan sekret dengan
retraksi dinding batuk atau suction
dada 5. Auskultasi suara nafas,

 Tidak catat adanya suara


menggunakan tambahan 
otot bantu
pernafasan
 Bunyi paru
vasikuler
 Menunjukkan
jalan nafas yang
paten RR 18-24
x/m
Trimester III
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi TTD
. Keperawatan hasil
1. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Observasi kemampuan
tindakan keperawatan klien
selama 1x24 jam 2. Bantu klien dalam
diharapkan klien dapat pemenuhan ADL
beraktivitas, dengan 3. Observasi TTV sebelum
kriteria hasil: dan sesudah aktivitas
 Klien mampu 4. Kolaborasi pada keluarga
memenuhi pemberian pengawasan
aktivitas sehari- ekstra 
hari
 Pasien mengerti
akivitas apa saja
yang boleh
dilakukan
selama
kehamilan
 Ttv dalam batas
normal
 Tidak
menunjukan
kelelahan yang
berarti setelah
melakukan
aktivitas
2. Perubahan eliminasi Setelah dilakukan 1. Berikan informasi tentang
urin tindakan keperawatan perubahan perkemihan
selama 2x24 jam sehubungan dengan
diharapkan klien trimester ketiga
mengerti akan terjadi 2. Berikan informasi
perubahan eliminasi mengenai perlunya
urin selama kehamilan masukan cairan 6 – 8
dengan kriteria hasil: gelas sehari.
 Pasien mengerti 3. Berikan informasi
perlunya mengenai bahaya
masukan cairan menggunakan diuretic
sesuai dan penghilangan natrium
kebutuhan dan diet.
ketiga 4. Anjurkan klien untuk
 Klien mengerti melakukan posisi miring
tentang kiri saat tidur, perhatikan
perubahan keluhan- keluhan
perkemihan nokturia.
selama 5. Anjurkan klien untuk
kehamilan menghindari posisi tegak
denga trimester atau supine dalam waktu
ketiga   yang lama.

4. Fokus Evaluasi
 S (Subjective)  
adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah tindakan diberikan.
 O (Objective) 
adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang
dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
 A (Analisis)    
adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan tujuan dan
kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi
sebahagian, atau tidak teratasi.
 P (Planning)       
 adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisa.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Sarwono. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pustaka Prawirohardjo.
Manuaba, IBG (2008). Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan.EGC.Jakarta
Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.
Mitayani. (2009).Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika.
Sarwono. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pustaka Prawirohardjo.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha
Medika.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai