Oleh:
ARMADHEA MIRANINGTIYAS
P1337420118083
1. DEFINISI
Antenatal care(ANC) adalah pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan berupa
pengawasan yang diberikan kepada ibu hamil untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin,
baik berupa kesehatan fisik maupun kesehatan mental (Manuaba 2008).Antenatal care
merupakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin
secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan(Depkes RI, 2010). Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal
dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan
terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan
ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40
minggu (Masriroh, 2013).
Jadi antenatal care merupakan pemeriksaan kehamilan yang diberikan kepada ibu
hamil untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin serta untuk mengetahui masalah atau
komplikasi yang terjadi selama kehamilan. Tujuan dilakukannya antenatal care yaitu:
Tujuan umum antenatal care terpadu menurut Depkes (2010) untuk memenuhi hak setiap ibu
hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat. Adapun
tujuan khusus dari antenatal care adalah sebagai berikut :
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan ibu secara fisik dan mental dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan dan memantau kondisi kehamilan secara berkala.
b. Mendeteksi secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama proseskehamilan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan anak.
c. Memberikan penanganan yang tepat dan cepat jika terdapat ketidaknormalan atau
komplikasi selama masa kehamilan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat pada ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dapat berjalan nomal serta mampu memberikan
ASI eksklusif.
f. Memaksimalkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh dan berkembang secara normal(Manuaba, 2008).
2. ETIOLOGI
Kehamilan dapat terjadi karena adanya sperma yang membuahi sel telur pada
masaovulasi. Saat terjadi ejakulasi kurang lebih 3cc sperma dikeluarkan dari organ
reproduksi pria yang berisi kurang lebih 300 juta sel sperma. Setelah masuk ke
organgenetalia interna wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan dan hanya
satusperma yang mengalami proses kapitasi dan mampu melakukan penetrasi membransel
ovum. Setelah itu akan terjadi proses nidasi, yaitu tertanamnya hasil konsepsikedalam
endometrium. Setelah bernidasi selama kurang lebih 10 hari maka akandimulai proses
pertumbuhan dan perkembangan janin (Sarwono, 2009)
3. KLASIFIKASI
a. Kehamilan normal
Tidak ada riwayat kelainan obsetri, ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
b. Kehamilan dengan masalah khusus
Masalah khusus yang dimaksud seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam
rumah tangga dan kebutuhan finansial.
c. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi atau
kerjasama penanganan. Seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsia, pertumbuhan janin
terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dll
d. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan. Seperti
perdarahan, eklamsia, ketuban pecah dini atau kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan
bayi (Mitayani, 2009).
Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan dapat
dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti kehamilan baru dapat diketahui pada
usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong kehamilan
sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada
kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi
dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda
mungkin yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.
5. ADAPTASI FISIOLOGI
1. Perubahan fisiologis
a. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram,
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm.
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari
ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy
dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang
baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat
disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu
pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian
lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
b. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi
lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena
timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
c. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru,
kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah sebagai
persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa kehamilan,
reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum
lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina
oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida.
d. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi setelah
bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
e. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang atau
serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-
garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya
menbiru disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis putih
agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie
albicans.
f. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla
mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini
akan menghilang.
g. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah kulit
payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu
biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum.
Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
h. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam
darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan
calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula
akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
i. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi penambahan
volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya kadar
Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
- Hb 10 gr%
- erytrosyt 3,5 juta per mm3
- leucocyt 8.000-10.000 per mm3
j. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin
menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang
menimbulkan obstipasi.
k. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan
racun-racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini
disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin ada juga factor
tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena
desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala janin yang
yang turun ke dalam rongga panggul.
l. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar suprarenalis
menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
m. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortika yang
membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin.
Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang sangat
penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula. Hormon-
hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) HCG (human chorionic gonadotropin)
Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
Puncaknya pada minggu ke-9 – 13
Mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2) HPL (human placental lactogen)
Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
Kerjanya berlawanan dengan insulin
Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan
metabolisme glukosa
3) Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan
pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan hidrokloric asam
lambung.
2. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan status
emosional seorang calon ibu.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling
mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu tanda yang menggembirakan,
karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya kehamilan yang
didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin
muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak
keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin bertambah,
diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan keguguran. Disamping itu perubahan
fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga menimbulkan
ngidam dan perubahan kelakuan.(Masriroh, 2013).
7. PATOFISIOLOGI
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan masa
subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari, contoh :
mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya adalah tanggal
17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24
b. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi pelepasan
telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat celcius
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk sperma yang
menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk
memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan kavum uteri
kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila pada saat itu terjadi
ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan ekornya, terjadilah
pertemuan inti masing-masing dengan kromosom mencari pasangannya. Mula-mula
terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan ovum penuh
dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan berlangsung terus hingga
bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut blastokist. Sementara itu
bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang disebut villi yang akan berguna untuk
menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi
decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat menanamkan
diri pada dinding rahim yang disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadi konsepsi,
fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih dkk, 2010).
8. PATHWAYS
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Krisis
Sistem Sistem Sistem Sistem Musculosc situasional
Sistem Sistem
Endokrin Kardiova reproduksi integumen GIT eletal Respirasi
skular
Proses
Inotropik Vaskularisa Estrogen Progesteron adaptasi
BB janin Desakan
Sekresi si serviks & meningkat meningkat meningkat uterus ke
aldosteron vagina diafragma
Hiperpegmi meningkat Persiapan
ntasi Kulit Saliva& anggota baru
Postur
Sensitifitas meregang asam dlm keluarga
Retensi H2O tubuh Ekspansi
serviks lambung
Perub.body & Na+ berubah paru tidak
meningkat meningkat
image volume maksimal
Ansietas
plasma Striae
Lordosis perubahan
meningkat Rangsang gravidarum
Perub.cardi Peristaltic berlebihan Gangguan peran
ac output seksual menurun pola nafas
TD Perubah
meningkat Perubahan Nyeri
Resiko an body
Pengosongan
cidera Pola image
lambung
janin & seksual
Sakit lambat
maternal
kepala
Kembung,
mual, muntah
Nyeri
Perubahan
nutisi kurang
dari kebutuhan
Deficit volume
cairan
Trimester III
Trimester III
Nyeri
9. PEMERIKSAAN ANTENATAL
a. Pemeriksaan Leopold
1) Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan kepada ibu, juga bahwa pemeriksaan ini
kadang-kadang menimbulkan perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak
akan membahayakan bayi yang ada dalam kandungan
2) Persilahkan ibu untuk berbaring
3) Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh perut ibu tampak jelas sampai batas
dibawah proc. Xypoideus, kemudian minta ibu untuk meletakkan kedua telapak
kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha (coxae) dan
lutut (genu), untuk mengurangi ketegangan dinding perut
4) Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan
5) Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudian
keringkan kedua tangan tersebut dengan handuk
6) Pemeriksa berada disisi kanan ibu mengahadap bagian lateral kanan
7) Beritahu kepada ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses pemeriksaan
Leopold 1 :
Tujuan : untuk mengetahui bagian tubuh janin yang berada di bagian fundus.
Bila kepala : bulat, keras, dan dapat digerakkan (balotemen).
Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, tidak dapat digerakkan.
Bila letak lintang maka palpasi didaerah fundus akan teraba kosong.
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika
diperlukan, fiksasi uterus bawah denga meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian
atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut
dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
Pemeriksaan usia kehamilan dan tinggi fundus :
- Sebelum bulan ketiga fundus uteri tidak dapat diraba
- (12 minggu) : tinggi fundus 1-2 jari diatas sympisis
- (16 minggu) : tinggi fundus pertengahan sympisis
- (20 minggu) : tinggi fundus 3 jari dibawah pusat
- (24 minggu) : tinggi fundus setinggi pusat
- (28 minggu) : tinggi fundus 3 jari diatas pusat
- (32 minggu) : tinggi fundus pertengahan prosesus xipoideus dan pusat
- (36 minggu) : tinggi fundus 3 jari dibawah prosesus xipoideus
- (40 minggu) : tinggi fundus pertengahan prosesus xipoideus dan pusat
Leopold 2 :
Tujuan : untuk menentukan letak punggung janin.
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan
kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang
sama.
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak
tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (eksteremitas).
Leopold 3 :
Tujuan : untuk menentukan bagian tubuh janin yang terdapat dibagian bawah,
apakah kepala janin sudah atau belum mencapai pintu atas panggul.
Pemeriksa tetap menghadap ke muka klien
Gunakan tangan kanan untuk mempalpasi bagian bawah rahim
Dengan keempat jari dan ibu jari pegang bagian terbawah janin (kepala) dan
tentukan sudah terfiksir atau belum.
Leopold 4 :
Tujuan : untuk menentukan usia kehamilan dan sejauh mana kepala janin sudah
memasuki pintu atas panggul.
Pemeriksa berganti menghadap kearah kaki klien
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus
bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
yang meraba dinding bawah uterus
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen atau
divergen).
2) Tinggi Badan :
- Gantungkan microtoise pada dinding dan lantai yang datar pada ketinggian
200 cm dari bawah lantai)
- Pastikan skala 0 (garis merah) berada pada tepat pada saat menyentuh
lantai
- Mintalah ibu hamil untuk berdiri membelakangi dinding, punggung dan
bokong menempel ke dinding, tangan tegak ke bawah, tanpa alas kaki
- Geser microtoise persis menempel diatas kepala responsden, baca skala
dan catat hasilnya.
11. KOMPLIKASI
Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan
akan terjadi komplikasi-komplikasi sebagai berikut :
Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1) Perdarahan
2) Pre-eklampsia/eklampsia
3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1) Penyakit Jantung
2) Tuberculosis
3) Anemia
4) Malaria
14. PENANGANAN
Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care
a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu)
b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 - 28minggu)
c. 2 kali kunjungan pada trimester III ( 28 - 36 minggu dan sesudah minggu 36).
2. Tinggi Badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil
atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm, dimungkinkan sang
ibu memiliki panggul sempit.
3. Berat Badan
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
5. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah
Tekanan darah yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan
resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, tekanan darah
sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih
dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
b. Denyut Nadi
Denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
c. Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50C dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
d. Respiration Rate
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
7. Payudara
a. Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan
besar
b. Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
c. Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
d. Retraksi akibat adanya lesi
8. Abdomen
a. Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
b. Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan
> 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
c. Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
d. Pemeriksaan Leopold:
Leopold I
- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi uterus
Leopold II
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
- Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP
9. Tangan dan kaki
a. Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
b. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
c) Peristaltik usus
Trimester II
a) Gangguan citra tubuh
b) Gangguan pola nafas
c) Kurang pengetahuan
d) Resiko cidera janin
Trimester III
a) Nyeri akut
b) Perubahan eliminasi urin
c) Gangguan pola tidur
d) Intoleransi aktifitas
e) Kelebihan volume cairan
3. Perencanaan Keperawatan
Trimester I
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi TTD
. Keperawatan
1. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan masukan
kurang dari keperawatan selama selama kalori sesuai kebutuhan
kebutuhan tubuh 2x24 jam kekurangan nutrisi 2. Ajari klien tentang diet
klien tercukupi dengan yang benar sesuai
kriteria hasil : kebutuhan tubuh
Klien tidak mual dan 3. Monitor catatan
muntah makanan yang masuk
Nafsu makan klien atas kandungan gizi dan
meningkat jumlah kalori
Nilai laboratorium 4. Timbang berat badan
(transferin, albumin, secara teratur
dan elektrolit) dalam 5. Anjurkan penambahan
batas normal intake protein, zat besi
dan vit C yang sesuai
6. Pastikan bahwa diet
mengandung makanan
yang berserat tinggi
untuk mencegah
sembelit
7. Berikan makanan
berprotein tinggi, kalori
tinggi dan makanan
bergizi yang sesuai
8. Pastikan kemampuan
klien untuk memenuhi
kebutuhan gizinya
2. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hunungan saling
keperawatan selama 2x24 percaya
jam cemas pasien hilang 2. Libatkan keluarga
atau berkurang dengan 3. Jelaskan semua
kriteria hasil, Prosedur
pasien mampu: 4. Hargai pengetahuan
Mengungkapkan pasien tentang
cara mengatasi penyakitnya
cemas 5. Bantu pasien untuk
muntah mempertahankan
masukan/haluaran, tes
urin dan penurunan BB
setiap hari.
5. Anjurkan peningkatan
masukan minuman
berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan
jumlah yang sedikit dan
makanan tinggi
karbohidrat.
Trimester II
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi TTD
. Keperawatan
1. Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Posisikan klien untuk
nafas tindakan keperawatan memaksimalkan ventilasi
selama 1x24 jam 2. Identifikasi klien
diharapkan pernafasan perlunya pemasangan alat
klien tidak mengalami jalan nafas buatan
gangguan, dengan 3. Lakukan fisioterapi dada
kriteria hasil: jika perlu
Tidak ada 4. Keluarkan sekret dengan
retraksi dinding batuk atau suction
dada 5. Auskultasi suara nafas,
4. Fokus Evaluasi
S (Subjective)
adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah tindakan diberikan.
O (Objective)
adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang
dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis)
adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan tujuan dan
kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi
sebahagian, atau tidak teratasi.
P (Planning)
adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisa.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Sarwono. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pustaka Prawirohardjo.
Manuaba, IBG (2008). Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan.EGC.Jakarta
Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.
Mitayani. (2009).Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika.
Sarwono. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pustaka Prawirohardjo.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha
Medika.
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.