Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TEKNOLOGI BAHAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK BATUAN
NAMA:
1. CHRISTHOPER PANGGABEAN
2. DEO ZULKIFLI MANIK
3. MAHENDRA SINAGA
4. M FARHAN ANDIKA S
5. NOLA WIDYA PUTRI BR SEMBIRING
6. SETIYAWAN WAHID
7. TAUFIK HIDAYAT SIREGAR

KELAS: TEKNIK SIPIL REG C 2020

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020
PENGERTIAN BATUAN
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Batuan bisa terdiri dari satu macam
mineral saja atau campuran beberapa mineral. Batuan terdiri dari tiga jenis, yaitu batuan beku,
sedimen, dan metamorf.

Pengertian batuan menurut berbagai sumber antara lain :

• Menurut Para Geologiwan

Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu membentuk kulit bumi.

Batuan adalah semua material yang membentuk kulit bumi yang dibagi atas :

– batuan yang terkonsolidasi (consolidated rock),

– batuan yang tidak terkonsolidasi (unconsolidated rock).

• Menurut Para Ahli Teknik Sipil Khususnya Ahli Geoteknik


Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi.

Batuan adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah terkonsolidasi dan tidak dapat
digali dengan cara biasa, misalnya dengan cangkul dan belincong.

• Menurut Talobre
Menurut Talobre, orang yang pertama kali memperkenalkan Mekanika Batuan di Perancis pada tahun
1948, batuan adalah material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida yang berada didalamnya
(seperti air, minyak dan lain-lain).

• Menurut Astm
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa massa yang berukuran besar
ataupun berupa fragmen-fragmen.

• Menurut KBBI

Arti batu menurut KBBI adalah benda keras dan padat yang berasal dari bumi atau planet lain.
Sementara pengertian batu atau batuan secara umum adalah benda padat atau solid yang tebuat
secara alami dari mineral dan atau mineraloid di lapisan Bumi.

JENIS-JENIS BATUAN
1. BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCKS)
1.1 PENGERTIAN BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: Ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk
dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik).

1.3 KLASIFIKASI BATUAN BEKU


Berdasarkan letak kejadiannya, batuan beku dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Batuan beku dalam (plutonik)

Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk barada jauh di dalam bumi (15-50
km), proses pendinginan sangat lambat karena dekat dengan astenosfer sehingga
batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal. Ciri-ciri batuan Plutonik :

o Umumnya lebih kasar daripada batuan ekstrusi


o Jarang memperlihatkan struktur visikular (memiliki lubang-lubang gas)

Contoh batuan beku dalam (plutonik) adalah granit, gabro, granodiorit

Granit Gabro

b. Batuan beku korok/gang/hypabisal

Terbentuk pada celah-celah antara dapur magma dan permukaan bumi, proses
pendinginannya relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tak
sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur
porfiritik. Contohnya granit porfiri dan diorit porfiri.

granit porfiri

c. Batuan beku luar (efusif)

Terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga


tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.
Contohnya obsidian, riolit, batu apung, basalt, andesit
batu apung obsidian

Basalt andesit

Berdasarkan komposisi kimianya, batuan beku dibagi menjadi 5 kelompok yaitu :

a. Batuan beku ultra basa


i. Dunite

Dunite terdiri dari olivine dengan sedikit kandungan enstatite pyroxene dan
chromite

ii. Peridotit

Peridotot adalah kelompok batuan ultra basa. Pada umumnya berwarna


gelap. Komposisi dan persentase secara umum dari mineral pembentuk
batuannya adalah : mineral mafis (olivin, piroksen, hornblenda) 85-95 %,
mineral bijih (magnetit, ilmenit, kromit dll) 10-3 %, plagioklas kalsium 5 %.

Peridotit Dunite

b. Batuan beku basa


i. Gabro adalah batuan beku dalam, umumnya berwarna hitam, Mineralnya
berbutir kasar hingga sedang,
ii. Basalt adalah batuan leleran dari gabro , mineralnya berbutir halus, berwarna
hitam, berat jenisnya 2,9-3,1. Komposisi dan peresentase secara umum dari
mineral pembentuk batuannya adalah plagioklas (labraorit) 40-60 %, mineral
mafis (klinopiroksen, olivin) 55-35 %.
c. Batuan beku menengah (intermedier)
i. Andesit adalah batuan beku dalam mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
warnanya agak gelap, berat jenisnya 2,85-3. komposisi dan persentase
secara umum dari mineral pembentuk batuannya adalah : plagioklas
(oligoklas atau andesin ) 55-70 %, mineral mafis (horenblende atau biotit) 40-
24 %.
ii. Sienit, adalah batuan beku sangat asam, dimana alkali flespar lebih banyak
daripada plagioklas. Sienit berwarna abu-abu terang, berbutir sedang kasar
dengan tekstur phaneritik.

sienit andesit

d. Batuan Beku asam


i. Granit adalah batuan beku dalam bertekstur holokristalin, faneritik, berbutir
kasar, mengandung mineral-mineral : kuarsa 10-4 %, feldspar kalium 30-60
%, plagioklas natrium 0-35 %, mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.
ii. Riolit adalah batuan leleran dari granit, berbutir halus, bertekstur holokristalin
hingga hipokristalin, afanitik. Mempunyai komposisi mineral sama dengan
granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam bentuk
retas, sill, dan aliran.

Granit riolit
e. Batuan beku alkali

Contohnya adalah Kimberlit.


Kimberlit adalah batuan beku yang dikenal dalam dunia pertambangan dan geologi
sebagai batuan yang mengandung berlian. Namanya sendiri berasal dari nama
sebuah kota di Afrika Selatan, Kimberly, dimana pada tahun 1871 di kota tersebut
ditemukan berlian dengan kadar 83,5 karat (16.70 g).

Batuan kimberlit

1.4 SIFAT FISIK BATUAN BEKU

Batuan memiliki karakteristik yang berbeda dari batuan lainya, berikut karakteristik batuan
beku;

1. Warna Batuan Beku


Warna batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini sangat
dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku ini. Pencampuran warna
mineral merupakan faktor utama pewarnaan batuan beku. Contohnya ketika terjadi
pencampuran mineral hitam pekat dengan putih maka biasanya akan terbentuk
batuan beku hitam berbintik putih.

2. Tekstur Batuan Beku


Tekstur dari batuan juga terggantung kepada jenis mineralnya. Komposisi dari mineral
tersebut akan berhubungan dengan ukuran butir, tingkat kristalilasi, dan bentuk
kristal.

3. Tingkat Keseragaman Butir


• Equigranular
Apabila kristal penyusunnya berukuran relatif seragam. Butir-butir penyusun batu
tersebut ukurannya hampir sama antara yang satu dengan lainnya.
• Inequigranular
Jika ukuran butir kristal penyusunnya tidak sama.

4. Bentuk Kristal
• Euhedral
Jika kristal berbentuk sempurna, dengan dibatasi oleh bidang kristal yang ideal (tegas,
jelas teratur).
• Subhedral
Kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas, sebagian teratur,
sebagian tidak.
• Anhedral
Kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur.

5. Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau dengan kaca pembesar,
batuan beku memiliki 2 jenis granulitas, yaitu :
• Afanitik
Batuan beku berbutir sangat halus, sehingga mineral atau kristal penyusunnya tidak
dapat diamati dengan mata telanjang atau kaca pembesar.
• Fenerik
Batuan beku yang dapat diamati mineral penyusunnya, baik itu dalam bentuk kristal,
ukuran butir, atau hubungan antar butir.

6. Tingkat Kristalisasi
• Holokristalin
Batuan tersusun semuanya oleh kristal.
• Holohialin
Batuan seluruhnya tersusun oleh gelas atau kaca.
• Hipokristalin
Tersusun oleh sebagiannya kaca dan sebagiannya lagi oleh kristal.

1.5 FUNGSI BATUAN BEKU

• Obsidian
Obsidian berfungsi sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator
temperature tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media).

• Riolit
Fungsi riolit sama dengan obsidian, yaitu berfungsi sebagai bahan baku beton ringan, isolasi
bangunan, plesteran, isolator temperature tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter,
bahan pembawa (media).

• Granit
Granit berfungsi sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk bangunan Monumen,
jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi), sebagai bahan baku industri poles (tegel,
ornamen, dll) dan bahan bangunan (gedung, jalan , jembatan, dll), selain itu dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan aksesoris rumah seperti lantai,wastafel dan meja serta di
bidang konstruksi.
• Andesit
Andesit biasa dimanfaatkan sebagai bahan batu belah untuk Bahan konstruksi (bangunan
dan jalan), bangunan perumahan, alas jalan, Sebagai agregat, pondasi , batu hias dan lain-
lainnya. Andesit juga dapat dijadikan sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll).

• Diorite
Batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan
gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.

• Basalt
Kegunaan basalt sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll), bahan bangunan /
pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan Sebagai agregat.

2. BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCKS)


2.1 PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan
lain yang sudah mengalami sedimentasi. Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan
yang telah ada yang mengalami pelapukan, dorongan oleh air, pengikisan-pengikisan oleh
angin serta proses, diagnesa, transportasi dan litifikasi.Batuan ini terendapkan di
tempattempat yang relatif lebih rendah letaknya dari batuan asalnya, misalnya di laut,
samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula batuan sediment merupakan batuanbatuan
yang lunak,akan tetapi karean proses diagenesa maka batuan-batuan lunak tadi berubah
menjadi keras.

2.2 KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN


Batuan sedimen diklasifikasikan menurut beberapa kriteria sebagai berikut:

1) Menurut Genesa/Pembentukannya
a. Batuan sedimen klastik/mekanik

Batuan sedimen ini adalah batuan yang terbentuk karena proses mekanik sehingga tidak
merubah susunan kimia batuaan awalnya. Contohnya batuan di hulu pegunungan terangkut
oleh air lewat sungai lalu hanur menjadi butiran lebih kecil dan mengendap di wilayah hilir
dalam bentuk pasir atau kerikil. Contoh batuan sedimen klastik adalah breksi, konglomerat
dan batupasir.

Breksi konglomerat
b. Batuan sedimen kimia

Batuan sedimen ini terbentuk dari adanya reaksi kimia batuan dengan air. Air melarutkan
butiran-butiran batuan sebelumnya seperti yang terjadi di daerha karst atau kapur: stalaktit,
stalagmit dan pilar.

c. Batuan sedimen organic

Batuan sedimen ini merupakan akumulasi dari bahan organik atau mahluk hidup baik itu
hewan maupun tumbuhan. Contoh: batubara dan batukarang.

Batu bara

2) Menurut Tenaga Pengangkutnya


a. Batuan sedimen akuatik

Batuan ini diangkut oleh media air baik di darat maupun laut, contohnya: konglomerat,
batupasir, batu karang.

Batu karang

b. Batuan sedimen eolian

Batuan ini diangkut oleh angin contohnya: tanah pasir, batu jamur.

Batu jamur
c. Batuan sedimen glasial

Batuan ini diendapkan oleh erosi es/gletser, contohnya: Morena.

Morena

3) Menurut Lokasi Pengendapan


a. Batuan sedimen teristris

Batuan ini diendapkan di wilayah daratan, contohnya: tuff, batupasir, tanah loss.

a. Batuan sedimen fluvial

Batuan ini diendapkan di laut atau muara, contohnya: karang dan garam.

c. Batuan sedimen limnis

Batuan ini diendapkan di wilayah danau atau rawa, contohnya: tanah gambut.

d. Batuan sedimen glasial

Batuan ini diendapkan di wilayah es/pegunungan es, contohnya: morena.

2.3 SIFAT FISIK BATUAN SEDIMEN


1.Warna

Warna dari batuan ini berdasarkan dari besi yang ada dalam batuan. Besi adalah unsur yang
mempunyai dua oksida utama, yakni besi (II) oksida dan juga besi (III) oksida.

Besi (II) oksida hanya terbentuk dalam kondisi anoxic, lalu dapat mengakibatkan bebatuan
berwarna abu-abu atau kehijauan. Sedangkan untuk besi (III) oksida berupa mineral hemalit
yang berwarna kemerahan atau kecoklatan.

2.Tekstur

Untuk jenis batuan sedimen klastik mempunyai tekstur orientasi tiga dimensi yang
merupakan khas dari fabrik batuan. Kemudian untuk batuan jenis lempung berbutir halus
dan kerikil memiliki khas yang lebih besar.

3.Tingkat Sedimentasi

Tingkat pengendapan tergantung pada tempat atau lokasinya. Saluran tidal bisa
memperoleh pengendapan beberapa meter hanya dalam satu hari. Sedangkan dalam
pengendapan pada lautan dalam, setiap tahunnya hanya mencapai pengendapan beberapa
milimeter saja.
Seperti yang telah ada dalam penjelasan, jika pengendapan akan terjadi dalam sebuah
cekungan. Cekungan tersebut adalah cekungan sedimentasi. Jumlah batuan yang
mengendap adalah tergantung pada kedalaman cekungan. Kedalaman tersebut adalah
ruang akomodasi.

4.Kandungan Mineral

Sifat dari batuan jenis sedimen mengandung kuarsa (untuk jenis batuan silisiklastik) dan
kalsit (untuk jenis batuan karbonat

2.4 FUNGSI BATUAN SEDIMEN

• Konglomerat , sebagai bahan bangunan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan
hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil
hidrokarbon (source rock).
• Breksi, sebagai hiasan misalnya diukir hingga halus membentuk vas bunga, meja kecil atau
asbak, dan untuk bahan campuran bangunan.
• Kapur (Gamping) , sebagai bahan campuran bangunan, industri karet & ban (dengan cara
dilelehkan), kertas, baja, gelas, industri semen.
• Pasir, batu pasir mempunyai banyak kegunaan dalam industri konstruksi , dapat digunakan
sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.
• Serpih, sebagai bahan perabotan rumah (cobek, dll.)
• Gipsum , sebagai bahan perekat, penyaring, pupuk tanah, penambah kekerasan bahan
bangunan, bahan kapur tulis.
• Batu bara, dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

3. BATUAN METAMORF (BATUAN MALIHAN)


3.1 PENGERTIAN BATUAN METAMORF
Batuan metamorf merupakan batuan yang berasal dari batuan lain yang sebagai induk
seperti batuan beku dan batuna sedimen. Proses pembentukan batuan metamorf
disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti perubahan tekanan, aktivitas kimia, dan
temperatur batu induknya. Contoh batuan metamorf adalah pualam, kuarsa, marmer,
sabak, gneiss, sekit, filit, dll.

3.2 KLASIFIKASI BATUAN METAMORF


Batuan Malihan atau Metamorf dapat dibedakan menjadi 3 jenis dalam proses
pembentukannya yang menyebabkan batuan ini terbentuk menjadi beraneka macam.
Berikut ini adalah tiga jenis batuan metamorf berdasarkan proses terbentuknya :
1. Batuan Metamorf Kontak
Batuan Malihan/Metamorf kontak atau thermal adalah batuan metamorf yang terbentuk
karena adanya sebuah peningkatan suhu atau pemanasan dan perubahan kimia yang
terjadi karena intrusi magma.
Contoh : Batu marmer yang terbentuk dari batu gamping atau batu kapur.

Batu marmer

2. Batuan Metamorf Dinamo

Batuan Metamorf dinamo adalah suatu batuan yang terbentuk karena terdapat tekanan
yang cukup besar disertai dengan pemanasan serta tumbukan. Tekanan tersebut bisa
berasal dari lapisan bertumpuk yang terdapat di atas batu dalam jangka waktu yang lama.
Contoh : Batu Sabak yang diketahui berasal dari tanah liat. Kemudian Batubara yang
terbentuk dari sisa-sisa jasad hewan serta tumbuhan di daerah rawa.

Batu sabak

3. Batuan Metamorf Thermal-Pneumatolik


Batuan Metamorf thermal-pneumatolik yaitu suatu batuan yang terbentuk karena
terdapat zat-zat tertentu memasuki batuan yang pada saat itu sedang mengalami sebuah
proses metamorfosis batuan.
Contoh : Batu Topaz, Zamrud dan Permata

3.3 SIFAT FISIK BATUAN METAMORF

Batuan metamorf memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang memudahkan mengenalinya.


Rincian mengenai ciri khas batuan malihan atau metamorf akan dijelaskan dengan jelas di
bawah ini.
1. Warna
Karena proses metamorfisme yang beragam dan berbeda mengakibatkan warnanya
bervariasi. Mulai dari feldspar, kwarsa dan mika. Feldspar berciri khas adanya belahan
pada warna batuan. Belahan tegak lurus dan memiliki warna merah bisa juga disebut
ortoklas. Jika berbentuk kristal dan berwarna abu-abu /putih adalah plagioklas.
Kemudian warna kwarsa, yaitu putih susu atau putih jernih. Batuan dengan warna ini tidak
memiliki belahan dengan berbagai bentuk. Yang terakhir adalah mika, yakni batuan yang
memiliki belahan dan berwarna putih yang bernama muskovit dan hitam yang disebut
dengan nama biotit.
2. Struktur
Ada dua struktur yaitu foliasi dan non-foliasi.

Foliasi bermakna sebagai lapisan pada batuan metamorf dengan bentuk menyerupai
belahan. Hal tersebut merupakan hasil dari aktivitas penjajaran beberapa mineral yang
berasal dari penyusun utama batuannya.
non-foliasi adalah batuan metamorf tanpa belahan. Tidak adanya belahan dalam batuan
ini karena proses penjajaran beberapa yang berasal dari penyusun utamanya tidak terlihat
sehingga tidak bisa diamati.
3. Tekstur
Tekstur yaitu terdiri dari bentuk, ukuran, dan susunan butir mineral- mineral batuan
tersebut. Akan tetapi ada dua tekstur yang biasanya mudah dijumpai, yaitu relik dan
kristaloblastik. Relik atau bisa disebut sisa adalah tekstur batuan asal dari batuan
metamorf masih bisa diamati dan terlihat jelas dengan memakai mata telanjang.
Kemudian kristaloblastik yaitu mineral dalam kandungan batuan sudah terkristalisasi.
Namun sebelum batuan tersebut menjadi batuan metamorf, bisa saja terjadi proses
kristalisasi tambahan agar proses metamorfisme semakin baik dan menghasilkan batu
dengan kandungan cukup baik.
4. Bentuk Kristal
Bentuk kristal sebagai kandungan batuan ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu euhedral,
subhedral, dan anhedral. Euhedral yaitu kristal sempurna namun dibatasi dengan tegas,
jelas, dan teratur oleh bidang kristal yang ideal. Bentuk kristal ini adalah yang paling baik
diantara ketiga jenis yang ada. Kedua adalah subhedral, definisi subhedral adalah
kandungan batuan yang memiliki kristal terbatasi dengan tidak jelas dan sebagian tidak
teratur oleh bidang kristal yang ada. Yang terakhir yakni anhedral, Anhedral adalah kristal
yang dibatasi oleh bidang kristal dengan sifat tidak teratur.
5. Komposisi Mineral
Mineral yang mendukung proses metamorfisme antara lain garnet, andalusi, kyanit,
silimanit, dan stauroli. Mineral yang berfungsi sebagai pembentuk batuan metamorf
disebut dengan mineral metamorfik. Suhu dan tekanan yang tinggi mampu membentuk
mineral ini agar mampu membentuk batuan tersebut.

3.4 FUNGSI BATUAN METAMORF

a. Pualam, dimanfaatkan menjadi meja, asbak, guci, hiasan- hiasan.


b. Kuarsa, sebagai pembuatan kaca dan keramik, batu perhiasan.
c. Sabak (batu tulis), sebagai bahan campuran semen, papan tulis, panel instrumen listrik,
dan jaman dahulu digunakan sebagai pengganti buku.
d. Marmer, sebagai bahan lantai, dan dinding.
e. Gneiss atau genes banyak digunakan dan manfaatkan untuk membuat
barang kerajinan seperti asbak, jambangan bunga dan patung.
f. Sekis (Schist) sebagai sumber mika yang utama. Mika ini merupakan salah satu
komponen penting dalam pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri
elektronika.
g. Filit sebagai bahan isolator/isolasi elektrik dan bahan bangunan. Batu filit merupakan
bahan isolator yang baik dan tahan terhadap api. Sebagai bahan bangunan, biasanya
batu filitik di gunakan sebagai bahan interior dan exterior untuk lantai dan dinding serta
untuk bahan atap.

BATUAN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM KONSTRUKSI

1. Batu Marmer

Batu alam ini banyak digunakan sebagai penutup finishing lantai atau dinding. Harga marmer
per m2 cukup mahal dan keunikan serta keindahan marmer membuatnya lebih banyak dipakai
pada rumah atau bangunan mewah dengan biaya pembangunan yang besar. Perlu diperhatikan
bahwa marmer memiliki sifat yang sensitif terhadap perubahan cuaca, maka hindari penggunaan
marmer untuk bagian rumah yang sering terkena hujan dan panas.

2. Batu Andesit
Batu andesit adalah batu yang paling keras di antara batu alam lain yang umumnya dipakai. Batu
andesit juga memiliki tingkat porositas kecil karena berpori rapat. Batu jenis ini berasal dari
gunung berapi dan memiliki beberapa ciri yang mudah dikenali, yaitu berwarna abu-abu atau
hitam. Jenis batu ini sudah sangat lama dipakai sebagai material bangunan. Sifat batu yang padat
dan tahan terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini menjadi favorit untuk mempercantik
suatu bangunan dan cocok dipakai di segala ruang.

3. Batu Sabak

Di pasaran, batu sabak atau slate stone lebih dikenal dengan sebutan batu kali. Selain sangat
kuat untuk pondasi, jenis batuan ini dapat dibelah menjadi lempengan tipis untuk pelapis dinding
maupun lantai. Pengaplikasian batu sabak ini sebagian besar digunakan untuk bagian luar
(eksterior) misalnya dinding, pagar, kolam, pilar (kolom) serta taman kering.

4. Batu Granit

Granit (Granite) adalah salah satu jenis batu alam yang populer di masyarakat. Granit sangat
cocok digunakan sebagai pelapis dinding (Wall veneer), lantai, serta dinding kamar mandi agar
menimbulkan suasana natural dan segar. Sifatnya yang tahan terhadap susu tinggi membuat batu
jenis ini bisa digunakan di permukaan dapur (countertops).
5. Batu Palimanan

Batu palimanan seperti namanya diproduksi di daerah Palimanan, Cirebon, dan merupakan salah
satu batu favorit. Batu palimanan sangat cocok dipasang pada bidang eksterior maupun interior
suatu bangunan. Batu ini memiliki warna yang terang dan berpori, maka sangat disarankan
apabila setelah selesai dipasang langsung diberi pelapis batu alam atau coating, untuk menahan
laju tumbuhnya lumut.

6. Batu Candi

Sifatnya yang cenderung alami dan terkesan sejuk menjadi salah satu alasan mengapa batu ini
banyak digemari konsumen. Di pasaran batu candi banyak dijual dalam bentuk lempengan. Batu
candi memiliki sifat yang mudah menyerap air, maka sebaiknya jika ingin diaplikasikan di luar
ruangan (eksterior) dilapisi dengan coating agar tidak ditumbuhi lumut. Jenis batu candi yang
populer adalah Borobudur lava.

Sebenarnya masih banyak jenis batu alam lain yang tersedia di pasaran. Namun, jenis -jenis yang
telah dijelaskan di atas adalah jenis yang paling umum dan diharapkan dapat membantu Anda
untuk lebih mengenal jenis dan karakteristik batu alam.

Anda mungkin juga menyukai