Anda di halaman 1dari 11

PERAN PENTING TERSEDIANYA POS PELAYANAN TERPADU LANJUT

USIA(POSYANDU LANSIA ) DAN PEMBENTUKAN KADER KESEHATAN


DESA
Idiani Darmawati
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Jl. Brawijaya (Jl. Lingkar Selatan) , Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
E-mail: idiani@umy.ac.id

Abstrak

Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah dengan memberdayakan


masyarakat. Salah satu upaya pemberdayaan yaitu dengan mengikutsertakan anggota
masyarakat atau kader yang bersedia secara sukarela terlibat dalam masalah-masalah
kesehatan. Kader merupakan orang terdekat yang berada ditengah-tengah masyarakat yang
diharapkan dapat memegang pekerjaan penting khususnya setiap permasalahan yang
berkaitan dengan kesehatan. Dampak dari peningkatan jumlah lansia antara lain masalah
penyakit degeneratif akan sering menyertai para lanjut usia yang bersifat kronis dan
multipatologis, dalam penanganannya memerlukan waktu cukup lama dan biaya besar.
Menghadapi kondisi demikian perlu pengkajian masalah-masalah lanjut usia yang lebih
mendasar dan sesuai dengan kebutuhan. Secara alami bertambahnya usia akan menyebabkan
terjadinya perubahan degeneratif dengan manifestasi beberapa penyakit seperti hipertensi,
kelainan jantung, penyakit diabetes melitus, kanker rahim/prostat, osteoporosis dan lain-lain.
Meskipun  lanjut usia bukan suatu penyakit, namun bersamaan dengan proses penuaan,
insiden penyakit kronik dan ketidakmampuan akan semakin meningkat. Adapun untuk
mengatasi masalah kesehatan lansia tersebut, perlu upaya pembinaan kelompok lanjut usia
melalui puskesmas yang mencakup kegiatan promotif, preventif dan rehabilitative. Instrumen
dalam kegiatan ini menggunakan kuesioner yang berhubungan dengan pengetahuan kader,
motivasi kader dan peran kader yang berhubungan dengan kegiatan posyandu lansia.Tujuan
yang akan dicapai dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan
pada bulan Desember 2016 hingga Februari 2017. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa
pembentukan Posyandu Lansia dan Kader Kesehatan Desa sangat penting untuk
mendukung tingkat kesehatan lansia, dengan harapan peran kader dan tersedianya
posyandu lansia dapat meningkatkan kesehatan lansia. Hasil kegiatan pengabdian ini
menunjukkan bahwa sangat dibutuhkan tersedianya posyandu lansia dan pembentukan kader
kesehatan desa. Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya
karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif
lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian
dan terabaikan. Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya
dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia tersebut tinggal.
Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase
kehidupannya sehingga menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan keberadaannya .
Kata kunci: Posyandu lansia, Peran Kader Kesehatan, Penyakit Lansia, Pentingnya
Posyandu lansia.

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pembinaan kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang harus terus
digalakkan untuk mewujudkan lansia sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan
keluarga dan masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan suatu upaya menghadapi
peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang memberikan dampak
pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa.

Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah dengan memberdayakan


masyarakat. Salah satu upaya pemberdayaan yaitu dengan mengikutsertakan anggota
masyarakat atau kader yang bersedia secara sukarela terlibat dalam masalah-masalah
kesehatan. Kader merupakan orang terdekat yang berada ditengah-tengah masyarakat
yang diharapkan dapat memegang pekerjaan penting khususnya setiap permasalahan yang
berkaitan dengan kesehatan. Dampak dari peningkatan jumlah lansia antara lain masalah
penyakit degeneratif akan sering menyertai para lanjut usia yang bersifat kronis dan
multipatologis, dalam penanganannya memerlukan waktu cukup lama dan biaya besar.
Menghadapi kondisi demikian perlu pengkajian masalah-masalah lanjut usia yang lebih
mendasar dan sesuai dengan kebutuhan. Secara alami bertambahnya usia akan
menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif dengan manifestasi beberapa penyakit
seperti hipertensi, kelainan jantung, penyakit diabetes melitus, kanker rahim/prostat,
osteoporosis dan lain-lain. Meskipun  lanjut usia bukan suatu penyakit, namun bersamaan
dengan proses penuaan, insiden penyakit kronik dan ketidakmampuan akan semakin
meningkat. Adapun untuk mengatasi masalah kesehatan lansia tersebut, perlu upaya
pembinaan kelompok lanjut usia melalui puskesmas yang mencakup kegiatan promotif,
preventif dan rehabilitative. Instrumen dalam kegiatan ini menggunakan kuesioner yang
berhubungan dengan pengetahuan kader, motivasi kader dan peran kader yang
berhubungan dengan kegiatan posyandu lansia.
Menilik dari hal tersebut, kami tertarik melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan
lansia di dengan berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya adalah pembentukan dan
pelatihan kader lansia serta pemeriksaan kesehatan bagi para lansia.

B.     TUJUAN

Tujuan Umum

Meningkatkan status kesehatan dan kualitas kehidupan lansia agar dapat menikmati masa
tua yang sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi diri, kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan lingkungannya.

Tujuan Khusus

1.      Kader mampu melakukan administrasi Posyandu meliputi: KMS Lansia, buku registrasi,
pemberian makanan tambahan, buku kegiatan harian, buku kegiatan bulanan, buku tamu,
buku pengobatan, dan lain-lain.
2.      Kader mampu memberikan informasi kesehatan pada lansia di RW IV Kelurahan Bumiayu.
3.       Kader mampu melakukan kegiatan Posyandu Lansia sesuai dengan system kegiatan 5
meja.

C. Kerangka teori
Faktor yang mempengaruhi motivasi :
1. Faktor internal
a. Keiginan diri sendiri
b. Tingkat pendidikan
c. Tingkat pengetahuan
d. Pengelolaan diri
e. Usia
2. Faktor eksternal
a. Dukungan keluarga
b. Agama dan kepercanyaan
c. Penguatan/kekuatan

Motivasi kunjungan lansia ke posyandu lansia


Gambar 2.1. Kerangka Teori : Sumber Handoko (1998).

D.   Analisis Situasi


Kegiatan yang akan kami laksanakan bertujuan untuk memperluas sudut pandang
diri sendiri maupun masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi lansia. Sebagian besar
masyarakat yang termasuk dalam usia lanjut (Lansia). Sebagian besar lansia, sangat
kurang pengetahuannya dalam hal peningkatan dan menjaga kesehatannya, dan banyak
yang masih malas untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin di PUSKESMAS
ataupun di Rumah Sakit. Padahal di usia lanjut ini sangat rentan terkena berbagai macam
penyakit, sehingga harus memeriksakannaya secara rutin supaya bila terjadi seseuatu
akan terdeteksi lebih dini, sehingga penanganannya lebih mudah.

Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini kami akan mengenalkan pada
masyarakat tentang berbagai manfaat menjaga kesehatan dan menantisipasi resiko yang
ditimbulkan akibat suatu penyakit yang diakibatkan karena tidak pernah memeriksakan
kesehatannya secara dini dan rutin.

Dalam kegiatan ini, kami memfokuskan kesehatan pada Lansia karena terdapat
banyak lansia dan belum terdapat pelayanan kesehatan khusus untuk lansia. Berdasarkan
hal tersebut di atas, kami bermaksud mengadakan pelatihan Kader Kesehatan Desa di
yang terdiri dari remaja dan bapak-bapak atau ibu-ibu muda yang aktif dalam kegiatan
desa. Untuk selanjutnya kader tersebut diharapkan ikut aktif membantu kegiatan Pos
Pelayanan Terpadu Lansia (POSYANDU LANSIA ).

Lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang

mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan ber- negara

(UU RI No 13 tahun 1998). Menurut WHO (World Health Organization) membagi masa

usia lanjut sebagai berikut a. Usia 45-60tahun, disebut middle age (setengah baya atau A-

Teda madya) b. Usia 60-75tahun, disebutelderly (usia lanjut atau wreda utama) c. Usia 75-

90 tahun,disebut old (tua atau wreda prawasana) d. Usia diatas 90 tahun, disebut veryold

(tua sekali atau wreda wasana).Masyarakat kita saat ini memandang para lanjut usia

sebagai orang--orang yang kurang produktif, kurang menarik, kurang energik, mudah
lupa,barangkali kurang bernilai dibandingkan dengan mereka yang masih dalamkeadaan

prima (Krolldan Hawkins, 1999), untuk itu dalam pembangunannasional pemerintah telah

berhasil mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan

ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

terutama di bidang medis atau ilamu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas

kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat atau sering

disebut dengan Lansia Booming (Nugroho, 2000).Salah. satu upaya pernerintah dalam

menyediakan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan upaya kesehatan antara lain adalah

dengan mengadakan. Posyandu.

Posyandu merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka

pencapaian. Norma Kelurga Kecil Bahagia dan Sejahtera (Effendy, 1998). Sedangkan

menurut Azwar (2002), posyandu merupakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat

yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak terjangkau oleh Rurnah Sakit atau klinik.

Berdasarkan hasil pengkajian komunitas di Pedukuhan Diro Desa Pendowoharjo Sewon

Bantul yang dilakukan pada tanggal 22 Januari – 22 Maret 2016

didapatkan data bahwa masyarakat belum mempunyai posyandu lansia, jumlah lansia 29

orang. Lansia yang mengalami masalah kesehatan terdiri dari Asam Urat 21 orang

(72,4%), hipertensi 6 orang (20,6%) dan asam urat (7%). Distribusi lansia yang tidak rutin

melakukan pemeriksaan kesehatannya di sarana kesehatan sebesar 16 orang (55%). Dari

data di atas muncul diagnose keperawatan yaitu Resiko terjadi penurunan derajat

kesehatan pada usia lanjut warga Pedukuhan Diro desa Pendowoharjo Sewon Bantul,

lansia jarang mengunjungi pelayanan kesehatan dan gangguan rasa nyaman nyeri sekunder

rheumatik berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara menanggulangi


nyeri. Sedangkan berdasarkan hasil pertemuan pemantapan kader Kelompok Kerja

Kesehatan (POKJAKES) yang salah satunya adalah Sosialisasi Posyandu Lansia yang

rencananya diadakan pada tanggal 17 Mei 2015, di pedukuhan Diro desa Pendowoharjo

Sewon Bantul, maka perlu diadakan pelatihan bagi para kader agar dapat mempunyai

suatu ketrampilan yang dapat diterapkan pada saat pelaksanaan Posyandu Lansia di

pedukuhan Diro desa Pendowoharjo Sewon Bantul. Keterampilan yang dimaksud adalah

keterampilan dalam hal mengukur tekanan darah dan cara pengisian KMS Lansia, dengan

pertimbangan bahwa cara mengukur tekanan darah dan cara pengisian KMS cukup mudah

dilaksanakan karena tidak menggunakan prosedur yang rumit, selain itu dilihat dari tingkat

pendidikan para kader sebagian besar merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama dan

Sekolah Menengah Atas, dengan adanya pelatihan pengukuran tekanan darah dan cara

pengisian KMS tersebut diharapkan para kader dapat memberikan pelayanan kepada

masyarakat khususnya para Lansia dan dengan terbentuknya Posyandu Lansia maka

masalah-masalah yang muncul akan segera diketahui dan sekaligus membantu mengatasi

masalah yang ada.

Pengertian Posyandu Lansia

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di


desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi
warga yang sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia
merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi
lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam pelaksanaannya.
Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan
kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.  
E. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Metode yang digunakan di dalam kegiatan ini adalah dengan sosialisasi kepada
masyarakat khalayak sasaran setelah sebelumnya dilakukan pretest dan setelahnya
dilakukan evaluasi dengan post test. Pembentukan dan pelatihan kader petugas
kesehatan desa.

Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:


1. Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
2. Meja 2:
Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
3. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan
darah, berat badan, tinggi badan
4. Meja 4: Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan
tambahan.
5. Meja 5: Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi
kegiatan pemeriksaan dan pengobatan ringan.
Kegiatan ini merupakan ajang transfer pengetahuan ilmiah ke ranah masyarakat. Penerapan
transfer iptek dilakukan dengan cara sederhana namun yang penting dapat dipahami oleh
khalayak sasaran sehingga tujuan kegiatan ini dapat tercapai semaksimal mungkin.

1. Hasil dan Pembahasan


a. Tampilkan hasil dengan deskripsi yang jelas, dan didukung oleh ilustrasi gambar,
tabel, diagram dan sejenisnya
b. Pembahasan harus bisa mengungkapkan dan menjelaskan tentang hasil yang
diperoleh terutama dengan memanfaatkan rujukan (daftar pustaka buku dan
jurnal) terkait
c. Implikasi dari temuan

F. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


Kegiatan penyuluan sosialisasi dan pembentukan pelatihan Kader Kesehatan
Desa di dusun kami yang terdiri dari remaja dan bapak-bapak atau ibu-ibu muda yang
aktif dalam kegiatan desa. Untuk selanjutnya kader tersebut diharapkan ikut aktif
membantu kegiatan Pos Pelayanan Terpadu Lansia (POSYANDU LANSIA ) di dusun
kami telah dilaksanakan mulai bulan Desember 2016 sampai Februari 2017 .Pelaksanaan
dilakukan bersamaan dengan forum pertemuan rutin pedukuhan diikuti oleh kader-kader
desa , dan perkumpulan muda-mudi kedua dukuh tersebut. Alhamdulillah kegiatan
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan lancer.

Rencana kegiatan pengabdian berupa sosialisasi dan pelatihan ini, sebelum


pelaksanaan telah diumumkan kepada masyarakat setempat pada forum pertemuan rutin
di tiap-tiap perkumpulan di bawah RT di ke dua dusun tersebut. Pelaksanaan pertemuan
rutin di kedua dusun tersebut biasanya hanya diisi dengan kegiatan arisan tanpa diisi
materi, sehingga dengan kegiatan pengabdian ini sedikit memberi pencerahan kepada
peserta pertemuan, denga harapan mereka dapat mensosialisasikan dalam keluarga
masing-masing terutama terhadap putra putrinya dan masyarakat sekitarnya..
Kegiatan ini ternyata banyak sekali manfaatnya, karena hampir seluruh peserta
sebelum mendapatkan sosialisasi ini, banyak yang belum sadar menjaga kesehatan
sehingga sering terjadi keterlambatan dalam penanganan kesehatan, dan sebagian besar
masyarakat enggan memeriksakan kesehatan sedini mungkin karena di kedua dusun
tersebut belum ada Pos Pelayanan yang menangani kesehatan masyarakat, terutama
Lansia.
Secara umum kegiatan pengabdian berlangsung dengan lancar seperti yang
direncanakan. Namun mengingat terbatasnya waktu, serta menyesuaikan kondisi tempat
dan pesertanya, kegiatan sosialisasi dan pelatihan Kader kesehatah serta pembentukan
PosYandu Lansia ini ini dibuat lebih sederhana, yaitu tidak diadakan pretes maupun
postes tertulis namun hanya sekilas saja diberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana
secara lisan yang dapat mengungkap seberapa besar tingkat pengetahuan peserta
mengenai materi yang akan diberikan dan seberapa besar materi yang dapat diserap oleh
peserta setelah sosialisasi ini serta seberapa besar ketrampilan kader-kader kesehatan. Hal
ini dilakukan karena para pesertanya mempunyai pendidikan yang sangat beragam.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta tampak memperhatikan materi yang diberikan.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan para peserta dan tidak ada
peserta yang meninggalkan pertemuan sebelum kegiatan selesai. Materi pengabdian yang
diberikan ini mungkin sangat menarik bagi para peserta. Pada umumnya mereka belum
tau banyak cara menangani masalah kesehatan lansia.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian, pengabdi berusaha memberi keterangan
sejelas-jelasnya mengenai materi pengabdian kepada peserta, meskipun tempat, waktu
serta sarana dan prasarana yang ada sangat terbatas, namun pengabdi tetap berusaha
semaksimal mungkin agar materi dapat dimengerti oleh semua peserta. Dalam
penyampaiannya, pengabdi menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa, hal ini melihat
bahwa ada peserta yang masih belum bisa berbahasa Indonesia. Selain itu, pengabdi
membagikan brosur yang berisi mengenai intisari materi pengabdian dalam jumlah yang
banyak, sehingga setiap peserta dapat membagikan pada keluarganya dan peserta yang
tidak hadir, dengan harapan peserta lebih mudah memahami isi materi tersebut dan dapat
menyampaikan pada keluarga dan masyarakat sekitarnya. Alhamdulillah semua
peserta bersedia mensosiasikan kembali materi pengabdian ini pada masyarakat
sekitarnya. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan besarnya antusiasme peserta
terhadap kegiatan pengabdian yang berupa sosialisasi Pelatihan kader kesehatan dan
pembentukan Posyandu Lansia ini, karena sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Sebelum kegiatan pengabdian diakhiri, secara implisit pengabdi melakukan postes secara
lisan secara random, untuk mengetahui seberapa besar materi pengabdian yang dapat
diserap dan dipahami oleh peserta. Hasil postes menunjukkan bahwa secara umum
pemberian sosialisasi ini dapat menambah wawasan dan pemahaman peserta tentang
materi yang diberikan oleh pengabdi, Pelatihan kader kesehatah sangat bermanfaat karena
hasilnya dapat menambah ketrampilan Kader kesehatan dalam melayani masyarakat
untuk penanganan pertama, misalnya mengukur tensi, cek gula darah, pelayanan gizi, dan
lain-lain. .
Pada kegiatan ini, pengabdi berpesan agar masyarakat, terutama lansia agar rajin
memeriksakan kesehatannya, supaya dapat diketahui sedini mungkin bila ada hal-hal
yang perlu segera ditindaklanjuti, sehingga tidak terlambat dalam penanganan selanjutnya
Pada akhir kegiatan, pengurus desa setempat memberikan tanggapan tentang
kegiatan pengabdian ini, yang dinilai sangat bermanfaat bagi peserta, dan berharap
diadakannya lagi kegiatan pengabdian selanjutnya yang berupa sosialisasi dan pelatihan-
pelatihan dengan materi lain yang bermanfaat bagi masyarakat. Kami sebagai pengabdi
sangat bersyukur mendapatkan tanggapan yang positif dari pengurus desa setempat. Insya
Allah pada kesempatan lain kami sebagai pengabdi akan kembali mengisi materi pada
forum serupa di lokasi yang berbeda atau dengan materi yang berbeda di lokasi yang
sama.

SIMPULAN

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pembentukan Posyandu Lansia dan Kader


Kesehatan Desa sangat penting untuk mendukung tingkat kesehatan lansia, dengan
harapan peran kader dan tersedianya posyandu lansia dapat meningkatkan kesehatan
lansia. Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa sangat dibutuhkan tersedianya
posyandu lansia dan pembentukan kader kesehatan desa. Posyandu lansia merupakan wadah
terpadu untuk para lansia dimasa tuanya karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para
lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan
saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan terabaikan. Manfaat yang dirasakan
dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh
keluarga dan lingkungan dimana lansia tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu
lansia untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase kehidupannya sehingga menjadi
pribadi yang mandiri sesuai dengan keberadaannya 

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi–tingginya disampaikan kepada
Ibu Sumaryanto (Ketua PKK), Bapak Sumaryanto, (Direktur Kepala Dukuh Diro
Pendowoharjo Sewon Bantul DIY), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai
penyandang dana
Fakultas Kedokteran UMY, LP3 UMY. yang telah banyak membantu dalam
pelaksanaan di lapangan, dan semua pihak yang membantu sejak perencanaan sampai
evaluasi hasil pengabdian masyarakat ini.

DAFTAR PUSTAKA

2. Daftar Pustaka
a. Acuan atau rujukan yang ada dalam daftar pustaka harus termaktub di dalam
tubuh artikel ilmiah
b. Diupayakan acuan-acuan rujukan terbaru, khususnya yang berbasis jurnal dana tau
sitasi artikel ilmiah yang telah ditulis penulis sendiri di jurnal yang terbit
sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai