PENDAHULUAN
akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa (Made,
2013).Penyakit yang mengenai glomeruli merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya
gagal ginjal pada anak (UKK nefrologi IDAI, 2018).Cedera pada glomerulus menyebabkan
terjadinya gangguan sistem filtrasi di ginjal dan menurunnya glomerular filtration rate (GFR)
ringan, progresivitas ataupun reversibilitas cedera ginjal tergantung dari berbagai macam
faktor, mencakup perjalanan penyakit, lokasi kerusakan dan cepat atau lambatnya
istilah yang dipakai untuk menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami
merupakan reaksi antigen-antibodi terhadap infeksi bakteri atau virus tertentu.Infeksi yang
paling sering terjadi adalah setelah infeksi bakteri streptokokusbeta hemolitikus grup A tipe
Rizki, 2017).Studi oleh Albar H et al melaporkan terdapat 509 kasus anak dengan
glomerulonefritis akut di rumah sakit pendidikan di Indonesia dari tahun 2002. Sebanyak
66,6% pasien memiliki peningkatan titer anti-streptolisin O (ASO) dan 60,4% memiliki
penurunan konsentrasi C3. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas pasien mengalami post
selama 12 bulan pada tahun 1988 melaporkan 170 orangpasien yang dirawat di rumah
danterbanyak menyerang anak usia 6-8 tahun (40,6%) (Sekarwana HN, 2011).
kelompok sosioekonomi rendah, berkaitan dengan higiene yang kurang baik dan jauh dari
infeksi streptokokus dikemukakan pertama kali oleh Lohlein pada tahun 1907 dengan alasan
Diduga mekanisme yang terjadi pada GNAPS adalah suatu proses kompleks imun dimana
antibodi dari tubuh akan bereaksi dengan antigen yang beredar dalam darah dan komplemen
untuk membentuk suatukompleks imun. Kompleks imun yang beredar dalam darah dalam
jumlah yang banyak dan waktu yang singkat melekat pada kapiler-kapiler glomerulus dan
terjadi kerusakan mekanis melalui aktivasi sistem komplemen, reaksi peradangan dan
mekanisme penyakit. Diduga respon yang berlebihan dari sistem imun pejamu pada stimulus
antigen dengan produksi antibodi yang berlebihan menyebabkan terbentuknya kompleks Ag-
Ab yang nantinya melintas pada membran basal glomerulus. Selanjutnya komplemen akan
(PMN) dan trombosit menuju tempat lesi (Noer MS, 2009). Fagositosis dan pelepasan enzim
lisosom juga merusak endothel dan membran basalis glomerulus (IGBM).Sebagai respon
terhadap lesi yang terjadi, timbul proliferasi sel-sel endotel yang diikuti sel-sel mesangium
menyebabkan protein dan sel darah merah dapat keluar ke dalam urine yang sedang dibentuk
oleh ginjal, mengakibatkan proteinuria dan hematuria (Sekarwana HN, 2011). Hipotesis lain
adalah neuraminidase yang dihasilkan oleh streptokokus akan mengubah IgG endogen
menjadi autoantigen. Terbentuknya autoantibodi terhadap IgG yang telah berubah tersebut,
menahun (kronis), seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan gejala.Lebih dari 50
% kasus GNAPS adalah asimtomatik.Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi saluran
napas atas dengan nyeri tenggorok dua minggu mendahului timbulnya sembab.Glomeruli
mengalami kerusakan akibat penimbunan antigen dari gumpalan bakteri streptokokus yang
mati dan antibodi yang menetralisirnya.Gumpalan ini membungkus selaput glomeruli dan
setelah infeksi tenggorok atau kulit. Manifestasi klinis GNA sangat bervariasi, mulai dari
yang ringan atau tanpa gejala sampai yang berat.Gejala pertama yang paling sering
jaringan (edema) terjadi di sekitar wajah dan kelopak mata (infeksi post streptokokal).Pada
awalnya edema timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata, tetapi selanjutnya
lebih dominan di tungkai dan bisa menjadi hebat (Lumbanbatu SM, 2003).Edema (perifer
atau periorbital), 85% ditemukan pada anakanak, edema bisa ditemukan sedang sampai berat.
Menurut penelitian yang dilakukan di RSCM Jakarta mengenai gambaran klinis GNAPS
pada anak didapatkan bahwa edema merupakan manifestasi klinis yang sering ditemukan
yaitu sekitar 87%, dan kadang-kadang disertai edema paru (14%) atau gagal jantung
Gejala lain yaitu hematuria atau kencing yang mengandung darah baik secara
makroskopik maupun mikroskopik. Hematuria makroskopis yang tidak disertai rasa nyeri
merupakan gejala yang sering ditemukan.Gross hematuria terjadi pada 30- 50 % pasien yang
pasien.Eritrosit pada urin terdapat pada 60-85% kasus, menunjukkan adanya perdarahan
glomerulus.Oligouri atau volume kencing yang sedikit ditemukan pada 69% kasus GNAPS
di RSCM tahun 2005.Oligouri atau anuria timbul akibat terjadinya penurunan filtrasi
yang penting bagi kesehatan klien.Salah satunya perawat bertugas sebagai pemberi asuhan
menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan bagi klien perawat berwenang
melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik di tingkat individu dan keluarga serta,
konseling. Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Memberi
pendidikan dan pemahaman kepada individu dan keluarga dilakukan secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, seperti yang diharapkan dalam mencapai tigkat
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah penulis mampu
mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
2. Tujuan Khusus.
Setelah dilakukan askep ini penulis mampu:
Glumerulonefritis Akut.
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktik
a. Bagi Penyusun
Manfaat penyusunan asuhan keperawatan ini adalah sebagai proses pembelajaran dan
Akut yang nantinya dapat diterapkan sebagai dasar untuk melakukan asuhan
b. Bagi Perawat
Manfaat penulisan makalah ini bagi perawat adalah sebagai dasar teori sekaligus
Manfaat penulisan makalah ini bagi institusi pendidikan adalah sebagai dasar teori
dalam pemberian asuhan keperawatan bagi seorang mahasiswa yang nantinya akan
diterapkan di lapangan.
praktik klinik yang bisa menunjang RS menjadi RS pendidikan yang lebih baik serta