Anda di halaman 1dari 8

BAB 10 STRUKTUR MODAL

A. Pendahuluan
Pengelolaan sumber dana dalam suatu bisnis akan terlihat dalam laporan keuangan
yang berupa neraca. Keputusan pengelolaan yang baik apabila terjadi perimbangan antara
modal yang berasal dari dalam perusahaan (modal sendiri) dan modal yang berasal dari
luar perusahaan (modal asing). Perimbangan antara modal sendiri dan modal asing di
istilahkan dengan Struktur Modal.

B. Pengertian Struktur Modal (Capital Structure)


Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing adalah utang jangka panjang atau jangka pendek bagi perusahaan
yang bersangkutan kepada kreditor (penyandang dana), sedangkan modal sendiri adalah
cadangan laba yang berasal dari pemilik perusahaan atau seperti modal saham yang
dijadikan jaminan bagi kreditor (penyandang dana).
Struktur modal menunjukan proporsi penggunaan utang untuk membiayai
investasinya, sehingga investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat
pengembalian investasinya.
Tujuan dari manajemen struktur modal adalah menggabungkan semua sumber dana
yang digunakan perusahaan, baik modal sendiri maupun modal asing untk dapat
membiayai operasi. Sehingga dapat meminimumkan biaya modal dan menaikan harga
saham.
Konsep penting struktur modal adalah masalah sumber dana atau pemenuhan dana
dan penggunaan dana atau pengalokasian dana. Dana dapat dipenuhi dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan. Dana tersebut dialokasikan untuk membelanjai
aktiva perusahaan. Pemenuhan dan pengalokasian dana dalam perusahaan membutuhka
keseimbangan finansial dalam perusahaan. Keseimbangan finansial dalam erusahaan
dapat dicapai apabila perusahaan tersebut tidak mengalmi gangguan finansial yang
disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah modal tersedia dan jumlah modal yang
dibutuhkan.
C. Pendekatan dalam Teori Struktur Modal
Metode yang dapat digunakan untuk menentukan suatu pilihan yang berkaitan
dengan struktur modal antara lain :
(a) Analisis EBIT – EPS
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternative
pendanaan terhadap EPS (Earning per Share) pada tingkatan EBIT (Earning Before
Interest and Tax) yang bervariasi.
𝐄𝐀𝐓 (𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦)
𝐄𝐏𝐒 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦

(b) Perbandingan rasio – rasio leverage


(c) Analisis arus kas perusahaan

D. Teori yang terkait Struktur Modal


1. Modigliani-Miller (MM) Theory
Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan miller
(MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak memengaruhi
nilai perusahaan.
a) Teori MM Tanpa Pajak
MM mengajukan dua perposisi yang dikenal sebagai teori mm tanpa pajak.
Preposisi I : nilai perusahaan yang berutang sama dengan nilai dari perusahaan
yang tidak berutang.
Preposisi II : biaya modal saham akan meningkat apabila perusahaan melakukan
atau mencari pinjaman dari pihak luar.
b) Teori MM dengan Pajak
Teori MM dengan pajak dianggap tidak realistis sehingga MM memasukan faktor
dengan pajak dalam teorinya. Dalam teori MM dengan pajak ini terdapat dua
preposisi. Preposisi I : maksud dari preposisi I adalah pembiayan dengan utang
sangat menguntungkan dan MM menyatakan bahwa struktur modal optimal
perusahaan adalah 100% utang.
Preposisi II : maksud dari perposisi II ini adalah penggunaan utang yang semakin
banyak akan meningkatkan biaya modal saham.
2. Trade of Theory
Menurut trade off theory yang diungkapakan oleh Myers (2001 : 81), “Perusahaan
akan berutang pada tingkat tertentu, dimana penghematan pajak (tax shield) dari
tambahan utang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”.
Teori ini mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka
trade off antara penghematan pajak dan biayan kesulitan keuangan dalam
penentua struktur modal.

3. Pecking Order Theory


Menurut Myers (1984), teori ini menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi justru tingkat utangnya rendah dikarenakan perusahaan
yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah”.
Teori ini tidak mengindikasikan target struktur modal namun menjelaskan urutan
pendanaan. Teori ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang memunyai
tingkat keuntungan tinggi justru mempunyai tingkay utang yang kecil.

4. Equity Market Timing


Teori ini diungkapkan oleh Baker dan Wugler (2002:1), teori ini mengungkapkan
bahwa “Perusahaan- perusahaan akan menerbitkan equity pada saat market value
tinggi dan akan membeli kembali equity pada saat market value rendah”. Praktik
inilah yang kemudian disebut sebagai market value timing. Baker dan Wugler
menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat utang rendah adalah perusahaan
yang menerbitkan equity pada saat market value tinggi begitupun sebaliknya.

Indifference point
Alternative pembelanjaan bagi manajemen.

𝐄𝐀𝐓 (𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦) 𝐄𝐀𝐓 (𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦)


=
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦
(𝐄𝐁𝐈𝐓 ∗ − 𝐂𝟏)(𝟏 − 𝐓) (𝐄𝐁𝐈𝐓 ∗ − 𝐂𝟐)(𝟏 − 𝐓)
=
𝐒𝟏 𝐒𝟐

Dimana :
EBIT* = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternative pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternative pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternative pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternative pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak

E. Analisis Leverage
Tujuan dari alternative leverage adalah untuk menentukan efek - efek dari setiap
alternative pendanaan terhadap rasio-rasio leverage (penggunaan utang). Agar
manajemen dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio
alternative industry sejenis. Rasio leverage terdiri dari 2 jenis, antara lain :
1. Rasio Utang
Rasio utang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjang. Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio utang sebagai
berikut :

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢

𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠


(𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 + 𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢)
2. Rasio Jaminan
Rasio Jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman
yang jatuh tempo. Manajemen dapat menggunakan metode perhitungan rasio utang
sebagai berikut:

𝐄𝐁𝐈𝐓
𝑻𝒊𝒎𝒆 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝑬𝒂𝒓𝒏𝒆𝒅 =
𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚

𝐄𝐁𝐈𝐓
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑺𝒆𝒓𝒗𝒊𝒄𝒆 𝑪𝒐𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 =
𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐲𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐩𝐨𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐢𝐧𝐣𝐚𝐦𝐚𝐧
[𝐁𝐢𝐚𝐲𝐚 𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚 + ]
𝟏 − 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌

Dalam menentukan saldo kas yang diharapkan pada akhir periode resesi, manjemen dapat
mennggunakan rumus CBr.

𝐂𝐁𝐫 = 𝐂𝐨 + 𝐍𝐂𝐅𝐫 − 𝐅𝐂

Dimana :
Co = Saldo kas pada awal resesi
NCFr = Arus kas bersih dari operasi selama resesi
FC = Beban tetap Perusahaan

Dalam menentukan struktur modal perusahaan, manajemen juga dapat menerapkan


analisis subjektif (judgement) Bersama dengan analisis kuantitatif yang telah dibahas di
depan. Beberapa faktor yang dipertbangkan dalam pembuatan keputusan tentang struktur
modal adalah :
1. Kelangsungan hidup jangka panjang (long-run viability)
Perusahaan harus menghindari utang yang dapat membahayakan kelangsungan hidup
jangka panjang perusahaan.
2. Konsevatisme manajemen
Manajer harus bersifat konservatif (sedikit utang) daipada berusaha
memaksimumkan nilai perusahaan dengan memperbanyak utang.
3. Pengawasan
Pengawasan utang yang besar mengakibatkan semakin ketat pengawasan dari pihak
kreditor.
4. Struktur aktiva
Perusahaan yang memiliki aktiva tinggi cenderung menggunakan utang lebih besar
begitupun sebaliknya.
5. Risiko bisnis
Perusahaan yang memiliki risiko bisnis tinggi cenderung kurang dapat menggunakan
utang yang besar.
6. Tingkat pertumbuhan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi membutuhkan modal yang
besar disbanding perusahaan dengan tingkat petumbuhan yang rendah.
7. Pajak
Semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar keuntungan dari
penggunaan pajak.
8. Cadangan kapasitas peminjaman
Perusahaan harus mempertimbangkan tingkat penggunaan utang yang di masa
mendatang memiliki kemungkinan dapat menambah utang dengan biaya yang
relative rendah .
LATIHAN SOAL

1. Jelaskan pendekatan dalam teori struktur modal!


PT Karunia pada saat ini tidak menggunakan utang (pendanaan 100% dengan
modal sendiri), tetapi perusahaan sedang mempertimbangkan suatu perubaha
menjadi pendanaan dengan utang 50% dengan menimbulkan bunga sebesar 20%.
Utang ini oleh perusahaan akan digunakan untuk membeli kembali saham yang
beredar dengan harga Rp500 per lembar. Saham perusahaan yang beredar saat ini
200.000 lebar dan total aktiva perusahaan sebesar Rp100.000.000,-. Laporan
keuangan pro forma (prediksi)untuk tahun mendatang dengan asumsi tidak
menggunakan utang sebagai berikut :
Penjualan Rp. 80.000.000,-
Biaya operasi Rp. 65.000.000,-
EBIT Rp. 15.000.000,-
Pajak (20%) Rp. 3.000.000,-
Penghasilan bersih Rp. 12.000.000,-
Diminta :
a. Berapa EPS yang diharapkan untuk tahun mendatang jika perusahaan tidak
menggunakan utang? Berapa jika perusahaan menggunakan utang Rp.
500.000.000,-?
b. Asumsikan bahwa biaya operasi sebesar 81.25% dari penjualan pada tingkat
penjualan berapa pun. Juga prediksi penjualan Rp80.000.000,- merupakan
nilai harapan yang diperoleh dari distribusi propabilitas sebagai berikut:

Probabilitas Penjualan
0,1 Rp 40.000.000,00
0,2 Rp 60.000.000,00
0,3 Rp 80.000.000,00
0,4 Rp 100.000.000,00
0,5 Rp 120.000.000,00
c. Hitung EPS dan ROE pada setiap tingkat penjualan untuk alternative
pendanaan tanpa utang maupun dengan pendanan utang Rp50.000.000,-!
Penyelesaian :
a. Jika perusahaan menggunakan utang, maka:
𝐸𝐴𝑇 12.000.000
= = Rp60
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 200.000

Jika perusahaan menggunakan utang sebesar Rp5000.000, maka:


T : 20%
C1 : 20% (50% x Rp50.000.000) = Rp5.000.000
50.000.000 (50% 𝑥 50.000.000)
S1 : = 100.000 lembar S2: = 50.000 lembar
500 500
𝑋(1−𝑇)
= = (X – C) (1 – T)
𝑆1
𝑋 . 0,5 (𝑋−5.000.000) 0,5 𝑋 . 0,5 0,5−2.500.000
= = = =
100.000 50.000 100.000 50.000

25.000x = 50.000x – 250.000.000


25.000x = 250.000.000
x = 10.000.000
b.
Probabilitas Penjualan Biaya Operasi EBIT Pajak Penghasilan
(81,25%) 20% Bersih
0,1 40.000.000,00 32.500.000 7.500.000 1.500.000 6.000.000
0,2 60.000.000,00 48.750.000 11.250.000 2.250.000 9.000.000
0,4 80.000.000,00 65.000.000 15.000.000 3.000.000 12.000.000
0,2 100.000.000,00 81.250.000 18.750.000 3.750.000 15.000.000
0,1 120.000.000,00 97.500.000 22.500.000 4.500.000 18.000.000
c.
Penjualan Penghasilan Jumlah EPS Pendanaan EPS dengan
Bersih Saham Utang Pendanaan
(EAT) Utang
40.000.000 6.000.000 200.000 30 50.000.000 10.000.000
60.000.000 9.000.000 200.000 45 50.000.000 10.000.000
80.000.000 12.000.000 200.000 60 50.000.000 10.000.000
100.000.000 15.000.000 200.000 75 50.000.000 10.000.000
120.000.000 18.000.000 200.000 90 50.000.000 10.000.000

Anda mungkin juga menyukai