Anda di halaman 1dari 6

Bab 4.

MORFOLOGI TANAH dan SIFAT FISIK TANAH

4.1. MORFOLOGI TANAH


Morfologi tanah merupakan sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang,
serta menunjukkan sejumlah fakta yang dapat menjelaskan tentang proses pembentukan tanah.
Ciri-ciri morfologi penampang tanah merupakan petunjuk tentang proses –proses yang dialami
oleh suatu jenis tanah. Perbedaan intensitas faktor pembentuk tanah terutama iklim, memberikan
ciri-ciri pada penampang tanah yang dapat digunakan untuk menentukan suatu jenis tanah.
Tubuh tanah apabila dipotong tegak akan memperlihatkan suatu seri lapisan tanah yang
disebut horison-horison tanah. Horison tanah tersebut memiliki cirri-ciri morfologi, sifat fisik
tanah, sifat kimia dan sifat biologi yang khas. Batas suatu horizon dengan horizon yang lainnya
dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan tanah di lapang
ketajaman peralihan horizon dibedakan menjadi beberapa tingkatan:
 Tingkatan nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm).
 Jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm).
 Berangsur-angsur (lebar peralihan 6,5 –1 2,5cm).
 Baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm)
Selain itu bentuk topografi dari batas horizon tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau
terputus-putus, Seperti terlihat pada gambar 4 berikut:

A A
Hor.A A

Hor.B B
B B

Hor.C C C C

Rata Berombak tidak teratur terputus

Gambar 4.1. Bentuk topografi batas horizon


Pemerian penampang tanah dimulai dengan menentukan letak batas masing-masing
horizon tanah, mengukur tebal horizon tanah dan mengamati penampang tanah secara keseluruhan.
Horison tanah pada dasarnya mempunyai sifat-sifat sebagai akibat hasil proses pembentukan
tanah.
Untuk mempermudah dalam mempelajari masing-masing horizon tanah, maka masing-
masing horizon tanah diberikan singkatan atau diberi symbol dengan aturan sebagai berikut:
a. Simbol huruf besar O, A, B, C, dan R, digunakan untuk horizon genetik utama.
b. Masing-masing horizon dibagi lagi menjadi horizon-horison yang terperinci dengan diberi
symbol angka 1, 2, 3 di belakang symbol horizon utama.
c. Simbol tambahan dengan huruf-huruf kecil di belakang symbol angka yang menyatakan
keistimewaan horizon tersebut, misalnya A2 g, B2 ca, C2 cs, dan sebagainya.
d. Simbol dengan angka Romawi di muka symbol horizon utama yang menunjukkan
ketidakmerataan akibat perbedaan lapisan geologi.
e. Apabila terdapat urutan horizon tanah teratur lebih dari satu, maka untuk yang kedua diberi
tanda petik, misalnya A”2, B”2, B”3 dan sebagainya.

Masing-masing horizon tanah, secara lebih dalam dapat dijelaskan sebagai berikut:
O: Horison organik adalah lapisan tanah yang sebagian besar terdiri atas bahan organik, baik
masih segar maupun sudah membusuk dan terbentuk di bagian paling atas, yaitu di atas
horizon mineral. Sebagai batas kandungan bahan organic ini adalah 30 % atau lebih
apabila tanahnya berkadar lempung lebih dari 50 %; atau kadar bahan organik 20 % lebih
apabila tanahnya tidak mengandung partikel lempung sama sekali. Pada umumnya
horizon ini berwarna kelam hingga hitam dan dapat dibedakan menjadi dua horizon
tanah.
O1 : Horison Organik yang bahan organiknya masih memiliki ciri dan bentuk terlihat jelas
dengan mata serupa dengan bahan asalnya.
O2 : Horison sisa tumbuhan atau hewan yang sedang atau telah mengalami pelapukan
sehingga tidak menampakkan lagi cirri dan bentuk asalnya.
A: Horison mineral yang paling atas, yang dibedakan menjadi A1, A2 dan A3.
A1 : Horison mineral yang terbentuk pada bagian paling atas, menampakkan ciri percampuran
bahan mineral dengan bahan organic. Partikel mineralnya diseliputi bahan organic yang
merupakan partikel tersendiri, juga pada umumnya kandungan humusnya paling tinggi
dan aktivitas biologinya paling banyak.
A2 : Horison mineral yang menampakkan cirri tercuci paling maksimal, yang disebut horizon
Eluviasi. Horison ini ditandai oleh adanya warna paling pucat, tekstur paling kasar,
struktur paling longgar. Di horizon ini kation, bahan organic, besi, aluminium, dan basa-
basa yang lain telah tercuci dan yang tertinggal bahan-bahan yang sifatnya resisten
seperti kuarsa.
A3 : Horison peralihan ke horizon B atau C dengan ciri lebih mendekati horizon A2. Akan
tetapi apabila peralihannya kurang jelas dan hanya menampakkkan ciri campuran maka
horizon ini diberi symbol AB apabila beralih ke horizon B, dan diberi symbol AC apabila
beralih kehorizon C.
B: Horison mineral yang ditandai oleh adanya penimbunan basa, lempung, besi, aluminium
atau bahan organic yang masing-masing secara tersendiri atau secara bersama-sama
tercuci oleh horizon A di atasnya, sebagai konsentrasi residu sesquioksida atau lempung
yang terbentuk karena larutnya karbonat atau garam-garam lain, merupakan tempat
perubahan bahan dari keadaan asalnya, dan terbentuk struktur granuler, gumpal dan
tiang.

Adapun ciri umum horizon ini adalah warna tanah lebih kelam, tekstur lebih halus dan
struktur lebih rapat apabila dibandingkan dengan horizon A di atasnya. Horison ini dapat dibagi
menjadi:
B1 : Horison peralihan dengan horizon A, akan tetapi ciri-cirinya lebih mendekati ciri horizon
B.
B2 : Horison yang menampakkan ciri-ciri horizon paling maksimal, yaitu warna paling tua,
tekstur paling halus, dan tekstur mampat, harison ini disebut horizon Iluviasi.
B3 : Horison peralihan dari B ke C atau R dengan ciri-ciri mendekati horizon B. Apabila
merupakan campuran yang sulit dibedakan antara horizon ini dengan horizon di
bawahnya, maka diberi symbol BC apabila dengan horizon C dan BR apabila dengan
horizon R.
C: Horison mineral yang merupakan bahan induk, bukan batuan, apakah sama ataukan tidak
sama dengan batuan induknya, akan tetapi kurang dipengaruhi oleh proses
perkembangan tanah, dan tidak memperlihatkan ciri-ciri diagnostik horizon A atau B,
tetapi tersusun atas bahan-bahan yang telah dirubah oleh pelapukan di luar daerah
kegiatan biologi utama, pemadatan, gleisasi dan sebagainya.
R: Lapisan bahan induk tanah yang terbentuk di atasnya dan berupa batuan yang masih utuh

Disamping horizon tanah utama seperti tersebut di atas di kenal pula horizon tambahan
yang diberi symbol tertentu dan digunakan untuk menunjukkan suatu keistimewaan. Simbol-
simbol tambahan itu adalah sebagai berikut:
b: Horison tanah yang tertimbun, misalnya diketemukan horizon A1b di bawah horizon B2.
ca : ada akumulasi CaCo3
cn : Akumulasi, konkresi atau module keras dan bukan konkresi yang kaya akan sesquioksida,
cs : ada akumulasi CaSO4.
f: lapisan tanah yang membeku secara permanen,
g: Ada gleisasi yang kuat,
h: Akumulasi iluvial humus,
if : Akumulasi iluvial besi,
m: Sementasi padat, indurasi,
p: horizon pengolahan, pemberian symbol tambahan ditempatkan di muka angka, misalnya
Ap 1,
sa : Akumulasi garam-garam terlarut kecuali Ca SO4,
sf : Sementasi oleh bahan silikat.
t: Akumulasi lempung iluvial
x: Ciri seperti padas dan rapuh.

4.2.SIFAT FISIK TANAH


Sifat fisik tanah mencakup: warna, tekstur, struktur, konsistensi, lengas tanah, udara tanah, suhu tanah, permeabilitas tanah, porositas dan
drainase tanah.
4.2.1. Warna Tanah
Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat pada tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna
permukaan tanah umumnya terjadi karena perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organiknya maka warna tanah akan makin gelap.
Pada lapisan bawah, di mana kandungan bahan organic umumnya rendah, warna tanah
banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe yang di dapat. Pada daerah yang
berdrainase buruk, yaitu pada daerah yang selalu tergenang air, tanah akan berwarna abu-abu
karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe ++). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu
+++
pada tanah yang tidak terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe ) misalnya pada
senyawa hematite (Fe2 O3) yang berwarna merah, atau pada Fe2 O3 3H2O (limonit) yang berwarna
kuning-coklat. Bila tanah kadang basah dan kadang kering, maka disamping yang berwarna abu-
abu (yang tereduksi) di dapat pula bercak-bercak karatan merah atau kuning, yaitu ditempat-
tempat di mana udara dapat masuk sehingga terjadi oksidasi besi di tempat tersebut. Beberapa jenis
mineral tertentu., seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi terang.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam
Munsell Soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna tanah disusun oleh tiga variabel:
 Hue, adalah warna spektrum yang dominan. Sesuai dengan panjang gelombangnya.
 Value, menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan.
 Chroma, menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum.
Pada buku Munsell Soil Color Chart, hue dibedakan menjadi 5 R; 7,5 R; 10 R; 2,5 YR; 5
YR; 7,5 YR; 10 YR; 2,5 Y; 5 Y; yaitu mulai dari spektrum dominan paling merah (5 R)
sampai spektrum dominan paling kuning(5Y). Selain itu sering ditambahkan pula hue untuk
warna-warna tanah tereduksi (gley) yaitu 5 G, 5GY, 5 BG dan N (netral).

Value dibedakan dari 0 sampai dengan 8, di mana makin tinggi value menunjukkan warna
makin terang (makin banyak sinar yang dipantulkan).
Chroma juga dibagi dari 0 sampai dengan 8, di mana makin tinggi chroma menunjukkan
kemurnian spektrum atau kekuatan warna spectrum yang makin meningkat.
Contoh membaca warna tanah dalam buku Munshell Soil Color Chart adalah sebagai berikut:
1. Misalnya 7,5 YR 5/4 (coklat). Ini berarti hue nya 7,5 YR; value nya = 5, dan chromanya
= 4. sehingga secara keseluruhan tanah disebut berwarna coklat.
2. Misalnya 10 R 4/6 (merah), berarti hue nya = 10 R, value nya 4, chroma nya = 6; sehingga
secara keseluruhan tanah di sebut berwarna merah.

Warna tanah akan berbeda dalam kondisi basah, lembab atau kering, sehingga dalam penentuan
warna tanah perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam kondisi basah, lembab ataukah kering.
Secara umum kandungan mineral dalam tanah mempengaruhi warna tanah sebagai berikut:
 Mineral feldspar, kaolin, kalsit, kuarsa, menyebabkan tanah berwarna putih.
 Mineral besi , hematite, magnetic, limonit memberikan warna tanah merah, coklat atau
kuning.
 Kadar lengas tanah yang tinggi mencirikan warna tanah menjadi kelam
 Tanah dengan drainase tanah yang jelek akan terbentuk tanah dengan warna reduksi atau
warna glei atau kelabu kebiru-biruan.

Anda mungkin juga menyukai