Anda di halaman 1dari 13

LEASING

MAKALAH

“Makalah ini ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah”

MANAJEMEN KEUANGAN

Oleh :

Wardah Siti Fauziah : 030118021

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


DR. KHEZ. MUTTAQIEN
JL. KK SINGAWINATA N0.83 (SITU BULEUD)
PURWAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Manajemen

Keuangan tentang “Leasing”. Dan juga saya mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak

yang ikut serta membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

mohon maaf apabila ada kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari anda selalu saya

tunggu, agar kedepannya saya bisa lebih baik dalam penyusunan makalah. Semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca pada umumnya.

Purwakarta, 4 Juli 2020

Penyusun,

Wardah Siti Fauziah


BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Leasing pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1974,
yang bertujuan untuk membiayai penyediaan barang-barang modal,
dengan beberapa perjanjian antara pihak perusahaan dengan pihak
penerima barang dengan sejumlah biaya-biaya yang dikeluarkan atau
dibebankan oleh pihak lessee.
B. Rumusan Masalah
Untuk mencegah pembahasan lebih menyeluru maka kami
memberi batasan bahasan seperti berikut :
1. Bagaiman deskripsi pengertian Leasing
2. Bagaiman deskripsi berbagai jenis perusahaan Leasing
3. Bagaimana deskripsi mekanisme dan teknik pembiayaan
Leasing
4. Bagaimana deskripsi perkembangan Leasing di Indonesia
C. Tujuan
Untuk mengetahui lebih mendetail tentang leasing dan jenis
perusahaan leasing .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Leasing
Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan
nama Leasing. Kegiatan utamanya adalah bergerak di bidang pembiayaan
untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah.
Pembiayaan yang dimaksud jika seorang nasabah membutuhkan barang-
barang modal seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau
dibeli secara kredit dapat diperoleh diperusahaan leasing. Pihak Leasing
dapat membiayai keinginan nasabah dengan perjanjian yang telah
disepakati kedua pihak.
Perusahaan Leasing dapat diselenggarakan oleh atau badan usaha
yang berdiri sendiri. Keterbatasan perusahaan leasing adalah tidak boleh
melakukan kegiatan yang dilakukan oleh bank seperti memberikan
simpanan dan kredit dalam bentuk uang.
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara
lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) di mana pihak lessor
memyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan
imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai dengan keputusan
Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 adalah “kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala”. Yang dimaksud dengan
finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir
masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya,operating lease tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
a. Ketentuan Leasing
Kegiatan Leasing secara remi diperbolehkan beroperasi di
indonesia setelah keluar surat keputusan bersama antara Menteri
Keuangan,Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Nomor
Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor
30/Kpb/I/74 Tanggal 7 Februari 1974 Tentang Perizinan Usaha
Leasing di Indonesia.
Wewenang untuk memberikan usaha Leasing di keluarkan oleh
Menteri Keuangan berdasarkan Surat keputusan Nomor
649/MK/IV/5/1974 Tanggal 6 Mei 1974 yang mengatur mengenai
ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia.
Lembaga Pembiayaan Menurut ketentuan ini dimungkinkan untuk
melakukan salah satu dari kegiatan  pembiayaan seperti :
1. Sewa guna usaha ( Leasing )
2. Modal ventura ( venture capital )
3. Anjak Piutang ( factoring )
4. Pembiayaan konsumen ( consumer finance )
5. Kartu Kredit ( credit card )

 Pemberian izin untuk melakukan usaha-usaha pembiayaan seperti


di atas, terlebih dulu harus memperoleh izin dari Menteri Keuangan.

b. Pihak-pihak yang terlibat


Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas
leasing adalah sebagai berikut :
1. Lessor
Merupakan perusahan leasing yang membiayai keinginan
para nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal
2. Lessee
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing
kepada lessor untuk memperoleh barang modal yang di inginkan.
3. Supplier
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan di
leasing sesuai perjanjian antara lessor dengan lessee dan dalam hal
ini suplier juga dapat bertindak sebagai lessor.
4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko
terhadap perjanjian antara lessor dengan lessee. Dalam hal ini
lessee dikenakan biaya asuransi dan apabila terjadi sesuatu, maka
perusahaan akan menanggung resiko sebesar sesuai dengan
perjanjian terhadap barang yang di leasingnya.

B. Jenis-Jenis Perusahaan Leasing


Jenis-jenis perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatannya
dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu :
1. Independent Leasing
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus
sebagai supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain
untuk dileasekan.
2. Captive Lessor
Produsen dan supplier mendirikan perusahaan leasing dan yang
merekan leasekan adalah barang-barang milik mereka sendiri. Tujuan
utamanya adalah untuk dapat meningkatkan penjualan, sehingga
mengurangi penumpukan barang di gudang/toko.
3. Lease Broken
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan
lessee untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk
dileasekan. Jadi,dalam hal ini lease broken hanya sebagai perantara
antara pihak lessor dengan pihak lessee.
C. Mekanisme dan Teknik Pembiayaan Leasing
a. Mekanisme Leasing
1. lesse menghubungi pemasok untuk pemilihan dan penentuan jenis
barang, spesifikasi, harga, jangka waktu penagihan, dan jaminan
purna jual atas barang yang akan disewa.
2. Lesse melakukan negoisasi dengan lessor mengenai kebutuhan
pembiayaan barang modal. Dalam hal ini, lessee dapat meminta
lease quotation yang tidak mengikat dari lessor. Dalam quotation
terdapat syarat-syarat pokok pembiayaan leasing, antara lain:
keterangan barang, harga barang, cash security deposit, residual
value, asuransi, biaya administrasi, jaminan uang sewa ( lease
rental ), dan persyaratan-persyaratan lainnya.
3. Lessor mengirimkan letter of offer atau comittment letter kepada
lessee yang berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk
membiayaai barang modal yang dibutuhkan, lessee
menandatangani dan mengembalikannya kepaada lessor.
4. Penandatangan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi
lessee, dimana kontrak tersebut mencakup hal-hal: pihak-pihak
yang terlibat, hak milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi
lessee, penutupan asuransi, tanggung jawab dan objek leasing,
perpajakan jadwal pembayaran angsuran sewa dan sebagainya.
5. Pengiriman order beli kepada pemasok disertai instruksi
pengiriman barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi
barang yang telah disetujui.
6. Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai
pesanan serta menandatangani surat tanda terim dan perintah bayar
selanjutnya diserahkan kepada pemasok.
7. Penyerahan dokumen oleh pemasok kepada lessor termasuk faktur
dan bukti-bukti kepemilikan barang lainnya.
8. Pembayaran oleh lessor kepada pemasok
9. Pembayaran sewa ( lease payment ) secara berkala oleh lessee
kepada lessor selama masa leasing yang seluruhnya mencakup
pengembalian jumlah yang dibiayai beserta bunganya.
b. Teknik-Teknik Pembiayaan Leasing
Teknik pembiayaan leasing dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu
finance lease dan operating lease.
a. Finance Lease
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna (lessor)
adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee
biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan, atas nama
perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barang modal
tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan
barang modal yang menjadi objek transaksi sewa guna usaha.
Dalam praktinya, finance lease dapat dibagi dalam beberapa bentuk
transaksi antara lain sebagai berikut :
1) Direct finance lease
Dalam transaksi direct finance lease, pihak lessor
membeli barang modal atas permintaan dari lessee dan
langsung disewagunausahakan kepada lessee. Lessee
dapat terlibat dalam proses pembelian barang modal
dari pemasok.
2) Sale and lease back
Pihak lessee menjual barang modalnya kepada
lessor untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna
usaha atas barang tersebut dengan jangka waktu yang
disepakati bersama. Metode transaksi ini membantu 
lessee yang mengalami kesulitan modal kerja.
3) Leveraged lease
Dalam proses sewa guna ini, pihak yang terlibat
adalah lessor, lessee dan kreditor jangka panjang
dalam membiayai objek leasing. Pihak kreditor inilah
yang biasanya justru memberikan porsi yang besar
dalam pembiayaan. Kreditor jangka panjang, biasanya
lembaga keuangan misalnya bank yang akan
menyediakan pembiayaan sebesar 60% - 80% yang
disebutkan leverage debt without recourse kepada
pihak leassor. Apabila pihak lessee mengalami default
dan tidak mampu mengangsur, lessor tidak ikut
bertanggungjawab kepada bank.
4) Syndicated lease
Metode ini terjadi apabila pembiayaan sewa
guna usaha dilakukan oleh lebih dari satu lessor. Kerja
sama antara lessor ini didasarkan pada pertimbangan
risiko atau objek leasing yang membutuhkan dana
dalam jumlah besar.
5) Vendor Program
Vendor program adalah suatu metode penjualan
yang dilakukan oleh dealer kepada konsumen dengan
mendapatkan fasilitas leasing. Lessor akan membayar
objek leasing kepada vendor/dealer dan selanjutnya
lessee akan membayar angsuran secara periodik
langsung kepada lessor atau melalui dealer.
b. Operating Lease  
Dalam teknik operating lesae, pihak pemilik objek leasing
atau leasor membeli barang modal dan disewagunausahakan
kepada lesee. Pembayaran periodik yang dilakukan oleh lessee
tidak mencangkup biaya yang dikeluarkan oleh lessor untuk
mendapatkan barang modal tersebut dan bunganya. Lessor
mengharapkan keuntungan dari penjualan barang modal yang
disewagunausahakan. Lessor dapat juga memperoleh sumber
penghasilan dari perjanjian sewa sewa guna usaha yang lain.
Operating lease dapat juga disebut leasing biasa yaitu satu
perjanjian kontrak antara leasor dengan lessee, dengan catatan
bahwa :
 Lessor sebagai pemilik objek leasing menyerahkannya kepada
pihak lessee untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih
pendek dari umur ekonomis barang modal tersebut.
 Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar
sejumlah sewa secara berkala kepada leasor yang jumlahnya
tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya pemerolehan barang
tersebut beserta bunganya. Hal ini disebut nonfull pay out lease.
 Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan
atas barang-barang tersebut.
 Lessee pada ahir kontrak harus mengembalikan objek leasing
pada lessor.
 Lessee dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-
waktu.

D. Perkembangan Leasing di Indonesia


Usaha leasing ( sewa guna usaha ) sebenarnya sudah ada sejak
tahun 2000 sebelum masehi yang dilakukan oleh orang-orang Sumeria.
Dokumen-dokumen yang ditemukan dari kebudayaan Sumeria
menunjukkan bahwa transaksi leasing meliputi leasing peralatan,
penggunaan tanah dan binatang piaraan.
Kegiatan Leasing diperkenalkan untuk pertama kali di indonesia
pada tahun 1974 dengan di keluarkannya Surat Keputusan Bersama
Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian No.
Kep. 122/MK/2/1974, No.32/M/SK/1974 dan No. 30/Kpb/1/1974
Tanggal 7 februari 1974 tentang “Perijinan usaha Leasing”. Sejak saat itu
(khususnya tahun 1980) jumlah perusahaan leasing dari tahun ke tahun
untuk membiayai penyediaan barang-barang modal dunia usaha. Untuk
mendukung perkembangan usaha ini, Menteri Keuangan selanjutnya
mengeluarkan SK No. 650/MK/IV/5/1974 Tanggal 6 Mei 1974 tentang
penegasan ketentuan pajak penjualan dan besarnya bea meterai terhadap
usaha leasing. Selanjutnya, tanggal 20 Desember 1988 dengan kebijakan
deregulasi, perusahaan pembiayaandi antaranya usaha leasing diatur
dalam paket tersebut. Dengan berlakunya paket kebijakan tersebut
ketentuan leasing sebelumnya dinyatakan tidak berlaku. Dalam paket
tersebut juga diperkenalkanistilah lembaga pembiayaan yaitu badan usaha
yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana
atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
masyarakat.
Hadirnya perusahaan sewa guna usaha patungan (joint venture)
bersama perusahaan nasional telah mampu mempopulerkan peranan
kegiatan sewa guna sebagai alternatif pembiayaan barang modal yang
sangat dibutuhkan para pengusaha di idonesia, disamping cara-cara
pembiayaan konvensional yang lazim dilakukan melalui perbankan.
Ketentuan minimum modal disetor untuk pendirian suatu perusahaan
pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha leasing diatur dalam pakdes
20, 1988 dengan keputusan Menteri Keuangan no. 1251/KMK.013/1988
tanggal 20 Desember 1988, dengan jumlah modal disetor atau simpanan
wajib dan pokok ditetapkan sebagai berikut :
a. Perusahaan swasta nasional sebesar Rp. 3 milyar
b. Perusahaan patungan indonesia-asing sebesar Rp. 10 milyar
c. Koperasi sebesar Rp. 3 milyar
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan “ Leasing “ dapat disimpulkan
bahwa : “ Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi atau finance lease maupun
tanpa hak opsi atau operating lease untuk digunakan oleh lessee
(pemakai) selama jangka waktu terentu berdasarkan pembayaran secara
berkala sampai pada akhir masa kontrak lessee dapat membeli barang
tersebut dengan sisa nilai yang disepakati oleh lessor”.
B. Kritik dan Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sadar banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini,jadi untuk menyempurnakan
makalah ini, kami membutuhkan kritik dan saran pembaca dan
pendengar.

Anda mungkin juga menyukai