Ho 16 Terjadinya Suatu Negara Hukum Alam Sampe Modern
Ho 16 Terjadinya Suatu Negara Hukum Alam Sampe Modern
B. Pendekatan Teoritis
Mempelajari negara melalui pendekatan teoritis berarti mempelajari asal mula
negara berdasarkan teori-teori dan hipotesis ilmu pengetahuan.
Banyak teori yang mengemukakan asal usul timbulnya negara diantaranya
sebagai berikut :
1. Teori Ketuhahan
Yaitu teori yang mengaggap bahwa memang sudah menjadi kehendak Tuhan
Yang Maha Kuasa negara itu timbul. Nampak pada UUD-nya”By the Grace of God”
(Atas berkat Tuhan YME).
Mikado (Kaisar Jepang) dianggap merupakan keturunan Dewa Matahari
Iskandar Zulkarnaen dianggap sebagai putraa Dewa Zeus Ammon.
Dalai lama di Tibet dianggap sebagai utusan Tuhan di bumi.
Teori ini dibagi dua,yaitu teori ketuhahan langsung dan tidak langsung.
Tokohnya Thomas Aquines, Agustinus, Yulius Sthal, Kranenburg, Haller.
2. Teori Perjanjian
Yaitu teori yang menganut bahwa sesuatu negara itu terbentuk berdasarkan perjanjian
bersama, baik antara orang-orang yang sepakat mendirikan suatu negara, maupun
antar orang-orang yang maenjajah dengan yang dijajah.
Menurut Jhon Locke terbentuknya negara ada dua tahap :
a. Factum unionis, yaitu perjanjian antara individu untuk membentuk suatu
negara agar masyarakat terlindungi, karena kondisi lingkungan tersebut yang
mendorong terjadinya suatu perjanjian.
b. Factum subjectionis, yaitu perjanjian individu atau rakyat dengan penguasa
untuk membentuk suatu negara baru. Penguasa yang mendapat dukungan dari
masyarakat untuk mambentuk suatu perjanjian, membentuk negara baru.
Menurutnya negara harus berdasar “Monarki konstitusional” dan teriakt oleh
aturan.
Thomas Hobbes : menghendaki monarki absolut (raja tidak terikat aturan)
J.J.Rousseau : (Bapak kedaulatan rakyat) menghendaki raja semata-mata hanya
mandataris rakyat. Apabila tidak mampu raja dapat diganti.
3. Teori Kekuasaan
Yaitu teori yang menganggap bahwa negara itu timbul karena adanya kekuasaan
dan kekuasaan adalah ciptaan mereka yang paling kuat dan berkuasa. Bahwa negara
terbentuk disebabkan oleh pergeseran strata/kelas. Orang yang paling kuat dan
berkuasa ialah pencipta negara. VOLTAIRE berkata “raja yang pertama adalah
pahlawan yang menang, oleh karenanya sudah selayaknya memegang tampu
kekuasaan.” Satu-satunya faktor yang menentukan terjadi negara adalah kekuasaan.
Bagi Leon Duguit “kekuasaan dapat timbul dari kekuatan fisik, otak, ekonomi, dan
agama.” Karl Max “negara terbentuk dari kekuasaan atas kemenagan kaum proletar
(buruh dan petani) terhadap kaum borjuis.
Dalam hal ini kami hanya akan menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan
negara Indonesia.
Dilihat dari segi terjadinya negara yang dikemukakan oleh para pakaar
sejarawan maupun kenegaraan, bahwa negara Indonesia terjadi secara “sekunder.”
Dimana dalam pengertiannya bahwa negara Indonesia muncul karena telah ada
negara sebelumnya yaitu Belanda dan Jepang.
Lahirnya negara Kesatuan Republik Indonesia melalui suatu revolusi pada
tanggal 17 Agustus 1945. Dengan kelahiran Indonesia ini otomatis mengakhiri
pemerintahan Nederlans Indie(Hindia Belanda) di Indonesia.
Dengan di proklamasikannya kemerdekaan Indonesia berarti sejak saat itu
bangsa Indonesia secara resmi telah menyatakan baik kepada negara lain ataupun
kepada sendiri, bahwa Indonesia telah menrdeka. Merdeka berarti bebas menentukan
nesib sendiri nasib bangsa dan nasib tanah air dalam segala bidang. Dimana
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah sumber hukum bagi pembentukan
kesatuan Republik Indonesia.
Dengan berdirinya negara Republik Indonesia verarti telah terputus ikatannya
dengan ketatanegaraan sebelumnya, baik ketatanegaraan pemerintah Belanda maupun
pemerintah Jepang. Dapat dikatakan bahwa Proklamasi kemerdekaan ini sebagai
garis pemisah antara ketatanegaraan colonial dengan ketatanegaraan Republik
Indonesia.
Syarat berdirinya suatu negara, apabila telah terpenuhinya unsure-unsur negara,
yaitu diantaranya:
1. Rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintahan yang berdaulat
4. Pengakuan dari negara lain
5. Pengakuan atas pemerintahan De Facto
Begitu pula dengan negara Indonesia, oleh sebab itu akan kita bahas mengenai
unsure-unsur tersebut, apakah Indonesia telah layak menjadi suatu negara atau
belum?
1.Rakyat
Sebutan penghuni negara selain dari pada rakyat, digunakan bangsa. Menurut
Ernest Renan “Bangsa ialah sekelompok manusia yang berada dalam suatu ikatan
batin. Yang diprsatukan karena memiliki sejarah dan cita-cita yang sama.” Begitu
pula dengan Stalin, “ Bangsa itu bukanlah kesatuan ras, bukan kesatuan suku,
melainkan kesatuan suku umat yang terbentuk secara histories.”
Negara kita terbentuk dari sekelompok manusia, dimana mereka memiliki ;
a. Latar belakang sejarah atau pengalaman yang sama dimasa lampau
b. Senasib sepenanggungan
c. Punya cita-cita sama dimasa datang
Dari ketiga poin tadi, maka akan timbulah keinginan untuk bersatu dalam
menempuh kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang serta bersama-sama
menentukan nasibnya sendiri. Jadi di sini telah terbentuk suatu bangsa.
2. Wilayah
Wilayah negara ialah wilayah yang dapat menunjukan batas-batas dimana
negara itu sungguh-sungguh dapat melaksanakan kedaulataannyaa. Unsur ini tidak
kalah pentingnya, bagaimana mungkin rakyat dapat membangun suatu negara
sementara wilayah tidak ada.
Di negara kita memiliki wilayah yang cukup luas, membentang dari Sabang
sampai Merauke. Dan ditambah dengan lautan yang begitu luas serta kaya akan
kekayaan alamnya.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Dimana pemerintah sebagai gabungan semua lembaga kenegaraan atau
gabunganseluruh perlengkapan negara yang meliputi Legislatif, Yudikatif dan
Executif.
Kedaulatan menurut Jean Bodin “ Kekuasaan trtinggi dalam suatu negara,
dimana kedaulatan itu sifatnya tunggal, asli dan abadi” Pada hakekatnya, kedaulatan
itu berlaku keluar dan kedalam. Kedaulatan kedala berarti kekuasaan itu diakui dan
dipatuhi oleh rakyatnya, sedangkan kedaulatan keluar berarti kemampuan dan hak
negara untuk melakukan hubungan diploma serta membuat perjanjian dengan negara
lain serta mampu mempertahankan kemerdekaannya terhadap ancaman atau serangan
dari negara lain.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut teori kedaulatan rakyat.
Hal ini terlihat dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “ ….susunan negra
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…” Direalisasikan pula dalam pasal I
ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “ Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR” Ditambah dalam penjelasan UUD 1945 “ Majelis
ini dianggap sebagai penjelmaan rakyat yang memegang kedaulatan negara.”
4. Pengakuan Dari Negara Lain yang Berdaulat
Hal ini sifatnya hanya menerangkan adanya sesuatu negara. Dengan kata lain
sifatnya deklaratif, bukan konstitutif.
Pengakuan dari negara lain berfungsi sebagai pertanda bahwa negara baru
tersebut telah diterima sebagai anggota baru dalam pergaulan antarnegara. Walaulpun
tanpa pengakuan negara lain selama tiga unsure pokok tadi ada, negara tersebut sah
keberadaannya.
Semisal negara Indonesia yang telah memproklamirkan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945, secara konstitutif Indonesia telah merdeka. Tetapi negara
Belanda belum mengakui kemerdekaan ini, walaupun pada akhirnya Belanda
mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
Ada dua macam pengakuan atas suatu negara, yaitu:
a. Pengakuan De Facto
Yaitu pengakuan berdasarkan kenyataan adanya negara. Pengakuan ini
dinyatakan berdasarkan kenyataan bahwa suatu masyarakat dilihat secara politik telah
memenuhi ketiga unsure pokok negara. Yaitu wilayah, rakyat dan pemerintahan.
b. Pengakuan De Jure
Yaitu pengakuan terhadap sahnya suatu negara berdasarkan pertimbangan
hukum .Dengan pengakuan ini, suatu negara mendapat hak-hak dan kewajiban
sebagai anggota masyarakat Internasional.
c. Pengakuan atas pemerintahan De Facto
Pengakuan atas pemerintahan de facto ini diciptakan oleh seorang sarjana
Belanda yang bernama Van Haller. Yaitu suatu pengakuan hanya terhadap
pemerintahan dari pada suatu negara.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus
1945, menurut pennyataan diatas Indonesia telah memenuhi syarat pokok untuk
menjadi sebuah negara yang walaupun pada saat itu Indonesia belum diakui
kedaulatannya oleh negara Belanda, bahkan Belanda malah melancarkan Agresinya
sebanyak dua kali, dimana dengan agresinya yang kedua menyebabkan hampir
seluruh wilayah Indonesia dikuasai oleh Belanda, akan tetapi hal ini pula yang
menyebabkan dunia luar turut campur dalam masalah ini, yaitu dengan diadakannya
penjanjian “Meja Bundar” pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949, yang
isinya memuat pengakuan Belanda terhadap kedaulatan Republik Indonesia Serikat.
Dari semua tulisan diatas dapat menjawab pertanyaan diawal, bahwa negara
Indonesia telah merdeka dan berdaulat baik di dalam maupun di luar.
Apabila kita menggunakan pendekatan fakta sejarah, maka akan kita temukan
jawaban bahwa negara Indonesia termasuk kedalam kategori “Prokalamasi” disebut
Proklamasi karena negara kita terjadi ketika penduduk pribumi dari suatu wilayah
yang diduduki oleh bangsa lain, melakukan perjuangan sehingga mereka berhasil
merebut kembali wilayah mereka, kemudian menyatakan kemerdekaanya.
Negara Indonesia dahulu dijajah oleh negara Belanda , akan tetapi berkat
perlawanan rakyat yang bersatu padu, maka akhirnya Indonesia dapat mendapatkan
kembali wilayahnya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kesimpulan
Terjadinya Negara menurut para sejarawan dan kenegaraan dibedakan atas dua
macam, yaitu Primer dan sekunder. Negara Indonesia terjadi secara sekunder dimana
Indonesia muncul karena telah ada negara sebelumnya. Yaitu salah satu diantaranya
Belanda dan Jepang.
Terjadinya Negara berdasarkan fakta sejarah dibedakan menjadi Occupatie, Fusi,
Cessie, Accesie, Anexatie, Proclamation, Innovation, dan Separatis. Apabila dilihat
dari sudut pandang ini negara Indonesia terjadi secara Proclamation, dimana ketika
penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan
perjuangan sehingga berhasil merebut wilayahnya kembali, dan menyatakan
kemerdekaannya.
Dan terjadinya negara berdasarkan pendekatan teoretis, dibagi kedalam empat teori,
diantaranya ialah Teori Ketuhanan, Teori Perjanjian Masyarakat, Teori Kekuasaan
dan Teori Hukum Alam. Apabila kita melihat dari sudut pandang ini, maka terjadinya
negara Indonesia termasuk kedalam Teori Ketuhanan.
RESUME
TEORI PERTUMBUHAN NEGARA DARI MULAI MASA HUKUM ALAM
SAMPAI ZAMAN MODERN
PERTANYAAN
1. Ahmadi
Apabila dikaitkan dengan pembentukan negara, Indonesia:
a. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan primer dan skunder?
b. Secara factual atau teoritiskah negara Indonesa terjadi?
2. Fase Dictatur
a. Perkembangan lebih lanjutnya seperti apa?
b. Merupakan variasi atau penyelewengan itu pelaksanaannya bagaimana?
3. Jelaskan pengkajian pembentukan negara berdasarkan sejarah dan teori!
JAWABAN
1. a. Terjadinya negara Indonesia:
- primaire : Bahwa negara terbentuk paling awal muncul (awal pembentukan
negara)
- Sekunder : Terjadinya negara setelah ada negara lain, dalam hal ini negara
Indonesia termasuk kedalam teori ini. Karena negara Indonesia telah dijajah
oleh negara belanda terlebih dahulu baru merdeka dengan proklamasi.
b. Apabila dilihat dari segia factual negara Indonesia termasuk kedalam negara
yang mendapatkan kemerdekaan dengan cara proklamasi. Apabila dilihat
secara teoretis maka Indonesia termasuk ke dalam teori ketuhan, hal ini
terbukti didalam Undang-Undang nya terdapat pernyataan “ Atas berkat
Rahmat Tuhan yang maha Esa…” pernyataan ini yang mejadikan Indonesia
digolongkan kepada teori ketuhanan secara tidak langsung.