Biogas merupakan salah satu jenis biofuel, bahan bakar yang bersumber dari makhluk hidup
dan bersifat terbarukan. Berbeda dari bahan bakar minyak bumi dan batu bara, walaupun
proses awal pembuatannya juga dari makhluk hidup, namun tidak dapat diperbaharui karena
pembentukan kedua bahan bakar tersebut membutuhkan waktu jutaan tahun.
Biogas secara alami banyak terdapat di rawa dan sawah, dihasilkan oleh bakteri metanogenik
anaerobik (bakteri penghasil gas metan yang hanya dapat hidup dalam kondisi bebas oksigen)
dari proses perombakan bahan – bahan organik. Pada umumnya semua jenis bahan organik
dapat dijadikan sumber biogas, tetapi bahan organik homogen, misal: limbah kotoran sapi,
babi, dan manusia, dan bahan organik yang memiliki rasio C/N sebesar 8-20 adalah sumber
yang paling cocok untuk dijadikan sumber biogas. Biogas tersusun atas berbagai macam gas
yang didominasi oleh gas metan (55-75 %) dan karbondioksida (25-45 %). Biogas memiliki
nilai kalori yang cukup tinggi, sebesar 6000 watt jam (setara dengan setengah liter minyak
diesel), sehinggadapat dipakai sebagai sumber energi alternatif bagi masyarakat.
Untuk memperoleh biogas dari bahan organik, diperlukan alat yaitu Digester Biogas /
Biodigester, yang bekerja dengan prinsip menciptakan suatu tempat penampungan bahan
organik pada kondisi anaerob (bebas oksigen) sehingga bahan organik tersebut dapat
difermentasi oleh bakteri metanogen untuk menghasilkan biogas. Biogas yang timbul
kemudian dialirkan ketempat penampungan biogas sedangkan lumpur sisa aktifitas
fermentasi dikeluarkan lalu dijadikan pupuk alami yang dapat dimanfaatkan untuk usaha
pertanian maupun perkebunan.
Digester biogas memiliki tiga (3) macam tipe dengan keunggulan dan kelemahannya masing-
masing. Ketiga tipe biogas tersebut adalah :
- Terdiri dari digester yang memliki penampung gas dibagian atas digester. Ketika
gas mulai timbul, gas tersebut menekan lumpur sisa fermentasi (slurry) ke bak
slurry. Jika pasokan kotoran ternak terus menerus, gas yang timbul akan terus
menekan slurry hingga meluap keluar dari bak slurry. Gas yang timbul
digunakan/dikeluarkan lewat pipa gas yang diberi katup/kran.
- Keunggulan : tidak ada bagian yang bergerak, awet (berumur panjang), dibuat di
- Terdiri dari satu digester dan penampung gas yang bisa bergerak. Penampung gas
ini akan bergerak keatas ketika gas bertambah dan turun lagi ketika gas berkurang,
seiring dengan penggunaan dan produksi gasnya
- Kelebihan : konstruksi alat sederhana dan mudah dioperasikan. Tekanan gas kons
tan karena penampung gas yang bergerak mengikuti jumlah gas. Jum
lah gas bisa dengan mudah diketahui dengan melihat naik turunya
drum.
Gambar 1. Tipe digester biogas: (a) floating drum plant, (b) fixed
dome plant, (c) fixed dome plant dengan gas holder
terpisah, (d) baloon plant, (e) chanel-typed digester
dengan pelindung matahari dan lapisan plastik
Secara umum digester biogas terdiri dari beberapa bagian (Gambar 2), yaitu:
Pemanfaatan Biogas
Biogas yang diperoleh dari hasil fermentasi bahan organik di digester dapat dimanfaatkan
untuk beberapa hal, misalnya : kompor gas dan lampu gas. Kompor biogas dapat dibuat
khusus atau di modifikasi dari kompor gas LPG. Untuk kompor biogas hasil modifikasi
kompor gas LPG dilakukan dengan cara memodifikasi bagian burner atau saluran gas kompor
tersebut.
Outlet digester biogas yaitu slurry atau lumpur sisa fermentasi dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk organik yang dapat digunakan untuk kegiatan pertanian atau perkebunan
Contoh skema digester biogas lengkap beserta yang dibangun oleh Kantor Lingkungan Hidup
Kulon Progo dengan memakai bantuan dana alokasi khusus bidang lingkungan hidup
Kementrian Lingkungan Hidup dapat dilihat pada gambar 6.