Anda di halaman 1dari 5

TUGAS DISKUSI KELOMPOK

11.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Mendesain Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD

NAMA KELOMPOK :
1. Ni Nyoman Ayu Suciati, S.Si. M.Pd. (SMP Negeri 1 Kuta Utara)
2. I Gusti Ngurah Agung Sumanadi, S.Pd. SD. (SD No. 4 Pelaga)
3. Ni Kadek Dwi Aryani (SD No. 2 Kekeran)
4. Wasita Ratnasari (SMP Negeri 1 Mengwi)
5. Ida Ayu Ketut Astiti, S.S.M.Pd (SMP Negeri 1 Mengwi)
6. Putu Arya Sudarma Putra (SMP Budi Utama)

A. Hal-hal positif yang telah kita pelajari dari pemikiran KHD yang juga kita lihat
pada budaya di daerah kita, yaitu :

Ni Nyoman Ayu Suciati, S.Si. M.Pd. (SMP Negeri 1 Kuta Utara)


1. Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat. Istilah
menuntun dalam budaya kita sama dengan mengamong atau membimbing anak
ke jalan yang benar. Sebagai pendidik kita hendaknya selalu memberikan
bimbingan dan dukungan yang penuh kepada peserta didik sesuai dengan kodrat
alam dan kodrat zamannya agar mereka menjadi pribadi yang mandiri dan berbudi
pekerti yang luhur. Filosofi Pendidikan ini mensyaratkan pendidik untuk memberi
tuntunan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak secara budi (cipta, rasa,
karsa) dan pekerti (tenaga), sesuai dengan kodratnya sang anak. Ki Hajar sendiri
menggambarkan tuntunan Pendidikan yang “ekologis”, ibarat petani yang
menanam berbagai bibit tanaman dan memelihara bibit tanaman tersebut sesuai
dengan kodratnya. Tuntunan ini bersifat holistik, tak boleh lepas dari Pendidikan
social dan kultural.
2. Pendidik hendaknya bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang
anak,  bukan untuk meminta sesuatu hak, melainkan untuk berhamba pada sang
anak. Istilah berhamba pada sang anak dalam budaya kita menegaskan bahwa
pendidikan hendaknya bersifat humanis, artinya menjadikan peserta didik sebagai
individu yang harus diutamakan dan dimuliakan dalam proses pembelajaran,
dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya (student centered).
Pendidikan Indonesia harus mempersiapkan benih-benih kebudayaan yang tengah
berevolusi ini. Pendidikan harus holistik dan memberi tuntunan sesuai kodrat anak
dan zamannya. Oleh karena itu, dalam menjawab tantangan transformasi
kebudayaan di era revolusi digital ini, system pendidikan Indonesia harus kembali
pada filosofi Bapak Ki Hajar Dewantara, yaitu system Pendidikan yang
berhamba pada sang anak.
3. Pendidikan harus mewujudkan kondisi, dimana murid dan guru merdeka belajar
yang berkolaborasi bersama menggali dan mengembangkan potensi murid dan
mengakomodasi karakteristik masing-masing untuk mewujudkan student
wellbeing. Konsep ini dalam budaya kita menegaskan bahwa proses pendidikan 
harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan. Bahagia buat guru,
bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang tua, dan bahagia untuk semua
orang. Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa adalah
subjek, bukan objek, Mereka harus mampu menggunakan kebebasan untuk
melakukan pengaturan diri dalam belajar. Hal yang sangat penting bagi
pembelajaran yang memerdekakan itu dimana kontrol belajar dipegang oleh diri
siswa sendiri, bukan orang lain.

I Gusti Ngurah Agung Sumanadi, S.Pd. SD. (SD No. 4 Pelaga)


1. Kihajar Dewantara sangat peduli dibidang pendidikan rakyat Indonesia,walaupun
dibuang ke Belanda ia tetap mempertahankan Bangsa Indonesia dengan
mengorbankan harta benda,jiwa dan raganya dengan iklas.kepribadiannya
terhadap Bangsa indonesia tidak membuatnya putus asa karena dijajah.Beliau
mendirikan sekolah Indische Partai dan Taman Siawa supaya pendidikan
Indonesia lebih terjamin dan hidup tentram
2. Kihajar Dewantara berani menyuarakan kebenaran seperti Kihajar Dewantara
yang mengkritik belanda merayakan kemerdekaanya diwilayah jajahan.Kihajar
dewantara adalah seirang penulis yang ulung dan dia menuliskan essay yang
mengkritik sangat tajam ke kolonial belanda.akhirnya diapun dibuang ke Belanda
selama 6 tahun.Kihajar Dewantara tidak takut menyuarakan kebenaran dan terus
bergerak membangun pendidikan untuk pribumi.
3. Kihajar Dewantara mengembangkan prinsip merdeka belajar,agar peserta didik
dapat leluasa belajar dan mengembangkan cipta,rasa dan karsa dalam proses
pembelajaran yang selaras dengan Ing Ngarso suntolodo,ing madyo mangun
karso dan Tut wuri Handayani.yang berarti Guru atau pemimpin senantiasa kalau
di depan memberikan contoh atau teladan,ditengah membangun semangat dan di
belakang memberikan dorongan atau pengaruh tanpa berarti lepas dalam
pengawasan dan juga tidak mengekang. Kihajar Dewantara juga menekankan
prinsip kodrat alam yang berarti Peserta didik tidak melalaikan kewajibannya baik
kepada Tuhan,lingkungan masyarakat maupun diri sendiri.yang menekankan
Pendidikan Budi pekerti dengan cara Tut wuri handayani yang fikenal dengan
sistem among (artinya asuh) memelihara dengan suka dan duka dengan
memberikan kebebasan anak didik bergerak sesuai kemauannya.

Ni Kadek Dwi Aryani (SD No. 2 Kekeran)


Hal-hal positif yang telah saya pelajari dari pemikiran Ki Hajar Dewantara yang juga
saya lihat pada budaya di daerah adalah belajar haruslah menyenangkan, memacu
kreatifitas bagi anak, membuat anak merasa bermain padahal itu belajar, sehingga
dengan perasaan yang menyenangkan membuat target pembelajaran yang ingin
dicapai mudah untuk dikuasai anak, “Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati
mendekati sang anak,  bukan untuk meminta sesuatu hak, melainkan untuk berhamba
pada sang anak.” Karakter siswa yang baik ditonjolkan bahkan peran guru dalam hal
ini menuntun siswa sehingga memiliki keterampila dan karakter yang merdeka
sehingga menemukan kebahagiaan hidup. Hubungannya dengan budaya yang ada di
daerah saya adalah Kabupaten Badung terkenal akan pariwisatanya kita dapat
mendukung bakat dan minat siswa sesuai tempat tinggalnya sehingga siswa dapat
mengembangkan daerah sendiri. Contoh daerah Kekeran, Mengwi memiliki kesenian
dan budaya menari dan gamelan, yang memerlukan keselarasan kesimbangan
keserasian yang bisa menghasilkan tari kreasi yang indah dan suara alunan music
yang merdu, rasa karsa cipta atau BudiPekerti yang seimbang didalam mendidik akan
melahirkan manusia yang bijaksana. Sehingga sekolah dapat mengembangkan bakat
dan minat peserta didik sesuai tempat tinggalnya dengan menyediakan ekstra yang
sesuai.

Wasita Ratnasari (SMP Negeri 1 Mengwi)


1. Pendidikan itu didasari 5 hal yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan,
kebangsaan dan kemanusiaan. Dimana peserta didik akan menjalani pendidikan
sebagai pengalaman hidup yang menyenangkan dalam membangun (konstruktif)
pengetahuannya sesuai dengan bakat minat dan potensinya. Dalam hai ini
pendidikan mengutamakan, memuliakan dan memeperhatikan peserta didik tanpa
adanya paksaan, tekanan maupun kecemasan. Pendidikan yang diterapkan
beroientasi pada perkembangan budaya yangmenuntun peserta didik untuk dapat
menumbuhkan nilai nilai kebangsaan dan kemanusiaan, untuk itu pendidikan
harus berkelanjutan, terpadu dan mengembangakan budaya daerah tempat
berlangsungnya pendidikan.
2. Seorang pendidik harus dapat menjalankan 3 peran secara terintegrasi dalam
prinsip “ing ngarso sung tulhodho, ing mado mangun karso, tut wuri handayani”
Di depan senagai teladan, ditengah sebagai pemeberi inspirasi, di belakang
sebagai motivator.

Ida Ayu Ketut Astiti, S.S.M.Pd (SMP Negeri 1 Mengwi)


1. Trias Pendidikan. KHD menggunakan semboyan, ing ngarso, sun tulodo, ing
madya mangun karso, tut wuri handayani, artinya di depan memberi contoh, di
tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan. Prinsip ini berlaku
untuk semua pamong atau guru dan siswa.
2. Pendidikan holistik yakni pendidikan yangtidak saja menyangkut kemampuan
mereka sesuia bakat, minat dan prestasinya, namun juga membekali anak dengan
budi yakni cipta, rasa, karsa untuk menajamkan pikiran, menghaluskan rasa, serta
memperkuat kemauan, dan pekerti yakni menyehatkan jasmani. Dengan
pendidikan holistic, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang
bijaksana
3. Merdeka belajar, dimana pada siswa memiliki kemerdekaan di bawah tuntunan
dan bimbingan guru untuk berkembang dan meraih cita-citanya.

Putu Arya Sudarma Putra (SMP Budi Utama)


Pendidikan di Indonesia seyogianya memberikan rasa aman, menyenangkan, tenang,
dan memberikan rasa bahagia sehingga siswa tanpa paksaan dan secara alamiah
menyantap ilmu pengetahuan dengan maksimal. Di sisi lain, tuntutan hidup abad ke-
21 secara makro dan pemberlakuan kurikulum baru di Indonesia secara mikro
menuntut pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi hidup
di abad ke-21. Memasuki abad 21 kemajuan teknologi telah memasuki berbagai sendi
kehidupan, termasuk pendidikan. Oleh sebab itu, perlu kiranya sebagai generasi
penerus bangsa kembali membedah intisari dari konsep pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara dalam pandangan pendidikan multiliterasi. Pendidikan multiliterasi yang
memberikan kebebasan siswa dalam berpikir, berkreasi, dan berpendapat sejalan
dengan konsep pancadarma yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara. Selanjutnya
pendidikan multiliterasi memiliki ciri yakni multi konsep, multi budaya, multi gaya
belajar, dan multi multi modal memberikan sebuah konsep pendidikan yang
memberikan kesan dan mengarahkan kepada nilai-nilai pancasila. Abad ke 21
memberikan sebuah gambaran bahwa pendidikan menjadi semakin penting untuk
menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan
menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan
dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills). Sejalan dengan
pemaparan di atas, dengan merefleksikan kembali nilai pendidikan Ki Hajar
Dewantara dalam perspektif pendidikan multiliterasi merupakan suatu wujud nyata
dalam menyongsong pendidikan Indonesia agar kelak Indonesia mampu mewujudkan
cita-citanya yakni menciptakan generasi emas 2045.

B. Satu hal positif dari pemikiran KHD yang akan diterapkan di kelas/ sekolah
kami, yaitu konsep “MERDEKA BELAJAR”
Pendidikan Merdeka Belajar merupakan respon terhadap kebutuhan sistem
pendidikan pada era Revolusi Industri 4.0. Di era Revolusi Industri 4.0 kebutuhan
utama yang ingin dicapai dalam sistem pendidikan atau lebih khusus dalam metode
pembelajaran yaitu siswa atau peserta didik yaitu penguasaan terhadap literasi baru.
Literasi baru tersebut yaitu. Pertama, literasi data. Kedua, literasi teknologi. Terakhir,
literasi manusia. Selain itu, dalam sistem Pendidikan Merdeka Belajar tetap
mengutamakan juga pendidikan karakter.
Pada tahun 2020 ini dunia dihadapkan dengan tantangan baru, yakni industri
4.0. Kita telah masuk ke era baru industri yang biasa disebut dengan data technology.
Pada titik ini, hampir semua aspek kehidupan akan bergantung pada teknologi.
Konsep pendidikan “merdeka belajar” memiliki fokus pada pengembangan
kemampuan kognitif siswa. Artinya, siswa akan ditantang untuk mampu berpikir
kritis dengan analisis yang baik. Kemampuan inilah yang dibutuhkan siswa agar bisa
membuat keputusan yang bijak dalam penyelesaian masalah. Sebab, dalam industri
4.0 basisnya adalah data technology dengan kata lain informasi yang bisa diakses oleh
semua orang. Kedepannya siswa akan diberikan ruang untuk bisa mengembangkan
diri mereka sesuai minat dan bakat. Dengan cara ini, stigma siswa pintar dan bodoh
diharapkan bisa segera dihilangkan. Sebab, manusia memiliki bakat alami yang
berbeda-beda, dan tidak bisa ditentukan dengan tes formal.

 Tantangan yang mungkin akan terjadi dalam menerapkan konsep merdeka


belajar di kelas/sekolah, yaitu :
1. Keluar dari Zonasi Nyaman Sistem Pembelajaran
Tantangan bagi guru yang pertama yaitu sulitnya keluar dari zona nyaman
sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama ini. Biasanya sistem
pembelajaran dilakukan dengan memberikan materi, penjelasan atau
pemaparan kepada murid sebesar 60% dari seluruh waktu pembelajaran di
kelas. Hal tersebut tentu membuat siswa menjadi pasif di kelas karena mereka
hanya mendengarkan lalu mencatatnya. Dengan adanya program merdeka
belajar, maka sistem pembelajaran akan lebih aktif dengan mengajak siswa
berdiskusi dan memecahkan masalah bersama. Namun ini menjadi tantangan
besar bagi guru untuk untuk mengajak siswa berdiskusi, mengingat siswa
sudah nyaman dengan pembelajaran selama ini.
2. Tidak memilik pengalaman program merdeka belajar
Karena Guru tidak memiliki pengalaman mengajar dengan program merdeka
belajar, maka hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.
Setidaknya terdapat dua kendala yang dirasakan oleh guru untuk mengubah
cara mengajar mereka, yang pertama yaitu tidak memiliki pengalaman
merdeka belajar, dan yang kedua mereka terbiasa mendengarkan penjelasan
dari guru pada saat sekolah atau kuliah. Minimnya pengalaman personal guru
dapat mempengaruhi cara mengajar mereka di kelas.
3. Keterbatasan Referensi
Tantangan yang harus dihadapi guru selanjutnya yaitu keterbatasan referensi
penyampaian materi, baik dalam teks pelajaran maupun pada buku guru yang
diterbitkan oleh pusat perbukuan atau penerbit swasta. Karena keterbatasan
referensi inilah yang membuat guru sulit memperoleh rujukan penyampaian
materi serta memfasilitasi pembelajaran pada siswa dengan efektif. Baik buku
yang dimiliki siswa maupun guru dinilai masih rendah kualitasnya.
4. Keterampilan Mengajar yang belum maksimal
Guru harus mengupgrade keterampilan mengajar sesuai dengan program
merdeka belajar. Guru harus memberi kebebasan kepada siswa untuk
berargumentasi, berpendapat, atau memberi soal dengan kemampuan berpikir
tingkat tinggi (soal HOTS). Namun sayangnya masih banyak guru yang belum
memahami model soal HOTS hingga saat ini. Sebagai gantinya, guru dapat
memberikan soal sederhana yang membutuhkan kebebasan berpikir siswa.
Dengan begitu program kemerdekaan belajar dapat diwujudkan dengan baik.

 Solusi yang diberikan untuk mengahadapi tantangan menerapkan konsep


merdeka belajar di kelas/sekolah :
Untuk mencapai kemerdekaan belajar yang baik, tentunya guru membutuhkan
dukungan dari semua pihak, mulai dari orangtua siswa, siswa, sekolah,
pemerintah hingga masyarakat luas. Salah satu bentuk dukungan dari pemerintah
yaitu dengan membentuk pelatihan atau pembelajaran bagi guru untuk
meningkatkan kompetensi guru.

Anda mungkin juga menyukai