Anda di halaman 1dari 6

1.

Tiga hal yang menciptakan Rifaah menyukai matematika adalah:


a. Bu Amanah selalu mengajak anak-anak untuk mengaitkan bentuk-bentuk bangun
ruang yang sedang dipelajari dengan benda-benda yang ada di sekitar anak-anak.
Bu Amanah menggunakan benda-benda yang ada di sekitar anak-anak sebagai
media pembelajaran yaitu alat peraga baik berupa model (yang dibuat dari kertas)
maupun benda nyata (yang diminta siswa untuk membawa dari rumah).
Alasan :
Dengan menggunakan alat peraga maka pembelajaran menjadi bersifat konkret (tidak
abstrak). Pembelajaran yang tidak abstrak (bersifat konkret) membuat pelajaran lebih
mudah dipahami oleh siswa (Rifaah). Selain itu materi pelajaran juga akan lebih
mudah dipahami jika menggunkan alat peraga.
b. Bu Amanah menggunakan benda-benda yang akrab dengan keseharian siswa
sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual, seperti kotak sepatu, kaleng susu,
stoples, dan caping (topi petani).
Alasan:
Pembelajaran yang kontekstual akan membuat siswa (Rifaah) menjadi lebih merasa
terlibat, dan akan cenderung memunculkan rasa ingin berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran juga akan terasa menarik dan menyenangkan, jadi siswa
tidak akan bosan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
c. Anak-anak dibimbing untuk menemukan rumus untuk menghitung volume atau isi benda-
benda tersebut, bukan langsung diberi tahu rumusnya langsung.
Alasan:
Dengan memberikan bimbingan untuk menemukan rumus sendiri maka secara tidak
langsung hal ini akan membuat siswa lebih tertantang untuk menemukan rumusnya,
pembelajaran juga akan menjadi lebih menarik, menggugah motivasi belajar, dan efektif.
2. Tiga hal yang menciptakan Rifaah bosan dan mengantuk dalam pelajaran Bahasa
Indonesia adalah :
a. Bu Fathonah selalu menggunakan strategi mengajar yang monoton, tidak bervariasi.
Anak-anak hanya diminta membaca secara bergilir.
Alasan:
Karena seringnya guru melakukan pembelajaran dengan strategi ini, Rifaah bahkan
dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi tugasnya. Ini membuatnya menjadi
bosan. Sepertinya Bu Fatonah jarang atau bahkan tidak pernah
menggunakan strategi pembelajaran lain yang lebih menarik dan lebih efektif. Rasa
bosan tersebut dialihkan Rifaah dengan membaca komik.
b. Rifaah sudah dapat menebak bagian bacaan yang akan menjadi gilirannya.
Alasan:
Karena seringnya Bu Fatonah menggunakan strategi membaca bergilir, Rifaah sudah
dapat menebak bagian bacaan (kalimat) yang akan menjadi tugasnya untuk
membaca. Rifaah mencoba menghitung baris mana yang akan menjadi
bagiannya,baris itu diberi tanda. Rifaah, setelah menebak dan memberi tanda di
bagian tertentu dari bacaan tersebut merasa aman jika sampai tiba waktu gilirannya
membaca. Pada kenyataannya Rifaah memang telah berhasil menebak bagian bacaan
yang menjadi tugasnya.
c. Rifaah adalah siswa yang cerdas sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia
yang dilakukan Bu Fatonah tidak memberikan tantangan belajar yang berarti untuk
Rifaah.
Alasan:
Siswa-siswa cerdas seperti Rifaah selalu memerlukan kegiatan belajar atau tugas-
tugas yang menantang. Kecerdasan Rifaah terbukti dengan kemampuannya menebak
bagian bacaan yang akan menjadi tugasnya membaca. Ia juga cerdik, karena dapat
mengelabui Bu Fatonah dan kawan-kawannya seakan-akan sedang memperhatikan
bacaan kawannya, bukan sedang membaca komik. Cara yang dilakukan Rifaah
adalah dengan meletakkan komik di atas buku Bahasa Indonesia, sehingga siapapun
pasti akan menyangka ia sedang membaca buku Bahasa Indonesia tersebut.
d. Bu Fatonah hanya duduk di depan dan tidak pernah berkeliling kelas untuk
memperhatikan kegiatan setiap siswanya, termasuk Rifaah.
Alasan:
Kurangnya perhatian guru terhadap setiap siswa yang berada di kelasnya sangat
berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar dikelas. Berkeliling kelas untuk
mengecek kegiatan belajar siswa penting dilakukan untuk menjaga agar semua siswa di
kelas tersebut tetap aktif belajar. Selain itu pembelajaran juga tidak akan terasa
membosankan, siswa juga akan merasa lebih diperhatikan.

3. Rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia yang bisa menciptakan anak gemar


membaca.
Contoh rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia:
a. Contoh Pertama :
Rancangan pembelajaran di bawah ini dimaksudkan sebagai rancangan
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca sekilas untuk mencari dan
menuliskan gagasan utama dalam sebuah cerita.

Pendekatan dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : EEK (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi).
2. Metode : Tanya jawab, diskusi,ceramah, kartu berantai.

Kegiatan Langkah pembelajaran Alokasi waktu

Awal 1. Siswa berdo’a. 10 Menit


(Pembukaan) 2. Guru melakukan presensi.
3. Guru memotivasi siswa dengan
menyanyakan kabar agar tetap
bersemangat belajar.
4. Guru memberikan apersepsi
dengan mengaitkan materi
dengan masalah kehidupan
sehari – hari. Contoh: siapa
yang suka membaca novel atau
koran?.
5. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran mengenai
menemukan gagasan utama dari
teks bacaan.
INTI Eksplorasi 40 Menit
1. Siswa dan guru bertanya jawab
tentang kebiasaan siswa saat
membaca.
2. Guru mengamati kebiasaan
siswa saat membaca.
3. Siswa menyebutkan manfaat
kegiatan membaca.
4. Guru menjelaskan mengenai
gagasan utama.
5. Guru memberi contoh cara
mencari gagasan utama dari
sebuah teks bacaan.

Elaborasi
6. Siswa memahami isi teks
bacaan “Ikan Pari Terbesar”.
7. Siswa berdiskusi secara
berpasangan untuk menjawab
pertanyaan tentang isi teks
bacaan “Ikan Pari Terbesar”.
8. Guru mendampingi siswa
selama berdiskusi.
9. Siswa maju untuk
mengkomunikasikan hasil
diskusi mereka.
10. Siswa dari kelompok dari yang
lain mencermati dan
memberikan tanggapan, saran
bagi kelompok yang maju.

Konfirmasi
11. Guru memberi penguatan dari
hasil diskusi siswa.
12. Guru memberikan kesempatan
bagi siswa yang belum
memahami materi dengan
bertanya.

AKHIR 1. Siswa dengan bimbingan guru 20 Menit


menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Siswa mengerjakan soal
evaluasi dengan menemukan
gagasan utama tiap paragraf.
3. Guru memberikan pesan moral
pada siswa untuk teliti, gemar
membaca, disiplin,tanggung
jawab .
b. Contoh kedua :
Rancangan pembelajaran di bawah ini dimaksudkan sebagai rancangan
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca sekilas untuk menulis ringkasan
berita.

No Kegiatan Belajar Jenis


. Kegiatan/Waktu
A. Kegiatan Awal 10 menit
Guru mengkondisikan kelas: apersepsi dan Motivasi K
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran K
yang ingin dicapai
Guru memberikan penjelasan tentang K
tugas yang akan mereka lakukan
Guru membagikan teks berita (guntingan I
koran)
B. Kegiatan Inti
Siswa membaca dalam hati dan menulis I/G (10 menit)
pokok-pokok teks
Siswa memadukan pokok teks yang telah G (5 menit)
Ditulisnya
Siswa menulis ringkasan berita G (5 menit)
Siswa memadukan ringkasan berita G (5 menit)
untuk direvisi secara tertulis
Siswa membacakan hasil ringkasan berita
yang telah direvisi dengan diwakili oleh salah seorang G (10 menit)
anggota kelompok
Siswa memajang hasil revisi G (5 menit)
Siswa saling mengomentari hasil pekerjaan kawannya G (10 menit)
yang dipajang di
dinding-dinding kelas

C. Kegiatan Akhir 10 menit


Guru mengajukan pertanyaan tentang isi K/I
berita dan siswa menjawab secara lisan
Guru bersama-sama siswa merangkum K
Pembelajaran
Guru bersama-sama siswa merefleksi K
Pembelajaran
Guru menutup pelajaran K

Keterangan:

K = Klasikal;

I = Individual;

G = Grup/Kelompok

Anda mungkin juga menyukai