Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RANGKUMAN CARA KERJA VENTILATOR

NAMA : Muhammad Habbib

NIM : M17010011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI Yogyakarta


CARA KERJA VENTILATOR

Setelah kita pahami fisiologi respirasi, mari kita lanjut dengan cara kerja ventilator. Ventilator atau
ventilasi mekanik menggantikan fungsi paru dalam hal ventilasi. Dua prinsip utama ventilator dalam
memberikan bantuan ventilasi yang harus dibedakan namun memiliki hubungan timbal balik adalah
volume dan tekanan.

Setiap diberikan volume udara ke dalam paru maka akan mengakibatkan bertambahnya tekanan dan
juga bertambahnya volume udara di dalam paru, atau

Setiap diberikan tekanan udara ke dalam paru maka akan mengakibatkan bertambahnya volume dan
juga tekanan udara di dalam ruang paru

Bantuan ventilasi yang diberikan mesin ventilator dapat berupa pemberian volume, tekanan
(pressure) atau gabungan keduanya volume dan tekanan. Dengan prinsip kerjanya adalah pemberian
tekanan positif seperti diilustrasikan pada gambar 14. Tekanan positif yang diberikan mesin ke dalam
paru akan mengakibatkan pengembangan ruang di dalam paru dan ilustrasinya sama dengan seseorang
menghembuskan udara dengan tekanan tertentu ke dalam ruang balon. Volume dan tekanan udara di
dalam balon menjadi bertambah dan ilustrasinya sama dengan bertambahnya volume dan tekanan di
dalam paru. llustrasi ini menunjukan bahwa pemberian tekanan mengakibatkan bertambahnya volume
udara. Tetapi setiap pemberian tekanan insprasi (IPL) sebesar 1 cmH,O akan memberikan jumlah volume
yang bervariasi tergantung elastisitas paru pasien. Jika elastisitas paru menurun maka diperlukan
tekanan inspirasi (IPL) tinggi agar volume di dalam paru bertambah.

Jumlah volume udara yang masuk paru setiap mesin memberikan 1x inspirasi disebut sebagai TV.
Selain jumlah tekanan atau volume, ventilator dapat juga memberikan jumlah inspirasi (frekuensi nafas)
sesuai yang kita tentukan. Perkalian tidal volume dengan frekuensi nafas ini menghasilkan ventilasi
semenit atau MV

Perbedaan antara pernafasan normal dengan ventilator terletak pada: Pernafasan normal, udara masuk
paru karena perbedaan tekanan negatif antara alveolus dengan atmosfir dan udara masuk menuju paru-
paru karena tekanan di dalam paru lebih rendah daripada di atmosfir sehingga udara secara pasif
bergerak menuju paru-paru.

Sementara ventilator adalah kebalikannya, udara masuk ke dalam paru dimasukan secara paksa oleh
mesin ventilator sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Jumilah disini meliputi besarnya tekanan udara
inspirasi (IPL), besarnya volume udara (TV atau MV), atau jumlah nafas dalam semenit (F).
Untuk mengalirkan udara yang terdiri dari oksigen (O,), nitrogen (N), karbondioksida (CO.) dan air
(H,O) seperti halnya campuran udara di alam bebas, mesin ventilator diperlukan sistim pendukung yang
disebut dengan sentral oksigen dan udara campuran. Selang oxygen dan Air (udara) akan dihubungkan
langsung dengan mesin ventilator sebelum langsung dihubungkan dengan paru-paru pasien

Mesin ventilator jenis SIEMEN Servo 900Cyang dilengkapi: 8 Pilihan mode (VC,VC+SIGHT, Pressure
control (PC), SIMV, SIMV+

PS, Pressure Support (PS), CPAP dan MAN.

Parameter setting yang meliputi: MV, 2 buah RR yang dipisahkan untuk RR pada mode kontrol dan RR
pada mode SIMV, rasio l: E yang didapat dari inspirasi time dan pause time, PEEP, tekanan inspirasi (IPL),
dan beberapa batas alarm sebagai pengaman paru-paru pasien yang terdiri dari alarm batas tinggi
tekanan puncak serta alarm batas rendah dan batas tinggi untuk MV.

SIRKUIT VENTILATOR

Pipa (tubing) inspirasi merupakan jalan masuknya sejumlah udara ke dalam paru-paru pasien. Udara
inspirasi ini akan melewati sistim pelembab (humidifier) sebagai mana prosesinspirasi normal.

Sirkuit inspirasi-ekspirasi pada ventilator Galileo

Selanjutnya udara yang sudah dilembabkan dialirkan ke dalam paru-paru pasien melewati water
trapping untuk menghindari masuknya air (water) ke dalam paru-paru

Detektor suhu diletakan dekat dengan ETT dan tujuannya untuk menilai kemungkinan suhuu udara
terlalu tinggi atau rendah dan pengaturannya terletak pada tombol suhu di dalam humidifier. Flow
sensor yang terdiri dari 2 selang menuju Y piece dan yang diberi nama patient adalah diletakan paling
dekat dengan ETT pasien. Kegunaan flow sensor adalah untuk membaca nilai-nilai dari VT, MV, %O,
frekuensi nafas, tekanan puncak, komplain paru, tahanan jalan nafas, auto PEEP, WOB dan nilai lainnya
yang secara keseluruhan agar dapat ditampilkan dalam bentuk displai pada layar ventilator.

Pipa inspirasi dibedakan dengan tanda panah keluar (V) yang tertera pada mesin, sementara pipa
ekspirasi ditandai dengan tanda panah yang masuk mesin (A).
Ilustrasi perjalanan inspirasi dan ekspirasi antara ventilator dengan pasien dalam sistim tertutup (close
system)

ETT (ENDOTRACHEAL TUBE)

ETT merupakan jalan nafas buatan untuk menghubungkan antara bronkhus dengan mesin ventilator.

Ukuran ETT pada keadaan emergensi dapat digunakan no 7-7,5 untuk perempuan dan laki- laki dewasa.
Panjang ETT dari ujung glotis sampai samping mulut kurang lebih 3 x ukuran nomor ETT. Jika digunakan
No 7 maka panjang ETTdi pinggir mulut sekitar 21 cm. Penggunaan ETT tidak melebihi 21 hari dan jika
demikian jalan nafas buatan harus diganti dengan Tracheostomy Tube. Untuk menilai ketepatan ETT
harus dibuktikan dengan thoraks foto dan auskultasi suara paru yang menunjukan bronkhovesikuler di
kedua lapangan paru (kiri dan kanan). Jika terlalu dalam ETT akan lebih condong masuk ke dalam paru
kanan karena anatomis bronkhus kanan lebih landai dari bronkhus kiri. Jika terjadi demikian maka suara
paru kiri akan lebih redup dan kurang mengembang sehingga beresiko untuk terjadinya atelektasis pada
paru sebelah kiri.

Untuk mempertahankan ETT agar kedudukannya tetap dan tepat, balon harus dikembangkan dengan
tekanan udara yang cukup sekitar 18-22 mmHg (25-30 cmH,O) sehingga tidak menyebabkan iskemik
trakhea, mikroaspirasi dan tidak menyebabkan kebocoran udara (V leak) di saat ventilator mengalirkan
tekanan atau volume inspirasi ke dalam paru pasien. Tekanan balon ETT dipantau setiap 8-12 jam atau
setiap pergantian dinas perawat untuk memastikan tekanannya akurat. Tekanan balon yang kurang
tepat akan mengakibatkan kebocoran dan masuknya udara ke dalam gaster atau aspirasi dari gaster
menuju paru-paru. Kebocoran dapat diidentifikasi dari kempesnya balon ETT, rendahnya nilai PEEP dari
nilai yang seharusnya dan atau tingginya V leak pada displai ventilator yang dapat dihitung sebagai
berikut:

Vleak=VTI-VTE

V leak : Volume leak (bocor)

VTI :Volume Tidal Inspiration (di lihat dari displai ventilator)

VTE :Volume Tidal Expiration (di lihat dari displai ventilator)

Normalnya 0 (nol)

Selisih yang tinggi menunjukan kebocoran yang cukup bermakna yang akan mengakibatkan tidak
terpenuhinya kebutuhan tidal volume dan atau menit volume yang sudah ditentukan.
INTUBASI

Intubasi adalah tindakan invasive untuk memasuk ETT ke dalam trakhea dengan menggunakan alat
laryngoscopy. Indikasi intubasi diantaranya:

* Untuk mengamankan jalan nafas

* Depresi sensorium

* Depresi refleks nafas

* Penurunan kepatenan jalan nafas

* Diperlukan sedasi untuk mengontrol pernafasan

* Tindakan (CT, MRT) dan transportasi pasien dengan pernafasan tidak stabil (Hasan 2010)

Diperlukan seperangkat peralatan penunjang dan tenaga ahli karena kejadian hipoksia, aritmia dan
bahkan henti jantung dapat terjadi dalam beberapa kasus. Alat-alat penunjang diantaranya troli
emergensi yang dilengkapi obat-obat resusitasi seperti adrenalin (untuk asistole), sulfas atrophine
(untuk bradikardia), amiodarone (anti aritmia), inotropik jenis dobutamine atau dopamine untuk nenin
ventrikel jika terjadi gangguan hemodinamik paska premedikasi. Peralatan lain seperti defibrilator
diperlukan untuk mengantisifasi aritmia ventrikel yang dapat mengancam jiwa (Ventricular Tachycardia
dan Ventricular Fibrilasi). Peralatan suction diperlukan untuk membebaskan jalan nafas dari
kemungkinan penumpukan lendir (slym) saat intubasi.

Sebelum tindakan dimulai, premedikasi diberikan untuk memberikan efek sedasi dari lambat seperti
benzodiazepine. yang memiliki efek cepat seperti golongan opioid atau Paralise otot nafas dapat
dipertimbangkan jika proses intubasi masih sulit dilakukan. Jenis premedikasi dipilih yang memiliki
resiko minimal terhadap organ yang sedang mengalami gangguan. Tentang obat sedasi dan paralise
lebih lanjut akan dibahas pada

Sebelum intubasi dimulai, hiper oksigenasi diberikan melalui ambu bag dengan kecepatan aliran 12-
15L/menit sampai saturasi oksigen meningkat> 95%. Insersi ETT dilakukan setelah lubang pita suara
(vocal cord) terlihat dan untuk pemula sering terjadi kekeliruan dalam membedakan trakhea dengan
esopagus. Jika ETT masuk esopagus akan terjadi distensi lambung dan desaturasi berat. Jalan masuk ETT
(intubasi) ke dalam trakhea melalui lubang pita suara diperlihatkan

INDIKAS

Indikasi pemakaian ventilator atau ventilasi mekanik adalah:


 Henti jantung (cardiac arrest)

 Henti nafas (respiratory arrest)

 Hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen non invasive

 Asidosis respiratory yang tidak teratasi dengan obat-obatan dan pemberian oksigen non invasive

 Kelelahan pernafasan yang tidak responsif dengan obat-obatan dan pemberian oksigen non
invasive

 Gagal nafas atau dengan manifestasi klinis:

 Takhipneu

 Penggunaan otot-otot pernafasan tambahan (scalene, sternocleidomastoid, interkostal,


abdomen)

 Penurunan kesadaran

 Saturasi oksigen menurun drastis

 Tindakan pembedahan yang menggunakan anestesi umum

 Peningkatan tekanan intra kranial

TUJUAN

Mengembalikan asam basa dan kadar PO, dalam batas normal Memenuhi kebutuhan TV atau menit
volume (MV) dengan tekanan puncak (PIP) dalam batas normal

Anda mungkin juga menyukai