BAB II
KAJIAN PUSTAKA
unsure kata, yakni: Means berarti cara, End berarti tujuan, dan Analysis
berbagai cara untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan.1 MEA juga
dalam beberapa tujuan yang pada akhirnya menjadi beberapa langkah atau
tindakan berdasarkan konsep yang berlaku. Pada setiap akhir tujuan, akan
berakhir pada tujuan yang lebih umum.3 MEA merupakan strategi yang
yang akan dicapai (goal state) yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan
1
Huda, Model – Model Pengajaran.,hal.294
2
Ida Zusnani, Pendidikan Kepribadian…,hal.37
3
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,(Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014),hal.103
16
17
dan tujuan. Means berarti alat atau cara bebeda yang bisa memecahkan
dicapai ada dalam cara dan langkah itu sendiri untuk mencapai tujuan yang
kritis, logis, sistematis, dan kreatif pada pesrta didik. Langkah-langkah yang
MEA juga digunakan sebagai salah satu cara untuk mangklarifikasi gagasan
4
Ibid.,hal.295
18
Means Ends Analysis (MEA) adalah suatu model yang digunakan pada
peserta didik juga dituntut untuk mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai
current state of the problem) dengan tujuan yang hendak dicapai (the goal
state). Maksudnya disini yaitu dalam proses pengerjaan soal oleh peserta
didik, peserta didik tersebut mampu menemukan solusi dari soal tersebut
perbedaan antara masalah dan tujuan yang akan dicapai. Model pembelajaran
pembelajaran.
akan dibelajarkan.
menyelesaikan masalah.
berikut:5
pemecahan masalah.
mengekspresikan idenya.
5
Shoimin, 68 Model Pembelajaran …,hal.104
20
6
Ibid.,hal.104
21
sederhana. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peserta didik
menemukan pemecahannya.
e. Pilih strategi solusi, yaitu pada tahapan ini peserta didik menyelesaikan
diberikan.
Pembelajaran Matematika
dalam Djalli motivasi adalah keadaan yang terdapat dalah diri seseorang yang
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada
perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh
9
factor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.
prestasi akademis yang tinggi apabila rasa takut akan kegagalan lebih rendah
dari pada keinginannya untuk berhasil dan tugas – tugas didalam kelas cukup
7
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011),hal.158
8
Djalli, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011),hal.101
9
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007),hal.73
24
member tantangan, tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu suka,
suatu pekerjaan.
10
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011),hal.31
11
Hamalik, Proses Belajar…,hal.161
25
Di samping itu, ada juga fungsi – fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik
12
dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Intensitas motivasi
belajar.
peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
dalam pendidikan.
12
Sardiman, Interaksi dan Motivasi…,hal.85
13
Hamalik, Proses Belajar….,hal.161-162
26
dalam kelas.
e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari pada asas
c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi
motivasi.
14
Hamalik, Proses Belajar…,hal.163-166
27
g. Tugas – tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat
yang lebih besar untuk mengerjakannya daripaa apabila tugas – tugas itu
h. Pujian – pujian yang datang dari luar (external reward) kadang – kadang
i. Teknik dan proses mengajar yang bermacam – mcam adalah efektif untuk
j. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh peserta didik adalah ekonomis.
kurang mungkin tidak ada artinya (kurang berharga) bagi para peserta
m. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga
lebih baik.
n. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada makna frustasi
yakni motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa
dipelajari, dan motivasi yang dipelajari, yakni motivasi yang timbul karena
dipelajari.
lain; motif atau kebutuhan organis, motivasi darurat, dan motivasi objektif.
motivasi ekstrinsik.
baik. Biasanya peserta didik yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-
yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
15
Sardiman, Interaksi dan Motivasi…,hal.86-90
16
Ibid.,hal.92-95
29
c. Hadiah, hadiah juga dapat digunakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu
bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan
tersebut.
f. Memberi ulangan, para peserta didik akan giat belajar apabila mengetahui
akan adanya ulangan. Oleh karena itu, member ulangan ini juga
grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri peserta didik
h. Hukuman, sebagai hadiah yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat
dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus
i. Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak itu memang ada
motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih
baik.
k. Tujuan yang diakui, rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh
peserta didik akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab
berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
a. Eksternal, yakni faktor dari luar situasi belajar individu, seperti ijazah,
atau sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Seringkali para peserta didik
belum memahami untuk apa ia belajar hal – hal yang diberiakn di sekolah.
Karena itu, motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru
sehingga peserta didik mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan
guru memang banyak, dan karena itu, di dalam memotivasi peserta didik
17
Ibid.,hal.162-163
31
kita tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan
b. Internal, yakni faktor dari dalam diri individu, yang tercakup di dalam
situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan – tujuan peserta didik.
Motivasi ini sering disebut juga motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya
yang timbul dalam diri peserta didik sendiri tanpa pengaruh dari luar,
sikap untuk berhasil, memperoleh informasi, dan lain – lain. Dalam hal ini
peserta didik bekerja atau belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah
itu.
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata
yakni “Hasil” dan “Belajar”. Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat,
a. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
peserta didik dan sisi guru. Dilihat dari sisi peserta didik hasil belajar
18
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009),hal.54
19
Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajara,(Bandung : Alfabeta 2006),hal.23.
32
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahhu
aktivitas belajar.
guru dapat menyusun dan membina kegiatan peserta didik lebih lanjut,
dikehendaki.20
didik. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari
belajar anak didik disekolah. Oleh karena itu kedua lingkungan ini
yang tercemar, oleh karena itu keadaan suhu dan kelembaban udara
keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar
tidak bisa lepaskan diri dari ikatan sosial. System sosial yang
juga halnya disekolah, ketika anak didik berada disekolah, maka dia
20
Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),hal.142.
34
harus anak didik taati. Pelanggaran yang dilakukan oleh anak didik
disekolah
kualitas dan hasil belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia
bagi kemajuan belajar anak didik disekolah. Adapun yang terdapat dalam
prasarana.
21
Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik, Prosedur,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011),hal.299-300
35
guru mutlak diperlukan didalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi
guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Demi jelasnya , kelima
masa umur balita dan mulai menetap pada akhir masa remaja. Taraf
Hamper tidak ada orang yang membantah bahwa belajar pada bidang
22
Djamarah,Psikologi Belajar…,hal.167
37
perbuatan, maka bila anak didik yang kurang memiliki motivasi intrinsic,
belajar.
1. Hakikat Matematika
bidang (terutama sains dan teknologi), dibanding dengan negara lainnya yang
sebagai ilmu dasar atau ilmu alat. Sehingga untuk dapat berkecimpung di
duniasains, teknologi, atau disiplin ilmu lainnya, langkah awal yang harus
23
Moch.Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence:Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009),hal.41
38
dan orang yang belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental. Dalam
2. Karakteristik Matematika
berikut:25
24
Raodatul Jannah,Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya,(Jogjakarta:
DIVA Press),hal.26 – 29
25
Hari Agung Pambudi, Hakekat Pembelajaran Matematika dan Pembelajaran
Matematika (piaget) – SD dalam http://haripambudi.blogspot.co.id/2011/09/hakekat-matematika-
dan-pembelajaran.html pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 09.40 WIB
39
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Bangun datar adalah bangun dua demensi yang tidak memiliki ruang
hanya sebuah bidang datar saja dan dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.
beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun
Misalnya:26
26
Ahmad Syarif, Sifat – Sifat Bangun Datar, dalam http://web-
matematik.blogspot.co.id/2012/09/sifat-sifat-bangun-datar.html pada tanggal 22 Maret 2016 pukul
09.50 WIB
40
c. Bidang yang dibatasi oleh 5 ruas garis, disebut bangun segilima dan
seterusnya.
Jumlah ruas garis serta model yang dimiliki oleh sebuah bangun
merupakan salah satu sifat bangun datar tersebut. Jadi, sifat suatu bangun
datar ditentukan oleh jumlah ruas garis, model garis, besar sudut, dan lain-
yang sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku.
c. Segitiga, yaitu bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak
segaris.. macam macamnya: segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga
e. Trapesium, yaitu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang
sejajar.
f. Layang – layang, yaitu segi empat yang salah satu diagonalnya memotong
g. Belah Ketupat, yaitu segi empat yang semua sisinya sama panjang dan
h. Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik
persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama.
dan lebih objektif. Sedangkan matematika merupakan ilmu pasti dan konkret
yang bisa diaplikasikan secara langsung dalam kehidupan sehari – hari, dalam
berbagai bentuk. Bahkan tanpa disadari ilmu matematika sering kita terapkan
untuk menyelesaikan setiap masalah kehidupan. Oleh karena itu, salah satu
yang terlalu sulit untuk diajarkan. Hanya saja, selama ini guru sering kali
seringkali peserta didik sekolah dasar sudah diberikan berbagai definisi yang
sebenarnya tidak perlu, seperti definisi sudut siku – siku, ciri – ciri spesifik
1. Bangun datar dapat diajarkan sebagai benda datar yang memiliki berbagai
27
Roudatul Jannah, Membuat Anak Cinta Matematika Dan Aksak Lainnya,(Jogjakarta:
Diva Press, 2011),hal.22
28
Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008),hal.87
42
2. Bangun datar dapat diajarkan sebagai benda yang dapat diukur dengan
1. Trapesium
a. Trapesium siku – siku, yaitu trapesium yang salah satu sisinya tegak lurus
AD ⊥ AB
AD = tinggi
b. Trapesium sama kaki, yaitu trapesium yang sisi – sisi tidak sejajarnya
sama panjang.
AB // CD
AD = BC
t = tinggi
29
Ibid.,hal.98
43
AB // CD
AD ≠ BC
t = tinggi
1
persegi panjang, kemudian gunting diagonal yang bagian tadi seperti pada
4
gambar b dan c, setelah itu letakkan gambar b pada sebelah kanan gambar a
berhimpitanpula, sehingga:
= panjang x lebar
1
= 2 jumlah sisi sejajar trapesium x tinggi trapesium
2. Layang – Layang
sudut dan sepasang sisi yang bersebelahan sama panjang serta diagonal –
sifat yaitu:
layang dapat dibentuk dari bangun trapesium, caranya buatlah titik potong
1
= 2 x diagonal tegak xdiagonal mendatar
1
= x d1 x d2
2
45
𝟏
Luas Layang - Layang = x diagonal1 x diagonal2
𝟐
pada materi bangun trapesium dan layang – layang sama dengan sintaks
membedakan disini yaitu materinya yang dicantumkan pada sintaks ini. Pada
pengajaran MEA terdiri dari beberapa langkah yang dimulai dengan guru
penyajian dan analisis hasil kerja peserta didik. Secara lebih rinci sebagai
berikut:30
30
Miftahul Huda, Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu – Isu Metodis dan
Paradigmatis,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),hal.296-297
46
didik pada bangun trapesium dan layang – layang, guru memberikan soal
cerita yang berkaitan dengan bangun trapesium dan layang – layang yang
sederhana. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peserta didik
menemukan pemecahannya.
47
5. Pilih strategi solusi, yaitu pada tahapan ini peserta didik menyelesaikan
mempermudah dalam
pemecahannya
Tahap-4 Guru membantu peserta didik Peserta didik secara
Menyusun dan dalam menyusun sub masalah berkelompok menyusun
Memilih sehingga menjadi koneksivitas sub-sub masalah sehingga
strategi dan menyelesaikan masalah menjadi koneksivitas
pemecahan dengan solusi yang sesuai.
masalah
Tahap-5 Guru mengevaluasi hasil belajar Peserta didik secara
mengevaluasi tentang materi yang telah berkelompok memilih
proses dipelajari atau masing-masing strategi solusi atau jawaban
pemecahan kelompok mempresentasikan hasil akhir permasalahan tersebut
masalah kerjanya yang kemudian di
presentasikan.
G. Penelitian Terdahulu
Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Sejarah Peserta Didik Kelas
72,29%, pada siklus 3 meningkat menjadi 77,56% . Pada siklus 1hasil belajar
31
Dewi Yahyawati, 2013, Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis untuk
Meningkatkan Kemampuan Peserta didik Dalam Pemecahan Masalah Matematika (PTK
Pembelajaran Matematika Pada Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 1 Nogosari). Skripsi
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
50
32
Sri Purwaningsih, 2014, Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA)
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Sejarah Peserta Didik Kelas
XI IPS 1 SMAN 1 Cluring. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
51
Wonorejo
Sumbergempol
Tulungagung.
4. Subyek penelitian kelas
XI, sedangkan
penelitian ini kelas V.
5. Tahun ajaran
2013/2014, sedangkan
penelitian ini tahun
ajaran 2015/2016
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik dalam memecahkan
motivasi dan hasil belajar peserta didik. Selain itu, juga terdapat perbedaan
H. Kerangka Pemikiran
tahap ini peserta didik dituntut untuk memahami soal atau masalah yang
dihadapi dengan tujuan yang ingin dicapai, setalah itu peserta didik menyusun
sub-sub masalah tadi agar terjadi konektivitas atau hubungan antara sub
masalah yang satu dengan sub masalah yang lain dan menjadikan sub
peserta didik memikirkan solusi (cara) yang paling tepat, efektif dan efisien
solusi.
53