Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Musibah dalam Islam1

Pariatmono Sukamdo2

Sering kita mendengar ungkapan “setiap manusia pasti pernah mengalami musibah”. Apa yang
sebenarnya dimaksud dengan musibah? Dalam Al Qur’an, kita dapati penegasan Allah SWT bahwa
pada hakekatnya hidup manusia adalah rangkaian cobaan atau ujian (bukan musibah) sehingga di
mata Allah, manusia dapat dibeda-bedakan berdasarkan perbuatannya.

ُ ‫َّالذي َخ َل َق ْال َم ْو َت َو ْال َح َي َاة ل َي ْب ُل َو ُك ْم َأ ُّي ُك ْم َأ ْح َس ُن َع َم اًل ۚ َو ُه َو ْال َعز ُيز ْال َغ ُف‬
‫ور‬ ِ ِ ِ
Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (QS Al Mulk [67]:2).

Karena hidup adalah rangkaian cobaan, sedangkan kehidupan ini berisi musibah dan berkah, maka
dapat dikatakan bahwa cobaan hidup dapat berupa musibah atau berkah, yang dalam pandangan
ilahiah, keduanya itu sama saja, sebab tujuannya sama, yaitu untuk menyaring dan menggolong-
golongkan manusia berdasarkan perbuatannya. Jika demikian, apa sebenarnya musibah dan berkah
itu?

Musibah (dan berkah) merupakan celah (gap) atau perbedaan antara takdir Allah dengan keinginan
atau harapan atau hajat manusia3. Jika takdir Allah lebih dari atau sama dengan harapan manusia, kita
menyebutnya dengan berkah. Sebaliknya, jika takdir Allah yang terjadi kurang dari hajat kita, orang
mengatakan itu musibah. Semakin besar perbedaan antara keinginan manusia dengan takdir Allah
yang terjadi, semakin besar pula musibah yang dirasakan.
Musibah, dapat berupa musibah pribadi atau musibah yang dialami oleh masyarakat. Di Indonesia,
sebagian masalah musibah yang dialami masyarakat disebut dengan bencana dan penanggulangannya
mengikuti UU 24 tahun 2007. Dalam UU tersebut, bencana terbagi menjadi tiga, yaitu alam, non-alam
(di dalamnya terdapat epidemi) dan sosial. Tentu saja, musibah masyarakat yang lebih multi dimensi,
seperti ketidak-adilan, kemiskinan, putus sekolah, dan sebagainya berada di luar lingkup UU tersebut.
Musibah seperti ini, dan musibah pribadi menjadi bahasan tulisan ini. Secara khusus tulisan ini
membahas tentang bagaimana “mengelola” musibah tersebut berdasarkan tuntunan Islam. Yang
dimaksud dengan “mengelola” adalah bagaimana sikap kita sebagai muslim dalam menghadapi
musibah. Musibah yang dikelola dengan baik in syaa Allah akan berbuah kesabaran dan mempertinggi
kedudukan manusia di sisi Allah SWT.

Mengucapkan innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un


Sikap pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam mengelola musibah, seberapapun
kecilnya, adalah mengucapkan inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’un.
َّ َ
َّ ‫الث َم َرات ۗ َو َب ِش‬
َ ‫الصابر‬ ُ َْ ْ َ َ ْ َ ْ َ ََْ ُ ‫شء م َن ْال َخ ْوف َو ْال‬
ْ َ ‫َو َل َن ْب ُل َو َّن ُك ْم ب‬
‫ين‬ ِِ ِ ِ ‫و‬ ‫س‬
ِ ‫ف‬ ‫ن‬‫اْل‬ ‫و‬ ‫ال‬
ِ ‫و‬ ‫م‬‫اْل‬ ‫ن‬‫م‬ِ ‫ص‬ ‫ق‬ ‫ن‬‫و‬ ‫وع‬
ِ ‫ج‬ ِ ِ ‫ِ ي‬
َ ُ َ ْ َ َّ َ َّ َّ ُ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َّ
‫لِل و ِإنا ِإلي ِه ر ِاجعون‬
ِ ِ ‫ال ِذين ِإذا أصابتهم م ِصيبة قالوا ِإنا‬

1
Bahan untuk Pengajian Online Majelis Taklim Tadaruz Panzer, One Month One Juz, Kamis, 09 Juli 2020, mulai
jam 0530.
2
Dosen Magister Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana, Jakarta, e-mail: pariatmono@mercubuana.ac.id
3
Mardianto, Pengajian ITB 80, “Melewati Musibah dengan Sabar dan Shalat”, 11 April 2020

halaman | 1
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (QS. Al Baqarah [2]:155-156)
Kalimat “innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un” disebut kalimat istirja’ yaitu pernyataan kembali kepada
Allah dan disunnahkan mengucapkannya pada saat tertimpa musibah, baik musibah kecil maupun
besar. Dengan mengatakannya secara lisan pengakuan ini, seorang muslim menyatakan pasrah
dengan kehendak Allah, Sang Pemilik Kehidupan.
Meskipun ringan diucapkan, tapi ayat di atas menunjukkan bahwa Allah SWT menjadikan kalimat itu
sebagai syarat untuk bisa memperoleh kesabaran. Sedangkan pada sisi lain, kesabaran bersama
dengan sholat adalah syarat untuk memperoleh pertolongan Allah sebagaimana firman-Nya,
َ ‫الصابر‬
‫ين‬ َ َّ ‫الص ََلة ۚ إ َّن‬
َّ ‫اَّلل َم َع‬ َّ ‫اس َتع ُينوا ب‬
َّ ‫الص ْب َو‬ ْ ‫آم ُنوا‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها َّالذ‬
َ ‫ين‬
ِِ ِ ِ ِ ْ ِ ِ ِ

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.(QS. Al Baqarah [2]:153).

Dua Sisi Musibah


Harus diingat bahwa dalam Islam musibah itu mempunyai dua sisi4. Sisi pertama, musibah adalah
hukuman Allah atas pembangkangan terhadap perintah Allah. Dalam Al Qur’an, Allah SWT berfirman,
َْ َ ْ ُ َّ ‫َف ُك ًًل َأ َخ ْذ َنا ب َذ ۢنبهۦ ۖ َفم ْن ُهم َّم ْن َأ ْر َس ْل َنا َع َل ْيه َحاص ًبا َوم ْن ُهم َّم ْن َأ َخ َذ ْت ُه‬
‫ٱلص ْي َحة َو ِمن ُهم َّم ْن خ َسفنا ِب ِه‬ ِ ِ
َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ َ ٓ ُ َ ِ َٰ َ َ ْ ِ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َِ ْ َ ْ ِ َّ ِ ُ ْ َ َ ْ َ ْ
‫ٱْلرض و ِمنهم من أغرقنا ۚ وما كان ٱلِل ِليظ ِلمهم ول ِكن كانوا أنفسهم يظ ِلمون‬
Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami
timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang
Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak
hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. (QS. Al Ankabut
[29]:40)

Sedangkan pada sisi lain, musibah itu ujian keimanan dan kesabaran serta cara Allah untuk
mengampuni dosa seseorang. Allah SWT berfirman,
َ ُ َ ْ َ ُ َّ ُ ُ َ ُ ْ َ ُ َّ َ َ َ
‫اس أن ُي َتك ٓوا أن َيقول ٓوا َء َامنا َوه ْم ل ُيفتنون‬ ‫أح ِسب ٱلن‬
َ ‫ين َص َد ُقوا َو َل َي ْع َل َم َّن ْٱل َك َٰ ذب‬
‫ي‬ َ ‫ٱلِل َّٱلذ‬
ُ َّ ‫ين من َق ْبله ْم ۖ َف َل َي ْع َل َم َّن‬
َ َّ َّ َ َ ْ َ َ َ
ِِ ِ ِِ ِ ‫ولقد فتنا ٱل ِذ‬
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan: "Kami telah
beriman", dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.
(QS Al-Ankabut [29]:2-3)
Ketika seseorang tertimpa musibah, ia tidak tahu apakah yang dialaminya itu azab atau ujian. Karena
itu, sikap kedua bagi seorang yang beriman dalam mengelola musibah adalah banyak berdoa,
memohon ampun agar musibah yang menimpanya itu bukanlah sebuah azab. Namun pada saat yang
sama, ia harus yakin bahwa musibah tersebut dimaksudkan Allah untuk meningkatkan derajatnya.
Rasulullah SAW bersabda,

4
https://republika.co.id/berita/q47oq0320/beragam-makna-dan-hakikat-musibah-menurut-alquran, diakses
pada Selasa, 23 Juni 2020

halaman | 2
ُ َ َ َّ َ َ ‫َ َا‬ َ َ َ َ َ
‫ َح َّْت الش ْوك ِة ُيشاك َها؛‬،‫ َول غ ِم‬،‫ َول أذى‬،‫ َول ُح ْزن‬،‫ َول ه ِم‬،‫ َول َو َصب‬،‫الم ْس ِل َم ِم ْن ن َصب‬
ُ ‫يب‬ ُ ‫َما ُيص‬
ِ
ُ‫إ َّل َك َّف َر هللا ب َها م ْن َخ َط َاياه‬
ِ ِ ِ
Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih, sakit, gelisah, sampai duri yang
menusuknya, melainkan Allâh akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua.
[Muttafaqun ‘alaihi]

Berkah dan Musibah harus sama-sama Membawa Kebaikan


Dalam menghadapi musibah, sikap ketiga seorang muslim adalah percaya bahwa baik berkah maupun
musibah sama-sama harus membawa kebaikan terhadap dirinya. Hal ini adalah “fasilitas” yang hanya
diberikan kepada orang-orang beriman, sebagaimana sabda Rasululullah SAW5,
ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ ُ ْ َ َ َ ْ ْ ْ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ٌ ْ َ ُ َّ ُ ُ َ ْ َ َّ ْ ْ َ َ
‫َس ُاء شك َر فكان خ ْ ْ ًبا له َو ِإن‬ ‫س ذاك أل َح ٍد ِإال ِلل ُمؤ ِم ِن ِإن أصابته‬ ‫َع َج ًبا أل ْم ِر ال ُمؤ ِم ِن ِإن أمره كله خ ْب ولي‬
َُ َ َ َ َ َّ َ ‫أ َص َاب ْت ُه‬
‫ض ُاء َص َْ َب فكان خ ْ ْ ًبا له‬

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah
didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik
baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no.
2999)

Semua musibah datangnya dari Allah


Selanjutnya, sikap keempat, seorang muslim harus yakin betul bahwa semua musibah itu datangnya
dari Allah. Karena itu, tidak mungkin ditolak. Jika keyakinan ini ditanamkan betul, Allah berjanji akan
memberikan petunjuk-Nya. Allah SWT berfirman,
ٌ ‫ش ٍء َعل‬َ ِّ ُ ُ َّ َ ُ َ ْ َ ْ َ َّ ْ ْ ُ ْ َ َ َّ ْ َّ َ ُ ْ َ َ َ َ
‫يم‬ ِ ْ ‫اَّلل يه ِد قلبه ۚ واَّلل ِبكل ي‬
ِ ‫اَّلل ۗ ومن يؤ ِمن ِب‬
ِ ‫ما أصاب ِمن م ِصيب ٍة ِإَّل ِب ِإذ ِن‬
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa
yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (QS At-Tagabun [64]:11)

Musibah yang paling besar


Dalam Islam, musibah terbesar yang menimpa seseorang adalah kehilangan iman Islam. Seorang
muslim yang aqidahnya berubah dari mengesakan Allah, akan terhapus seluruh pahala perbuatan
baiknya. Jadi, sikap kelima seorang muslim yang tertimpa musibah, selama musibah itu bukan berupa
kehilangan iman Islam, adalah senantiasa bersyukur karena betapapun beratnya musibah tersebut,
dia masih menjadi mukmin. Allah SWT berfirman,
َ َّ ‫الظ ْم َآ ُن َم ااء َح َّْت إ َذا َج َاء ُه َل ْم َيج ْد ُه َش ْي ًئا َو َو َج َد‬
‫الِل‬
َّ ُ ُ َ ْ َ َ
‫ه‬ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫ي‬ ‫ة‬ ‫يع‬ ‫ق‬ ‫ب‬ ‫اب‬ َ
‫ش‬ َ ‫ين َك َف ُروا َأ ْع َم ُال ُه ْم َك‬
َ ‫َو َّالذ‬
ِ ِ ِْ ِ ِ
َ ُ َ ُ َّ َ ُ َ َ ُ َّ َ َ ُ َ ْ
‫اب‬
ِ ‫َسي ع ال ِحس‬ ِ ‫ِعنده فوفاه ِحسابه والِل‬
"Dan orang-orang yang kafir perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang
disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatangi tidak ada apa pun. Dan

5
:https://rumaysho.com/12985-ajaibnya-keadaan-seorang-mukmin.html diakses pada 26 Juni 2020

halaman | 3
didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal)
dengan sempurna dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS. Al Nuur [24]: 39)
Selain ayat di atas, di dalam Al Qur’an masih ada beberapa ayat lagi yang senada dengan ayat ini,
misalnya QS 39:65-66, QS 25:23, QS 2:21 dan QS 3:906. Karena itu, sikap ke-enam dari seorang muslim
dalam menghadapi musibah adalah banyak berdoa agar musibah tersebut tidak sampai membuatnya
sesat, atau berhenti mendapat petunjuk dari Allah. Doa yang paling mustajab untuk memohon
petunjuk ini adalah yang setiap waktu dibaca dalam shalat, yaitu:
َ ‫الِّص َاط ْال ُم ْس َتق‬
‫يم‬ َ ِّ ‫اه ِد َنا‬
ْ
ِ
َّ َ َ ْ ْ َ َ
َ ‫الض ِّال‬ ُ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ
‫ي‬ ْ ‫وب علي ِهم وَّل‬
ِ ‫ض‬ ‫ِضاط ال ِذين أنعمت علي ِهم غ ْ ِب المغ‬
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS Al Fatihah
[1]:6-7)

Musibah berupa kedzaliman


Musibah berat berikutnya yang sejak dulu senantiasa menimpa kaum muslimin adalah kedzaliman
dalam bentuk perlakuan yang tidak adil. Bahkan para Rasul pun mengalami musibah ketidak-adilan
ini. Jika ketidak-adilan itu dilakukan oleh penguasa secara sistemik, seorang muslim harus melakukan
sikap ke-tujuh, yaitu hijrah, dalam arti ke luar dari negeri tempatnya berada ke negeri lain. Jika ia tidak
tahu bagaimana melakukan hijrah, maka ia paling tidak harus berniat untuk melakukan hijrah
tersebut. Allah SWT berfirman,
ُ َ ََ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ َّ ُ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ ُ َ ْ ُ َْ َ ُ َ َ َ ْ ُ ُ َّ َ َ َ َّ َّ
‫ض ۚ قالوا أل ْم تك ْن‬ ‫ر‬ْ ‫األ‬ ‫ف‬ ‫ِي‬ ‫ي‬ ْ ‫ف‬ِ ‫ع‬ ‫ض‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫وا‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ۖ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫يم‬ ‫ف‬
ِ ‫وا‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫س‬ِ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫م‬ ِ ‫ال‬
ِ ‫ظ‬ ‫ِ َإن ال ِذين توفاهم المَل ِئكة‬
ِ
ً‫اه ْم َج َه َّن ُم ۖ َو َس َاء ْت َم ِص ْبا‬ ُ َ ْ َ َِ َٰ َ ُ َ ‫َ ي‬ َُ ً َّ ُ ْ
‫اج ُروا ِفيها ۚ فأول ِئك مأو‬ ِ ‫اَّلل َو ِاس َعة فت َه‬ ِ ‫أرض‬
ً َ َ ُ َ ْ َ َ َ ً َ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ ِّ َ َ ِّ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َّ
‫ال والنس ِاء وال ِولد ِان َّل يست ِطيعون ِحيلة وَّل يهتدون س ِبيَل‬ ِ ‫ِإَّل المستضع ِف ْي ِمن الرج‬
ً ‫اَّلل َع ُف ًّو ا َغ ُف‬ ُ َّ ‫ان‬ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ ُ َ
‫ور ا‬ ‫ف أ ول َٰ ِئ ك َع ََس اَّلل أ ن ي ع ف و َع ن ه م ۚ و ك‬
َّ َ ً َ ُ ْ َ ْ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ً َ َ َ ً َ ً َ َ ُ ْ ‫اَّلل َيج ْد َف ْاأل‬ َّ
‫ول ِه‬
ِ
ُ ‫اَّلل َو َر‬
‫س‬ ِ ‫َل‬ ‫إ‬ ِ ‫ا‬
‫ر‬ ‫اج‬ ِ ‫ه‬ ‫م‬ ‫ه‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫خ‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ۚ ‫ة‬ ‫ع‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ب‬ ْ ‫ث‬ِ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫اغ‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ض‬ِ ‫ر‬ ‫ي‬ ِ ِ َ ِ َ ‫يل‬ ِ ‫اج ْر ِ َ يف َس ِب‬
ِ ‫َو َم ْن ُي َه‬
ً ‫ورا َرح‬ ً ‫اَّلل َغ ُف‬
ُ َّ ‫ان‬ َ َ َ َّ َ َ ُ ُ ْ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ْ ُ َّ ُ
‫يما‬ ِ ‫اَّلل ۗ وك‬
ِ ‫ثم يد ِركه الموت فقد وقع أجره عَل‬
Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi diri
sendiri, mereka (para malaikat) bertanya: " Bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Kami orang-
orang yang tertindas di bumi (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas,
sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?". Maka orang-orang itu tempatnya
neraka Jahannam, dan (Jahannam) itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas
baik laki-laki atau wanita dan anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk
berhijrah), maka mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun. Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di muka
bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan
maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke
tempat yang dituju), maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nisa’ [4]:97-100).
Sedangkan terhadap orang yang mendzalimi, seorang muslim harus mampu menunjukkan sikap ke-
delapan, yaitu tidak perlu membenci, apalagi mendendam. Orang yang menimpakan bencana kepada
seorang muslim, urusannya menjadi urusan Allah. Dalam Al Qur’an, Allah berfirman,

6
http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2010/06/28/7506/nikmat-dan-musibah-terbesar-menurut-
islam/;#sthash.H3YQiPIm.7kT7Fikk.dpbs diakses 28 Juni 2020.

halaman | 4
‫يق‬‫ر‬ ‫ح‬ ُ ‫اب َج َه َّن َم َو َل ُه ْم َع َذ‬
َ ‫اب ْال‬ ُ ‫وبوا َف َل ُه ْم َع َذ‬
ُ ‫ي َو ْال ُم ْؤم َنات ُث َّم َل ْم َي ُت‬
َ ‫ين َف َت ُنوا ْال ُم ْؤمن‬
َ ‫إ َّن َّالذ‬
ِ ِ ِ ِ ِْ ِ ِ ِ
Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan
perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka mereka akan mendapat azab Jahannam dan
mereka akan mendapat azab (neraka) yang membakar. (QS. Al-Buruj [85]:10)
Selain tidak mendendam, Allah SWT juga mendorong seorang muslim untuk mengambil sikap ke-
sembilan, yaitu membalas kejahatan orang yang dzalim dengan kebaikan. Jika ini dilakukan, Allah SWT
berjanji akan memasukkannya ke dalam surga beserta keluarganya. Allah berfirman,
َ ْ َ ْ ً َ َ ًّ ْ ُ َ ْ َ َ َّ ُ َ ْ َ َ َ َ َّ ُ ‫ين َص َ ُبوا ْابت َغ َاء َو ْجه َرِّب ه ْم َو َأ َق‬
َ َّ َ
‫َسا َوعَل ِن َية َو َيد َر ُءون ِبال َح َسن ِة‬ ِ ‫م‬ ‫اه‬ ‫ن‬ ‫ق‬‫ز‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫م‬ِ ‫وا‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫أ‬‫و‬ ‫ة‬ ‫َل‬ ‫الص‬ ‫وا‬ ‫ام‬ ِ َّ ِ ْ ُ ِ ُ َ َ ْ َ ُ َ َ ‫وال ِذ‬
‫الس ِّيئة أول َٰ ِئك له ْم عق ْ َب الد ِار‬ َّ

‫اب‬ ‫ب‬
َ ُ ُ ْ َ ُ َ َ َ ْ َ ْ َّ ِّ ُ َ ْ
َ ‫ون َع َل ْيه ْم م ْن ُك ِّل‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ة‬‫ك‬ ‫ئ‬ ‫َل‬ ‫م‬ ‫ال‬‫و‬ ۖ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ات‬ ‫ي‬
‫ر‬ ‫ذ‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫اج‬ ‫و‬ َ ‫ون َها َو َم ْن َص َل َح م ْن َآبائه ْم َو َأ ْز‬ َ ُ ُ ْ َ ْ َ ُ َّ َ
‫جنات عد ٍن يدخل‬
ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
َّ ُْ َ ُ ُ ََ َ
‫َسَل ٌم عل ْيك ْم ِب َما َص َْ ْبت ْم ۚ ف ِن ْع َم عق ْ َب الد ِار‬
Dan orang-orang yang sabar karena mengharap keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-
terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat
kesudahan (yang baik), (yaitu) surga 'and, mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-
orang yang saleh dari nenek moyangnya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat
masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima
shabartum" (selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu). Maka alangkah nikmatnya tempat
kesudahan itu. (QS Ar-Ra’d [13]:22-24)

Sikap Muslim terhadap Orang yang Didzalimi


Seperti telah disebutkan sebelumnya, pada dasarnya hidup adalah rangkaian kejadian yang
seluruhnya merupakan ujian bagi manusia. Karena itu, jika ada seseorang yang tertimpa musibah,
maka musibah itu merupakan ujian juga untuk orang lain. Terhadap orang lain yang tertimpa musibah,
seorang muslim harus dapat menunjukkan sikap ke-sepuluh, yaitu empati dalam arti ikut merasakan
emosi orang lain, ikut prihatin dan mencoba memberikan kontribusi, seberapapun kecilnya, untuk
meringankan musibah tersebut. Mengapa demikian? Karena Allah SWT sebenarnya bersama orang
yang terkena musibah tersebut. Hal ini ditegaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits qudsi7,
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, Allah Ta’ala berfirman di hari Kiamat:
َّ َ َ َ َ َ : ُ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ِّ َ َ : َ َ . َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ
‫اع ِل ْمت أن‬ ‫ف أ ُعودك َوأنت َر ُّب ال ِع َّزِة ؟ فيقول أم‬ ‫كي‬، ‫« يا ابن آدم مرضت فلم تعدن قال يارب‬
ْ‫اس َت ْط َع ْم ُت َك َف َلم‬ َ َ ْ َ : ُ ُ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ َ‫ُ ً َ ِ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ ِ ي‬
ْ ، ‫آد َم‬ ‫ ولو َعدته لوجدت ِ يب ِعنده ؟ وي َقول يا اب َن‬، ‫َع ْب ِدي فلنا م ِرض فلم تع ُده‬
ََ َ َْ ْ ً ُ َّ َ ُ ‫ت َر ُّب ْالع َّزة ؟ َف َي ُق‬ َ ْ َ َ ُ ْ َ َْ :ُ ََُ . َْ ُْ
‫استط َع َمك فل ْم‬ ‫ أ َما َع ِل ْمت أن َع ْب ِدي فلنا‬: ‫ول‬ ِ ِ ‫ط ِعمك وأن‬ َ ‫تط ِعم ِ يب َ فيقول َكيف أ‬
َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ ‫ أ َم‬، ‫ُت ْطع ْم ُه‬
. ‫ يا َابن آدم استسقيتك فلم تس ِق ِ َ يب‬: ‫اع ِل ْم َت أن َك ل َو أطعمته َ لوجدت ذ ِلك ِعن ِدي ؟ وي َقول‬
ْ ْ َ ُ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ْ ْ
ْ‫اك َف َلم‬ َ َ ْ َ ْ ً ُ ْ َ َّ َ ْ َ َ : ُ ُ َ َ َّ ْ ُّ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ِّ َ ْ َ ُ ِ ُ َ َ
‫ وكيف أس ِقيك وأنت رب ال ِعزِة ؟ فيقول أماع ِلمت أن عب ِدي فلنا استسق‬، ‫ أي رب‬: ‫فيقول‬
َ َ َ َ َ
. » ‫ َول ْو َسق ْي َت ُه ل َو َج ْد َت ذ ِل َك ِع ْن ِدي ؟‬، ‫ت ْس ِق ِه‬
Hai anak Adam, Aku telah sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan,
bagaimana cara saya menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah
menjawab: Apakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hamba-Ku bernama Fulan sedang sakit

7
Diambil dari https://www.risalahmujahidin.com/al-hadits-menjenguk-allah/, diakses pada 29 Juni 2020

halaman | 5
tetapi engkau tidak mau menjenguknya. Sekiranya engkau mau menjenguknya, pasti engkau dapati
Aku di sisinya.
Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberikan makan
kepada-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya saya memberi makan kepada-Mu,
sedang Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah berfirman: Ketahuilah, apakah engkau tidak
peduli adanya seorang hamba-Ku, si Fulan, telah datang meminta makan kepadamu, tetapi engkau
tidak memberinya makan. Ketahuilah, sekiranya engkau mau memberinya makan, pasti engkau akan
menemukan balasannya di sisi-Ku.
Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberi-Ku minum. Orang
itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya aku memberi-Mu minum, padahal Engkau Tuhan
penguasa semesta alam? Allah berfirman: hamba-Ku, si Fulan, minta minum kepadamu tetapi engkau
tidak mau memberinya minum. Ketahuilah, sekiranya engkau memberinya minum, pasti engkau akan
menemui balasannya di sisi-Ku. [HR. Muslim]

Demikianlah 10 sikap hidup muslim dalam mengelola musibah. Mohon maaf bila ada kesalahan.
Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa berkenan memberi kita semua kekuatan untuk melakukan
sikap-sikap tersebut sehingga Ia akan mengangkat derajat kita semua. Aamiiiin yaa rabbal ‘alamiiin.
Wallahu ‘alam

halaman | 6

Anda mungkin juga menyukai