DosenPengampuh:
DisusunOleh:
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… iii
BAB I. Tauhid: Keistimewaan&KebenaranKonsepKetuhanandalam Islam………. 1
a. Konsep Ketuhanan Dalam Islam………………………………………………1
b. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan………………………………….2
BAB II.SainsdanTeknologidalam Al-Qur’an dan Al-Hadits…………………………...5
a. Dimensi Sains dan Teknologi Dalm AL-Qur’an……………………………….5
b. Relevansi Antara Hadits dan Sains Modern…………………………………..5
c. Sains-Teknologi dan Ilmu Agama……………………………………………...5
d. Al-Qur’an dan Hadits Sebagai Signifikan Desikularisasi Sains dan Ilmu
Agama…………………………………………………………………………….6
BAB IV.PengertiandanJejakSalafussoleh(ReferesnsiAl-Hadits)………………………13
a. Pengertian Salafussoleh………………………………………………………….13
b. Dalil-Dalil Al-Qur’an ………………………………………………………………13
c. Dalil-Dalil Sunnah………………………………………………………………….14
d. Akhlak Salafussoleh…………………………………………………………….....14
iii
BAB 1
Berdasarkan logika Al-Qur’an ialah sebagai berikut: Tuhan (Ilah) ialah sesuatu yang
yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga
manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Menurut Ibnu Taimiyah definisi Al-Ilah ialah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati,
tunduk kepada-Nya, merendahkan diri dihadapan-Nya, takut kepada-Nya, dan
mrngharapkan-Nya. Kepada-Nya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan ,
berdoa, dan bertawakkal kepada-Nya untuk kemaslahatan diri, memintu perlindungan
kepada-Nya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat-Nya dan terpaut cinta
kepada-Nya (M. Imaduddin, 1989:56).
Secara keilmuan, Tuhan tak pernah dan tak mungkin menjadi kajian ilmu, karena
kajian ilmu selalu parsial, terukur dan terbatas dan dapat diuji secara berulang-ulang
pada laboratorium keilmuan.
Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap yang
menjadi penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh manusia.
Orang yang mematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di dalam Al-
Quran konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah. Subjektif
(hawa nafsu) dapat menjadi ilah (tuhan). Benda-benda seperti : patung, pohon,
binatang, dan lain-lain dapat pula berperan sebagai ilah. Demikianlah seperti
dikemukakan pada surat Al-Baqarah (2) : 165, sebagai berikut:
Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan
terhadap Allah. Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana mencintai Allah.
1
Keyakinan akan adanya Allah, kemaha besaran Allah, kekuasaan Allah dan lain-lain,
telah mantap. Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam
dikemukakan dalam Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 61 sebagai berikut:
Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan
menundukkan matahari dan bulan?” Mereka pasti akan menjawab Allah.
Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang
didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah,
baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin.
1. Pemikiran Barat
alam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang
menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama
kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula
dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor,
Robertson Smith, Lubbock, dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran
tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah sebagai berikut:
a. Dinamisme
b. Animisme
c. Politeisme
d. Henoteisme
e. Monoteisme
2. Pemikiran Umat Islam
2
lain pihak ada yang berpegang pada doktrin Qodariah, yaitu faham yang
mengatakan bahwa manusialah yang menentukan nasibnya. Polemik dalam
masalah ketuhanan di kalangan umat Islam pernah menimbulkan suatu dis-
integrasi (perpecahan) umat Islam, yang cukup menyedihkan. Peristiwa al-mihnah
yaitu pembantaian terhadap para tokoh Jabariah oleh penguasa Qadariah pada
zaman khalifah al-Makmun (Dinasti Abbasiah). Munculnya faham Jabariah dan
Qadariah berkaitan erat dengan masalah politik umat Islam setelah Rasulullah
Muhammad meninggal. Sebagai kepala pemerintahaan, Abu Bakar Siddiq secara
aklamasi formal diangkat sebagai pelanjut Rasulullah. Berikutnya digantikan oleh
Umar Ibnu Al-Khattab, Usman dan Ali.
Embrio ketegangan politik sebenarnya sudah ada sejak khalifah Abu Bakar, yaitu
persaingan segitiga antara sekompok orang Anshar (pribumi Madinah),
sekelompok orang Muhajirin yang fanatik dengan garis keturunan Abdul Muthalib
(fanatisme Ali), dan kelompok mayoritas yang mendukung kepemimpinan Abu
Bakar. Pada periode kepemimpinan Abu Bakar dan Umar gejolak politik tidak
muncul, karena sikap khalifah yang tegas, sehingga kelompok oposisi tidak
diberikan kesempatan melakukan gerakannya.
Siapa yang tidak menegakkan hukum sesuai dengan apa yang diturunkan Allah (Al-
Quran), maka mereka dalah orang-orang kafir.
Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu berarti
orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru laik dinyatakan bertuhan
3
kepada Allah jika ia telah memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas dasar itu inti
konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu
Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta,
melainkan juga pengatur alam semesta.
4
BAB 2
Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu
sama lain. Sains menurut Baiquni adalah himpunan pengetahuan manusia
tentang alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui
penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap
data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam.
Sedangkan teknologi adalah himpunan pengetahuan manusia tenang proses-
proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains, dalam
kerangka kegiatan yang produktif ekonomis.
Jika kita mencoba untuk menulusuri Hadits-Hadits Nabi SAW, maka kita akan
temukan sangat banyak dari Hadits-Hadits tersebut yang memiliki keterkaitan
secara langsung dengan ilmu pengetahuan, baik itu yang berkaitan dengan ilmu
kesehatan dan kedokteran, atau hasil-hasil riset ilmiyah yang sangat berkembang
pada teknologi, ataupun juga pada prediksi masa depan yang sudah terbukti
secara ilmiah oleh para ilmuan hari ini. Berikut ini penulis ingin
memberikan beberapa contoh Hadits Nabi yang memiliki korelasi dengan
ilmu pengetahuan dan sains modern.
Teknologi dan sains ialah dua perkara yang tidak dapat dipisahkan ini
disebabkan perkembangan teknologi berasaskan dari kemajuan sains,
sehingga istilah “sains-teknologi” yang mudah difahami bahwa
penciptaan dan perkembangan teknologi tidak akan wujud sekiranya
5
sains tidak mempengaruhi.
Sebelum sains dan teknologi menghadapi perkembangan, antara
aspek menjadikan model pendidikan Islam bersifat statik dan ketinggalan
ialah subject matter pendidikan Islam masih dalam pengenalan waktu
itu dan bersifat normal dan tekstual, masih mengamalkan pengajaran
maintainance learning berasakan pasif, lambang dan mmpercayai benar
terhadap warisan masa lalu dan mengamalkan sikap pandangan dikotomi
yang mengangap pembahagian atau pemisahan antara dua kumpulan
dalam sesuatu hal yang saling bertentanggan.
6
tentang nama benda yang diajarkan oleh Allah SWT dan bukan dari ketaatan atau
kesolehannya.Hal ini karena ketaatan dan kesolehan para malaikat lebih utuh dari
Adam AS.Uraian ini lengkap dari Q.S. Al-Baqarah (2:34) yang artinya:
“ Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat: “Tunduklah (beri hormat)
kepada Nabi Adam.”Lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan iblis;
Ia enggan dan takkabur dan menjadilah Ia dari golongan yang kafir.
7
BAB 3
3 Generasi Terbaik Menurut AL-Hadist
Secara istilah, yang dimaksud salaf adalah 3 generasi awal umat Islam yang
merupakan generasi terbaik, seperti yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam.
a. Sahabat
8
Engkau Maha Lembut lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hasyr : 10)
9
mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. At
Tahrim :) (lihat Al Is’aad, hal. 77-78)
b. Tabi’in
Tabi’in adalah orang-orang beriman yang hidup pada masa Rasulullah atau setelah
beliau wafat tetapi tidak bertemu dengan Rasulullah dan bertemu serta melihat
para sahabat. Tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan mewariskan ilmu
dari para sahabat Rasulullah. Salah seorang terbaik dari generasi Tabi’in adalah
Uwais Al Qarn, yang pernah mendatangi rumah Rasulullah untuk mendapatkan
kemuliaan menjadi sahabat, tetapi tidak berhasil bertemu dengan beliau. Uwais Al
Qarn, pernah disebutkan secara langsung melalui lisan Rasulullah sebagai orang
yang asing di bumi tapi terkenal di langit. Bahkan Rasulullah memerintahkan
sahabatnya, Umar dan Ali, untuk mencari Uwais dan meminta untuk di doakan,
karena ia merupakan orang yang memiliki doa yang diijabah oleh Allah.
Adapun diantara orang-orang yang tergolong generasi tabi’in lainnya yakni Umar
bin Abdul Aziz, Urwah bin Zubair, Ali Zainal Abidin bin Al Husein, Muhammad bin Al
Hanafiyah, Hasan Al Bashri dan yang lainnya.
Rasulullah saw bersabda tentang keutamaan generasi tabiin:
َ َخي َْر أ ُ َّمتِـي َقرْ نِي ُث َّم الَّ ِذي َْن َيلُو َن ُه ْم ُث َّم الَّذ
ِين َيلُو َن ُه ْم
Said bin Musayyab, Urwah bin Zubair, Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits, Al
Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin
Mas’ud, Sulaiman bin Yasar, Kharijah bin Zaid bin Tsabit Al Anshari.
Sufyan bin Uyainah, Al Fudhail bin Iyadh, Amru bin Dinar, Mujahid bin Jabir,
Wuhaib bin Al Ward.
10
Ahli Fikih Kufah
Hakim-Hakim
Az Zuhri, Syuraih Al Qadhi, Muhammad bin Sirin, Atha’ bin Rabah, Raja’ bin
Haiwah, Asy Sya’bi
Ar Rabi’ bin Khutsaim, Amir bin Abdullah At Tamimi, Uwais bin Amir Al Qarani,
Harim bin Hayyan, Masruq bin Al Ajda’, Al Aswad bin Yazid, Abu Muslim Al
Khaulani, Hasan Al Bashri, Amir bin Syarahil.
Sa’id bin Jubair, Umar bin Abdul Aziz, Rabi’atur Ra’yi, Salamah bin Dinar,
Muhammad bin Wasi’ Al Azdi, Thawus bin Kaisan, Shilah bin Asyyam Al Adawi,
Salim bin Abdullah bin Umar, Rafi’ bin Mihram.
Nafi’ Al Madani, Abdullah bin Katsir, Abdullah bin Amir, Abu Amr bin Al ‘Ala’, Ashim
bin Abu An Najud, Hamzah bin Habib.
c. Tabi’ut Tabi’in
Tabi’ut tabi’in adalah orang beriman yang hidup pada masa sahabat atau setelah
mereka wafat tetapi tidak bertemu dengan sahabat dan bertemu dengan generasi
tabi’in. tabi’ut tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan mewariskan ilmu
dari para tabi’in. Diantara orang-orang yang termasuk dalam generasi ini adalah
Imam Malik bin Anas, Sufyan bin Uyainah, Sufyan Ats-Tsauri, Al Auza’i, Al Laits bin
Saad dan yang lainnya.
Merekalah generasi terbaik umat ini, maka selayaknya kita sebagai umat muslim
yang datang belakangan untuk mencontoh dan mengambil ilmu dari kitab-kitab
yang telah mereka tuliskan. Semoga kita bisa mengikuti para generasi terbaik umat
ini.
11
“Dari Abdullah bin Busr radliyallahu ‘anhu Rasulullah saw bersabda :
Keberuntungan bagi orang-orang yang melihatku, keberuntungan bagi orang yang
bertemu dengan orang yang melihatku. Bagi mereka keberuntungan dan tempat
kembali yang baik”.
Malik bin Anas, Al-Auza’iy, Sufyan Ats-Tsauriy, Sufyan bin Uyainah Al-Hilaliy, Al-
Laits bin Saad, Abdullah bin Al-Mubaarok, Waki’, Asy Syafi’i, Abdurrahman bin
Mahdiy, Yahya bin Said Al-Qathan, Yahya bin Ma’in, Ali bin Al-Madiniy.
12
BAB 4
a. Pengertian Salafussoleh
b. Dalil-dalil Al-Qur’an
“Maka jika mereka beriman kepada semisal apa yang kamu telah beriman
kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling,
sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah
13
akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui." [Al Baqarah:137].
c. Dalil-dalil Sunnah
d. Selalu mengajak pada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar
Ahlus Sunnah mengajak pada yang ma’ruf (kebaikan) dan melarang dari
kemungkaran. Mereka meyakini bahwa baiknya umat Islam adalah dengan
tetap adanya ajaran amar ma’ruf yang barokah ini. Amar ma’ruf merupakan
bagian dari syariat Islam yang paling mulia. Amar ma’ruf inilah yang
merupakan sebab terjaganya jama’ah kaum muslimin. Amar ma’ruf adalah
suatu yang wajib sesuai kemampuan dan dilihat dari maslahat dalam
beramar ma’ruf. Mengenai keutamaan amar ma’ruf nahi mungkar.Allah swt
berfirman yang artinya:
14
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah.” (QS. Ali Imron: 110)
e. Mendahulukan sikap lemah lembut dalam berdakwah dan amar ma’ruf nahi
mungkar
15
Ahlus Sunnah ketika menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, mereka
punya satu prinsip yang selalu dipegang yaitu menjaga keutuhan jama’ah
kaum muslimin, menarik hati setiap orang, menyatukan kalimat (di atas
kebenaran), juga menghilangkan perpecahan dan perselisihan.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah pun punya prinsip untuk memberi nasehat
kepada setiap muslim serta saling tolong menolong terhadap sesama dalam
kebaikan dan takwa. Hal ini dikarenakan Nabi Saw bersabda yang artinya:
16
BAB 5
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang
dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba
sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang
menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan,
penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar,
dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. 2:177)
Harta yang Allah SWT anugerahkan itu semua hanyalah titipan dari-Nya. Seperti
firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Hadiid:7 yang artinya:
17
Dalam islam,keadilan merupakan salah satu asas yang harus dijunjung. Allah
sendiri mempunyai sifat Maha Adil atau (Al-‘Adlu) yang harus dicontoh oleh hamba-
Nya. Kebanyakan manusia menjadikan keadilan sosial sebuah cita-cita
luhur,bahkan negara mencantumkan secara tegas tujuan berdirinya negara adalah
untuk menegakkan keadilan. Banyak ditemukan perintah untuk menegakkan
keadilan karena Islam menghendaki agar setiap orang menikmati hak-haknya
sebagai manusia dengan memperoleh pemenuhan kebutuhan dasarnya yaitu
terjaminnya keselamatan agamanya.
“Dan janganlah rasa benci kamu kepada suatu golongan menyebabkan kamu tidak
berlaku adil. Berlaku adilah, karena itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah
kepada Allah karena sesungguhnya Allah amat mengetahui apa yang kamu
kerjakan”(QS.5:8).
18
c. Alternatif penegakkan hukum dalam Islam
Agama dan moral (aqidah dan akhlaq) tidak dapat terpisah dalam pengamalan
hukum, karena agama tanpa moral tidak dapat dilaksanakan dengan baik,
sebaliknya moral tanpa agama tidak akan dapat terkendali. Dengan kata lain,
perlunya keseimbangan antara zikir, fikir dan amaliyah. Sebab dengan agama akan
terbentuk kualitas moral (moral intelligent) seseorang seperti sabar, jujur, adil,
berani, bertanggung jawab, ikhlas. Selanjutnya melalui moral tersebut mendorong
seseorang untuk melaksanakan perintah Allah SWT, secara baik dan benar
sebagai pengabdian kepada-Nya, karena dengan demikianlah seseorang dapat
mengendalikan diri dari segala pengaruh kehidupan materialistik, yang mendorong
untuk melakukan pelanggaran hukum. Karena itu, melalui pendekatan agama dan
moral seseorang dapat memotivasi dirinya untuk menjauhi segala perbuatan yang
bertentangan dengan ajaran agama seperti korupsi, kolusi, nepotisme, membunuh,
memberontak, minum-minuman keras dan merusak lingkungan.
19
DAFTAR PUSTAKA
iv
Kewajiban mengikuti pemahaman salafush shalih.diakses pada 24 oktober
2020.https://almanhaj.or.id/3013-kewajiban-mengikuti-pemahaman-salafush-
shalih.html
LAMPIRAN
v
vi