Anda di halaman 1dari 5

Performans Anak Hasil Persilangan Induk Sapi Bali dengan Beberapa

bangsa Pejantan di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi


(Bali calf performance hybrid with some of the Bulls In Batanghari District, Jambi Province

Depison1
1
Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi

ABSTRACT This study aimed to find out Bali Brahman, Bali vs PO and Bali vs Bali, tested with
calf performance hybrid with some of the males in t tests. The results of the analysis of different tests
Batanghari District Jambi Province. Variable of on average (t-test) show that body weight and
this research is the body Weight (age 205 days), weight Age 1 year SimBal Real Different (P
weight age one year (365 days) and body size. <0.05) compared with LimBal, BrahBal, PoBal
The method used in this study was to reveal the and BalBal. Based on the results and discussion
census data on all the posts that do IB Bali cattle can be concluded that, Bali cow crosses
crossing with Simmenthal, Limousin, Brahman, simmenthal produce offspring with a better than
PO and Bali vs bali. Comparison of body weight cow crosed Bali with Limousin, Brahman, and PO
and one year old weight between the offspring viewed from of body weight, weight of one year
Bali vs Simmenthal, Bali vs Limousin, Bali vs of age and body size.

Key words: performance, crossing, cow bali


2010 Agripet : Vol (10) No. 1: 37-41

PENDAHULUAN1 memiliki produktivitas tinggi (Purwanti dan


Harry, 2006). Namun belakangan ini terjadi
Peningkatan populasi dan produksi
penurunan Genetik sapi Bali yang
ternak guna mencukup kebutuhan dalam
dimanifestasikan dengan turunnya berat badan
negeri, ekspor dan mengurangi impor,
dan ukuran-ukuran tubuh ternak pada umur jual
merupakan salah satu tujuan pembangunan
yang sama (Sariubang et al., 1998). Penyebab
peternakan menuju swasembada protein
turunnya mutu Genetik sapi Bali dikarenakan
hewani. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa
degenerasi Genetik, yang terjadi akibat seleksi
laju pertumbuhan ternak cenderung lambat
Genetik dan inbreeding pada desa-desa yang
dan tidak sejalan dengan peningkatan
menerapkan pola perkawinan tertutup.
permintaan daging nasional dengan laju 6-
Selanjutnya menurut Mikema (1987) bahwa
8%/tahun (Thalib et al., 2003). Upaya yang
pengaruh silang dalam dapat meningkatkan
dilakukan dalam rangka peningkatan populasi
proporsi lokus-lokus Genetik yang
dan produksi ternak maka Pemerintah telah
heterosigot, bersamaan dengan itu akan terjadi
memberikan bantuan ternak kepada para petani
“depresi persedarahan” yang berakibat pada
di daerah-daerah yang berpotensi untuk
berkurangnya daya tahan, kesuburan dan
pengembangan ternak. Usaha ini diwujudkan
bobot lahir ternak.
antar lain melalui proyek P2TK-IFAD yang
Salah satu upaya yang dilakukan
memberikan bantuan ternak dalam bentuk
pemerintah Kabupaten Batanghari Propinsi
gaduhan, salah satunya sapi Bali yang dimulai
Jambi untuk meningkatkan mutu genetik sapi
sejak tahun 1988.
Bali adalah memasukkan darah baru atau
Sapi Bali merupakan sapi potong
kawin silang melalui program Inseminasi
asli Indonesia dan merupakan hasil
Buatan (IB) dengan menggunakan mani beku
domestikasi dari Banteng (Bos-bibos banteng)
dari beberapa bangsa yaitu ; Simmenthal ,
(Hardjosubroto, 1994), sapi cukup potensial
Limousin, Brahman, PO dan Bali yang di IB ke
untuk dikembangkan karena memiliki
sapi Bali betina. Program peningkatan mutu
kemampuan adaptasi yang cukup baik serta
genetik dengan memasukkan darah baru atau
kawin silang melalui IB keberhasilannya
Corresponding author: depison.nasution@yahoo.com

Agripet Vol 10, No. 1, April 2010


37
sangat ditentukan oleh kekuatan pengaruh gen mempengaruhi berat badan harus dikoreksi
pejantan dan kecocokan gen pejantan dengan atau distandardisasi pada lingkungan yang
kondisi lingkungan masyarakat peternak di sama, sehingga seolah-olah faktor lingkungan
Kabupaten Batanghari dan dapat dilihat dari menjadi seragam. Terkoreksinya faktor
produktivitas turunannya. lingkungan maka performans produksi yang
Produktivitas adalah kemampuan tampak merupakan pencerminan faktor
berproduksi dari seekor ternak dan dapat genetik.
dilihat dari bobot badan dan pertambahan Data berat sapih yang diperoleh
bobot badannya (Chamdi, 2005). Selanjutnya dilapangan distandardisasi pada umur 205 hari
menurut Wijono et al. (2006) bobot sapih umur dan dikoreksi dengan umur induk menurut
205 hari dapat digunakan sebagai dasar seleksi Petunjuk Hardjosubroto (1994). Selain itu berat
dan memberikan dampak positif pada sapih dikoreksi pula dengan faktor koreksi
pertumbuhan selanjutnya dan secara tidak jenis kelamin, musim dan manajemen yang
langsung menggambarkan potensi genetik dan diterapkan peternak. Data berat satu tahun
dan kemampuan induk untuk memelihara yang diperoleh dilapangan distandardisasi pada
anaknya, sedangkan bobot satu tahun dapat umur 365 hari menurut Petunjuk
digunakan untuk mengetahu kemampuan Hardjosubroto (1994). Selain itu berat satu
adaptasi seekor ternak terhadap kondisi tahun dikoreksi pula dengan jenis kelamin,
lingkungannya. musim dan manajemen yang diterapkan
Pendekatan lainnya yaitu dapat dengan peternak.
mengamati ukuran linier tubuh sapi yang Data yang diperoleh dianalisis dengan
berkorelasi erat dengan bobot badan cara penjumlahan, persentase dengan mencari
(Handiwirawan et al., 1998). Hal ini sesuai rata-rata serta standar deviasi (X sd) (Steel
dengan pendapat Hardjosubroto (1994) bahwa dan Torrie, 1993). Data yang
beberapa ukuran tubuh ternak telah diketahui Perbandingan bobot sapih dan bobot
berkorelasi dan merupakan indikator bagi umur satu Tahun antara turunan Simmenthal X
bobot badan sapi seperti tinggi pundak, Bali, Limousin X Bali, Brahman X Bali, PO X
lingkar dada dan panjang badan. Bali dan Perkawinan sesama Bali, diuji dengan
uji-t, menurut petunjuk Siegel (1994) dengan
Materi dan Metode rumus sebagai berikut :
Penelitian ini dilaksanakan di Semua T = (X1-X2) S2 (1/n1 + 1/n2)
Pos IB yang ada di Kabupaten Batanghari yang
melaksanakan program persilangan induk sapi Kaidah keputusan
Bali dengan Beberapa bangsa pejenatan. Terima Ho bila t-hitung t-tabel
Variabel penelitian ini adalah Bobot Tolak Ho bila t-hitung > t-tabel
Sapih (Umur 205 hari), Bobot Umur satu tahun
(365 hari) dan Uukuran-ukuran tubuh, meliputi HASIL DAN PEMBAHASAN
Panjang Badan (PB), Lingkar Dada (LD) dan Bobot Sapih
Tinggi Pundak (TP). Metode yang digunakan Bobot sapih adalah berat pada saat
dalam penelitian ini untuk mengungkap data pedet dipisahkan pemeliharaannya dengan
adalah sensus pada semua pos IB yang induknya. Berat sapih merupakan tolak ukur
melakukan persilngan induk sapi Bali dengan dalam seleksi sapi pedaging atau potong,
pejantan Simmenthal, Limousin, Brahman, PO karena pedet yang mempunyai berat sapih yang
dan perkawinan dengan pejantan Bali. Data tinggi cenderung untuk tumbuh lebih cepat
yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh pasca menyusui. Selain itu berat sapih pedet
melalui pengukuran dan pengamatan. sering dipergunakan untuk menduga
Sebelum dilakukan analisis statistika keberhasilan induk memproduksi susu untuk
data berat lahir, berat sapih dan berat satu anaknya. Rataan Bobot Sapih anak hasil
tahun yang diperoleh dikoreksi terlebih dahulu. persilangan induk sapi Bali dengan Beberapa
Untuk menduga kemampuan produksi individu Pejantan disajikan pada Tabel 1.
sapi Bali keturunan dengan beberapa bangsa
pejantan, maka faktor lingkungan yang

Performans Anak Hasil Persilangan Induk Sapi Bali dengan Beberapa bangsa Pejantan di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi (Ir. Depison, M.P)
38
Tabel 1. Rataan Bobot Sapih Anak Sapi Bali Hasil Tabel 2. menunjukkan bahwa secara
Persilangan dengan Beberapa bangsa berurutan bobot umur satu tahun (365 hari)
Pejantan. anak sapi Bali hasil persilangan dengan
Bangsa Pejantan Induk Bobot Sapih (kg)
Simmenthal Bali 131.61 ± 27.78a
beberapa bangsa pejantan setelah distandarisasi
Limousin Bali 128.75 ± 7.97b dengan koreksi umur induk dan jenis kelamin
Brahman Bali 115.90 ± 8.44c secara berurutan dari yang terbesar ke yang
PO Bali 111.66 ± 7.83d
Bali Bali 108.61 ± 20.60e terkecil adalah SimBal > LimBal > BrahBal>
PoBa > BalBal.
Tabel 1. menunjukkan bahwa secara Hasil analisis uji beda rata-rata
berurutan bobot sapih anak sapi Bali hasil menunjukan bahwa Bobot Sapih SimBal
persilangan dengan beberapa bangsa pejantan berbeda nyata (P< 0,05) dengan Bobot Sapih
setelah distandarisasi dengan koreksi umur LimBal, BrahBal, PoBal dan BalBal. Artinya
induk dan jenis kelamin secara berurutan dari bobot badan turunan hasil persilangan lebih
yang terbesar ke yang terkecil adalah baik dibandingkan perkawinan dalam satu
Simmenthal X Bali (SimBal) > Limousin X bangsa Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bali (LimBal) > Brahman X Bali (BrahBal) > Depison dan Sumarsono (2001). Bobot Badan
PO X Bali (PoBal > Perkawinan Bali x Bali dan Pertambahan bobot badan hasil
(BalBal). Hasil analisis uji beda rata-rata persilangan pejantan simmental dengan Bali
menunjukan bahwa Bobot Sapih SimBal lebih baik dibandingkan pejantan Brahman,
berbeda nyata (P< 0,05) dengan Bobot Sapih Limousin dan Bali. Selanjutnya Sitorus et al.
LimBal, BrahBal, PoBal dan BalBal. Artinya (1995) bahwa persilangan sapi Bali dengan
bobot sapih SimBal lebih baik dibandingakan bangsa lain khususnya yang berasal dari daerah
hasil persilangan lainnya. Hal ini sesuai dengan sub tropik memiliki bobot badan yang lebih
Hadi dan Ilham (2000) yang menyatakan baik. Jadi dapat dinyatakan persilangan sapi
bahwa peranakan Simmental memiliki Simmental, Ongole, Brahman dan Limousin
Pertambahan bobot badan yang tinggi, tingkat dengan induk sapi Bali dapat meningkatkan
konversi pakan dan karkas yang lebih tinggi mutu genetik turunannya dan turunan terbaik
dan komponen tulang lebih rendah. Artinya adalah hasil perkawinan pejantan Simmental
Adanya perbedaan bobot sapih dari hasil dan Induk Bali.
persilangan ini diduga karena adanya pengaruh Hasil analisis bobot umur 1 tahun
genetik dari pejantan dan berat badan bangsa PoBal berbeda tidak nyata (P > 0,05) dengan
penyilang. Menurut Becker (1985) bahwa berat BalBal. Kondisi ini menunjukkan bahwa
sapih dipengaruhi genetik dan lingkungan. Jadi BalBal mempunyai kemampuan kemampuan
besar kecilnya berat sapih seekor ternak sangat beradaptasi untuk bertumbuh menyamai
dipengaruhi oleh faktor genetik dan pertumbuhan PoBal. Hal ini sesuai denga
lingkungan. peryataan Purwanti dan Harry (2006), bahwa
sapi Bali merupakan salah satu ternak yang
Bobot Umur Satu Tahun memiliki kemampuan adaptasi yang cukup
Berat satu tahun adalah berat pedet baik serta memiliki produktivitas tinggi.
yang diukur pada saat umur 365 hari. Rataan Rataan hasil penelitian ini baik pada
Berat umur satu tahun hasil persilangan induk umur 205 hari (bobot Sapih) maupun pada
sapi Bali dengan beberapa bangsa pejantan dan umur 365 Hari (bobot Umur satu Tahun) lebih
perkawinan sesama Bali disajikan pada Tabel baik dibandingkan hasil penelitian Kadarsih
2. (2004) yang menyatakan bahwa bobot badan
Tabel 2. Rataan Berat Umur Satu Tahun Anak Sapi sapi Bali pada dataran tinggi lebih baik
Bali Hasil Persilangan dengan Beberapa dibandingkan dataran rendah dan dataran
bangsa Pejantan. berbukit yaitu 97,94 ± 10,68 bobot sapi jantan
Bangsa Pejantan Induk Bobot Satu Tahun (kg) dan 126,11 ± 17,57 umur 365 hari pada jantan.
Simmenthal Bali 179.21 ± 26.66a Artinya ini mencerminkan bahwa hasil
Limousin Bali 176.80 ± 29.27b
Brahman Bali 157.60 ± 16.90c persilangan induk sapi Bali dengan bangsa
PO Bali 148.25 ± 22.12d pejantan lain didaerah ini realatif baik.
Bali Bali 147.26 ±19.87d

Agripet Vol 10, No. 1, April 2010


39
Ukuran-Ukran Tubuh dibandingkan perkawinan induk Bali dengan
Ukuran - ukuran tubuh anak sapi Bali pejantan Bali. Selanjutnya Menurut Ludy et
hasil persilangan dengan beberapa bangsa al. (2004) bahwa penampilan seekor ternak
pejantan meliputi, panjang badan, Lingkar dapat diketahui berdasarkan penampilan dari
dada dan tinggi pundak disajikan pada Tabel 3. ukuran tubuh, berat lahir, dan berat badan sapi.
Penampilan berat badan adalah penting
Tabel 3. Rataan Ukuran Ukuran Tubuh Umur 205 dalam perbaikan kualitas, karena hal ini
hari dan 365 hari Anak Sapi Bali Hasil akan membantu di dalam program seleksi.
Persilangan dengan Beberapa bangsa
Pejantan. Kesimpulan
Bangsa Umur Ukuran Ukuran Tubuh
Pejantan Hari PB LD TP Berdasarkan hasil dan pembahasan
SimBal 205 101.575 128.65 100.81 dapat disimpulkan bahwa, persilangan induk
365 111.27 150.465 109.23 sapi Bali dengan pejantan simmenthal
LimBal 205 104.1 132.21 100.06
365 108.575 147.19 106.52 menghasilkan turunan yang lebih baik
BrahBal 205 95.305 120.915 93.585 dibanding persilngan induk sapi Bali dengan
365 103.955 140.205 99.76 Limousin, Brahman dan PO ditinjau dari Bobot
PoBal 205 93.63 125.925 98.255
365 104.885 143.775 108.66 Sapih, bobot umur satu tahun dan ukuran
BalBal 205 82.335 121.57 86.545 ukuran tubuh ternak.
365 91.76 122.55 90.22
Keterangan : PB = Panjang Badan LD = Lingkar dada
TP = Tinggi Pundak DAFTAR PUSTAKA
Becker, W.A., 1985. Manual Of Quantitative
Tabel 3 Menunjukkan bahwa ukuran
Genetik.4th Edition. Published By
tubuh meliputi ; panjang badan (PB), lingkar
Academia Enter Princes, Dulman.
dada (LD), dan tinggi pundak (TP) umur 205
Washington.
hari dan 365 hari SImBal, LimBal, Brahbal
Chamdi, A.N., 2005. Karakteristik Sumber-
dan, PoBal lebih tinggi dibandingkan BalBal.
daya Genetik Ternak Sapi Bali (Bos-
Hasil ini menunjukkan bahwa anak hasil
Bibos banteng) dan Alternatif Pola
persilangan induk Bali dengan pejantan Konservasinya. Biodiversitas.
Simmental, Brahman, Limousin dan Ongole
Volume 6, No. 1. Edisi Januari
mempunyai ukuran yang lebih baik
halaman: 70-75
dibandingkan perkawinan Bali X Bali. dan
Depison. 2002. Nilai heritabilitas bobot badan
persilangan dengan jenis taurus lebih baik dari
dan ukuran ukuran tubuh serta nilai
Indicus dan perkawinan sesama Bali (Bos
pemuliaan pejantan yang digunakan
Suncaicus). Hal ini sesuai dengan pernyataan
dalam inseminasi buatan pada induk
Subandriyo dan Anggraini (1996) yang
sapi Bali di Kecamatan Rimbo Bujang
menyatakan bahwa hasil persilangan umumnya
Kabupaten Tebo. Jurnal Ilmiah-Ilmu-
mempunyai penampilan yang lebih baik
Ilmu Peternakan. Fakultas Peternakan
dibandingkan dengan bangsa tetuanya.
Universitas Jambi. Vol V No. 1 Edisi
Hasil penelitian ini juga menunjukkan
Februari. Hal 1 – 10.
bahwa turunan yang mempunyai bobot badan
Depison dan Sumarsono, T., 2001. Evaluasu
yang tinggi juga mempunyai ukuran tubuh PB
hasil perkawinan induk sapi Bali
dan LD yang tertinggi. Artinya kenaikan bobot
dengan beberapa bangsa Pejantan di
badan juga menyebabkan terjadinya
Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten
peningkatan ukuran tubuh lainnya. Hal ini
Bungo Tebo. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
sesuai pernyataan Lana et al. (1983) bahwa
Peternakan Fakultas Peternakan
dimensi tubuh mempunyai korelasi positif
Universitas Jambi. Vol IV No. 1 Edisi
dengan bobot badan. Menurut Depison (2002)
Februari. Hal 29 - 35.
bahwa persilangan induk sapi Bali dengan
Hadi, P.U. dan Ilham, N., 2000. Peluang
pejantan Simmental atau Brahman atau
pengembangan usaha pembibitan
Limousin atau Ongole dapat meningkatkan
ternak sapi potong di Indonesia dalam
produktivitas turunannya dan selalu
rangka swasembada daging 2005.
menghasilkan bobot badan yang lebih baik

Performans Anak Hasil Persilangan Induk Sapi Bali dengan Beberapa bangsa Pejantan di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi (Ir. Depison, M.P)
40
Makalah dipresentasikan dalam Siegel, S., 1994. Statistik Non Parametrik
Pertemuan Teknis Penyediaan Bibit untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT. Gramedia
Nasional dan Revitalisasi UPT T.A. Pustaka Utama, Jakarta.
2000. Direktorat Perbibitan, Direktorat Sitorus, P., Subandriyo, Prasetyo, L.H.,
Jenderal Bina Produksi Peternakan, Rachmawati, S., Tambing, S.N.,
Jakarta, 11−12 Juli 2000. 22 hlm. Gunawan, A. dan Setiadi, B., 1995.
Hardjosubroto, W., 1994. Aplikasi Pengaruh Penyebaran Berbagai Jenis
Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Sapi Bibit melalui Inseminasi Buatan
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana terhadap Penyebaran dan
Indonesia. Pengembangan Ternak Sapi di
Handiwirawan, E., Setiawan, E.D., Mathius, Kawasan Timur Indonesia. Bogor:
I.W., Santoso, dan Sudibyo, A., 1998. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ukuran tubuh anak sapi bali dan Peternakan.
persilangannya di Nusa Tenggara Steel, R.G.D. dan Torrie, J.H., 1993. Prinsip
Barat. Prosiding Seminar Nasional Dan Prosedur Statistika. Suatu
Kadarsih, N., 2004. Performans sapi Bali Pendekatan Biometrik. Gramedia
berdasarkan ketinggian tempat di Pustaka Utama, Jakarta.
daerah transmigrasi Bengkulu. Jurnal Subandriyo dan Anggraini, A., 1996.
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol 5 Pendekatan Konser-vasi In-Situ Aktif
No. 1. Hal. 50-56. Sumber-daya Genetik Ternak Rumi-
nansia. Balai Penelitian Ter-nak
Lana. K., Artika dan Nitis, I.M., 1983. Bogor. Diskusi Panel Konservasi
Pengaruh Konsetrat Terhadap Dimensi Pelestarian In-Situ Palsma Nutfah
Tubuh Seta Korelasinya dengan Ebrat Ternak Ruminansia, Bogor.
Badan Sapi Bali Jantan Kebiri yang Thalib, C., Entwistle, K., Siregar, A.
Dibandingkan. Procceding Pertemuan Budiarti-Turner, S. and Lindsay, D.,
Ilmi-ah Ruminasia Besar P4 dan B3 2003. Survey of population and
Departemen Pertanian Bogor. production dynamics of Bali cattle and
Ludy K., Kristianto dan Nappu, M. B., 2004. existing breeding programs in
Prospek pengembangan sapi potong Indonesia. In. K. Entwistle and D.R.
melalui pola penggembalaan kolektif Lindsay (Eds.). Strategies to Improve
dalam upaya swasembada daging sapi Bali Cattle in Eastern Indonesia.
di kalimantan timur. Lokakarya ACIAR Proc. No. 10: 3-9.
Nasional Sapi Potong. Balai Pengkajian Wijono, D. B., Hartatik dan Mariyono, 2006.
Teknologi Pertanian Kalimantan Korelasi bobot sapih terhadap bobot
Timur. lahir dan bobot hidup 365 pada sapi
Mikema, D., 1987. Dasar Genetik dalam peranakan Ongole. Seminar Nasional
Pembudidayaan Ternak. Jakarta: Teknologi Peternakan dan Vetreriner.
Bharata Karya Aksara.
Purwanti, M. dan Harry. 2006. Upaya
pemuliaan dan pelestarian sapi Bali di
provinsi Bali. Jurnal Penyuluhan
Pertanian Vol. 1 No. 1. Hal 34 – 41.
Sariubang, M., Pasambe, D. dan Chalidjah.
1998. Pengaruh kawin silang terhadap
performans hasil turunan pertama (F1)
pada sapi Bali di Sulawesi Selatan.
Prosiding Seminar Nasional
Peternakan dan Veteriner. Bogor, 1-2
Desember 1998.

Agripet Vol 10, No. 1, April 2010


41

Anda mungkin juga menyukai