farmasi dan alat kesehatan serta sustainabilitas sistem kefarmasian dan alkes yang terintegrasi dalam
sistem kesehatan nasional. Beberapa integrasi yang dilakukan adalah:
a. Integrasi percepatan pelaksanaan berusaha: dilakukan untuk memfasilitasi kemudahan investasi
dalam bidang kefarmasian dan alkes, mempercepat realisasi investasi, serta mengawal kepastian
hukum dalam pelaksanaan berusaha sesuai dengan amanah Perpres 91/2017
b. Integrasi National Inventory control: dilaksanakan untuk jaminan akses sediaan farmasi dan alat
kesehatan pada seluruh sistem pelayanan kesehatan dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional.
Integrasi ini dirancang dan diimplementasikan sedemikian agar data dan informasi terkait inventori
sediaan farmasi dan alkes dapat diketahui secara realtime, akurat, valid dan representative
c. Integrasi Pembinaan dan Pengawasan: untuk optimalisasi sistem pembinaan dan
pengawasan antar instansi pusat dan daerah secara realtime
d. Integrasi Siswas Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian: untuk optimalisasi sistem e-farmasi
termasuk penyelenggaraan sistem elektronik farmasi, serta pengawasan dan pengendalian e-
commerce farmasi sebagai bagian dari strategi pemanfaatan era digital.
Keseluruhan integrasi tersebut didukung oleh sistem STR Apoteker online sebagai sistem informasi
profesi Apoteker dalam hal optimalisasi peran professional. Dalam keseluruhan integrasi dan
implementasi, Apoteker memegang peranan strategis dan tidak tergantikan untuk menciptakan
sustainabilitas dan robustness sistem kefarmasian dan alkes yang terintegrasi dalam sistem kesehatan
nasional. Namun demikian, belum dilakukan evaluasi implementas dari sistem digitalisasi farmalkes ini.
Referensi:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Mewujudkan Akses dan Kemandirian Farmasi dan
Alat Kesehatan yang Bermutu. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Rencana Aksi Ditjen Kefarmasian dan Alat
Kesehatan. Kementrian Kesehatan.