Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL KEISLAMAN

1. KEISTIMEWAAN DAN KEBENARAN KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

2. SAINS&TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN AL-HADIST

3. GENERASI TERBAIK MENURUT AL-HADIST

4. PENGERTIAN SALAF (REFERENSI HADIST)

5. ISLAM,AJARAN TENTANG BERBAGAI SERTA KEADILAN PENEGAKAN


HUKUM
Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah:Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:
Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M.Sos

Disusun Oleh:
Nama :Ainani Sakdiah
NIM :E1S020006
Fakultas&Prodi:FKIP&PENDIDIKAN SOSIOLOGI
Semester :1/satu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas ini
sebagai tugas mandiri dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Sholawat dan
Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW atas segala
pengorbanan dan perjuangannya dalam menuntun umat manusia dari jalan yang sesat
menuju jalan yang benar yang diridhoi oleh ALLAH SWT.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Pendidikan Agama Islam yang
memberikan tugas ini untuk mengukur kemampuan penulis dalam merangkai,
menyusun, mengolah dan mencari berbagai informasi dari berbagai sumber. Artikel ini
masih banyak bagian yang mungkin kurang dengan kerendahan hati apabila ada
kesalahan untuk itu saya harap kritik dan saran agar kedepannya artikel ini dapat
sesuai dengan apa yang diharapkan.

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi para pembaca. Semoga
informasi yang tertera dalam tugas ini dapat membantu para pembaca dalam mencari
informasi seputar topik pembahasan dalam tugas ini.

Penyusun, Narmada 21 Oktober 2020

NAMA:Ainani Sakdiah
NIM: E1S020072

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

I. Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam 1

II. Sains dan Teknologi dan Al-Qur’an dan Al-Hadist ..

III. Generasi Terbaik Menurut Al-Hadist ..

IV. Pengertian Salaf Menurut Al-Hadist ..

V. Islam:Ajaran Tentang Berbagai serta Keadilan Penegakan Hukum ...

DAFTAR PUSTAKA

iii
I. Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam islam

Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap yang
menjadi penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh manusia.
Orang yang mematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di dalam Al-
Quran konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah. Subjektif
(hawa nafsu) dapat menjadi ilah (tuhan). Benda-benda seperti : patung, pohon,
binatang, dan lain-lain dapat pula berperan sebagai ilah. Demikianlah seperti
dikemukakan pada surat Al-Baqarah (2) : 165, sebagai berikut:

َّ ‫َِّللاِأ َ ْندَادًاِيُحبُّونَ ُه ْمِ َك ُحب‬


ِ‫َِّللا‬ َّ ‫َومِنَ ِالنَّاسِ َم ْنِيَتَّخذُِم ْنِدُون‬

Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan terhadap
Allah. Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana mencintai Allah.

Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep tauhid
(monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan
yang mereka cetuskan, baik dalam do’a maupun acara-acara ritual. Abu Thalib, ketika
memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad dengan Khadijah (sekitar 15 tahun
sebelum turunya Al-Quran) ia mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. (Lihat Al-
Wasith,hal 29). Adanya nama Abdullah (hamba Allah) telah lazim dipakai di kalangan
masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran. Keyakinan akan adanya Allah, kemaha
besaran Allah, kekuasaan Allah dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan tersebut
timbul pertanyaan apakah konsep ketuhanan yang dibawakan Nabi Muhammad?
Pertanyaan ini muncul karena Nabi Muhammad dalam mendakwahkan konsep ilahiyah
mendapat tantangan keras dari kalangan masyarakat. Jika konsep ketuhanan yang
dibawa Muhammad sama dengan konsep ketuhanan yang mereka yakini tentu tidak
demikian kejadiannya.

Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam dikemukakan dalam
Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 61 sebagai berikut;

1
َّ ‫ِو ْالقَ َم َرِلَيَقُوِلُ َّن‬
ِ َِ‫َِّللاُِفَأَنَّىِيُؤْ فَ ُكون‬ َ ‫س‬ َّ ‫س َّخ َرِال‬
َ ‫ش ْم‬ َ ‫ِو ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض َو‬ َّ ‫سأ َ ْلت َ ُه ْمِ َم ْنِ َخلَقَ ِال‬
َ ‫س َم َوات‬ َ ِ‫َولَئ ْن‬

Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan
menundukkan matahari dan bulan?” Mereka pasti akan menjawab Allah.

Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu berarti
orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru laik dinyatakan bertuhan
kepada Allah jika ia telah memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas dasar itu inti
konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu
Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta,
melainkan juga pengatur alam semesta.

Pernyataan lugas dan sederhana cermin manusia bertuhan Allah sebagaimana


dinyatakan dalam surat Al-Ikhlas. Kalimat syahadat adalah pernyataan lain sebagai
jawaban atas perintah yang dijaukan pada surat Al-Ikhlas tersebut. Ringkasnya jika
Allah yang harus terbayang dalam kesadaran manusia yang bertuhan Allah adalah
disamping Allah sebagai Zat, juga Al-Quran sebagai ajaran serta Rasullullah sebagai
Uswah hasanah.

II. Sains dan Teknologi dan Al-qur’an dan Al-Hadist

Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan bagi seluruh umat manusia yang mau
menggunakan akal pikirannya dalam memahami penciptaan alam semesta.

Apabila diperhatikan dengan cermat ayat ayat Al-Qur'an banyak sekali yang
menyinggung masalah ilmu pengetahuan, sehingga Al-Qur'an sering kali disebut
sebagai sumber segala ilmu pengetahuan.

Selain itu, Al-Qur'an merupakan landasan pertama bagi hal-hal yang bersifat konstan
dalam Islam. Oleh karena itu, telah banyak dilakukan studi yang menyoroti sisi
kemukjizatan al-Qur'an, antara lain dari segi sains yang pada era ilmu dan teknologi ini
banyak mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan.Penggalian ajaran-ajaran yang ada

2
di dalam al-Qur'an sangat menarik sekali kalau dilihat dengan kacamata ilmiah. Makin
digali makin terlihat kebenarannya dan makin terasa begitu kecil dan sedikitnya ilmu
manusia yang menggalinya. Hal ini karena begitu maha luasnya pengetahuan dan
pelajaran-pelajaran yang ada di dalamnya.Al-Qur‟an, sebagai kalam Allah, diturunkan
bukan untuk tujuantujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif,
alQur‟an bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi apalagi al-Qur‟an tidak menyatakan
hal itu secara gamblang.Al-Quran al-Karim, yang terdiri atas 6.236 ayat itu,
menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam
raya dan fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan tersebut sering disebut ayat-
ayat kauniyyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-hal di
atas, Jumlah ini tidak termasuk ayat-ayat yang menyinggungnya secara tersirat. Bukan
sesuatu yang aneh dan mengherankan jika al-Qur‟an sebagai mukjizat terbesar
membawa segala persesuaian dan keserasian terhadap konklusi yang dicapai oleh
para ilmuan modern dan studi pembahasan dan meditasi yang dicapai oleh para
ilmuan setelah beratus-ratus tahun, karena al-Qur‟an adalah firman Allah Yang Maha
Tahu terhadap rahasia alam, dan tidak mengherankan jika al-Qur‟an mengandung
mukjizat yang lebih banyak.Tetapi, kendati demikian, bukan berarti bahwa Al-Quran
sama dengan kitab ilmu pengetahuan, atau bertujuan untuk menguraikan hakikat-
hakikat ilmiah. Ketika al-Quran memperkenalkan dirinya sebagai tibyanan likulli syay‟i,
bukan maksudnya menegaskan bahwa ia mengandung segala sesuatu, tetapi bahwa
dalam al-Quran terdapat segala pokok petunjuk menyangkut kebahagiaan hidup
duniawi dan ukhrawi.Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan kepada manusia
untuk memperhatikan dan mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh manfaat
dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk mengantarkannya
kepada kesadaran akan keEsaan dan keMahakuasaan Allah SWT. Alam dan segala
isinya beserta hukumhukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki, dan di bawah
kekuasaan Allah SWT serta diatur dengan sangat teliti. Alam raya tidak dapat
melepaskan diri dari ketetapan ketetapan tersebut kecuali jika dikehendaki oleh
Tuhan.Dari sini tersirat bahwa: 1) Alam raya atau elemen-elemennya tidak boleh
disembah, dipertuhankan atau dikultuskan. 2) Manusia dapat menarik kesimpulan-
kesimpulan tentang adanya ketetapan-ketetapan yang bersifat umum dan mengikat
bagi alam raya dan fenomenanya (hukum-hukum alam). 3) Redaksi ayat-ayat
kawniyyah bersifat ringkas, teliti lagi padat, sehingga pemahaman atau penafsiran
terhadap ayat-ayat tersebut dapat menjadi sangat bervariasi, sesuai dengan tingkat

3
kecerdasan dan pengetahuan masing-masing penafsirnya. Kembali kepada masalah
keterkaitan al-Quran dengan ilmu pengetahuan, Quraish Shihab mengatakan : Menurut
hemat kami, membahas hubungan al-Quran dan ilmu pengetahuan bukan dinilai
dengan banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul di dalamnya, dan
bukan pula dengan menunjukkan kebenaran teoriteori ilmiah. Tetapi pembahasan
hendaknya diletakkan pada proporsi yang lebih sesuai dengan kemurnian dan
kesucian al-Quran dan sesuai dengan logika ilmu pengetahuan itu sendiri.Kandungan
yang dapat diambil dari ayat al-Quran di atas adalah adanya petunjuk, landasan dan
motivasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan bagi manusia. Kita perlu ingat
kembali juga kepada surat al-Quran yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah
adalah menunjuk pada perintah mencari ilmu pengetahuan, yaitu dengan
memerintahkan untuk membaca, sebagai kunci ilmu pengetahuan, dan menyebut
qalam sebagai alat transformasi ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman :

‫) ا ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاْل َ ْك َرم‬2( ‫ق‬


ٍ َ‫عل‬ ِ ْ َ‫) َخلَق‬1( َ‫(ا ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّذِي َخلَق‬3)
َ ‫اْل ْن‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬

‫علَّ َم ِب ْالقَلَ ِم‬


َ ‫( الَّذِي‬4( ‫سانَ َما لَ ْم َي ْعلَ ْم‬ ِ ْ ‫علَّ َم‬
َ ‫اْل ْن‬ َ (5)

. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha
pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS al-„Alaq, 96 : 1-5)

Diantara ayat-ayat al-Qur‟an yang juga membahas dasar-dasar sains dan teknologi
adalah surat al-Mu'minuun ayat 12-13 yang berbunyi : ( ْ َ ‫ي ٍ طِ ْ ن ِ م ٍ لَة َل ُ ْ س ن ِ م َ ْ َسن ن ا اْۡ ِل‬
ْ ‫ث ج ( ْْۡي ٍ َكِ ا ٍر م َ َر ق ْ ِِۡف ً َة‬
٢١ ‫ُطف ن ُ لْ َۡ نو َ ع‬ َّ ُُۡ ( َ ٢١ ‫ (ن ْ لَق َ َ ْد خ لَق َ و‬Dan sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah, kemudian
kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
(QS. Al-Mu'minuun, 23: 12-13). Dalam Tafsir Al-Maraghi, dijelaskan bahwa air mani
lahir dari tanah yang tejadi dari makanan, baik yang bersifat hewani maupun nabati.
Makanan yang bersifat hewani akan berakhir pada makanan yang bersifat nabati, dan
tumbuh-tumbuhan lahir dari saripati tanah dan air. Jadi, pada hakikatnya manusia lahir
dari saripati tanah, kemudian saripati itu mengalami perkembangan kejadian hingga
menjadi air mani.Dari keterangan di atas dapat dipetik suatu pelajaran tentang asal

4
kejadian wujud manusia dari mana ia berasal, dan dari hal inilah manusia dapat
mempelajari bagian dari ilmu biologi maupun ilmu kedokteran. Demikian pula dalam
surat al-Nahl ayat 66-67 :

ُ ُ‫ث َبي ِْن ِم ْن ب‬


‫طونِ ِه فِي ِم َّما نُ ْس ِقي ُك ْم لَ ِعب َْرة ً األ ْن َع ِام فِي لَ ُك ْم َو ِإ َّن‬ ٍ ‫صا لَ َبنًا َو َد ٍم فَ ْر‬
ً ‫سائِغًا خَا ِل‬ َ
َ‫اربِين‬ َّ
ِ ‫( ِللش‬66) ‫ت َو ِم ْن‬ َ
ِ ‫ب الن ِخي ِل ث َم َرا‬َّ ُ َّ ْ
ِ ‫س َك ًرا ِمنهُ تَت ِخذونَ َواأل ْعنَا‬ ً ْ
َ ‫سنًا َو ِرزقا‬ َ ‫فِي إِ َّن َح‬
َ‫( َي ْع ِقلُونَ ِلقَ ْو ٍم آل َيةً ذَلِك‬67)
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu
yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya. Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16 : 66-
67)

III. Generasi Terbaik Menurut Al-Hadist

Umat Rasulullah merupakan umat terbaik dari seluruh umat-umat para Nabi
yang diutus sebelum beliau. Meskipun umat Rasulullah datang sebagai yang
terakhir diantara umat-umat lainnya, tetapi di akhirat kelak umat Rasulullah-lah
yang akan memasuki Surga terlebih dahulu di bandingkan dengan umat-umat
lainnya.

Allah telah memberikan pujian kepada umat Rasulullah shallallahu alaihi wa


sallam, dalam firman-Nya :

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..”
(QS. Ali Imran : 110)

Tetapi diantara umat Rasulullah, terdapat beberapa generasi terbaik,


sebagaimana beliau sebutkan dalam sebuah hadits mutawatir, beliau bersabda

5
“Sebaik-baik manusia adalah pada generasiku (yakni sahabat), kemudian
orang-orang yang mengiringinya (yakni tabi’in(, kemudian orang-orang yang
mengiringinya (yakni generasi tabi’ut tabi’in(.” (mutawatir. HR. Bukhari dan yang
lainnya)

Generasi Terbaik Umat Islam

Inilah beberapa generasi terbaik yang beliau sebutkan dalam hadits tersebut :

1. Sahabat

Sahabat adalah orang-orang beriman yang bertemu dan melihat Rasulullah


shallallahu alaihi wa sallam secara langsung serta membantu perjuangan
beliau. Menurut Imam Ahmad, siapa saja diantara orang beriman yang bertemu
dan melihat Rasulullah, baik sebulan, sepekan, sehari atau bahkan cuma
sesaat maka ia dikatakan sebagai sahabat. Derajatnya masing-masing
ditentukan dengan seberapa lama ia menyertai Rasulullah.

Para sahabat merupakan orang-orang yang mewariskan ilmu dari Rasulullah


shallallahu alaihi wa sallam. Diantara sahabat yang terbaik adalah para
Khulafaur Rasyidin, kemudian 10 orang sahabat yang namanya disebutkan
oleh Rasulullah yang mendapatkan jaminan surga.

2. Tabi’in

Tabi’in adalah orang-orang beriman yang hidup pada masa Rasulullah atau
setelah beliau wafat tetapi tidak bertemu dengan Rasulullah dan bertemu serta
melihat para sahabat. Tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan
mewariskan ilmu dari para sahabat Rasulullah.

Salah seorang terbaik dari generasi Tabi’in adalah Uwais Al Qarn, yang pernah
mendatangi rumah Rasulullah untuk mendapatkan kemuliaan menjadi sahabat,
6
tetapi tidak berhasil bertemu dengan beliau. Uwais Al Qarn, pernah disebutkan
secara langsung melalui lisan Rasulullah sebagai orang yang asing di bumi tapi
terkenal di langit. Bahkan Rasulullah memerintahkan sahabatnya, Umar dan Ali,
untuk mencari Uwais dan meminta untuk di doakan, karena ia merupakan
orang yang memiliki doa yang diijabah oleh Allah.

Adapun diantara orang-orang yang tergolong generasi tabi’in lainnya


Yakni Tokoh-tokoh Tabi’in

● Abdul Rahman bin abdillah


● Abu Hanifah
● Abu Muslim al-Khawlani
● Abu Suhail an-Nafi' bin 'Abdul Rahman
● Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr
● Al-Rabi bin Khuthaym
● Ali Akbar
● Ali bin Abu Talha
● Ali bin Husayn (Zain al-'Abidin)
● Alqama bin Qays al-Nakha'i
● Amir bin Shurahabil ash-sha'bi
● Ata bin Abi Rabah
● Atiyya bin Saad
● Fatimah binti Sirin
● Hasan al-Bashri
● Iyas bin Muawiyah al-Muzani
● Masruq bin al-Ajda'
● Muhammad bin al-Hanafiya
● Muhammad bin Wasi' al-Azdi
● Muhammad bin Sirin
● Muhammad al-Baqir
● Muhammad bin Muslim bin Shihab al-Zuhri
● Muhammad bin Munkadir
● Musa bin Nussayr
● Qatadah
● Rabi'ah al-Ra'iy
7
● Raja bin Haywah
● Rufay bin Mihran
● Sa'id bin Jubayr
● Said bin al-Musayyib
● Salamah bin Dinar (Abu Hazim Al-A'raj)
● Salih bin Ashyam al-Adawi
● Salim bin Abdullah bin Umar bin al-Khattab
● Shuraih al-Qadhi
● Tawus bin Kaysan
● Umar bin Abdul-Aziz
● Umm Kulthum binti Abu Bakr
● Urwah bin al-Zubayr
● Uwais al-Qarni

3. Tabi’ut Tabi’in

Tabi’ut tabi’in adalah orang beriman yang hidup pada masa sahabat atau
setelah mereka wafat tetapi tidak bertemu dengan sahabat dan bertemu
dengan generasi tabi’in. tabi’ut tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan
mewariskan ilmu dari para tabi’in.

Diantara orang-orang yang termasuk dalam generasi ini adalah Imam Malik bin
Anas, Sufyan bin Uyainah, Sufyan Ats-Tsauri, Al Auza’i, Al Laits bin Saad dan
yang lainnya.

Merekalah generasi terbaik umat ini, maka selayaknya kita sebagai umat
muslim yang datang belakangan untuk mencontoh dan mengambil ilmu dari
kitab-kitab yang telah mereka tuliskan. Semoga kita bisa mengikuti para
generasi terbaik umat ini.
Tokoh-tokoh Tabi’ut tabi’in

8
 Malik bin Anas
 Al-Auza’iy
 Sufyan Ats-Tsauriy
 Sufyan bin Uyainah Al-Hilaliy
 Al-Laits bin Saad
 Abdullah bin Al-Mubaarok
 Waki’
 Asy Syafi’i
 Abdurrahman bin Mahdiy
 Yahya bin Said Al-Qathan
 Yahya bin Ma’in
 Ali bin Al-Madiniy.

IV. Pengertian Salaf Menurut Al-Hadist

ُ َ ‫سل‬
Menurut bahasa (etimologi(, Salaf ( ‫ف‬ َّ ‫ ( اَل‬artinya yang terdahulu (nenek moyang(,
yang lebih tua dan lebih utama.Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan (‫الر ُج ِل‬
َّ ‫ف‬ُ َ ‫سل‬
َ (
salaf seseorang, maksudnya kedua orang tua yang telah mendahuluinya.Menurut
istilah (terminologi), kata Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari ummat (Islam)
ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan para Imam pembawa
petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang dimuliakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
‫ي ث ُ َّم الَّ ِذيْنَ َيلُ ْونَ ُه ْم ث ُ َّم الَّ ِذيْنَ َيلُ ْونَ ُه ْم َخي ُْر‬
ْ ‫اس قَ ْر ِن‬
ِ َّ‫الن‬. “Sebaik-baik manusia adalah pada masaku
ini (yaitu masa para Sahabat(, kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in(, kemudian
yang sesudahnya (masa Tabi’ut Tabi’in(.” Menurut al-Qalsyani: “Salafush Shalih
adalah generasi pertama dari ummat ini yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang
mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjaga Sunnahnya. Allah
memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallamdan menegak-
kan agama-Nya…”Syaikh Mahmud Ahmad Khafaji berkata di dalam kitabnya, al-
‘Aqiidatul Islamiyyah bainas Salafiyyah wal Mu’tazilah: “Penetapan istilah Salaf tidak
cukup dengan hanya dibatasi waktu saja, bahkan harus sesuai dengan Al-Qur-an dan
As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih (tentang ‘aqidah, manhaj, akhlaq
dan suluk-pent.). Barangsiapa yang pendapatnya sesuai

9
dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah mengenai ‘aqidah, hukum dan suluknya menurut
pemahaman Salaf, maka ia disebut Salafi meskipun tempatnya jauh dan berbeda
masanya. Sebaliknya, barangsiapa pendapatnya menyalahi Al-Qur-an dan As-Sunnah,
maka ia bukan seorang Salafi meskipun ia hidup pada zaman Sahabat, Ta-bi’in dan
Tabi’ut Tabi’in.Penisbatan kata Salaf atau as-Salafiyyuun bukanlah termasuk perkara
bid’ah, akan tetapi penisbatan ini adalah penisbatan yang syar’i karena menisbatkan
diri kepada generasi pertama dari ummat ini, yaitu para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut
Tabi’in. Ahlus Sunnah wal Jama’ah dikatakan juga as-Salafiyyuun karena mereka
mengikuti manhaj Salafush Shalih dari Sahabat dan Tabi’ut Tabi’in. Kemudian setiap
orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan manhaj mereka -di
sepanjang masa-, mereka ini disebut Salafi, karena dinisbatkan kepada Salaf. Salaf
bukan kelompok atau golongan seperti yang difahami oleh sebagian orang, tetapi
merupakan manhaj (sistem hidup dalam ber-‘aqidah, beribadah, berhukum, berakhlak
dan yang lainnya) yang wajib diikuti oleh setiap Muslim. Jadi, pengertian Salaf
dinisbatkan kepada orang yang menjaga keselamatan ‘aqidah dan manhaj menurut
apa yang dilaksanakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat
Radhiyallahu anhum sebelum terjadinya perselisihan dan perpecahan.Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat th. 728 H) berkata: “Bukanlah merupakan aib bagi
orang yang menampakkan manhaj Salaf dan menisbatkan dirinya kepada Salaf,
bahkan wajib menerima yang demikian itu karena manhaj Salaf tidak lain kecuali
kebenaran.”

V. Islam Ajaran Tentang Berbagi serta Keadilan Penegakan Hukum


 Cara Berbagai yang dianjurkan dalam Islam
Sedekah adalah pemberian dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk
mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Sedekah bisa berupa apa saja yang
bermanfaat bagi orang lain. Seperti sedekah uang, makanan, barang, bahkan tenaga.
Jika kita niat tulus karena Allah SWT maka akan mendapatkan pahala disisi allah
SWT. Sedekah juga merupakan salah satu amal shaleh yang diperintahkan oleh Allah
SWT. Dimana orang yang bersedekah akan mendapatkan balasan yang tak terhingga
dari Allah SWT. Banyak sekali keutamaan-keutamaan yang yang diberikan Allah SWT
kepada orang-orang yang mau bersedekah. Berikut diantaranya :

1. Memperkuat Iman
Ibadah menjadi sarana pengabdian hamba terhadap Allah SWT dan sedekah
dalam Islam menjadi salah satu perintah untuk semua umat muslim. Bersedekah
yang

10
dilakukan dengan niat ibadah pada Allah SWT akan semakin menguatkan iman pada
Allah SWT.

2. Meningkatkan Empati Sosial


Sedekah merupakan proses memberikan apa yang kita miliki baik dari materil
ataupun non materil pada orang yang membutuhkan. Bersedekah tersebut tidak hanya
dilakukan untuk membantu orang lain yang sedang kesusahan namun juga melatih
rasa empati kita pada orang lain khususnya pada penerima zakat atau sedekah
tersebut.

3. Menghindari Sikap Kikir


Salah satu sifat buruk yakni kikir harus sangat dihindari sebab sebagai makhluk
sosial, sudah tidak seharusnya kita memiliki sifat sombong dengan beranggapan jika
yang kita miliki adalah karena hasil usaha kita saja tanpa menyadari campur tangan
Allah SWT dalam hal tersebut. Hal buruk ataupun baik yang terjadi pada diri kita harus
disadari jika terdapat campur tangan dari Allah SWT dan juga campur tangan dari
orang lain sehingga keutamaan bersedekah yang kita lakukan akan menjauhkan kita
dari sikap yang kikir.

4. Menyembuhkan Penyakit
Rasulullah SAW bersabda,
“Bentengilah hartamu dengan zakat dalam Islam, obati orang-orang sakit (dari
kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya
bencana.” (H.R. Ath-Thabrani)
“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah!” (HR. Abu Dawud,
dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’(.
Rasulullah SAW sudah bersabda jika kita sebagai manusia harus membentengi
harta dengan cara berzakat atau sedekah sebab dengan cara ini maka penyakit bisa
disembuhkan.

5.Meringankan Sakaratul Maut


Tidak hanya pahala sedekah di hari Jumat yang bisa kita lakukan, namun dengan
melakukan sedekah sesering mungkin. Ini mengartikan kita juga memperingan
kepedihan yang kelak akan kita rasakan saat sakaratul maut. Sebab dengan sedekah,
maka Allah SWT akan menghilangkan perasaan dan sifat sombong dalam Islam dan
egois orang yang melakukan sedekah tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah dari seorang Muslim meningkatkan (hartanya(

di masa kehidupannya. Dan juga meringankan kepedihan saat maut (Sakaratulmaut),


dan melaluinya (sedekah( Allah menghilangkan perasaan sombong dan egois.” (Fiqh-
us-Sunnah vol. 3, hal 97)

6. Mengabulkan Hajat
Selain dengan cara shalat hajat, untuk anda yang memiliki hajat tertentu dan ingin
segera dikabulkan, maka cara yang bisa ditempuh adalah melakukan sedekah.
“Barang siapa berniat sedekah, kecepatan Allah membalasnya lebih dari kecepatan
gerakan sedekahnya.” (Hadist Qudsi(

7. Menjauhkan Bencana
Sedekah juga akan memberikan hikmah yang luar biasa bagi pelakunya yakni

11
menjauhkan diri orang tersebut dari segala macam bahaya sekalipun pelaku sedekah
tersebut adalah seorang pendosa, kafir bahkan zhalim dan bisa menghadapi musibah
dalam Islam dengan baik sebab Allah SWT akan menjauhkan bencana dari orang yang
melakukan sedekah tersebut.

8. Memperbanyak Rezeki
Jika kita mengeluarkan sedekah berupa materil atau non materil, ada hikmah
berharga yang bisa kita dapatkan yakni mendapatkan rezeki yang lebih banyak lagi
karena perbuatan sedekah tersebut, apalagi bila diikuti juga dengan dzikir pembuka
rezeki.
Rasulullah SAW pernah bersabda “Turunkanlah (datangkanlah( rezekimu (dari Allah(
dengan mengeluarkan sedekah.” (HR. Al-Baihaqi)

9. Memperoleh Naungan Hari Kiamat


Hal yang perlu diingat adalah naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat
menurut Islam kelak merupakan sedekah yang sudah dilakukan.
“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panas kubur bagi pelakunya. Sungguh
pada hari kiamat, seorang mukmin akan berlindung di bawah naungan sedekahnya.”
(Silsilah As-Shahihah, 3484)

10. Menghapus Dosa


Sedekah juga akan menghapus dosa besar dalam Islam yang sudah kita perbuat
meskipun dosa tersebut tidak dihapuskan begitu saja. Namun tetap harus disertai
dengan perbuatan yang baik dan juga taubat.
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-
Tirmidzi).

11. Pemisah Diri Dari Neraka


Bersedekah tidak hanya bisa dilakukan dengan memberikan uang namun juga
pakaian, makanan dan hal lainnya. Sedekah yang diberikan ini akan menjadi pemisah
kita dengan api neraka saat kiamat datang.
Nabi bersabda: “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah(
sebutir kurma“. (Muttafaqun ‘alaih(

12. Memperpanjang Umur


“Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat
mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah(, Allah akan menghilangkan darinya
sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri“. (HR. Thabrani(.

Ajaran Islam untuk berbagi ini tercantum dalam QS Ali Imran ayat 92.

‫َىءٍ مِ ن تُن ِفقُوا َو َما ۚ تُحِ بُّونَ مِ َّما تُن ِفقُوا َحتَّى ْٱلبِ َّر تَنَالُوا لَن‬
ْ ‫ٱّللَ فَإِ َّن ش‬
َّ ‫علِيم بِ ِهۦ‬
َ

12
Artinya:
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta
yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah
Maha Mengetahui."

 Hukum dan keadilan dalam Islam

Menurut M. Natsir (demokrasi dibawah hukum cet.III, 2002) adalah suatu penegasan,
ada undang-undang yang disebut Sunnatullah yang nyatanyata berlaku dalam
kehidupan manusia pada umumnya. Perikehidupan manusia hanya dapat berkembang
maju dalam berjama’ah (Society(. Man is born as a social being. Hidup perorangan dan
hidup bermasyarakat berjalin, yang satu bergantung pada yang lain. Kita mahluk sosial
harus berhadapan dengan berbagai macam persoalan hidup, dari persoalan rumah
tangga, hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara, berantara negara, berantar
agama dan sebagainya, semuanya problematika hidup duniawi yang bidangnya amat
luas. Maka risalah Muhammad Saw, meletakkan beberapa kaidah yang memberi
ketentuan-ketentuan pokok guna memecahkan persoalan-persoalan. Kestabilan Hidup
bermasyarakat memerlukan tegaknya keadilan lanjut M. Natsir. Tiap-tiap sesuatu yang
melukai rasa keadilan terhadap sebagian masyarakat, maka bisa merusak kestabilan
secara keseluruhan. Menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakat dan bangsa
diawali dengan kedaulatan hukum yang ditegakkan. Semua anggota masyarakat
berkedudukan sama di hadapan hukum. Jadi di hadapan hukum semuanya sama,
mulai dari masyarakat yang paling lemah sampai pimpinan tertinggi dalam Negara.
“Dan janganlah rasa benci kamu kepada suatu golongan menyebabkan kamu tidak
berlaku adil. Berlaku adilah, karena itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah
kepada Allah karena sesungguhnya Allah amat mengetahui apa yang kamu
kerjakan”(QS.5:8(. “Dengarlah dan taatilah sekalipun andaikata yang menjalankan
hukum atasmu seseorang budak Habsyi yang kepalanya seperti kismis selama
dijalankannya hukum Allah Swt”. (H.R.Buchori dari Anas(

Allah SWT memerintahkan kita untuk menegakkan keadilan seperti termaktub dalam
firman-Nya.

‫ظكُ ْمِلَعَلَّ ُك ْمِتَذَ َّك ُرون‬


ُ ‫ِو ْٱلبَ ْغىِِۚيَع‬
َ ‫ِو ْٱل ُمنكَر‬
َ ‫شآء‬ ْ ‫عن‬
َ ْ‫ِٱلفَح‬ ْ ‫ِوإيتَآئِذ‬
َ ‫ىِٱلقُ ْرِبَ َٰى‬
َ ِ‫ِويَ ْن َه َٰى‬ َ ‫ِٱَّللِيَأْ ُم ُرِب ْٱلعَدْل‬
َ َٰ ْ‫ِو ْٱْلح‬
َ ‫سن‬ َ َّ ‫َإ َّن‬
13
'Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang melakukan perbuatan keji, kemunkaran,
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran' (QS An Nahl:90).
Menegakkan keadilan dapat dilakukan siapa saja, bukan saja oleh hakim di
pengadilan, polisi, jaksa, atau pun pejabat negara. Paling tidak, kita bisa dengan selalu
berkata benar, memberitakan atau memberikan keterangan dan kesaksian yang benar
dalam suatu perkara.Jangan karena benci atau terlalu senang dengan seseorang, kita
berlaku tidak jujur, berkata tidak benar, dan berbuat tidak adil, apalagi menjadi saksi di
pengadilan untuk suatu perkara yang dilakukan di bawah sumpah 'Demi Allah'.
Sungguh besar dosanya jika memberikan keterangan yang tidak benar.
Alquran menggunakan beberapa kata yang berbeda untuk makna keadilan, yaitu
kata qist, mizan, haq, wasatha, dan adl. Kesemua kata tersebut dalam makna yang
berbeda dapat ditujukan pada makna adil atau keadilan.Kata qist mengandung makna
keadilan yang dikaitkan dengan kebenaran. Seperti halnya juga kata haq, yaitu
kebenaran yang juga dapat bermakna keadilan
Menegakkan keadilan dalam hubungan antara sesama manusia harus dilakukan
dengan hati yang bening dan bersih. Janganlah karena kebencian atau ketidaksukaan
terhadap suatu kaum atau kelompok, kita berlaku tidak adil.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Abdurrahim, Muhammad, Imaduddin, Kuliah Tauhid, (Jakarta: Yayasan Sari


Insan, 1989), h. 16-21, 54-56.

2. Al-Ghazali, Muhammad Selalu Melibatkan Allah, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu


Semesta, 2001), h. 28-39.

3. Jusuf, Zaghlul, Dr, SH., Studi Islam, (Jakarta: Ikhwan, 1993), h. 26-37.

4. Kadir, Muhammad Mahmud Abdul, Dr. Biologi Iman, (Jakarta: al-Hidayah,


1981), h. 9-11.

5. Khan, Waheduddin, Islam Menjawab Tantangan Zaman, (Bandung: Penerbit


Pustaka, 1983), h. 39-101.

6. Suryana, Toto, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Tiga Mutiara, 1996), h.


67-77.

7. Daradjat, Zakiah, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,


1996), h. 55-152.

8. https://kumparan.com/hijab-lifestyle/mengenal-tabiin-dan-tabiut-tabiin-
1540298896607695377/full
9.https://www.google.com/search?safe=strict&hl=id&biw=1366&bih=568&ei=z-
aUX8a1LsKprtoPmMmHuAs&q=keutamaan+berbagi+dalam+islam&oq=keutamaan+b
erbagi+dalam+&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQARgAMgIIADIGCAAQFhAeOgQIABBHUMl_
WPuMAWDomAFoAHACeACAAWSIAcwEkgEDNi4xmAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpesg
BCMABAQ&sclient=psy-ab

10.https://www.google.com/search?q=ajaran+tentang+berbagi+dalam+islam&safe=str
ict&hl=id&source=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwidtbvm287sAhWVSH0KHUMhAcQQ_A
UICigA&biw=1366&bih=568&dpr=1

11.https://www.google.com/search?safe=strict&hl=id&biw=1366&bih=568&ei=u96UX9u
THIewrQHNwL3AAw&q=definisi+salaf+menurut+hadis&oq=definisi+salaf+menurut+ha
dis&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzoECAAQR1DKMljTN2DeO2gAcAJ4AIABhgGIAd0BkgE
DMS4xmAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpesgBCMABAQ&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwib3f-c1c7sAhUHWCsKHU1gDzgQ4dUDCAw&uact=5

15

Anda mungkin juga menyukai