Cinta, Mawaddah, Warahmah
Cinta, Mawaddah, Warahmah
21 Nopember 2010
Cinta saja tak cukup untuk membentuk sebuah keluarga. Banyak faktor luar
dan dalam yang menyertai proses pembentukan suatu keluarga. Jika hanya
bermodalkan cinta, lantas akan menjadi keluarga yang seperti apakah
nantinya?
Ketika perasaan cinta sudah mulai pudar, kejenuhan pada pasangan mulai
terasa, ditambah tekanan pekerjaan, kesibukan luar, dan sebagainya.
Cinta bukanlah hal yang dapat dipaksakan. Tak ada perasaan cinta pada
pasangan bukan berarti rumah tangga berakhir. Ingatlah rumah tangga
dibangun dengan menyebut nama Allah.
Ketika cinta pudar, masih ada mawaddah, yakni rasa kasih sayang. Tak ada
cinta bukan berarti tak sayang. Peliharalah rasa sayang kepada pasangan,
dengan niat karena Allah ta’ala untuk mempertahankan rumah tangga.
Ketika tak ada mawaddah, masih ada warahmah, yang berkaitan dengan
kewajiban. Kewajiban seorang suami kepada istri dan sebaliknya. Tak ada
rasa sayang, kembalilah kepada kewajiban yang muncul sebagai akibat
mengucap janji atas nama Allah di depan penghulu.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
(Ar Ruum : 21)