Anda di halaman 1dari 5

perc 9

Komunitas

Secara genetika, individu-individu adalah anggota dari suatu populasi setempat dan

secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Bagian terbesar dari ekositem

adalah terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang secara bersama-sama

membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut dengan komunitas.

Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi

dan interaksi satu dengan yang lain. Komunitas terdiri dari berbagai organisme-

organisme dan saling berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Kesatuan dari

berbagai organisme itu dapat merupakan perwakilan misalnya dari jenis-jenis tropis.

Atau dapat juga dikatakan bahwa komunitas adalah sekelompok makhluk-makhluk

hidup dari berbagai jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Ringkasnya

komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme

yang hidup bersama ini sering disebut komunitas biotik (Zoer’aini, 1996).

Whittaker (1970) mengemukakan bahwa ada tiga konsep yang dapat diterapkan

dalam mengamati pola komunitas. Pertama, apa yang dinamakan gradasi komunitas

(community gradient, coenecline) yaitu konsep yang dinyatakan dalam bentuk

populasi. Kedua, konsep gradasi lingkungan (environmental gradient) yang

menyangkut sejumlah faktor lingungan yang berubah secara bersama-sama.

Umpamanya saja, dalam gradasi elevasi (elevation gradient) termasuk faktor-faktor

penurunan suhu rata-rata, pertambahan curah hujan, pertambahan kecepatan angin

dan sebagainya, kea rah ketinggian yang meningkat, Faktor-faktor ini secara

menyeluruh mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan, dan sangat sulit

menentukan faktor mana sebenarnya yang paling penting dalam sebuah populasi,

tanpa eksperimen kelompok faktor lingkungan berubah secara bersama-sama.

Sepanjang perubahan tersebut terjadi pula perubahan komunitas, dan tentunya


populasi dalam komunitas ini dipengatuhi pula (Resosoedarmo, 1992).

Mempelajari komunitas dari sudut bentuk-bentuk kehidupan dapat membantu kita


untuk mengerti fungsi dari organisme itu dalam komunitas. Dalam struktur komunitas
perlu dipelajari tentang jenis, bagaiman susunannya, bagaimana penyebaran jenis
tersebut dalam struktur komunitas, bagaimana jenis-jenis itu bersama-sama
membentuk komunitas sebagai keseluruhannya. Dalam mempelajari komunitas
pertama-tama perlu dipeljari bentuk dan strukturnya, baru kemudian hubungannya
dengan lingkungan dan fungsinya (Zoer’aini, 1996).

Komunitas adalah kumpulan dari populasi-populasi yang terdiri dari species


berbeda yang menempati daerah tertentu. komunitas dapat diklasifikasikan
berdasarkan bentuk atau sifat struktur utama seperti species dominan, bentuk-bentuk
hidup atau indikator-indikator, habitat fisik dari komunitas, dan sifatsifat atau tanda-
tanda fungsional

Keaneka ragaman komunitas

Organisme yang hidup di suatu tempat, baik yang besar maupun yang kecil,

tergabung dalam suatu persekutuan yang disebut komunitas biotik. Suatu komunitas

biotik terikat sebagai suatu unit oleh saling ketergantungan anggota-anggotanya.

Suatu komunitas adalah suatu unit fungsional dan mempunyai struktur yang pasti.

Tetapi srtuktur ini sangat variabel, karena jenis-jenis komponennya dapat

dipertukarkan menurut aktu dan ruang. Komunitas biotik terdiri atas kelompok kecil,

yang anggota-anggotanya lebih akrab lagi satu sama lain, sehingga kelompok kecil itu

merupakan unit ynag kohesif. Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai

tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat

tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat

organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari

spesies sampai ekosistem (Rososoedarmo, 1990).

            Keanekaragaman yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki

kompleksitas yang tinggi. Komunitas yang tua dan stabil akan mempunyai

keanekaragaman jenis yang tinggi. Sedangkan suatu komunitas yang sedang

berkembang pada tingkat suksesi mempunyai jumlah jenis rendah daripada komunitas
yang sudah mencapai klimaks. Komunitas yang memiliki keanekaragaman yang

tinggi lebih tidak mudah terganggu oleh pengaruh lingkungan. Jadi dalam suatu

komunitas dimana keanekaragamannya tinggi akan terjadi interaksi spesies yang

melibatkan transfer energi, predasi, kompetisi dan niche yang lebih kompleks (Umar,

2013).

Keanekaragaman alami atau keanekaragaman hayati, atau biodiversitas, adalah

semua kehidupan di atas bumi ini—tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme

serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi

di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman

genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang

ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan lainnya. Keanekaragaman hayat

lazim dianggap memiliki tiga tingkatan yang berbeda: keanekaragaman genetik,

keanekaragaman spesies dan keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman genetik

merujuk kepada berbagai macam informasi genetik yang terkandung di dalam setiap

makhluk hidup. Keanekaragaman genetik terjadi di dalam dan di antara populasi-

populasi spesies serta di antara spesies-spesies. Keanekaragaman spesies merujuk

kepada keragaman spesies-spesies yang hidup. Keanekaragaman ekosistem berkaitan

dengan keragaman habitat, komunitas biotik, dan proses-proses ekologis, serta

keanekaragaman yang ada di dalam ekosistem-ekosistem dalam bentuk perbedaan-

perbedaan habitat dan keragaman proses-proses ekologis (Henry,2007).

Populasi organisme terdapat di berbagai tempat seperti di kolam, danau, laut ataupun

dihutan. Sekumpulan individu yang sejenis disebut dengan populasi. Individu berasal

dari bahasa latin yang artinya tidak dapat dibagi. Jadi, Individu adalah kesatuan

makhluk hidup yang tidak dapat dibagi. Contoh individu adalah seekor kucing, seekor

ayam, seorang manusia. Antara satu populasi dengan populasi lainnya terjadi interaksi
secara langsung maupun tidak langsung. Sekumpulan populasi dari dua atau lebih

jenis yang berbeda yang terdapat di suatu tempat pada suatu waktu tertentu disebut

komunitas (Soerianegara,1988).

Secara garis besar komunitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai

berikut (Soerianegara,1988).

1.      Komunitas perairan terdiri atas populasi dari berbagai jenis organisme yang

seluruh anggotanya hidup di dalam air, baik di air tawar, di payau, atau di air asin.

Karakteristik biogeokimia lingkungan perairan mempengaruhi keragaman kehidupan

jenis organisme penghuninya. Dalam komunitas perairan itu sendiri terdapat

komunitas bentos yang terdiri atas hewan-hewan yang melekat pada dasar perairan,

komunitas plankton yang merupakan organisme kecil yang terapung dan gerakannya

tergantung arus, dan neuston yang anggotanya bergerak di permukaan air.

2.      Komunitas daratan terdiri atas populasi organisme yang seluruh hidupnya terdapat

di atas daratan. Komunitas ini dapat dibedakan atas komunitas daratan berair, seperti

hutan rawa, hutan magrove, dan habitat daratan kering. Setiap organisme hidup

(biotik) di lingkungan atau di suatu daerah berinteraksi dengan faktor-faktor fisik dan

kimia yang biasa disebut faktor biotik (yang tidak hidup). Faktor biotik dengan

abiotik saling mempengaruhi atau saling mengadakan pertukaran material yang

merupakansuatu sistem. Disebut sistem karena penyebaran organisme hidup di dalam

lingkunagn tidak terjadi secara acak, menunjukkan suatu “keteraturan” sesuai dengan

kebutuhan hidupnya. Setiap sistem yang demikian disebut ekosistem. Jadi komunitas

dengan lingkungan fisiknya membentuk ekosistem

Faktor yang mempengaruhi keaneka ragaman komunitas


Dalam ekosistem alami semua makhluk hidup berada dalam keadaan
seimbang dan saling mengendalikan sehingga tidak terjadi hama. Di ekosistem
alamiah keragaman jenis sangat tinggi yang berarti dalam setiap kesatuan ruang
terdapat flora dan fauna tanah yang beragam. Sistem pertanaman yang
beranekaragam berpengaruh kepada populasi spesies hama (Oka, 1995).
Menurut Krebs (1978), ada 6 faktor yang saling berkaitan menentukan
derajat naik turunnya keragaman, jenis yaitu :
a) Waktu, keragaman komunitas bertambah sejalan waktu, berarti komunitas tua
yang sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme dari pada
komunitas muda yang belum berkembang. Waktu dapat berjalan dalam ekologi
lebih pendek atau hanya sampai puluhan generasi
b) Heterogenitas ruang, semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin
kompleks komunitas flora dan fauna disuatu tempat tersebar dan semakin
tinggi keragaman jenisnya.
c) Kompetisi, terjadi apabila sejumlah organisme menggunakan sumber yang
sama yang ketersediannya kurang, atau walaupun ketersediannya cukup,
namun persaingan tetap terjadi juga bila organisme-organisme itu
memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang lain atau
sebaliknya.
d) Pemangsaan, untuk mempertahankan komunitas populasi dari jenis persaingan
yang berbeda di bawah daya dukung masing-masing selalu memperbesar
kemunginan hidup berdampingan sehingga mempertinggi keragaman. Apabila
intensitas dari pemangsaan terlalu tinggi atau rendah dapat menurunkan
keragaman jenis.
e) Kestabilan iklim, makin stabil, suhu, kelembaban, salinitas, pH dalam suatu
lingkungan tersebut. Lingkungan yang stabil, lebih memungkinkan
keberlangsungan evolusi.
f) Produktifitas, juga dapat menjadi syarat mutlak untuk keanekaragaman yang
tinggi.
Keenam faktor ini saling berinteraksi untuk menetapkan keanekaragaman jenis
dalam komunitas yang berbeda. Keanekaragaman spesies sangatlah penting dalam
menentukan batas kerusakan yang dilakukan terhadap sistem alam akibat turut
campur tangan manusia (Michael, 1995).

Anda mungkin juga menyukai