Anda di halaman 1dari 1

Dalam menyusun RKA-K/L agar mengacu pada :

a. Postur anggaran telah ditetapkan melalui keputusan Menteri Hukum dan HAM;
b. Pelaksanaan tugas dalam pengelolaan urusan administrastif dan fasilitatif termasuk penyusunan
RKA-K/L seluruh program masing-masing divisi yang ada pada Satuan Kerja Kantor Wilayah
menjadi tanggung jawab Divisi Administrasi;
c. Alokasi anggaran masing-masing satuan kerja dan divisi, mengacu pada alokasi anggaran yang
telah ditetapkan oleh Unit Eselon I penanggung jawab program(berdasarkan jenis belanja dan
sumber pendanaan) yang disampaikan melalui surat Sekretaris Jenderal ke Kantor Wilayah dan
merupakan batas tertinggi yang dapat dialokasikan;
d. Kebijakan umum perencanaan dan penganggaran megacu pada peraturan yang telah ditetapkan
oleh Kemnterian Keuangan;
e. Kebijakan Restrukturisasi Program dan Kegiatan, menggunakan pendekatan Kerangka
Pengeluaran angka Menengah, Penganggaran Terpadu dan Penganggaran berbasis kinerja;
f. Menggunakan aplikasi RKA-K/L yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan;
g. Standar Biaya Masukan(SBM), Standar Biaya Keluaran(SBK), dan Standar Biaya Masukkan
Lainnya(SBNL) yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan sebagai batas tertinggi dalam
pengalokasian anggaran per kegiatan;
h. Standar Biaya yang tidak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan, Ketentuan yang ditetapkan
oleh Unit Eselon I dan berdasarkan kondisi riil (at cost) akan dilengkapi dengan data pendukung;
i. Alokasi belanja operasional yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang merupakan
pagu yang tidak dapat dikurangi dan/atau dialihkan ke belanja non operasional pada masing-
masing satuan kerja;
j. Kebijakan belanja non operasional mengutamakan pengalokasiann anggaran pada kegiatan
prioritas yang mendukung indicator kinerja utama(outcome) setiap program sesuai postur
anggaran dan petunjuk teknis;
k. Hal-hal dibatasi yaitu anggaran perjalanan dinas, paket meeting, honorarium tim/kegiatan,
Rapat Dalam Kantor(RDK), dan Sewa Kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai