Anda di halaman 1dari 6

Nama : Galuh Ajeng Kartika Budiharto

NIM : 119260104
Kelas : Agama dan Etika Islam RI

Resume Pertemuan 1-6

1. Pendidikan Agama Islam


Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia, yakni meningkatkan
martabat manusia ke arah manusia ideal yang dikehendaki, Dengan pendidikan
manusia bisa memiliki pengetahuan yang lebih luas baik itu ilmu agama, filsafah,
sosial, fisika dan lainnya.
Tujuan adanya pendidikan agama di tingkat mahasiswa, agar mereka bisa
lebih taat menjalani perintah agama, mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan
sehari-hari karana ilmu agama yang benar akan membawa manusia ke jalan yang
lebih baik.

2. Aqidah Islam
Definisi aqidah secara etimologis, berarti keyakinan, Sedangkan secara
terminologis, berarti kebenaran aksiomatik yang diterima oleh manusia dengan
keyakinan penuh, dan menjadi landasan dalam beramal. Aqidah memiliki dua sumber
yaitunya Al-Quran dan As-Sunnah.
Aqidah memliki fungsi sebagai dasar atau fondasi seseorang dalam
menjalankan dan melaksanakan ajaran-ajaran agamanya dengan baik, semakin kuat
aqidah seseorang mungkin akan membuat dia semakin baik dalam mengamalkan
ajaran agamanya.
Intisari dari aqidah Islam adalah dua kalimat syahadat ; ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل هللاُ َوأَ ْشهَ ُد‬
ِ‫ أَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬. Intisari dari kalimat syahadat yang pertama adalah bahwasanya tidak
adalagi tuhan selain allah, allah satu-satunya tuhan yang harus kita sembah dan ikuti
perintahnya dan kita jauhi larangannya. Sedangkan intisari dari kalimat syahadat yang
kedua adalah penyempurnaan kalimat syahadat yang pertama tidak sah untuk
menyembah Allah kecuali dengan syari'at dan wahyu yang disampaikan oleh Allah
melalui Rasul-Nya (Muhammad s.a.w).
3. Mengenal Allah
Ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan tentang mengenal Allah Rabbul
Alamin di antaranya adalah Q.S. Ar Ra’du (13) ayat 16, Q.S. Al An’am (6) ayat 12,
Q.S. Al An’am (6) ayat 19, Q.S. An Naml (27) ayat 59, Q.S. An Nur (24) ayat 35,
Q.S. Al Baqarah (2) ayat 255. Ma’rifatullah juga didukung dengan dalil-dalil yang
kuat diantaranya dalil naqli yaitu dalil yang berasal dari A-Quran, dalil aqli yaitu dalil
yang berasal dari akal pikiran, dan dalil fitri.
Manfaat yang akan kita dapat karena mengenal Allah untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan yaitu mendapatkan kemerdekaan atau kemerdekaan yang
sejati, mendapatkan rasa tentram yang sejati (pikiran dan hati), mendapat keberkahan
dari Allah, diberikan kehidupan dan penghidupan yang lebih baik oleh Allah,
mendapatkan ridha Allah, dan Insya Allah akan berbuah surga.

4. Thaharah
Definisi thaharah secara bahasa adalah mensucikan diri dari semua kotoran.
Sedangkan secara terminologi adalah menhilangkan hadast , najis dan kotoran denga
air atau tanah bersih. Thaharah menurut istilah adalah menghilangkan kotoran yang
masih melekat di badan yang membuat tidak sahnya sholat dan ibadah yang lain.
Hukum thaharah ini berada pada ayat Al-Maidah ayat 6 dan masih banyak ayat-ayat
dan hadist-hadist yang membahas tentang thaharah ini.
Syarat wajib thaharah adalah islam, berakal, baligh, sudah masuk sholat, tidak
lupa, tidak terpaksa, sudah berhenti darah haid dan nifas, menggunakan air atau debu
tanah yang suci.
Thaharah dari segi bentuknya dibagi menjadi dua yaitu thaharah halakiyah dan
thaharah hukmiyah. Thaharah halakiyah adalah bersuci dari kotoran dan najis yang
ada di badan, sedangkan thaharah hukmiyah adalah mensucikan diri dari hadast kecil
dan hadast besar. Thaharah hukmiyah dibagi lagi menjadi 3 yaitu thaharah kubra
(bersuci dari hadast besar seperti junub, haid, dan nifas), thaharah sughra (bersuci dari
hadast kecil seperti BAK, BAB, buang angin, madzi, dan wadzi), dan pengganti dari
keduanya ketika uzur yaitu dengan tayamum.
Sedangkan dari segi wujudnya thaharah dibagi menjadi dua yaitu thaharah
dzahir (berwudhu atau mandi menggunakan air), dan thaharah batin (membersihkan
hati dari sifat-sifat negatif).
Salah satu media yang digunakan untuk thaharah adalah air. Air dibagi
menjadi 4 yaitu :
a. Air mutlak (suci mensucikan) adalah air yang masih murni dan tidak
tercampur dengan sesuatu.
b. Air musyammas (suci mensucikan tetapi makruh) adalah air yang
dipanaskan terik matahari.
c. Air musta’mal (suci tidak mensucikan) adalah air yang sudah dipakai
bersuci sebelumnya.
d. Air mutanajis (air najis tidak mensucikan) adalah air yang sudah
kemasukan najis.
Najis menurut syariat islam adalah benda yang kotor dan telah ada dalil yang
menetapkannya. Najis wajib dibersihkan menurut cara-cara yang telah ditentukan oleh
syara’ karena akan menjadi penghalang dalam beribadah kepada Allah. Najis dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Najis Mukhoffafah (najis ringan). Contohnya air kencing bayi laki-laki
yang belum berusia 2 tahun dan belum makan apapun kecuai ASI ibunya.
Mensucikannya cukup dengan memercikkan air ke bagian tubuh (badan)
yang terkena najis.
b. Najis Mutawassithoh (najis sedang). Contohnya kotoran manusia, darah
haid, madzi, wadi, nanah bercampur darah, darah keluar dengan jumlah
banyak, khamr, kotoran hewan, bangkai hewan kecuali bangkai ikan dan
belalang, dan muntahan. Cara mensucikannya dengan dialiri air sampai
hilang bau, warna, dan rasanya.
c. Najis Mughollazoh (najis berat). Contohnya babi, air liur anjing, hewan
keturunan babi dan anjing. Cara mensucikannya dicuci dengan 7basuhan
setelah menghilangkan bentuknya, dan satu kali dibersihkan dengan
menggunakan tanah.

5. Sholat
Secara bahasa shalat adalah berasal dari kata bahasa Arab yang bearti Doa.
Sedangkan menurut istilah shalat merupakan serangkaian ibadah khusus atau tertentu
yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Menurut hakikatya
shalat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah SWT, yang bisa melahirkan rasa takut
kepada Allah dan bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap jiwa
terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Dalil dan dasar hukum sholat dalam Al-Qur’an tercantum dalam surat Al-
Ankabut ayat 45 yang berbunyi :
ُؕ‌‫ ُر‬Yَ‫ ِذ ۡك ُر هّٰللا ِ اَ ۡكب‬Yَ‫ر‌ؕ َول‬Y ۡ ۡ َ ‫ۡت ُل َم ۤا اُ ۡو ِح َى اِلَ ۡي‬
ِ ‫ك ِمنَ ۡال ِك ٰت‬
ٰ َّ ‫ب َواَقِ ِم الص َّٰلوةَ‌ؕ اِ َّن‬
ِ Y‫ٓا ِء َوال ُم ۡن َك‬Y‫لوةَ ت َۡن ٰهى َع ِن الفَ ۡح َش‬Y‫الص‬
ۡ ‫َوهّٰللا ُ يَ ۡعلَ ُم َما ت‬
َ‫َصنَع ُۡون‬
Artinya; “Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad)
dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan
mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya
dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Ankabut
: 45).
Sholat Fardu adalah sholat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Sholat
fardu terbagi menjadi 2 bagian yaitu;
a. Fardu ain adalah kewajiban yang diwajibkan dan tidak boleh ditinggalkan
jika ditinggalkan berdosa seperti sholat lima waktu dan sholat jum’at (bagi
laki-laki).
b. Fardu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak
langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban akan menjadi sunnah
setelah ada orang yang mengerjakannya seperti; sholat jenazah.
Selain sholat fardu’, ada juga sholat sunnah (sholat nafilah) adalah sholat yang
dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan untuk mengerjakannya.
Sholat nafilah dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Nafil muakad : sholat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat
(hampir mendekati wajib), seperti sholat dua hari raya, sholat sunah witir,
dan sholat sunah thawaf.
b. Nafil ghairu muakad : sholat snuah yang dianjurkan tanpa penekanan yang
kuat, seperti sholat sunah rawatib, sholat sunah yang sifatnya insidentil
(tergantung waktu dan keadaan seperti sholat gerhana).
Ada beberapa rukun sholat yang wajib diketahui yaitu niat, berdiri (bila
mampu) diperbolehkan duduk atau berbaring, takbiratul ihram, membaca surat Al-
Fatihah pada setiap raka’at, ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, duduk
tasyahud akhir, membaca tasyahud akhir, membaca shalawat nabi, mengucap salam
pertama, dan tertib (dilaksanakan secara runtut).
Dalam sholat ada syarat wajib dan syarat sah sholat. Syarat wajib di antaranya
adalah muslim, berakal sehat, baligh, suci dari hadas kecil dan hadas besar, dan sadar
(tidak sedang mabuk). Sedangkan syarat sah sholat adalah telah masuk waktu sholat,
menghadap kiblat, menutup aurat, suci badan, tempat, dan pakaian yang digunakan
dari najis dan mengetahui tata cara pelaksanaannya.
6. Zakat
Menurut bahasa zakat berasal dari kata zaka yang berarti Tumbuh , Berkah
Bersih dabn Baik. Menurut ilmu fiqih, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan allah untuk diserahkan kepada orang yang berhak dan membutukan.
Menurut UU No23/2011 Pasal 1 ayat 2, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan
oleh seorang muslim dan badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syari’ah Islam. KHES Pasal 668 ayat 2 berisi bahwa
zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau lembaga yang
memiliki oleh muslim untuk diberikan kepada orang berhak menerimanya.
Zakat adalah dasar prinsip untuk menegakan struktur social Islam. Zakat
bukanlah derma atau sedekah biasa , melainkan iuran wajib sebagai seiorang muslim
karana merupakan sebuah perintah Allah yang harus dilaksanakan . Hukum wajib
sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya :“Dan dirikanlah sholat dan
tunaikanlah zakata dan apa-apa yang kmu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu
kamu akan mendapat pahalah pada sisi Allah” , ( Al-Baqarah Ayat 110) dan masih
banyak lagi dalil yang membahas tentang zakat.
Tujuan dan manfaat berzakat adalah sebagai berikut :
a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membentunya keluar dari kesulitan
hidup serta penderitaan.
b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin,
ibnu sabil dan mustahiq lainnya
c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat islam dan
manusia pada umunya.
d. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba dari pemilik harta.
e. Membersihkan diri dari sifat dengki dan iri.
f. Menjembatani jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin dalam
suatu masyarakat.
g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada mereka yang
mempunyai harta kekayaan.
h. Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan
hak orang lain yang ada padanya.
i. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.
Golongan yang berhak menerima zakat adalah fakir, miskin, riqab (hamba
sahaya), gharim (mempunyai hutang), mualaf, fisabilillah, ibnu sabil, dan amil zakat.
Macam-macam zakat terdiri dari :
a. Zakat fitrah : zakat diri yang dikeluarkan oleh setiap umat muslim yang
hidup sebagian di bulan ramadhan dan sebagian bulan syawal. Berupa
makanan pokok sebanyak 2,5 kg atau 3,1 liter, atau berupa uang seharga
makanan pokok tersebut.
b. Zakat mal : zakat yang berhubungan dengan harta atau zakat yang
diwajibkan atas suatu harta dengan jumlah dan mencapai nisab tertentu.
Harta benda yang wajib dizakati adalah binatang ternak, emas (96 gram)
dan perak(672 gram) zakat sebanyak 2,5%, biji-bijian dan buah-buahan
(10% jika dengan air hujan, dan 5% jika air dibeli atau memakai upah),
harta terpendam, dan hasil tambang (2,5% jika sudah mencapai 1 nisab).

Anda mungkin juga menyukai