1.1 Latar Belakang
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya pemuliaan
tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang
sering digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen,genotif, fenotif, resesif, dominan, alela,
homozigot, heterozigot, dan alel.
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk
melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang
yang berbiak secara seksual, individu beru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang
disumbangkan oleh dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Gen adalah
zarah penentu sifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada kromosom dan mempunyai
pasangan yang disebut alel.
Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas
sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma darah.
Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh).
Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah
dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan
aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya
antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darahseseorang. Sistem
tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan,yaitu, A, B, AB, dan O .
Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalahmengetahui
tekhnik uji golongan darah dan membuktikan golongan darah O adalah golongan darah yang
terbanyak di dunia dengan menggunakan sampel darah dari tiap-tiap kelompok.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan yaitu:
1. Untuk mengetahui tekhnik uji golongan darah.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum yang dilakukan yaitu:
1. Bisa dan tahu menguji golongan darah pada seseorang.
2. Bisa dan tahu membedakan golongan darah A, B, AB, dan O.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk
melakukan reproduksi dan dengan demikian dia dapat melestarikan jenisnya. Dalam reproduksi
genetatif, sel-sel gamet yang terdiri atas sel telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata
rantai penghubung antara induk dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat keturunan
(Prawirohartono, 1995).
Sel telur dan sel sperma memberikan saham yang sama dalam mewariskan sifat
keturunan sifat tersebut kepada keturunannya. Penurunan sifat dari induk kepada keturunannya
dikenal dengan istilah hereditas (Prawirohartono, 1995).
Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan
tanaman dan hewan, masalah penyakit, dan kelainan tubuh pada manusia yang dapat dipecahkan
dengan bantuan genetika. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam bidang genetika yaitu
sebagai berikut : gen, resesif, genotif, fenotif, dominan, alels, homozigot, heterozigot
(Prawirohartono, 1995).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda.
Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem
penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr
Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga
menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen
yang ditemukan tersebut (Prawirohartono, 1995).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang
menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum
aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung
aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak
mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah
bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999).
Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang
tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B
atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi
serum aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O
(Solomon, 1993).
Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk :
1. Proses transfusi darah
2. Membantu penyelidikan tindak kriminal
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor.
Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah
diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat
di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan
sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis,
kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu
operasi (Prawirohartono, 1995).
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen, antigen ini
muncul dipermukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan
antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir.
1. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel darah merah, maka
antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut agglutinin.
2. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi salah satunya,
atau bahkan keduanya sekaligus.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen
(antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi)
anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma.
1. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B.
3. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung
aglutinin anti-A atau anti-B.
4. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini anti-A dan
aglutini-B.
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena pencampuran
golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah
(Samsuri, 2004).
Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:
Golongan aglutinogen (antigen) pada aglutinin (antibodi)
eritrosit pada plasma darah
A A b
B B a
AB A dan B -
O - a dan b
1. Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan)
2. Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan)
3. Jika anti Rhesus (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi (penggumpalan)
a. Darah + anti Rhesus = aglutinasi → terdapat antigen Rhesus → gol Rh+
b. Darah + anti A= aglutinasi → terdapat aglutinogen A → gol A
c. Darah + anti B= aglutinasi → terdapat aglutinogen B → gol B
Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan juga tidak masalah
(Priadi, 2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktek yaitu :
Hari/Tanggal : Sabtu, 08 desember 2012
Waktu : 13.00 WITA – selesai.
mpat : Laboratorium Biodiversity jurusan Biologi FMIPA UNTAD.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
A. Alat
1. Objeck Glass
2. Kapas
3. Alkohol70 %
4. Lancet
5. Batang Macis
6. Kertas Label
B. Bahan
1. Serum Alfa (α)
2. Serum Beta (β)
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah :
1. menyisipkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1-4.
2. Mensterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alcohol 70%.
3. Menusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu menekan
ujung jari hingga darah keluar.
4. Meneteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda
sesuai nomor
5. Meneteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu mengaduk dengan
gerakan memutar menggunakan batang macis. mengamati apa yang terjadi.
6. Melakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serumanti Rhesus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
No Nama Perlakuan Pengamatan Gambar Gol.
Darah
1 Ashar +Anti A(α) ≠ Aglutinasi O
+Anti B(β) ≠ Aglutinasi
4.2 Pembahasan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri.
Darah pada manusia berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga
diedarkan melalui darah.
Pada percobaan kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah, mula-mula
yang dilakukan adalah menyiapkan objek glass. Objek glass berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan objek yang akan diamati. Kemudian mensterilkan salah satu ujung jari yaitu jari
manis dengan alkohol 70%. Alkohol 70% berfungsi untuk mensterilkan jari manis dari kuman.
Kemudian menusukkan lancet ke jari manis yang telah disterilkan tadi, ditusukkan pada
pembuluh darah arteri. Setelah itu, menekan ujung jari yang telah ditusuk tadi sehingga
mengeluarkan darah dan meneteskan darah tersebut pada objek glass, di sebelah kiri dan sebelah
kanan, kemudian meneteskan serum alfa di sebelah darah yang berada disebelah kanan, dan
meneteskan serum beta disebelah darah yang berada di sebelah kiri, lalu mengaduknya dengan
gerakan memutar dengan menggunakan tusuk gigi. Serum alfa dan serum beta berfungsi untuk
menentukan jenis golongan darah yang ditandai dengan adanya aglutinasi dan tidak adanya
aglutinasi.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, Pada uji golongan
darah yang bernama Ashar dan Heru. Object glass di letakan di meja dan masing-masing di
atasnya di beri label yaitu object glass pertama Ashar dan kedua Heru. Kemudian jari manis
mereka di bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan alcohol. Setelah di bersihkan dengan
alcohol jari ditusuk menggunakan lancet sehingga mengeluarkan darah. Kemudian darah tersbut
di letakan di sisi kanan dan kiri object glass. Perlakuan pada object glass, setelah darah ditetesi
anti A maka darah tidak mengalami penggumpalan dan setelah darah di tetesi anti B darah juga
tidak mengalami penggumpalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel darah yang terdapat
pada Ashar dan Heru adalah O, begitupun pada Fikri, Susanti, Anitatia, Viqi, Ifana, Miflahul,
Dyah, dan Harni ( No 3, 4, 5, 6, 8, 11, 15, dan 16 pada tabel di atas ).
Pada uji golongan darah yang bernama Shalha, Indah, Siti, dan Dewi (No 7, 10, 12 dan 13
pada tabel di atas ) didapatkan golongan darah A. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi
anti A darah tersebut mengalami penggumpalan dan setelah ditetesi anti B darah
tidak mengalami penggumpalan.
Pada Miftahul dan Rahayu (No 9 dan 14 pada tabel di atas ) di dapatkan darah
bergolongan B. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A darah tersebut tidak
menggumpal dan setelah ditetesi anti B darah tersebut menggumpal.
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi
menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada
seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang
bergolongan darah B dan O.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-
B.
Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum
beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-
A.
Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah dicampurkan
serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini dikarenakan di dalam sel darah tersebut
tidak mengandung aglutinogen, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan
agglutinin anti-B.
Pada percobaan ini juga telah di buktikan bahwa golongan darah O merupakan golongan
darah yang paling banyak dimiliki manusia. Dari penelitian yang dilakukan pada 16 orang tadi
62% bergolongan darah O, 25% bergolongan darah A, 12,5% bergolongan darah B, dan 0%
brgolongan darah AB.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya dibagi
menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
2. Apabila darah + anti A mengalami penggumpalan dan darah + anti B tidak menggumpal maka
golongan darah orang tersebut adalah A.
3. Apabila darah + anti B tidak menggumpal dan darah + anti B mengalami penggumpalan maka
golongan darah orang tersebut adalah B.
4. Apa bila darah + anti A tidak menggumpal dan darah + anti B tidak menggumpal maka
golongan darah orang tersebut adalah O.
5. Golongan darah terbanyak yaitu golongan darah O sebanyak 62,5%, kemudian golongan darah
A sebanyak 25% , golongan darah B sebanyak 12,5%, dan golongan darah AB sebanyak 0%
(tidak ada).
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam melakukan percobaan,
di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta ada baiknya alat dan bahan yang akan
digunakan lebih dilengkapi, sehingga menunjang proses kerja pada saat melakukan praktek.
DAFTAR PUSTAKA