Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Antropologi ini
Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah membawa kita dari zaman jahiliah
menuju zaman yang terang benderang ini
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Antropologi yang telah memberikan
pengajaran serta motivasi
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat di kemudian hari bagi saya dan
teman teman yang mengerjakannya
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Antropologi 1
BAB II. Antropologi: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi 3
BAB III. Sejarah Antropologi 5
BAB IV. Antrologi Budaya 10
BAB V. Kesimpulan dan Analisis Kritis 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN
iii
BAB I
Antropologi secara umum ialah salah satu cabang ilmu social yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu jenis tertentu. Antropologi muncul berawal dari
keterkaitan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri adat istiadat, fisik, budaya yang
sangat berbeda dari apa yang di kenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada
penduduk yang merupakan masyarakat tunggal yang dalam arti kesatuan masyarakat
yang tinggal di daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi lebih menitik
beratkan masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Atropologi berasal dari bahasa yunani, yaitu anthropos yang berartimanusia atau orang
dan logos berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai mahluk biologis
sekaligus mahluk social, antroplogi memiliki dua sisi holistic dimana ia meneliti
manusia pada tiap waktu dan dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara
tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang
menekankan pada perbandingan/perdedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu
sisi ini banyak diperdebatkandan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi
sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang
merupakan masyarkat tunggal.
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari keragaman manusia secara holistic meliputi
aspek social budaya, biologis, kebahasaan dan lingkungannya dalam dimensi waktu
lampau,saat ini, dan di masa yang akan datang. Kottak membagi antropologi dalam
empat subdisiplin, yaitu : antropologi sosial budaya, arkeologi, antropologi biologi dan
linguistic antropologi.
2. David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan tidak terbatas tentang umat
manusia.
3. Koentjaraningrat
1
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
4. Wiliam A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan prilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Antropologi Fisik
Antropologi fisik empelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya
dalam berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam
terhadap fosil-fosil dan pengamatan pada primata-primata yang pernah hidup,
para ahli antropologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis manusia
untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk
seperti sekarang ini (Haviland, 1999:13)
Antropologi Budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya kepada kebudayaan manusia
ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland (1999:12) cabang
antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi,
antropologi linguistic, dan etnologi. Antropologi budaya juga merupakan studi
tentang praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan
bahasa, dimana makna digunakan oleh masyarakat manusia. Biasanya, istilah
antropologi budaya dikaitkan dengan tradisi riset dan penulisan Antropologi di
Amerika. Pada awal abad ke-20, Franz Boas (1940) mengajukan tinjauan
Kritisnya terhadap asumsi-asumsi antrpogi evolusioner serta inflikasi yang
cendrung bersifat rasial. Dalam hal itu, boas menyoroti keberpihakan pada
komparasi dan generalisasi antopologi tradisisonal yang dinilainya kurang
tepat, selanjutya ia mengembangkan alitan baru yang sering disebut antropolgi
boas. Dalam hal ini, boas merumuskan konsep kebudayaan yang berifat
relative. Plural dan Holispic saat ini, kajian antropologi budaya lebih
menekankan pada empat aspek yang tersusun.
2
BAB II
1.ONTOLOGI
Ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata: ontos yang memiliki
arti ada atau keberadaan (being) dan logos yang berarti pikiran (logic). Jadi . ontologi
berarti ilmu yang membahas tentang hakiat sesuatu yang ada/berada atau dengan
kata lain artinya ilmu yang mempelajari tentang “yang ada” atau dikatakan berwujud
berdasarkan logika. Di dalam ilmu ontologi terdapat beberapa aliran, beberapa aliran
ontologi terkenal yang berupaya menjelaskan hakikat realitas antara lain: monisme,
dualisme, pluralisme, materialisme, idealisme, nihilisme, dan agnotisisme. Ontologi
juga berbicara tentang realitas supranatural, yaitu aliran mistisisme.
2.EPISTIMOLOGI
Epistemologi berdasarkan akar katanya episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang
sistematis, teori). Secara terminologi, epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan
tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan. Epistemologi adalah suatu disiplin ilmu
yang bersifat evaluative, normative, dan kritis. Evaluatif berguna untuk menilai,
normatif berarti menentukan norma atau tolok ukur bagi kebenaran suatu
pengetahuan, dan kritis berarti banyak mempertanyakan dan melakukan penalaran
hasil kegiatan manusia.
3
3.AKSIOLOGI
Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti layak
atau pantas dan logos yang memiliki arti ilmu. Secara sederhana, aksiologi
mempelajari tentang manfaat atau nilai-nilai yang kita peroleh dari sebuah ilmu
pengeuan.
Dari pengertian beberapa kajian filsafat di atas, kita dapat mengetahui bahwa ketiga
cabang ilmu ini dapat saling melengkapi. Jika ontologi mempelajari hakikat keberadaan
sesuatu yang ingin diketahui, maka epistemologi mempelajari bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan tentang hal yang ingin diketahui tersebut. Dan kemudian,
aksiologi akan menjelaskan tentang manfaat dari pengetahuan yang diperoleh
tersebut.
Contoh ontologi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya yaitu ontologi rumah. Pada
zaman sekarang, banyak sekali model dan bentuk dari rumah semisal rumah susun
dan apartemen yang dimana bentuk rumah tersebut tidak ada pada zaman dahulu.
Menurut Plato, realitasnya adalah ide atau gambaran yang membuat kita selalu
mengenali tentang rumah. Meskipun kini banyak model dan bentuk rumah, namun ide
tentang rumah ini yang membuat kita tetap mengenali bahwa yang kita lihat adalah
rumah.
Selanjutnya adalah contoh epistemologi, jika tadi kita membahas mengenai rumah,
maka pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mengetahui bahwa sesuatu tersebut
disebut sebagai rumah. Pada awalnya, kita akan mengetahui keberadaan
pengetahuan mengenai rumah melalui panca indera yang kita miliki. Kemudian
selanjutnya informasi yang kita dapatkan melalui panca indera akan dianalisa oleh akal
yang kita miliki. Akal yang akan mengklasifikasikan segala informasi yang kita terima
menjadi sebuah ilmu pengetahuan tentang rumah.
4
bahwa sesuatu itu adalah rumah, kia bisa dengan mudah untuk menentukan dimana
kita akan tinggal, tempat seperti apa yang nyaman dan kita bisa mengenali bahwa
rumah itu adalah hal yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Itulah contoh dari
ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
SEJARAH ANTROPOLOGI
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan masa kini, ilmu yang
menggambarkan manusia dengan ilmu hayati ( alam ), ilmu sosial, dan humaniora.
Ilmu Antropologi berasal dari kata Yunani yaitu “ anthropos “ yang berarti manusia dan
“ logos “ yang berarti berakal. Secara bahasa Ilmu Antropologi adalah ilmu yang
mempelajari manusia.
Antropologi bertujuan untuk mengapresiasikan manusia sebagai homo sapiens
dan makhluk sosial. Antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberi arti
dan fakta sejarah manusia sejak awal kemunculannya. Didalam ilmu antropologi juga
menjelaskan tentang “ cross cultural “ yaitu ilmu yang menjelaskan perbedaan
kelompok-kelompok manusia, mulai dari bahasa, adat istiadat, budaya, pandangan
hidup, dan perilaku sosial.
Antropologi dengan orientasi yang holistik dibagi menjadi empat cabang ilmu,
yaitu antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi dan linguistik. Setiap
cabang ilmu tersebut memiliki penekanan-penekanan ilmu yang berbeda beda dalam
konsentrasi akademik dan penelitian – penelitian ilmiah, meskipun keempat cabang
ilmu tersebut memiliki konsentrasi yang berbeda beda akan tetapi saling berkaitan satu
ilmu dengan lainnya.
Menurut sejarah Ilmu Antropologi berkembang melalui beberapa fase, yaitu
fase pertama ( sebelum 1800 ), fase kedua ( tahun 1800/ kira-kira abad ke-19 ), fase
ketiga ( awal abad ke-20 ), dan fase keempat ( setelah tahun 1930-an ).
5
Pada akhir abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16 bangsa Eropa mulai
menjelajahi beberapa benua didunia, diantaranya Asia, Afrika, Australia, dan Amerika.
Dalam perjalanannya bangsa Eropa mulai menemukan hal-hal baru, tentang suku-
suku yang berbeda yang belum pernah mereka temui sebelumnya. DIsepanjang
perjalanan mereka mencatat segala hal yang telah mereka temui. Mereka mencatat
segala hal yang berhubungan dengan suku tersebut, seperti adat istiadat, bahasa,
susunan masyarakat, dan ciri fisik suku tersebut. Melalui buku harian atau jurnal yang
telah mereka gunakan untuk mencatat apa yang telah mereka temui, bersamaan
dengan itu mulai terkumpul tulisan tulisan tangan para pelaut, penyiar agama, dan
musafir. Tulisan tersebu disebut “ etnografi “ dari kata ethos yang artinya bangsa, pada
saat itu tulisan tersebut sangat menarik bagi bangsa Eropa, akan tetapi terkadang
deskripsi yang dijelaskan masih kurang jelas atau kabur.
6
Dalam fase ini Ilmu Antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis yang bertujuan
mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna
kepentingan colonial dan mendapatkan suatu pengertian masyarakat masa kini yang
kompleks.
7
berbagai bidang dari Eropa, semuanya bisa dianggap pendorong bagi dibangunnya
tradisi antropologi.
Perdebatan pada abad ke 18 mengenai asal usul bahasa dan mengenai hubungan
antara manusia dengan apa yang kita sebut primate yang lebih tinggi juga relevan,
seperti halnya perdeatan pada abad ke 19 antara poligenis (keyakinan bahwa setiap
„ras‟ mempunyai asal usul terpisah) dan monogenis (keyakinan bahwa manusia
memiliki asal usul keturunan yang sama, dari adam atau dari makhluk yang disebut
dengan kera). Gagasan demikian itu tidak hanya penting sebagai fakta sejarah, tetapi
juga karena gagasan itu membentuk persepsi antropologi modern mengenai dirinya
sendiri.
Dalam arti tertentu, praktik antropologi dimulai begitu manusia mulai berfikir tentang
masyarakat dan keyakinan-keyakinan mereka, dan secara sadar memutuskan untuk
membandingan diri mereka sendiri dengan masyarakat-masyarakat lain yang
melakukan kontak dengan mereka.
8
akan meninjau beberapa diantaranya untuk memahami bagaimana antropologi sampai
saat pada perkembangannya saat ini.
Antropologi menjadi sebuah subjek akademis yang berdiri sendiri pada abad
kesembilan belas, sebagian besar memusatkan perhatian pada penelitian sifat-sifat
fisik, bahasa dan budaya masyarakat yang belum beradab. Sir Edward Tylor menjadi
dosen antropologi di Oxford pada tahun 1884, maka mulai disinilah antropologi
dikembangkan diberbagai Negara. Hampir disepanjang abad kesembilan belas, status
pasti antropologi mencakup segala hal, mulai dari mengukur bentuk dan ukuran kepala
sampai mengumpulkan artefak untuk mengisi museum-museum dikota-kota yang
kaitannya dengan sains, terutama zoology dan biologi.
Goerge Stocking, seorang ahli antropologi sejarah dari Amerika membedakan perilaku
banyak warga Inggris Victoria dengan masyarakat non Eropa, secara jelas gambaran
yang dimunculkan adalah gambaran seorang yang bukan saja terasing secara
geografis, tapi juga kebalikan dari gambaran ideal dari seorang pria Victoria; berkulit
putih, menarik bersih (sifat ini bisa dikatakan mendekati sifat saleh). Gagasan itu jelas
menggambarkan evolusi budaya, sebuah gagasan yang berhasil menjadi sebuah teori
dominan di abad kesembilan belas.
Gagasan ini didukung oleh hasil penelitian beberapa disiplin ilmu, bukti-bukti geologi
menunjukan bahwa bumi lebih tua daripada yang diungkapkan oleh injil, sementara
penemuan-penemuanarkeologi seperti peralatan yang ditemukan di tanah berlumpur
9
Denmark dianggap mendukungteori yang menyatakan bahwa umat manusia telah
melewati berturut-turut, zaman-zaman batu, perunggu, dan bes
BAB IV
ANTOPOLOGI BUDAYA
Kosep Kebudayaan
Kata Kebudayaan atau budaya adalah kata yang sering dikaitkan dengan Antropologi.
Secara pasti, Antropologi tidak mempunyai hak eksklusif untuk menggunakan istilah
ini. Seniman seperti penari atau pelukis dll juga memakai istilah ini atau diasosiasikan
dengan istilah ini, bahkan pemerintah juga mempunyai departemen untuk ini. Konsep
ini memang sangat sering digunakan oleh Antropologi dan telah tersebar
kemasyarakat luas bahwa Antropologi bekerja atau meneliti apa yang sering disebut
dengan
kebudayaan. Seringnya istilah ini digunakan oleh Antropologi dalam pekerjaan-
pekerjaannya bukan berarti para ahli Antropolgi mempunyai pengertian yang sama
tentang istilah tersebut. Seorang Ahli Antropologi yang mencoba mengumpulkan
definisi yang pernah dibuat mengatakan ada sekitar 160 defenisi kebudayaan yang
dibuat oleh para ahli Antropologi. Tetapi dari sekian banyak definisi tersebut ada suatu
persetujuan bersama diantara para ahli Antropologi tentang arti dari istilah tersebut.
Salah satu
definisi kebudayaan dalam Antropologi dibuat seorang ahli bernama Ralph Linton yang
memberikan defenisi kebudayaan yang berbeda dengan pengertian kebudayaan
dalam kehidupan sehari-hari:
“Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya
mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih
diinginkan”.
Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-
cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan
manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.
Seperti semua konsep-konsep ilmiah, konsep kebudayaan berhubungan dengan
beberapa aspek “di luar sana” yang hendak diteliti oleh seorang ilmuwan. Konsep-
konsep kebudayaan yang dibuat membantu peneliti dalam melakukan pekerjaannya
sehingga ia tahu apa yang harus dipelajari. Salah satu hal yang diperhatikan dalam
10
penelitian Antropologi adalah perbedaan dan persamaan mahluk manusia dengan
mahluk bukan manusia seperti simpanse atau orang-utan yang secara fisik banyak
mempunyai kesamaankesamaan. Bagaimana konsep kebudayaan membantu dalam
membandingkan mahluk-mahluk ini? Isu yang sangat penting disini adalah
kemampuan belajar dari berbagai mahluk hidup. Lebah melakukan aktifitasnya hari
demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun dalam bentuk yang sama. Setiap
jenis lebah mempunyai pekerjaan yang khusus dan melakukan kegiatannya secara
kontinyu tanpa memperdulikan perubahan lingkungan disekitarnya. Lebah pekerja
terus sibuk mengumpulkan madu untuk koloninya. Tingkah laku ini sudah terprogram
dalam gen mereka yang berubah secara sangat lambat dalam mengikuti perubahan
lingkungan di sekitarnya. Perubahan tingkah laku lebah akhirnya harus menunggu
perubahan dalam gen nya. Hasilnya adalah tingkah-laku lebah menjadi tidak fleksibel.
Berbeda dengan manusia, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena
kemampuan yang luar biasa dari manusia untuk belajar dari pengalamannya. Benar
bahwa manusia tidak terlalu istimewa dalam belajar karena mahluk lainnya pun ada
yang mampu belajar, tetapi kemampuan belajar dari manusia sangat luar-biasa dan hal
lain yang juga sangat penting adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan apa
yang telah dipelajari itu.
Antropologi budaya adalah cabang antropologi yang berfokus pada penelitian variasi
kebudayaan pada manusia. Disiplin ini berbeda dengan cabang antropologi sosial,
yang memandang keragaman budaya sebagai sub bagian dari antropologi itu sendiri.
Berbagai metode yang digunakan dalam studi antropologi budaya antara lain
pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara, dan survei. Metode
pengamatan partisipatif sering disebut juga sebagai "penelitian lapangan" (fieldwork)
karena memerlukan dedikasi [[antropolog untuk menetap dalam kurun waktu yang
cukup lama di lokasi penelitiannya.
Asal-Usul
11
istiadat dan kemampuan dan kebiasaan lain mana pun yang didapati manusia sebagai
anggota masyarakat. Istilah "peradaban" di kemudian hari diganti definisiiya oleh V.
Gordon Childe, di mana "kebudayaan" menjadi istilah perangkum dan "peradaban"
menjadi satu jenis khusus kebudayaan.
Perkembangan antropologi budaya terjadi dalam konteks akhir abad ke-19, saat
pertanyaan tentang kebudayaan manakah yang "primitif" dan yang mana yang
"beradab", tidak hanya ada dalam benak Marx dan Freud tetapi juga banyak orang
lainnya. Kolonialisme dan prosesnya semakin sering membuat pemikir asal Eropa
berhubungan, secara langsung atau tidak langsung, dengan bangsa lain yang
"primitif". Keadaan yang berbeda antara berbagai kelompok manusia, yang sebagian
memiliki teknologi modern dan maju seperti mesin dan telegraf, sedangkan sebagian
lain tidak memiliki apa-apa kecuali komunikasi tatap muka dan masih hidup dengan
gaya Paleoliti, menarik perhatian angkatan pertama antropolog budaya.
12
hubungan antaranya, berkembang sebagai disiplin akademis. Suatu istilah perangkum,
yaitu antropologi sosial-budaya, mengacu baik ke antropologi budaya maupun sosial.
Salah satu alasan sehingga topik catatan ini (kebudayaan) perlu dikemukakan, adalah
berkenaan dengan masih terdapat pandangan dari kalangan-kalangan tertentu, seperti
akademisi non-ilmu sosial, politisi, birokrat maupun kalangan seniman pada umumnya,
disadari atau tidak belum memahami substansi kebudayaan secara akademik
(antropologi). Makanya, tidaklah mengherankan kalau istilah kebudayaan masih
diidentikan dengan tarian-tarian tradisional, candi-candi, kerajinan tangan, bahkan ada
yang menganggap sebagai budi dan daya, yakni akronim dari budaya.
BAB V
13
wawasan dan memperdalam pemahaman tentang masyarakat yang berkaitan dengan
antropologi.
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/yusran_baskara/56f4f0be529773bc065b8c9e/pengertian
-antropologi-secara-umum-definisidefinisi-antropologi-menurut-para-ahli
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
https://www.kompasiana.com/daishg/56fe814da123bd2d091a9db5/ruang-lingkup-
antropologi-dan-pentingnya-antropologi
https://www.kompasiana.com/windaaryani/5df634fa097f3651e741f432/mengenal-
ontologi-epistemologi-dan-aksiologi-dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/11/28/ontologi-epistimologi-dan-aksiologi-
dalam-pengetahuan-filsafat/
http://dhilarriqo96.blogspot.com/2017/06/sejarah-antropologi.html
http://www.lilandcloe.com/perkembangan-antropologi/
https://sites.google.com/site/ardlin555555/referensi/antropologi/1
https://sites.google.com/site/ardlin555555/referensi/antropologi/1
https://beritamanado.com/makna-kebudayaan-dalam-dinamika-antropologi/
14