Anda di halaman 1dari 2

NAMA : LAELA SUMINAR

NO : 201501691333
JURUSAN: INGGRIS-KEL 1

Tes formatif KB IV modul Integritas Deklarasi Komitmen.


Kasus

Seringkali kita sering menghukum anak karena tidak berintegritas, padahal pada saat yang
sama kita sering menunjukan bahwa kita sendiri belum berintegritas. Mi- salnya anak akan
dihukum karena terlambat datang ke sekolah di saat yang sama ada guru yang terlambat
tetapi tidak mendapatkan hukuman apapun. Ketidakkonsis- tenan ketika ada orang dewasa
yang melanggar aturan kita anggap itu hal yang bia- sa. Padahal itu adalah cara ampuh
mengajari mereka untuk tidak konsisten.

Pertanyaan:

1. Tentukan pendekatan yang paling relevan didukung oleh fakta-fakta di lapangan


untuk menunjukkan konsistensi berperilaku pada diri anda sendiri!

Jawab:

A. Pendekatan yang relevan


Guru adalah sosok yang menjadi panutan, kalau dalam istilah orang sunda “digugu
dan di tiru”. Jadi setiap tingkah laku akan di perhatikan. Sikap integritas guru
menentukan integritas siswa. Contoh; ketika guru selalu masuk kelas tepat waktu,
maka secara tidak langsung itu melatih siswa untuk datang tepat waktu juga. Ketika
guru berkata yang baik maka siswa pun akan ikut berkata yang baik. Minimal didalam
memori murid-murid pembiasaan baik, sikap positif kita terhadap mereka akan
tertanam.

2. Upaya apa yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada
lingkup yang lebih luas. Seberapa tingkat keyakinan anda terhadap ke- berhasilannya?

Upaya-upaya yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegrasi:

a. Menguatkan diri untuk bersikap istiqomah/konsisten dengan pendirian untuk


berprilaku intergasi.
b. Berusaha untuk menunjukkan sikap berintegrasi.
c. Kita mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai dari sekarang.
d. Membuat tulisan-tulisan singkat berupa kata-kata motivasi untuk bisa bersikap
integritas, misalnya “ Ikhlas kunci kebahagiaan yang sesungguhnya”, “Fokus dan
istiqomah dalam hidup”, “Keep Istigfar”,dll, tulisan itu berfungsi sebagai pengingat
untuk diri sendiri dan orang lain.
e. Melakukan diskusi tentang sebuah topik yang berhubungan dengan integritas
dengan keluarga,murid, teman sejawat sehingga itu bisa membuka paradigma
berfikir, dan bisa menguatkan keyakinan diri pribadi dan orang lain.
f. Memberikan keteladanan , dan itu adalah sesuatu yang sangat penting.
g. Tidak lupa berdoa , karena Allah pemilik hati manusia, yang membulak balik hati
manusia.
NAMA : LAELA SUMINAR
NO : 201501691333
JURUSAN: INGGRIS-KEL 1

Dari upaya-upaya di atas yang bisa saya lakukan, saya berkeyakinan itu adalah
jalan yang sangat efektif dan akan memberikan hasil yang baik.Setelah kita
berusaha biarlah Allah yang menentukan hasilnya.

Selama ini kita hanya mengandalkan hukuman dan hadiah agar anak berperilaku baik atau
berintegritas padahal cara yang seperti itu justru akan mendorong anak untuk berkamuflase
dan berperilaku baik untuk menghindar dari hukuman dan mendapatkan reward. Artinya
kemurnian dan keihklasan dirinya untuk berperilaku baik berkurang, seharusnya kesadaran
bahwa berbuat baik itu akan menguntungkan dirinya maupun orang lain.

Buat narasi pendek tentang hukuman di sekolah menurut pendapat anda dan bagaimana
efeknya secara jangka panjang?

Punishment atau hukuman yang diberikan di sekolah selama masih bersifat


manusiawi menurut saya itu tidak masalah.Iya betul, pada awalnya memang siswa berusaha
untuk mentaati peraturan karena takut dihukum, nanti malu sama teman sehingga siswa itu
berusaha berbuat baik. Dari keterpaksaan itu akan menghasilkan kebiasaan, kemudian akan
berubah menjadi karakter, dalam hal ini mentaati peraturan sekolah dan ini akan terbawa
dalam kehidupan bermasyarakat. Kita sebagai pendidik pasti tahu cara menghukum yang
mendidik, misal seperti ini, di sekolah kita membuat kesepakatan terlebih dahulu, point-point
apa saja yang harus di taati oleh siswa dan sepakati pula hukuman apa saja jika mereka
melanggar kesepakatan itu.Hukuman disini jangan berupa hukuman fisik, Contoh kita
mempunyai peraturan yang sudah di sepakati untuk tidak keluar masuk kelas saat jam
pelajaran, jika siswa itu melanggar hukumannya beristigfar 100 x, nah itu menurut saya
bentuk hukuman yang mendidik.Setelah kita memberikan hukuman kita memberikan
penguatan, contoh , dengan mengatakan, “ kamu tau kan kesalahan kamu, kamu telah
melanggar kesepakatan awal, kamu harus beristigfar karena kamu telah melakukan
pelanggaran”, tentunya kalimat itukita ucapkan dengan bahasa yang baik. Dan sebagainya,,
jadi kesimpulannya hukuman itu harus ada dengan cara dikemas yang halus, bukan hukuman
fisik atau kalimat verbal yang menyakitkan siswa.

Anda mungkin juga menyukai