Anda di halaman 1dari 39

DASAR

PERENCANAAN &
PERANCANGAN KOTA

Prof. Dr. Ir. Lalu Mulyadi,MT

KOTA
SABANG
AHMAD SULTON R OYAN | 1822093
POKOK PEMBAHASAN

1 . S E J A R A H P E R K E M B A N G A N K O TA

2 . B E N T U K K O TA

3 . S T R U K T U R K O TA
SEJARAH
1 PERKEMBANGAN KOTA
SEJARAH - PERKEMBANGAN TATANAN KOTA
SEJARAH
Nama Sabang sendiri berasal dari bahasa Arab, Shabag
yang artinya gunung meletus. Karena dahulu kala masih
banyak gunung berapi yang masih aktif di Sabang, hal
ini masih bisa dilihat di gunung berapi di Jaboi dan
Gunung berapi di dalam laut Pria Laot. Pada era ke 12,
Sinbad membuat pelayaran dari Sohar, Oman, jauh
mengarungi lewat rute Maldives, Pulau Kalkit (India), Sri
Langka, Andaman, Nias, Weh, Penang, serta Canton
(China). Sinbad berlabuh di satu pulau serta
menamainya Pulau Emas, pulau itu yang di kenal orang
saat ini dengan nama Pulau Weh.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang


menjadi pusat Pertahanan Angkatan Laut Republik
Indonesia Serikat (RIS).Semua aset Pelabuhan Sabang
Maatschaappij dibeli Pemerintah Indonesia.Kemudian
pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja
Sabang dan dirintisnya gagasan awal untuk membuka
kembali sebagai Pelabuhan Bebas dan Kawasan
Perdagangan Bebas.Namun akhirnya ditutup pada
tahun1986. Kota Sabang saat ini mulai bermetamorfosis
menjadi sebuah kota perdagangan dan jasa.
Pelabuhan Sabang
Era pelabuhan bebas sendiri akhirnya
Pulau Weh dan kota Sabang di Sabang dimulai
sebelum Perang Dunia II menjadi pelabuhan
Awalnya, pelabuhan pada tahun 1895, bebas dan menjadi
adalah pelabuhan terpenting
tersebut dijadikan dikenal dengan istilah salah satu pelabuhan
di selat Malaka, jauh lebih
penting dibandingkan pangkalan batubara Vrij Haven dan dikelola terpenting di Indonesia.
Temasek (sekarang untuk Angkatan Laut oleh Sabang Tetapi akhirnya ditutup
Singapura). Kerajaan Belanda. Maatschaappij. pada tahun 1986.

1869 1881 1883 1881


1887 1895 1900 1970 2000

Dikenal luas sebagai Sekitar tahun 1900, Saat ini setiap tahunnya,
Firma Delange dibantu
pelabuhan alam Sabang adalah 50.000 kapal melewati
Sabang Haven
bernama Kolen Station sebuah desa nelayan Selat Malaka sehingga
memperoleh kewenangan
yang dioperasikan oleh dengan pelabuhan pada tahun 2000,
menambah, membangun
pemerintah kolonial dan iklim yang baik. pemerintah Indonesia
fasilitas dan sarana
Belanda sejak tahun Kemudian belanda menyatakan Sabang
penunjang pelabuhan.
1881. membangun depot sebagai Zona
batubara di sana Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas
SEJARAH
• Kemudian pada tahun 1993 dibentuk Kerja Sama
Ekonomi Regional Indonesia –Malaysia –
Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang membuat
Sabang sangat strategis dalam pengembangan
ekonomi di kawasan Asia Selatan.

• Pada tahun 1997 di Pantai Gapang, Sabang,


berlangsung Jambore Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) yang diprakarsai BPPT dengan
fokus kajian ingin mengembangkan kembali
Sabang.

• Pada tahun 1998 Kota Sabang dan Kecamatan


Pulo Aceh dijadikan sebagai Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) yang
bersama-sama KAPET lainnya, diresmikan
oleh Presiden BJ Habibie
SEJARAH

• Era baru untuk Sabang, ketika pada tahun 2000 terjadi


Pencanangan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas oleh Presiden KH.
Abdurrahman Wahiddi Sabang dengan
diterbitkannyaInpres No. 2 tahun 2000 pada tanggal 22
Januari 2000

• Aktivitas Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas


Sabang pada tahun 2002 mulai berdenyut dengan
masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan
Sabang. Tetapi pada tahun 2004 aktivitas ini terhenti
karena Aceh ditetapkan sebagai Daerah Darurat Militer

• Sabang juga mengalami Gempa dan Tsunami pada


tanggal 26 Desember 2004, namun karena palung-palung
di Teluk Sabang yang sangat dalam mengakibatkan
Sabang selamat dari tsunami. Sehingga kemudian
Sabang dijadikan sebagai tempat transit udara dan laut
yang membawa bantuan untuk korban tsunami di
daratan Aceh
PERUBAHAN TATA RUANG
PELABUHAN TAHUN 1900-AN PELABUHAN TAHUN 2012
PERUBAHAN TATA RUANG
Area pemukiman TAHUN 1900-AN Area pemukiman TAHUN 2012
PERKEMB. TATANAN KOTA

Perkembangan kota Sabang bermula


dari pelabuhan, dimana terlihat banyaknya
fasilitas dan jalan yang ada, kemudian
diakibatkan oleh topografi kota Sabang yang
berbukit bukit, maka kemudian kota mulai
berkembang ke atas (perbukitan). Dari
gambar terlihat pula, sebaran perkembangan
kota masih terpusat pada kota lama Sabang,
yang relatif masih sama dengan tahun 1900an
saat Belanda mulai membuka dan
mengembangkan kota Sabang.
PERKEMB. TATANAN KOTA
Sabang terdiri dari beberapa pulau yaitu Benggala,
Klah,Rondo,Rubiah, dan Seulako. Di Pulau Weh
terdapat sebuah danau air tawar bernama Danau Aneuk
Laot.

Pulau Weh merupakan sebuah pulau vulkanik, sebuah


pulau atol (pulau karang)yang proses terjadinya
mengalami pengangkatan dari permukaan laut.

Proses terjadinya dalam tiga tahapan, terbukti dari


adanya tiga teras yang terletak pada ketinggian yang
berbeda. KotaSabang terdiri dari 2 bagian yaitu Kota
Atas dan Kota Bawah.
Pola PERKEMB. TATANAN KOTA

Sabang adalah karakteristik dari pola


tata ruang pemerintahan kolonial
Belanda, dimana terdapat kawasan
pemerintahan dan perumahan
yang terletak di kota atas, dan
kawasan perdagangan di kota bawah
yang menyokong
keberlangsungan kota Sabang.
2 BENTUK KOTA
TATANAN KOTA – FAKTOR PEMBENTUK KOTA
TATANAN KOTA

Kota Sabang terletak di Pulau Weh dan


merupakan bagian dari Daerah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Pulau ini terletak
di ujung pulau Sumatra dan merupakan zona
ekonomi bebas dan daerah Indonesia yang
terletak paling barat. Sekitar tahun 1900,
Sabang adalah sebuah desa nelayan dengan
pelabuhan dan iklim yang baik.
Sabang terdiri dari beberapa pulau
yaitu Benggala, Klah,Rondo,Rubiah, dan
Seulako. Di Pulau Weh terdapat sebuah
danau air tawar bernama Danau Aneuk Laot.
Pulau Weh merupakan sebuah pulau
vulkanik, sebuah pulau atol (pulau
karang)yang proses terjadinya mengalami
pengangkatan dari permukaan laut.
TIPE MORFOLOGI

Bila dilihat dari peta, terlihat bahwa tipe


morfologi kota Sabang adalah karakteristik
dari pola tata ruang pemerintahan kolonial
Belanda, dimana terdapat kawasan
pemerintahan dan perumahan yang terletak di
kota atas, dan kawasan perdagangan di kota
bawah yang menyokong keberlangsungan
kota Sabang.
FAKTOR PEMBENTUK KOTA
1. GEOGRAFIS
Kondisi geologi Kota Sabang secara umum
terbagi menjadi 2 sub bagian dimana diantara
2 sub bagian tersebut kondisinya sangat
berbeda, dan pada umumnya terbentuk dari
hasil letusan gunung berapi yang terdiri dari
tufa andesit.
Jenis batuan ini mempunyai struktur yang
tidak begitu stabil dan jika diberikan tekanan
yang berlebih maka daya tahannya tidak
begitu bagus. Bahkan jika diberikan tekanan
sangat berlebih maka akan cepat terjadi
perubahan struktur tanahnya
FAKTOR PEMBENTUK KOTA
2. TRANSPORTASI
Perkembangan kota Sabang bermula dari
pelabuhan, dimana terlihat banyaknya fasilitas
dan jalan yang ada, kemudian diakibatkan
oleh topografi kota Sabang yang berbukit
bukit, maka kemudian kota mulai berkembang
ke atas (perbukitan). Dari gambar III.4 terlihat
pula, sebaran perkembangan kota masih
terpusat pada kota lama Sabang, yang relatif
masih sama dengan tahun 1900an saat
Belanda mulai membuka dan
mengembangkan kota Sabang.
FAKTOR PEMBENTUK KOTA
3. SOSIAL
Penyebaran penduduk Kota Sabang merata di
dua kecamatan yaitu Kecamatan Sukajaya
sebesar 50,70 % dan Kecamatan Sukakarya
49,30%, dengan rata-rata tingkat kepadatan
penduduk sebanyak 205 orang/km2.

Kecamatan yang paling tinggi tingkat


kepadatan penduduknya yaitu Kecamatan
Sukakarya sebesar 202 orang/km2,
Kecamatan Sukajaya sebanyak 199 org/km2 .

Sebaran kepadatan penduduk di Kota


Sabang dapat dilihat pada gambar berikut
FAKTOR PEMBENTUK KOTA
4. EKONOMI
Peggunaan lahan di Kota Sabang sampai saat
ini didominasi oleh pemanfaatan hutan,
terutama hutan lindung dan produksi serta
cagar alam. Sedangkan pemanfaatan lahan
lain sangat bervariasi, seperti perkebunan,
sawah dan ladang dengan luasan yang tidak
terlalu besar.
Wilayahnya memiliki alokasi pemetaan
kegiatan yang sangat bervariasi sehingga
cocok untuk pengembangan agrowisata,
pertanian, perikanan, industri, maritim dan
pariwisata.
FAKTOR PEMBENTUK KOTA
5. REGULASI
Tissue analysis dapat memformulasikan tema-
tema utama yang menjadi landasan perjalinan
dalam area tertentu dan
menginterpretasikannya sebagai seperangkat
aturan yang menstrukturkan lingkungan yang
bersangkutan. Aturan-aturan itu dapat
didasarkan pada berbagai faktor: ekonomis,
ekologis dan klimatologis, simbolis atau
kosmologis, historis atau kultural.
BENTUK KOTA SABANG

Pada perkembangan bentuk kota


sabang adalah bentuk kipas karena
perluasan kota mendapat hambatan
berupa laut.
SISTEM & STRUKTUR
3 KOTA
STRUKTUR RUANG KOTA – STRUKTUR JARINGAN KOTA
STRUKTUR RUANG KOTA

ZONA 1 (CENTRAL
BUSINESS DISTRICT)
ZONA 2 (PEMUKIMAN KELAS
RENDAH)

ZONA 3 (PEMUKIMAN KELAS


MENENGAH)

ZONA 4 (PEMUKIMAN KELAS


TINGGI)
ZONA 5 (RESORT DAN
HOTEL)

ZONA 6 (TRANSPORTASI
UDARA DAN LAUT)

ZONA 7 (PELAYANAN
KESEHATAN MASYARAKAT)
STRUKTUR RUANG KOTA

MERUPAKAN PUSAT SEGALA KEGIATAN POLITIK,


SOSIAL BUDAYA, EKONOMI DAN TEKNOLOGI.
FAKTOR PENUNJANG KAWASAN INI SEBAGAI PUSAT
KEGIATAN BISNIS YAITU :
1. KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT BERPUSAT DI
SEKITAR PASAR PAGI SABANG.
2. KEGIATAN POLITIK BERPUSAT DI SEKITAR
KANTOR WALIKOTA SABANG.
3. KEGIATAN SOSIAL BUDAYA BERPUSAT DI SEKITAR
MUSEUM BPKS SABANG DAN GEDUNG KESENIAN
KOTA SABANG .
4. JARANG TERDAPAT PEMUKIMAN, BIASANYA
HANYA PEMUKIMAN KELAS TINGGI.
5. ADANYA JALUR PEDESTRIAN KARNA SERING
DILALUI TRANSPORTASI.
6. ADANYA “ MULTI STOREY “, YAITU PERDAGANGAN
YANG BERMACAM – MACAM DAN DITANDAI
DENGAN ADANYA SUPERMARKET.
7. ADANYA TAMAN KOTA ( TAMAN DIGITAL ) SEBAGAI
RUANG TERBUKA HIJAU PADA KOTA
STRUKTUR RUANG KOTA

PEMUKIMAN KELAS RENDAH ADALAH KAWASAN YANG DIHUNI


OLEH MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEPERTI
BURUH, NELAYAN, PEDAGANG KECIL DLL. CIRI-CIRI KAWASAN
YAITU RUMAH YANG CENDERUNG KECIL DAN PENATAAN YANG
TIDAK RAPI. DI KOTA SABANG KAWASAN INI BANYAK DITEMUI DI
SEKITAR DAERAH PESISIR PANTAI DENGAN AKSES MENUJU
PUSAT KOTA RELATIF JAUH.
STRUKTUR RUANG KOTA

PEMUKIMAN KELAS MENENGAH


MERUPAKAN KAWASAN YANG DIHUNI
OLEH MASYARAKAT YANG
BERPENGHASILAN MENENGAH
SEPERTI PNS, PEBISNIS KELAS
MENENGAH DSB. CIRI-CIRI KAWASAN
INI ADALAH RUMAH YANG SEDERHANA
DENGAN PENATAAN YANG SUDAH
MULAI TERATUR DALAM SUATU
LINGKUNGAN YANG SAMA, SEPERTI
PERUMAHAN, ASRAMA DAN
PERKAMPUNGAN. TERDAPAT SIRKULASI
JALAN YANG LEBIH LUAS DAN
TERHUBUNG DENGAN JALAN UTAMA
MENUJU PUSAT KOTA. DI KAWASAN INI
JUGA TERDAPAT PUSAT TRANSPORTASI
SEPERTI PELABUHAN DAN BANDARA.
STRUKTUR RUANG KOTA

PEMUKIMAN KELAS TINGGI MERUPAKAN KAWASAN YANG DIHUNI


OLEH MASYARAKAT YANG BERPENGHASILAN TINGGI SEPERTI
PENGUSAHA, PEJABAT, DIREKTUR PERUSAHAAN DSB.
CIRI-CIRI KAWASAN INI ADALAH RUMAH YANG TERKESAN MEWAH
DAN MEMILIKI LAHAN YANG LUAS DENGAN PENATAAN YANG SANGAT
TERATUR DAN MEMENUHI KRITERIA PEMBANGUNAN. KAWASAN INI
TERLETAK DEKAT DENGAN PUSAT KOTA SEHINGGA MEMLIKI AKSES
JALAN YANG MERUPAKAN JALAN KOTA.
STRUKTUR RUANG KOTA

SEBAGIAN BESAR PENGELOLA HOTEL MAUPUN RESORT PADA


SEKTOR PARIWISATA KOTA SABANG BERADA DI SEBELAH TIMUR
SEPERTI PADA GAMBAR
STRUKTUR RUANG KOTA

BANDAR UDARA
MAIMUN SALEH

PELABUHAN
SABANG
STRUKTUR
STRUKTUR
JARINGAN
RUANGJALAN
KOTA

TAMAN

SIMPANGAN

TRIBUTARY

LOOP

RADIAL

LATERAL
STRUKTUR
STRUKTUR
JARINGAN
RUANGJALAN
KOTA

Pola taman pada daerah ini banyak digunakan untuk


kawasan bisnis dan penginapan. Dikatakan pola taman
karena terdapat sebuah taman ditengahnya yang
dikelilingi oleh bangunan-bangunan
STRUKTUR
STRUKTUR
JARINGAN
RUANGJALAN
KOTA

Dikategorikan sebagai pola simpangan karena jika


dilihat bentuk jalan yang menunjukkan seperti banyak
simpangan sehingga dapat dikategorikan dalam pola
simpangan. Dan merupakan kawasan permukiman
STRUKTUR
STRUKTUR
JARINGAN
RUANGJALAN
KOTA
STRUKTUR
STRUKTUR
JARINGAN
RUANGJALAN
KOTA
STRUKTUR
STRUKTUR
JARINGAN
RUANGJALAN
KOTA

Pada pusat kota menerapkan pola radial yang


didominasi oleh kawasan bisnis. Pada pusat kota ini
juga terdapat sebuah tugu yang bernamakan “tugu
simpang garuda” yang dijadikan sebagai titik nol atau
titik berkumpul dari kota Sabang
STRUKTUR
STRUKTUR
JARINGAN
RUANGJALAN
KOTA

Pola lateral pada daerah ini dominan dengan bangunan


yang dibangun untuk pusat bisnis,perdagangan dan juga
pemerintahan
KESIMPULAN

• Bentukan arsitektur tradisional Aceh tidak terlalu terlihat, mungkin disebabkan karena kota
Sabang merupakan kota yang dibuka oleh Belanda, maka tidak ada perubahan tata ruang kota
yang terlihat sebagai akibat penutupan pelabuhan bebas Sabang.

• KOTA SABANG MEMPUNYAI STRUKTUR RUANG KOTA YANG SESUAI DENGAN TEORI INTI
GANDA ( MULTIPLE NUCLEUS THEORY ), YAITU BERKEMBANGNYA INTI KOTA YANG BARU
SELAIN CENTRAL BUSINESS DISTRICT ( CBD ) YANG SESUAI DENGAN KEGUNAAN
LAHAN MISALNYA BANDARA, PELABUHAN, SEKOLAH, RUMAH SAKIT SERTA TEMPAT
WISATA YANG MENCIPTAKAN SUATU POLA YANG BERBEDA.
Daftar pustaka

• http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/newssk/ko
ta.sabang/BAB%20II.pdf

• http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/newssk/ko
ta.sabang/BAB%20II.pdf
THANK YOU
DASAR PERENCANAAN & PERANCANGAN KOTA

Anda mungkin juga menyukai