Rangkuman Kuliah 8-14
Rangkuman Kuliah 8-14
Disusun Oleh:
BETASARI ULFA GATRI
F1119022
1. Perilaku Rasional: Purposeful dan konsisten. Setiap perilaku dianggap rasional apabila benefit
lebih besar daripada biayanya. Individu melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan, dengan
kendala yang dihadapi (pendapatan dan harga produk).
2. Ekonomi Perilaku: Mengintegrasikan aspek-aspek irasional, emosional, dan psikhologi ke dalam
model pengambilan keputusan dan pengaruhnya terhadap pasar. Ilmu ekonomi perilaku
menunjukkan kontroversi karena beberapa ahli ekonomi memfokuskan pada divergen antara
asumsi rasional dengan asumsi yang tidak rasional pada perilaku manusia.
3. Utilitas: Tingkat kepuasan yang diterima konsumen atas kegiatan ekonominya dalam
mengkonsumsi sejumlah komoditas tertentu. Utilitas dapat diukur melalui dua pendekatan,
yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal.
1. Utilitas Kardinal: Menetapkan nilai numerik tertentu. Unit pengukuran dengan angka
kardinal (1, 2, 3, ..., 10, 14, 19, dst).
2. Utilitas Ordinal: Menentukan peringkat barang sesuai preferensi berdasarkan urutan
(pertama, kedua, ketiga, dll).
4. Marginal Utility (MU) dan Total Utility (TU)
MU = ΔTU/ΔY
TU = total tingkat kepuasan yang diperoleh dari mengkonsimsi suatu barang atau jasa.
5. The Law of Diminishing Marginal Utility: Utilitas marginal menurun karena lebih banyak barang
atau jasa yang dikonsumsi selama periode waktu tertentu.
6. Indifference Curves: Menggambarkan berbagai kombinasi dua macam komoditas yang
memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
1. Preferensi lengkap: Konsumen dapat memberi peringkat bagaimana barang dibandingkan
dengan semua barang lain dalam utilitasnya.
2. Konsintensi dan transitivitas dalam pilihan.
a. Asumsi konsistensi dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, maka B>A.
b. Sifat transitivitas : jika A lebih disukai dari pada B, dan B lebih disukai dari pada C, maka
A lebih disukai daripada C.
3. Nonsatiation: Asumsi ini menyatakan bahwa konsumen akan selalu menginginkannya lebih
banyak suatu barang namun tidak akan pernah mengkonsumsi "terlalu banyak" barang.
7. Empat Sifat Kurva Indiferens
1. Miring ke bawah: Dengan asumsi, lebih banyak lebih disukai daripada lebih sedikit.
2. Dimana saja padat: Dalam ruang komoditas tertentu (menunjukkan kombinasi alternatif dari
dua barang), kita dapat menggambar sejumlah kurva indiferen.
3. Tidak Dapat Berpotongan: Berarti dua tingkat utilitas yang berbeda satu sama lain pada titik
persimpangan.
4. Convex to Origin: Properti ini menyatakan bahwa kurva indiferen harus cembung ke titik
asal.
Kurva indiferen menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping) dan cembung ke titik
origin (convex to origin), artinya kepuasan individu yang diperoleh dari kombinasi konsumsi
barang-barang yang ada bersifat diminishing (MRS = diminishing marginal rate of substitution).
10. The Utility Maximizing Rule: Untuk memaksimumkan utilitas, konsumen mengkombinasikan 2
barang yang mungkin dibeli sampai pada saat kurva indefens bersinggungan degan garis
anggaran.
11. Permintaan Individu: Ketersediaan konsumen membeli pada setiap harga tertentu pada periode
waktu yang spesifik. Ketika harga suatu barang naik, jumlah yang diminta turun, dan ketika
harga turun, jumlah yang diminta naik.
1. Penurunan Permintaan Individu: Kurva permintaan individu terhadap suatu barang tertentu
diturunkan dari anggaran individu (budget line), selera, preferensi (indifference curve),
atau the PCC (Price–Consumption Curve). Dalam menurunkan kurva permintaan dari
perubahan harga, terdapat dua jenis asumsi:
a. Pendapatan Tetap. Kurva permintaan ini dikenal sebagai Marshallian Demand
Function/Uncompensated Demand Function. Di sini permintaan fungsi dari harga dan
pendapatan nominal.
b. Utilitas Tetap. Kurva permintaan ini dikenal sebagai Hicksian Demand
Function/Compensated Demand Function. Di sini permintaan fungsi dari harga dan
tingkat kepuasan. Fungsi ini menyatakan perubahan permintaan dengan mengisolasi
efek pendapatan, sehingga perubahan yang terjadi adalah murni efek substitusi
2. Kurva Permintaan Individu-Marshallian: Marshall menjawab pertanyaan, ketika pendapatan
dan harga barang lain konstan, berapa banyak barang y1 yang diminta apabila terjadi
perubahan harga barang y1 (Py1). Fungsi permintaan: f (Py 1,Py 2,I). Kurva permintaan
secara implisit mengombinasikan income effect dan substitution effects. Total Effect =
Income Effect + Substitution Effect: Ketika harga suatu produk turun, maka konsumen akan
meningkatkan konsumsi produk tsb, dan akan meningkatkan produk lain (sebagai substitut)
karena harganya relatif lebih murah. Sedangkan Income Effect: Ketika harga suatu produk
turun, real income menjadi tinggi, maka konsumen akan meningkatkan konsumsi produk
tsb.
3. Permintaan Individu Hicksian: Pendapatan riil equivalen dengan utilitas yang dianggap
tetap/konstan. Esensinya reaksi dari perubahan harga hanya mencakup Substitution Effect.
Konsumen nempertahankan utilitas konstan, pada kurva indeferens yang sama, ketika
harga barang X berubah. Fungsi permintaan sebagai y1 = f(Py 1,Py 2,U).
Permintaan Hicksian juga disebut permintaan ‘compensated’. Istilah ini berdasarkan
kenyataan bahwa untuk mempertahankan kurva indeferens yang sama dengan berbagai
variasi harga, konsumen menyesuaikan incomenya, misalnya dengan mengkompensasikan-
nya.
12. Permintaan Pasar: Jumlah dari permintaan individu-individu di dalamnya. Kurva permintaan
pasar diperoleh dari penjumlahan tiga kurva permintaan konsumen DA, DB, dan DC. Pada
setiap harga, jumlah yang diminta oleh pasar merupakan jumlah yang diminta oleh setiap
konsumen.
13. Surplus Konsumen: Selisih antara nilai yang konsumen bersedia bayar dengan harga pasar yang
aktual dibayarnya. Untuk sebuah harga keseimbangan, surplus ini dihitung sebagai area di
bawah kurva permintaan di atas harga. Total benefit dari konsumsi suatu produk, kurang dari
total cost pembeliaannya.
Untuk pasar secara keseluruhan, surplus konsumen diukur dengan area di bawah kurva
permintaan dan di atas garis yang mewakili harga pembelian barang.
14. Elastisitas Permintaan
1. Permintaan Inelastis: Ketika permintaan tidak elastis (mis. Ep kurang dari satu dalam nilai
absolut), kuantitas yang diminta relatif tidak responsif terhadap perubahan harga.
Akibatnya, total pengeluaran untuk produk meningkat ketika harga naik.
2. Permintaan Elastis: Ketika permintaan elastis (Ep lebih besar dari satu di nilai absolut), total
pengeluaran untuk produk menurun ketika harga naik.
1. Pengantar
Transisi dari subsisten ke usaha tani komersial seringkali direferensikan sebagai komersialisasi
pertanian sehingga pasar menjadi sangat penting bagi keberlanjutan usaha tani sebagai
pengelola usaha tani, untuk membeli input dan menjual output.
2. Mengapa ada pasar? Karena adanya “division of labour”. Totalitas pesanan yang membuat
pembeli dan penjual melakukan pertukaran uang dengan barang.
3. Fungsi pasar
a. Menetapkan nilai
b. Mengorganisir produksi
c. Mendistribusikan barang
d. Melakukan Penjataan
e. Mempersiapkan Keperluan
4. Mekanisme Pasar
Pasar bekerja menurut mekanisme pengaturan diri sendiri, yang dikenal dengan “hukum pasar”
(self regulating market). Di dalam suatu pasar yang eksogen, “tangan yang tidak kentara”
(invisible hand) mengarahkan perilaku individu langsung dan membawa Pareto optimal alokasi
barang. Pasar berjalan secara sempurna tanpa biaya apapun (costless) karena para pelaku
memiliki informasi yang sempurna. Tindakan rasional ekonomi individu yang berlangsung di
pasar tidak dipengaruhi hubungan-hubungan sosial yang ada dan telah berkembang dalam
masyarakat.
5. Ekuilibrium (Hukum penawaran dan permintaan): Klaim bahwa harga setiap barang atau jasa
menyesuaikan jumlah yang ditawarkan dan yang diminta menuju ke keseimbangan.
6. Pergeseran dalam Kurva VS Gerakan di sepanjang Kurva
a. Pergeseran kurva penawaran disebut perubahan penawaran.
b. Pergerakan sepanjang kurva penawaran tetap disebut perubahan kuantitas yang disediakan.
c. Pergeseran kurva permintaan disebut perubahan permintaan.
d. Pergerakan sepanjang kurva permintaan tetap disebut perubahan kuantitas yang diminta
7. Fluktuasi Harga Produk Pertanian dalam Jangka Pendek: Harga produk pertanian cenderung
mengikuti pola sepanjang tahun dan jika diamati pola ini selalu sama sepanjang tahun. Pada
kenyataannya semua harga pertanian mengikuti pola yang bersifat musiman. Fluktuasi
musiman pada harga juga ditentukan karena penyimpanan, kredit, dan perubahan resiko yang
mungkin terlihat dalam penanganan produk tersebut sepanjang waktu.
8. Penyebab Fluktuasi
a. Penawaran produk pertanian
b. Elastisitas permintaan produk pertanian
9. Teorama Cobweb
a. Asumsi teori Cobweb
1) Pasar dalam persaingan sempurna
2) Periode produksi memerlukan waktu tertentu
3) Harga ditentukan oleh jumlah barang di pasar dan cepat bereaksi
b. Tipe Cobweb
1) Siklus yang menuju titik keseimbangan (convergent case)
2) Siklus yang menjauhi titik keseimbangan (divergent case)
3) Siklus dengan fluktuasi yang jaraknya tetap (continous case)
10. Nilai Tukar Petani: Perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (IT) dengan indeks
harga yang dibayar petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase.
Manfaat NTP:
a. Untuk mengukur kemampuan tukar (term of trade) produk yang dijual petani dengan produk
yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi
b. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkat pendapatan petani sebagai
dasar kebijakan
c. Menunjukkan tingkat daya saing (competiveness) produk pertanian dibandingkan dengan
produk lain
(1) Pemerintah dapat mendukung harga dan pendapatan petani dengan memperoleh/menyimpan
kelebihan penawaran dengan harga dukungan yang diinginkan.
(2) Pendekatan sisi penawaran pemerintah dapat mendukung harga dan pendapatan pertanian
termasuk tarif yang ditetapkan dan pembayaran kekurangan.
(3) Pendekatan sisi permintaan dirancang untuk mempromosikan permintaan domestik dan atau
ekspor.
KULIAH XI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI DAN PERTANIAN
E = pengeluaran yang direncanakan (planned expenditure), adalah jumlah barang dan jasa yang
ingin pelaku belanjakan. Sedangkan pengeluaran aktual (actual expenditure) adalah jumlah yang
rumah tangga, perusahaan dan pemerintah belanjakan untuk barang dan jasa (GDP).
Perbedaan antara actual & planned expenditure: Investasi persediaan yang direncanakan
(unplanned inventory investment)
3. Pengeluaran Agregat
Tingkat pengeluaran agregat dalam konteks apa yang kemudian dikenal sebagai perpotongan
Keynesian, menggunakan pengamatan untuk konsumsi (C), investasi (I), dan pengeluaran
pemerintah (G)
4. Penawaran Agregat
Penawaran agregat merupakan output agregat nasional yang disupply ke konsumen, bisnis,
pemerintah, dan negara asing dengan berbagai tingkat harga. Kurva penawaran agregat
memiliki 3 rentang berbeda:
a. rentang depresi Keynesian,
b. rentang normal, dan
c. rentang klasik.
5. Keseimbangan Pasar Produk di Tingkat Nasional: Keseimbangan jangka pendek dalam
perekonomian, dicapai pada keadaan dimana permintaan agregat sama dengan penawaran
agregat.
6. Ekspansi Permintaan: Kebijakan makroekonomi berorientasi permintaan yang diperluas akan
meningkatkan output agregat dari Y1 ke Y2. Namun, harga umum akan naik dari P1 ke P2,
menandakan peningkatan inflasi. Semakin tidak elastis, semakin besar kenaikannya tingkat
harga umum untuk peningkatan permintaan yang diberikan.
7. Ekspansi Penawaran: Kebijakan berorientasi penawaran ekspansif akan menggeser kurva
penawaran agregat dari AS1 ke AS2, menyebabkan output agregat naik dari Y1 ke Y2 dan tingkat
harga umum turun dari P1 ke P2.
8. Dampak Kebijakan pada Sektor Pertanian
Dampak Kebijakan Ekspansi Makro thd Dampak Kebijakan Ekspansi Makro terjadap
Kesejahteraan Ekonomi Kesejahteraan Ekonomi
KULIAH XII PERTANIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL