Anda di halaman 1dari 16

EKONOMI PERTANIAN

RANGKUMAN MATERI KULIAH VIII-XIV

Disusun Oleh:
BETASARI ULFA GATRI
F1119022

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
KULIAH VIII PERMINTAAN PRODUK PERTANIAN

1. Perilaku Rasional: Purposeful dan konsisten. Setiap perilaku dianggap rasional apabila benefit
lebih besar daripada biayanya. Individu melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan, dengan
kendala yang dihadapi (pendapatan dan harga produk).
2. Ekonomi Perilaku: Mengintegrasikan aspek-aspek irasional, emosional, dan psikhologi ke dalam
model pengambilan keputusan dan pengaruhnya terhadap pasar. Ilmu ekonomi perilaku
menunjukkan kontroversi karena beberapa ahli ekonomi memfokuskan pada divergen antara
asumsi rasional dengan asumsi yang tidak rasional pada perilaku manusia.
3. Utilitas: Tingkat kepuasan yang diterima konsumen atas kegiatan ekonominya dalam
mengkonsumsi sejumlah komoditas tertentu. Utilitas dapat diukur melalui dua pendekatan,
yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal.
1. Utilitas Kardinal: Menetapkan nilai numerik tertentu. Unit pengukuran dengan angka
kardinal (1, 2, 3, ..., 10, 14, 19, dst).
2. Utilitas Ordinal: Menentukan peringkat barang sesuai preferensi berdasarkan urutan
(pertama, kedua, ketiga, dll).
4. Marginal Utility (MU) dan Total Utility (TU)
MU = ΔTU/ΔY
TU = total tingkat kepuasan yang diperoleh dari mengkonsimsi suatu barang atau jasa.
5. The Law of Diminishing Marginal Utility: Utilitas marginal menurun karena lebih banyak barang
atau jasa yang dikonsumsi selama periode waktu tertentu.
6. Indifference Curves: Menggambarkan berbagai kombinasi dua macam komoditas yang
memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
1. Preferensi lengkap: Konsumen dapat memberi peringkat bagaimana barang dibandingkan
dengan semua barang lain dalam utilitasnya.
2. Konsintensi dan transitivitas dalam pilihan.
a. Asumsi konsistensi dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, maka B>A.
b. Sifat transitivitas : jika A lebih disukai dari pada B, dan B lebih disukai dari pada C, maka
A lebih disukai daripada C.
3. Nonsatiation: Asumsi ini menyatakan bahwa konsumen akan selalu menginginkannya lebih
banyak suatu barang namun tidak akan pernah mengkonsumsi "terlalu banyak" barang.
7. Empat Sifat Kurva Indiferens
1. Miring ke bawah: Dengan asumsi, lebih banyak lebih disukai daripada lebih sedikit.
2. Dimana saja padat: Dalam ruang komoditas tertentu (menunjukkan kombinasi alternatif dari
dua barang), kita dapat menggambar sejumlah kurva indiferen.
3. Tidak Dapat Berpotongan: Berarti dua tingkat utilitas yang berbeda satu sama lain pada titik
persimpangan.
4. Convex to Origin: Properti ini menyatakan bahwa kurva indiferen harus cembung ke titik
asal.

Kurva indiferen menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping) dan cembung ke titik
origin (convex to origin), artinya kepuasan individu yang diperoleh dari kombinasi konsumsi
barang-barang yang ada bersifat diminishing (MRS = diminishing marginal rate of substitution).

8. Model Pilihan Konsumen: Menunjukkan bagaimana konsumen membuat keputusan mengenai


berapa banyak suatu produk dibeli.
9. Kendala Konsumen: Garis Anggaran
Himpunan anggaran (area bayangan)
menunjukkan semua kombinasi yang
memungkinkan dibeli, dan garis
anggaran dengan titik akhir x dan y
yang menunjukkan kombinasi batas
anggaran.

10. The Utility Maximizing Rule: Untuk memaksimumkan utilitas, konsumen mengkombinasikan 2
barang yang mungkin dibeli sampai pada saat kurva indefens bersinggungan degan garis
anggaran.
11. Permintaan Individu: Ketersediaan konsumen membeli pada setiap harga tertentu pada periode
waktu yang spesifik. Ketika harga suatu barang naik, jumlah yang diminta turun, dan ketika
harga turun, jumlah yang diminta naik.
1. Penurunan Permintaan Individu: Kurva permintaan individu terhadap suatu barang tertentu
diturunkan dari anggaran individu (budget line), selera, preferensi (indifference curve),
atau the PCC (Price–Consumption Curve). Dalam menurunkan kurva permintaan dari
perubahan harga, terdapat dua jenis asumsi:
a. Pendapatan Tetap. Kurva permintaan ini dikenal sebagai Marshallian Demand
Function/Uncompensated Demand Function. Di sini permintaan fungsi dari harga dan
pendapatan nominal.
b. Utilitas Tetap. Kurva permintaan ini dikenal sebagai Hicksian Demand
Function/Compensated Demand Function. Di sini permintaan fungsi dari harga dan
tingkat kepuasan. Fungsi ini menyatakan perubahan permintaan dengan mengisolasi
efek pendapatan, sehingga perubahan yang terjadi adalah murni efek substitusi
2. Kurva Permintaan Individu-Marshallian: Marshall menjawab pertanyaan, ketika pendapatan
dan harga barang lain konstan, berapa banyak barang y1 yang diminta apabila terjadi
perubahan harga barang y1 (Py1). Fungsi permintaan: f (Py 1,Py 2,I). Kurva permintaan
secara implisit mengombinasikan income effect dan substitution effects. Total Effect =
Income Effect + Substitution Effect: Ketika harga suatu produk turun, maka konsumen akan
meningkatkan konsumsi produk tsb, dan akan meningkatkan produk lain (sebagai substitut)
karena harganya relatif lebih murah. Sedangkan Income Effect: Ketika harga suatu produk
turun, real income menjadi tinggi, maka konsumen akan meningkatkan konsumsi produk
tsb.

3. Permintaan Individu Hicksian: Pendapatan riil equivalen dengan utilitas yang dianggap
tetap/konstan. Esensinya reaksi dari perubahan harga hanya mencakup Substitution Effect.
Konsumen nempertahankan utilitas konstan, pada kurva indeferens yang sama, ketika
harga barang X berubah. Fungsi permintaan sebagai y1 = f(Py 1,Py 2,U).
Permintaan Hicksian juga disebut permintaan ‘compensated’. Istilah ini berdasarkan
kenyataan bahwa untuk mempertahankan kurva indeferens yang sama dengan berbagai
variasi harga, konsumen menyesuaikan incomenya, misalnya dengan mengkompensasikan-
nya.
12. Permintaan Pasar: Jumlah dari permintaan individu-individu di dalamnya. Kurva permintaan
pasar diperoleh dari penjumlahan tiga kurva permintaan konsumen DA, DB, dan DC. Pada
setiap harga, jumlah yang diminta oleh pasar merupakan jumlah yang diminta oleh setiap
konsumen.
13. Surplus Konsumen: Selisih antara nilai yang konsumen bersedia bayar dengan harga pasar yang
aktual dibayarnya. Untuk sebuah harga keseimbangan, surplus ini dihitung sebagai area di
bawah kurva permintaan di atas harga. Total benefit dari konsumsi suatu produk, kurang dari
total cost pembeliaannya.
Untuk pasar secara keseluruhan, surplus konsumen diukur dengan area di bawah kurva
permintaan dan di atas garis yang mewakili harga pembelian barang.
14. Elastisitas Permintaan
1. Permintaan Inelastis: Ketika permintaan tidak elastis (mis. Ep kurang dari satu dalam nilai
absolut), kuantitas yang diminta relatif tidak responsif terhadap perubahan harga.
Akibatnya, total pengeluaran untuk produk meningkat ketika harga naik.
2. Permintaan Elastis: Ketika permintaan elastis (Ep lebih besar dari satu di nilai absolut), total
pengeluaran untuk produk menurun ketika harga naik.

(1) Metode titik tengah

(2) Elastisitas titik harga

Faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan:

a. Ketersediaan barang pengganti


b. Definisi pasar
e. Loyalitas merek (brand loyalty)
c. Persentase penghasilan
f. Siapa yang membayar
d. Kebutuhan vs Kemewahan
g. Periode waktu dalam pertimbangan
KULIAH IX MEKANISME PASAR PRODUK PERTANIAN

1. Pengantar
Transisi dari subsisten ke usaha tani komersial seringkali direferensikan sebagai komersialisasi
pertanian sehingga pasar menjadi sangat penting bagi keberlanjutan usaha tani sebagai
pengelola usaha tani, untuk membeli input dan menjual output.

2. Mengapa ada pasar? Karena adanya “division of labour”. Totalitas pesanan yang membuat
pembeli dan penjual melakukan pertukaran uang dengan barang.

3. Fungsi pasar
a. Menetapkan nilai
b. Mengorganisir produksi
c. Mendistribusikan barang
d. Melakukan Penjataan
e. Mempersiapkan Keperluan
4. Mekanisme Pasar
Pasar bekerja menurut mekanisme pengaturan diri sendiri, yang dikenal dengan “hukum pasar”
(self regulating market). Di dalam suatu pasar yang eksogen, “tangan yang tidak kentara”
(invisible hand) mengarahkan perilaku individu langsung dan membawa Pareto optimal alokasi
barang. Pasar berjalan secara sempurna tanpa biaya apapun (costless) karena para pelaku
memiliki informasi yang sempurna. Tindakan rasional ekonomi individu yang berlangsung di
pasar tidak dipengaruhi hubungan-hubungan sosial yang ada dan telah berkembang dalam
masyarakat.
5. Ekuilibrium (Hukum penawaran dan permintaan): Klaim bahwa harga setiap barang atau jasa
menyesuaikan jumlah yang ditawarkan dan yang diminta menuju ke keseimbangan.
6. Pergeseran dalam Kurva VS Gerakan di sepanjang Kurva
a. Pergeseran kurva penawaran disebut perubahan penawaran.
b. Pergerakan sepanjang kurva penawaran tetap disebut perubahan kuantitas yang disediakan.
c. Pergeseran kurva permintaan disebut perubahan permintaan.
d. Pergerakan sepanjang kurva permintaan tetap disebut perubahan kuantitas yang diminta
7. Fluktuasi Harga Produk Pertanian dalam Jangka Pendek: Harga produk pertanian cenderung
mengikuti pola sepanjang tahun dan jika diamati pola ini selalu sama sepanjang tahun. Pada
kenyataannya semua harga pertanian mengikuti pola yang bersifat musiman. Fluktuasi
musiman pada harga juga ditentukan karena penyimpanan, kredit, dan perubahan resiko yang
mungkin terlihat dalam penanganan produk tersebut sepanjang waktu.
8. Penyebab Fluktuasi
a. Penawaran produk pertanian
b. Elastisitas permintaan produk pertanian
9. Teorama Cobweb
a. Asumsi teori Cobweb
1) Pasar dalam persaingan sempurna
2) Periode produksi memerlukan waktu tertentu
3) Harga ditentukan oleh jumlah barang di pasar dan cepat bereaksi
b. Tipe Cobweb
1) Siklus yang menuju titik keseimbangan (convergent case)
2) Siklus yang menjauhi titik keseimbangan (divergent case)
3) Siklus dengan fluktuasi yang jaraknya tetap (continous case)
10. Nilai Tukar Petani: Perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (IT) dengan indeks
harga yang dibayar petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase.
Manfaat NTP:
a. Untuk mengukur kemampuan tukar (term of trade) produk yang dijual petani dengan produk
yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi
b. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkat pendapatan petani sebagai
dasar kebijakan
c. Menunjukkan tingkat daya saing (competiveness) produk pertanian dibandingkan dengan
produk lain

It: Indeks harga yang diterima petani


Ib: Indeks harga yang dibayar petani
NTP: Nilai Tukar Petani

* NTP>100, berarti petani mengalami surplus.     


* NTP=100, berarti petani mengalami impas/break even.
* NTP<100, berarti petani mengalami defisit.

11. Masalah dalam Gerakan Harga


a. Word Problem: harga produk pertanian naik.
b. Farm Problem: harga produk pertanian turun.
KULIAH X INTERVENSI PEMERINTAH DALAM PERTANIAN

1. Masalah Usaha Tani


a. Inelastic Demand dan Hasil Panen Yang Besar (Bumper Crop)
b. Lemahnya Market Power
c. Sensifitas Tingkat Bunga
d. Sensifitas Perdagangan
e. Ketepatan Aset dan Kelebihan Kapasitas
2. Bentuk Intervensi Pemerintah
a. Penyesuaian Produksi terhadap Permintaan Pasar
b. Price and Income Support Payments
c. Peningkatan Perdagangan Luar Negeri
3. Masalah Konsumen
a. Kelaparan akibat kurangnya pendapatan dan akses makanan bergizi
b. Nutrisi dan kesehatan
c. Keamanan Pangan
d. Subsidi pangan yang menyebabkan rendahnya harga pangan shg tidak menguntungkan
petani
4. Support Harga dan Income
a. Mekanisme Dukungan Harga dan Pendapatan Pertanian
b. Mekanisme penyisihan (Set-aside mechanism)
Sebuah program di mana petani diharuskan untuk menyisihkan persentase tertentu dari
total areal tanam mereka dan mencurahkan tanah ini untuk penggunaan konservasi
yang disetujui agar memenuhi syarat untuk diberi subsidi. Program penyisihan akan
menurunkan kuantitas produk yang masuk ke pasar, dan menjadi sangat tidak populer bagi
petani dan pemasok input.
c. Mekanisme harga target (Target price mechanism)
d. Cakupan Komoditas oleh program pemerintah (Commodities covered by government
programs)
 Program Ekspansi Permintaan Domestik
a. Program untuk mempromosikan perluasan permintaan domestik melalui
pemberian makanan di sekolah dan program layanan gizi lainnya, program
periklanan dan promosi, dan sebagainya.
b. Program untuk mensubsidi pengembangan baru yang digunakan untuk produk
pertanian

(1) Pemerintah dapat mendukung harga dan pendapatan petani dengan memperoleh/menyimpan
kelebihan penawaran dengan harga dukungan yang diinginkan.
(2) Pendekatan sisi penawaran pemerintah dapat mendukung harga dan pendapatan pertanian
termasuk tarif yang ditetapkan dan pembayaran kekurangan.
(3) Pendekatan sisi permintaan dirancang untuk mempromosikan permintaan domestik dan atau
ekspor.
KULIAH XI KEBIJAKAN MAKROEKONOMI DAN PERTANIAN

1. Keseimbangan Pendapatan Nasional dan Output


Untuk menentukan tingkat keseimbangan pendapatan dan output nasional dalam
perekonomian, kita harus menggunakan hubungan pengeluaran rumah tangga dan bisnis. Nilai
total konsumsi yang direncanakan, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto dalam
suatu ekonomi sering disebut sebagai pengeluaran agregat.
2. Permintaan Agregat
Aggregate demand (AD) adalah hubungan antara kuantitas output agregat dengan tingkat harga
agregat. Pengertian AD di pasar barang:
a. 2 sektor: AD = E = C + I
b. 3 sektor: AD = E = C + I + G
c. 4 sektor: AD = E = C + I + G + (X-M)

E = pengeluaran yang direncanakan (planned expenditure), adalah jumlah barang dan jasa yang
ingin pelaku belanjakan. Sedangkan pengeluaran aktual (actual expenditure) adalah jumlah yang
rumah tangga, perusahaan dan pemerintah belanjakan untuk barang dan jasa (GDP).

Perbedaan antara actual & planned expenditure: Investasi persediaan yang direncanakan
(unplanned inventory investment)

3. Pengeluaran Agregat
Tingkat pengeluaran agregat dalam konteks apa yang kemudian dikenal sebagai perpotongan
Keynesian, menggunakan pengamatan untuk konsumsi (C), investasi (I), dan pengeluaran
pemerintah (G)
4. Penawaran Agregat
Penawaran agregat merupakan output agregat nasional yang disupply ke konsumen, bisnis,
pemerintah, dan negara asing dengan berbagai tingkat harga. Kurva penawaran agregat
memiliki 3 rentang berbeda:
a. rentang depresi Keynesian,
b. rentang normal, dan
c. rentang klasik.
5. Keseimbangan Pasar Produk di Tingkat Nasional: Keseimbangan jangka pendek dalam
perekonomian, dicapai pada keadaan dimana permintaan agregat sama dengan penawaran
agregat.
6. Ekspansi Permintaan: Kebijakan makroekonomi berorientasi permintaan yang diperluas akan
meningkatkan output agregat dari Y1 ke Y2. Namun, harga umum akan naik dari P1 ke P2,
menandakan peningkatan inflasi. Semakin tidak elastis, semakin besar kenaikannya tingkat
harga umum untuk peningkatan permintaan yang diberikan.
7. Ekspansi Penawaran: Kebijakan berorientasi penawaran ekspansif akan menggeser kurva
penawaran agregat dari AS1 ke AS2, menyebabkan output agregat naik dari Y1 ke Y2 dan tingkat
harga umum turun dari P1 ke P2.
8. Dampak Kebijakan pada Sektor Pertanian

Kebijakan Moneter Ekspansi Kebijakan Fiskal Kontraktif Kebijakan Fiskal Ekspansif

1) Harga komoditas 1) Harga komoditas 1) Harga komoditas


pertanian pada pertanian secara umum pertanian pada
umumnya = Lebih tinggi = Lebih rendah umumnya = Lebih tinggi
2) Beban bunga = Lebih 2) Biaya bunga = Lebih 2) Biaya bunga = Lebih
Rendah tinggi tinggi
3) Pendapatan pertanian 3) Pendapatan pertanian 3) Pendapatan pertanian
neto = Lebih tinggi neto = Lebih rendah neto = Lebih tinggi
4) Harga lahan pertanian 4) Harga tanah pertanian 4) Harga tanah pertanian =
= Lebih tinggi = Lebih rendah Agak lebih tinggi

9. Dampak pada Kesejahteraan Ekonomi

Dampak Kebijakan Ekspansi Makro thd Dampak Kebijakan Ekspansi Makro terjadap
Kesejahteraan Ekonomi Kesejahteraan Ekonomi
KULIAH XII PERTANIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. Konsep yang memengaruhi perdagangan


a. Keuntungan absolut: satu negara dapat memproduksi barang lebih murah dari negara lain.
b. Keunggulan komparatif: kemampuan suatu negara untuk berspesialisasi dalam produksi
barang yang memiliki keunggulan komparatif terbesar atau opportunity cost terendah.
Faktor yang memengaruhi keunggulan komparatif
1) Perbedaan nasional dalam opportunity costs
2) Ketersediaan sumberdaya
3) Persyaratan produksi untuk barang dan jasa yang diproduksi
4) Kombinasi sumberdaya
5) Mobilitas sumberdaya
c. Keunggulan kompetitif: daya saing ekonomi suatu negara tercermin dalam biaya absolut
barang tertentu di pasar tertentu pada titik waktu tertentu.
2. Manfaat Perdagangan Bebas
a. Situasi di mana pemerintah tidak berusaha memengaruhi kuota atau tarif (duty) tentang
barang yang dibeli oleh warganya dari negara lain atau apa yang dapat mereka hasilkan dan
jual ke negara lain
b. Teori perdagangan menunjukkan mengapa hal itu bermanfaat bagi suatu negara untuk
terlibat dalam perdagangan internasional bahkan untuk produk yang dapat diproduksi untuk
dirinya sendiri
c. Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara
1) Untuk mengkhususkan diri dalam pembuatan dan ekspor produk yang dapat
menghasilkan secara efisien
2) Produk impor yang dapat diproduksi lebih efisien di negara lain
3. Institusi Finansial dan Perdagangan
a. World Bank (WB)
1) Memberikan bantuan pinjaman ke negara anggotanya.
2) Salah satu sumber utama bantuan pembangunan ekonomi.
b. International Monetary Fund (IMF)
1) Mempermudah pertukaran mata uang di antara negara anggota
2) Memberikan pinjaman mata uang asing ke negara anggotanya
c. World Trade Organization (WTO)
Mempromosikan perdagangan bebas, yaitu mengeliminir barriers terhadap perdagangan di
antara negara seperti kuota, tarif, dan kewajiban lainnya.
4. Balance of Trade
a. Surplus = Ekspor > Impor
b. Defisit = Impor > Ekspor
KULIAH XIII KEBIJAKAN PERDAGANGAN PERTANIAN DAN ARANSEMEN

1. Perdagangan dan Kesejahteraan


a. Ekonomi otonom / tertutup (Autarky/closed economy )  negara mandiri, tidak ada
perdagangan antar negara, dan pasar berada dalam ekuilibrium.
b. Arbitrage  membeli komoditas di satu pasar dengan harga murah dan menjualnya dengan
cepat di pasar lain dengan harga lebih tinggi.
c. Ekuilibrium parsial dan kelebihan penawaran (Partial equilibrium and excess supply) 
barang akan selalu berpindah dari tempat harga rendah (kelebihan penawaran) ke tempat
harga tinggi (kelebihan permintaan).
2. Alasan Restriksi Perdagangan
a. Untuk melindungi industri baru atau infant industry
b. Untuk mengatasi persaingan asing yang tidak adil
c. Untuk meningkatkan neraca pembayaran
d. Untuk melindungi kesehatan nasional, lingkungan atau keamanan pangan
3. Restriksi Perdagangan
a. Tariff barriers (Hambatan tarif)
b. Nontariff barriers (NTB)
1) Pengekangan ekspor sukarela (Voluntary export restraints - VERs)
2) Kuota tingkat tarif (Tariff rate quotas - TRQ)
Dua tingkat tarif rezim yang menggabungkan dua instrumen kebijakan konvensional
(kuota impor dan tarif) untuk mengatur impor
3) Impor kuota (Import quotas)
4. Kebijakan Pertanian dan Pangan Domestik
a. Mengubah harga pasar, sehingga mempengaruhi produksi dan konsumsi
b. Mempengaruhi produksi dan/atau pengolahan makanan, dan
c. Mempengaruhi konsumsi atau pemanfaatan komoditas mentah, produk setengah jadi, atau
produk yang siap dikonsumsi
5. Kebijakan Ekspor
a. Menjual kelebihan produksi atau komoditas yang disimpan
b. Mengurangi atau menghentikan ekspor komoditas dalam negeri, sehingga membatasi
potensi kenaikan harga konsumen
c. Mengembangkan atau mempertahankan industri pengolahan dalam negeri dan
meningkatkan lapangan kerja daripada mengekspor bahan baku
d. Membatasi kemampuan ekonomi atau militer negara lain
e. Mendorong negara lain untuk melakukan reformasi kebijakan dengan menolak penawaran
pangan atau serat yang penting.
6. Kebijakan Perdagangan Pertanian
a. Formulasi kebijakan yang terkait dengan perdagangan, program domestik, dan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan terjadi dalam pengaturan multilateral.
b. Lembaga-lembaga internasional utama dan badan pembuat kebijakan sekarang
menyediakan hubungan penting antara upaya untuk mengurangi distorsi terhadap
perdagangan dan mencapai tujuan sosial untuk mendukung produksi pertanian domestik
yang berkelanjutan, dan kebutuhan untuk memastikan konsumen pasokan makanan yang
aman dan murah.
7. Intergrasi Ekonomi Regional - perjanjian antar negara dalam wilayah geografis untuk
mengurangi hambatan tarif dan non-tarif terhadap aliran bebas barang, jasa, dan faktor
produksi antara satu sama lain. Tingkat integrasi ekonomi regional:
a. Area perdagangan bebas menghilangkan semua hambatan untuk perdagangan barang dan
jasa di antara negara-negara anggota (EFTA, NAFTA, AFTA)
b. Serikat pabean (customs union) menghilangkan hambatan perdagangan antara negara-
negara anggota dan mengadopsi kebijakan perdagangan eksternal bersama (Andean Pact)
c. Pasar bersama (common market) tidak memiliki hambatan perdagangan antara negara-
negara anggota, kebijakan perdagangan eksternal bersama, dan pergerakan bebas dari
faktor-faktor produksi (MERCOSUR)
d. Serikat ekonomi (economic union) memiliki aliran bebas produk dan faktor-faktor produksi
antara anggota, kebijakan perdagangan eksternal bersama, mata uang bersama, tarif pajak
yang diharmonisasi, dan kebijakan moneter dan fiskal bersama (Uni Eropa)
e. Serikat politik (political union) melibatkan aparat politik pusat yang mengoordinasikan
kebijakan ekonomi, sosial, dan luar negeri negara-negara anggota
8. Area Perdagangan Preferensial (Preferential Trade Agreement - PTA): Blok perdagangan yang
memberikan akses preferensial ke produk tertentu dari negara-negara yang berpartisipasi
dengan mengurangi tarif tetapi tidak dengan menghapuskannya sepenuhnya. 
Alasan PTA:
a. Alasan ekonomi atau politik terkait dengan kepentingan strategis suatu negara
b. Pengurangan hambatan perdagangan yang tepat waktu
c. Mengkonter kekuatan ekonomi dan politik dari perjanjian perdagangan lainnya
d. Mengurangi imigrasi ilegal
e. Menumbuhkan stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi
9. Pengalihan Perdagangan: Pengalihan perdagangan mengurangi kesejahteraan global karena
produksi bergeser dari nonanggota yang lebih efisien untuk anggota produsen yang kurang
efisien. Pengimpor negara kecil mendapat keuntungan dari pengalihan perdagangan hanya saat
pemulihan kerugian bobot mati (deadweight losses) karena tarif melebihi kerugian sebesar
pendapatan pemerintah dari tarif.
KULIAH XIV POTENSI, MASALAH, TANTANGAN DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
NASIONAL

1. Potensi Pertanian Indonesia


- Kekayaan Indonesia meliputi 325.350 jenis flora – fauna.
- Indonesia memiliki sumberdaya perikanan berupa sumberdaya perairan seluas 5 Juta – 7
Juta km2 dan garis pantai sepanjang 91.000,00 km (terpanjang di dunia).
- KELAPA SAWIT: No 1 Terbesar di Dunia (sejak 2006; Produksi 2007=16,7 juta ton; 2008=18,6
juta ton/44,3% dunia)
- Cocoa: No 3 produksi terbesar di Dunia
- Kopi: No 4 produksi terbesar setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam
- Padi: Produsen terbesar nomor 3 di dunia (produksi 2007: 34,96 juta ton setelah Cina dan
India); sekaligus konsumen dan importir terbesar nomor 3 di dunia (konsumsi 2007: 35,8
juta ton)
2. Masalah Pembangunan Pertanian

3. Tantangan Pembangunan Pertanian


a. Perubahan iklim
b. Kondisi perekonomian global
c. Gejolak harga pangan global
d. Bencana alam
e. Peningkatan jumlah penduduk
f. Aspek distribusi
g. Laju urbanisasi
4. Kebijakan Pembangunan Pertanian: Keputusan dan tindakan pemerintah untuk mengarahkan,
mendorong, mengendalikan dan mengatur pembangunan pertanian guna mewujudkan tujuan
pembangunan nasional. Kebijakan pembangunan pertanian haruslah dipandang dalam konteks
pembangunan nasional yang tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan petani
saja tetapi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
5. Mekanisme Kebijakan
Pemerintah pusat menetapkan kebijakan nasional pembangunan pertanian sebagai acuan
makro terhadap implementasi kegiatan di daerah. Hal ini terkait erat dengan tata ruang
pengembangan ekonomi, sumberdaya alam pertanian (termasuk kawasan agribisnis unggulan,
potensi komoditas unggulan/strategis secara nasional), daya saing, pemberdayaan wilayah
tertinggal, pengentasan kemiskinan, pembangunan sarana dan prasarana.
6. Arah Kebijakan Pangan dan Pertanian
a. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing  efisiensi, modernisasi dan nilai tambah
pertanian
b. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu  sistem ketahanan pangan diarahkan
untuk menjaga ketahanan dan kemandirian pangan nasional dengan mengembangkan
kemampuan produksi dalam negeri
7. Penguatan daya saing dan ekspor pangan
a. Peningkatan nilai tambah produk pangan
b. Peningkatan efisiensi produksi dan kualitas pangan
c. Pengembangan kawasan berbasis korporasi petani
d. Pengembangan Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor di Perbatasan

Anda mungkin juga menyukai