Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat ini perkembangan zaman tidak lepas dari kemajuan
teknologi, komunikasi dan ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi,
komunikasi dan ilmu pengetahuan telah membawa banyak perubahan kepada
masyarakat terutama dengan cara berfikir dan juga bertingkah laku.
Kemajuan teknologi dan komunikasi yang ditandai dengan luasnya jaringan
televisi, radio, dan yang paling utama yaitu internet, sehingga membuat
masyarakat khususnya di Indonesia mendapat informasi dari berbagai
belahan dunia sehingga mendorong terjadinya globalisasi.
Globalisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
meningkatnya keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia
di seluruh dunia, baik itu dalam aspek perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya, serta bentuk-bentuk interaksi lainnya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi). Sebagaimana yang dikutip oleh
Wawan Kusnadi dalam majalah analis yang diterbitkan oleh CSIS, Abdul
Muis mengatakan bahwa “Kemajuan teknologi dan informasi melahirkan
keanekaragaman saluran (media) yang semakin lama semakin canggih serta
dapat memungkinkan dalam berbagai macam kejadian”. (Rahmawati, 2014)
Media yang dimaksud yaitu media massa. Media massa dapat berupa
media cetak maupun elektronik. Salah satu fungsi dari media massa ini yaitu
untuk menghibur masyarakatnya. Salah satu contoh dari fungsi media massa
sebagai penghibur yaitu Budaya Pop Korea.
Budaya Pop Korea merupakan budaya yang disebarkan secara menarik
melalui media massa. Hal ini terbukti dengan banyaknya drama korea yang
muncul dimasyarakat. Perkembangan K-drama yang melanda ini dikenal
dengan sebutan Korean Wave atau Hallyu. Korean Wave atau Hallyu adalah
gelombang budaya, music, film, dan segala sesuatu tentang korea yang
menyebar kenegara-negara lain termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri,
kebudayaan merupakan salah satu aspek kekuatan bangsa yang memiliki
kekayaan nilai budaya yang beragam, termasuk keseniannya. Dari
kebudayaan jugalah gaya hidup tercipta. Pada perkembangan teknologi ini
jugalah yang banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat terutama
remaja.
Menurut Zakia Drajat (1996 : 101) mengatakan bahwa remaja adalah
masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa, dimana anak-anak
mengalami pertumbuhan yang cukup cepat di segala bidang, mereka bukan
lagi anak, baik bentuk badan, sikap, cara berpikir dan bertindak. Juga bukan
orang dewasa yang sudah matang dalam berfikir dan bertindak. Masa remaja
adalah percobaan, masa pencarian identitas diri.masa ini mulai dari umur 13
tahun berakhir pada umur 21thn. (Masdudi, 2011:126)
Fenomena budaya populer Korea sangat menarik untuk dikaji tidak hanya
terjadi pada orang dewasa saja, Faktanya gelombang Korean Wave terjadi
juga pada penggemar remaja, demam Korea telah mendorong lahirnya
perilaku bagi remaja dan generasi muda yang menggunakan budaya Pop
Korea sebagai perilaku meniru idola mereka, menyukai secara berlebihan
sebagai penggemar, membeli pernak-pernik idola mereka hal ini terjadi
kerena terdapat proses komunikasi budaya populer Korea di Indonesia. Dari
budaya korea ini yang paling banyak diminati oleh remaja yaitu dramanya
dan musiknya, mereka juga rela menonton dan membeli DVD drama korea
yang terbaru dan juga musik korea
Remaja yang menyukai KPOP memiliki kegemaran masing-masing dalam
menentukan idola mereka, seperti halnya musik Pop Korea yang banyak
digemari membuatnya banyak memiliki penggemar setia sehingga setiap
boyband dan girlband memiliki fans-club tersendiri. Remaja Indonesia juga
memiliki fans-club mereka sendiri-sendiri dan memisahkan diri dengan
fandom yang lain sesuai dengan yang mereka sukai. Meski mereka
kebanyakan terpisah dengan fandom yang mereka pilih tapi biasanya mereka
justru akan dekat antara satu sama lain.(Ulfianti, 2012:3).
Kepopuleran demam korea pada musik korea membuat para fans yang
terdiri dari remaja yang begitu mencintai mereka tanpa tak sadar berperilaku
berlebihan yang dapat menyebabkan idolanya tanpa sengaja terluka atau
cedera ringan akibat antusias fans. Budaya korea sudah banyak
mempengaruhi pemikiran kelompok penggemarnya dan mempengaruhi
bagaimana mereka memahami budaya Pop Korea itu sendiri. Melalui budaya
K- Pop tersebut kelompok penggemar memahami dinamika budaya Korea.
Pemahaman terhadap budaya Korea kemudian melahirkan budaya baru dalam
kelompok penggemar yang biasanya berwujud fanatisme sebagai hasil
interaksi dengan budaya Pop Korea (Wijayanti, 2012:3).
Menurut Giulianotti, (2006:71) Fanatisme merupakan sebuah rasa
kecintaan yang lebih hingga akan berdampak luar biasa terhadap sikap hidup
seseorang. Segala sesuatu yang diyakini akan memberikan sebuah kecintaan
dan semangat hidup yang lebih pada orang tersebut.
Adapun hasil dari wawancara terhadap salah satu siswa SMK 7, Pada
tanggal 12 September 2012, subyek mengatakan bahwa ia mengetahui
Korean Wave sejak sekolah SMP dan masih menyukainya sampai sekarang,
kesukaannya pada drama, film, dan musik Korea. Ia mengatakan bahwa
masyarakat dikorea sangat menjaga kebudayaan mereka, sampai sekarang
mereka masih menggunakan pakaian dan rumah adat mereka masih utuh.
Subyek juga memberitahu bahwa ia sangat menyukai musik Korea
dikarenakan musiknya yang unik dan berbeda, ia selalu mencari informasi
yang terdapat pada K-Pop terutama pada idolanya, subyek aktif dalam
komunitasnya sebagai Kpopers, ia juga mengatakan bahwa ia juga
mengkoleksi pernak-pernik sepeti album original, drama, majalah, poster dan
hal- hal yang berhubungan dengan K-Pop dan idolanya.
Berdasarkan hal tersebut, individu dalam melakukan suatu tindakan
sebaiknya sudah memiliki rencana terlebih dahulu, sehingga individu tersebut
mampu mengontrol dirinya. Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu
dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan
untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi
dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi.
Menurut Nur Gufron & Rini Risnawati, (2011:21-22), Kontrol diri yaitu
kemampuan dalam mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik
perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, selalu
nyaman dengan orang lain, dan menutup perasaan. (Indah Haryani and Jhon
Herwanto, 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Ulfianti, S. (2012). Fanatisme Remaja Indonesia Pada Korean Wave.


Jurnal Artikel Korean Wave. 1(1), pp 1-4

Wijayanti, Ardiani. A. (2012). Hallyu: Youngstres Fanaticism of Korean


Pop Culture (Study of Hallyu Fans Yogyakarta City). Journal of Sociology. 3
(3), pp 1-24.

Anda mungkin juga menyukai