DISUSUN OLEH :
ARDI RAMDANI
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Saya mengucap syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai persyaratan mengikuti Intermedite
Training LK II dengan judul “Revitalisasi Peran Mahasiswa Milenial”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun, demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
ARDI
ii
DAFTAR ISI
HALAM JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Batasan Masalah.........................................................................................2
D. Tujuan Penulisan........................................................................................2
E. Metode Penulisan........................................................................................2
A. Pengertian Mahasiswa................................................................................3
1. Peran Mahasiswa...........................................................................................3
B. Pengertian Radikalisme..............................................................................6
C. Pengertian Milenial.....................................................................................7
iii
B. Faktor yang membuat faham radikal mudah menyebar......................10
2, Melalui Internet...........................................................................................14
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Mahasiswa?
2. Apa Peran Mahasiswa?
3. Apa itu Radikalisme?
4. Bagaimana peran mahasiswa dalam menangkal radikalisme
5. Bagaimanakah keterlibatan mahasiswa dalam menghadapi
tantangan pada era milenial?
1
C. Batasan Masalah
Agar penulisan ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam
maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu
dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya
berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Revitalisasi Peran
Mahasiswa Milenial.
D. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui lebih jauh apa itu mahasiswa serta peran mahasiswa di
era milenial
E. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan literatur-literatur yang
berkenaan dengan variabel-variabel penelitian.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Mahasiswa
1. Peran Mahasiswa
3
dunia. Selanjutanya mahasiswa sebagai social control, maksudnya mahasiswa
mempunyai tugas untuk sadar pada lingkungan masyarakat dan dengan segalah
permasalahannya. Selain mencoba mendalami dan mengaplikasikan materi kuliah
yang disampaikan oleh dosen, mahasiswa juga mempunyai tugas lain yang tidak
kalah pentingnya, yaitu mengamati dan mengkritisi apa yang terjadi di
masyarakat, baik masyarakat kampus maupun masyarakat luas ( Urip Santoso ).
Hal ini sangat jelas bagaimana mahasiswa menjadi social control pada
lingkungan. Terakhir, mahasiswa sebagai iron stoc yang berarti mahasiswa
diharapkan menjadi manusia yang tangguh dan memiliki kemampuan sebagai
generasi penerus bangsa karena mahasiswa notabanenya generasi yang terpelajar.
Di samping peran mahasiswa sebagai agent of change, social control dan iron
stok, mahasiswa harus memiliki nilai religius agar ketika menjalankan peran dan
fungsi tersebut maka mahasiswa itu tidak menyimpang dari nilai – nilai
keagamaan.
Mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang bisa menerapkan fungsi dan
peran mahasiswa yang seharusnya seperti yang di jelaskan di atas. Namun,
sekarang mahasiswa memiliki tantangan yaitu kemalasan pada dirinya, sehingga
mahasiswa itu akan mengalami yang namanya “tiba masa tiba akal”. Mahasiswa
lebih memilih main dengan teman – temannya dari pada menyisihkan waktu
untuk melakukan suatu hal yang positif, seperti menghasilkan sebuah karya atau
melakukan suatu penelitian. Hal itu sangatlah tidak cocok bagi mahasiswa, ingat
mahasiswa bukan lagi seorang siswa. Dalam hal ini solusi untuk menghilangkan
rasa kemalasan yang ada pada mahasiswa ialah memotivasi dari diri mahasiswa
itu sendiri. Dengan cara mencari pembangkit semangat, dan rasa malas yang di
alami akan hilang dan terpacu untuk melakukan hal yang bermanfaat. Tantangan
lain adalah mahasiswa sekarang telah di jadikan alat politik praktis partai politik
atau pemerintah. Sesungguhnya mahasiswa harus menjadi oposisi terhadap
pemerintah karena sejatinya mahasiswa adalah agent of change. Maka dari itu
marilah menjadi mahasiswa dan laksanakan peran mahasiswa yang sebenarnya
jangan mau terkalahkan oleh rasa malas. Ingat anda adalah harapan bangsa, di
tangan andalah bangsa ini di akan mengalami perubahan, karena ketika kita ingin
melihat kemajuan suatu negara maka lihatlah pemudanya. Ketika pemudanya baik
4
dan bertanggung jawab maka negara itu akan menjadi negara yang damai. Namun,
sebaliknya ketika pemuda di suatu negara tidak lagi memikirkan negaranya dan
sudah bermalas-malasan maka negara itu tidak akan berkembang dan semakin
banyak masalah yang muncul. Oleh karena itu jadilah pemuda yang sebenarnya
dan bermanfaatlah bagi lingkungan sekitar.
2. Mahasiswa Seabagai Agen Perubahan
Setidaknya ada lima karakteristik pemimpin yang baik yang harus ada
dalam diri seorang Change Agent. Yang pertama, visi yang jernih. Sebagai
pemimpin, seseorang harus memiliki target yang jelas sehingga program kerja
dapat disusun dengan baik dan dengan tahapan yang berkesinambungan karena
arah yang dituju jelas. Pemimpin yang baik harus bisa menjelaskan ide dan
konsep yang ada dalam pemikirannya secara jernih kepada orang lain dan
terutama kepada anggota tim kerjanya. Yang kedua, memiliki kegigihan untuk
mencapai target. Yang ketiga, bersikap kritis dan analitis. Dengan kata lain,
5
pemimpin yang baik harus selalu bernalar dan menggunakan akal sehatnya. Tidak
ada hal yang ditelan bulat-bulat tanpa mengerti substansinya. Yang keempat, sarat
akan pengetahuan dan memimpin dengan memberikan contoh, bukan hanya
dengan instruksi. Yang kelima, membangun hubungan yang kuat dengan orang-
orang sekitarnya dengan membangun kepercayaan. Dengan kata lain, pemimpin
yang baik harus memiliki integritas agar dapat dipercaya.
B. Pengertian Radikalisme
Dalam The Concise Oxford Dictionary (1987), radikal berasal dari bahasa
Latin “Radix, Radicis” yang berarti akar, sumber, atau asal mula. Radikalisme
berasal dari akar kata radikal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
“Radikalisme” didefinisikan sebagai paham atau aliran yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau
drastis.
6
melalui sosialisasi dan seminar anti radikalisme dan terorisme, setidaknya
mahasiswa bisa lebih tahu apa itu radikalisme. Sebab, mereka yang
memegang paham radikalisme sering kali tidak menyadari dampak dari
perbuatannya, tujuannya agar mahasiswa tidak mudah disusupi
pemahaman yang menyimpang. Kampus yang selama ini dikenal sebagai
tempat persemaian manusia berpandangan kritis, terbuka, dan intelek,
ternyata tidak bisa imun terhadap pengaruh ideologi radikalisme.
Radikalisme menyeruak menginfiltrasi kalangan mahasiswa di berbagai
kampus. Dari masa ke masa di lingkungan kampus hampir selalu ada
kelompok radikal baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Mahasiswa
sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam mencegah
radikalisme. Yang tidak kurang kalah penting adalah revitalisasi lembaga,
badan, dan organisasi kemahasiswaan intra maupun ekstra kampus.
Organisasi-organisasi yang ada di kampus memegang peranan penting
untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme ini melalui
pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang komprehensif dan kaya
makna. disini peran mahasiswa dalam mencegah paham radikal
berkembang.
C. Pengertian milenial.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
hidup, minum, makan, mati pun di tanah air Indonesia, tidak tahu
terimakasih kah mereka kepada tanah air ini yang telah menjadikan
mereka sesosok manusia di bumi ini? Sering kita dengar kata apatis
ungkin, kata itu tepat untuk mahasiswa yang lebih mementingkan
kepentingan pribadi dan seakan tidak ingin tau tentang apa yang terjadi
disekitar.
3. Kurangnya soft skill
Mahasiswa di dalam pendidikan di kampus hendaklah menggali
pemahaman akan pentingnya mengasah minat dan bakat mereka ketika
mereka kuliah, sehingga dengan memberikan arahan dan bimbingan
dalam mengikuti setiap kegiatan non akademik di kampus dapat
meningkatkan soft skills mereka yang dapat berguna di kemudian hari di
dalam dunia industri. Menurut Arthur W. Chickering (1969) digunakan
pendekatan dan konsep pembinaan mahasiswa yang disebut 7 vectors of
Development (SvoD). Adapun 7 Vectors of Development itu dibagi atas 7
tahapan dalam mengembangkan soft skills mahasiswa:
a. Developing Competenced
Mahasiswa membutuhkan keterampilan dan keyakinan diri di
bidang intelektual, fisik, dan hubungan interpersonal.
b. Managing Emotions
9
mengarahkan dirinya untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai secara mandiri.
e. Establishing Identity
f. Developing Purpose
g. Developing Intergrity
10
b. Bacaan yang salah terhadap sejarah umat Islam yang
dikombinasikan dengan idealisasi berlebihan terhadapumat Islam
pada masa tertentu.Ini terlihat dalam pandangan dan gerakan salafi,
khususnya dalam spectrum sangat radikal seperti wahabiyah yang
muncul di semenanjung Arabia pada akhir abad 18 awal sampai
pada abad 19 dan terus merebak sampai sekarang ini. Tema pokok
kelompok dan sel salafi ini adalah pemurnian Islam, yakni
membersihkan Islam dari pemahaman dan praktek keagamaan
yang mereka pandang sebagai bid`ah, yang tidak jarang mereka
lakukan dengan cara-cara kekerasan.
11
mengimbas ke lapisan bawah (grassroot) dan menimbulkan konflik
horizontal yang laten dan luas. Terdapat berbagai indikasi, konflik
dan kekerasan bernuansa agama bahkan di provokasi kalangan elit
tertentu untuk kepentingan mereka sendiri. Ketiga, tidak
konsistennya penegakan hukum. Beberapa kasus konflik dan
kekerasan yang bernuasa agama atau membawa simbolisme agama
menunjukkan indikasi konflik di antara aparat keamanan, dan
bahkan kontestasi diantara kelompok-kelompok elitlokal.
Keempat, meluasnya disorientasi dan dislokasi dalam masyarakat
Indonesia, karena kesulitan-kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
Kenaikan harga kebutuhan-kebutuhan sehari-hari lainnya membuat
kalangan masyarakat semakin terhimpit dan terjepit. Akibatnya,
orang-orang atau kelompok yang terhempas dan terkapar ini
dengan mudah dan murah dapat melakukan tindakan emosional,
dan bahkan dapat disewa untuk melakukan tindakan melanggar
hukum dan kekerasan.
12
c. Tersibukkan oleh masalah-masalah sekunder seperti
menggerak-gerakkan jari ketika tasyahud, memanjangkan jenggot
dan meninggikan celana sembari melupakan masalahmasalah
primer.
keadilan.
13
dan kepentingan dipecahkan tidak secara rasional, tidak objektif,
tidak adil melainkan secara kekuasaan, kooptasi, intimidasi,
ancaman dan penindasan.
14
PAI di ruang kelas. Sekarang ini, kegiatan mentoring agama Islam
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdssarkan pembahasan yang telah dibahas diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Setiap mahasiswa itu mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menghadapi era milenial yang penuh dengan
tantangan.
2. Dalam menjalankan perannya sebagai mahasiswa,
mahasiswa pun memiliki peran lain untuk mencegah faham
radikal yang sangat mengancam kedaulatan bangsa dan
negara
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah di bahas, saya mencoba
memberikan masukan atau saran
1. Mahasiswa di era milenial harus pandai menanggapi isu
yang terjadi dan memperbanyak wawaasan sealain dari
internet.
2. Diperlukan kesadaran masing-masing individu agar dapat
menyandang gelar seabagai Agen perubahan.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan
masukan dalam mengkaji lebih lanjut masalah yang
berkaitan dengan peran mahasiswa dalam menjawab
tantangan zaman.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://serikatnews.com/peran-dan-tantangan-pemuda-di-era-generasi-milenial
Jurnal. Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Volume 9, Nomor
2, Desember 2015
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-radikalisme.html
17