Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEM KOMUNIKASI PERBANKAN SYARIAH

“KOMUNIKASI CALON KARYAWAN”

Disusun Oleh:

KELOMPOK VII

PUTRI HANDAYANI (90500118015)

FIRMANSYAH (905001180)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN ALAUDDIN MAKSSAR


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Pada makalah
sederhana ini kami memberikan sebuah judul yakni “Komunikasi Calon Karyawan”. Disini kami
akan memberikan penjelasan sederhana mengenai hal yang menyangkut komunikasi bagi calon
karyawan.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami Ibu Dr. Fatimah, SE.,
MM yang telah membimbing kami dan mencurahkan ilmu kepada kami agar kami dapat menjadi
orang yang berguna bagi bangsa, dan agama kami sendiri.

Dengan hadirnya makalah ini kami mempunyai harapan agar nantinya makalah ini dapat
menjadi suatu sumber informasi tertulis yang dapat berguna bagi kita semua.

                                                                                Pinrang, 25 Oktober 2020

                                                                                                         

                                                                                                         Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………. 1
Daftar Isi…………………………………………………………………….......... 2
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………... 3

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………. 3


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………… 3

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………….. 4


Bab II Pembahasan……………………………………………………………….. 5
2.1 Definisi Wawancara………………………………………………………. 5

2.2 Tujuan Wawancara Kerja…………………………………………………. 7


2.3 Aspek-aspek Kepribadian yang Dinilai dalam Wawancara Kerja……….. 8
2.4 Persiapan Wawancara…………………………………………………….. 10
2.5 Struktur Wawancara………………………………………………………. 12
2.6 Cara Mengenali Pekerjaan dan Perusahaan……………………………….. 14
2.7 Pertanyaan Penting dalam Wawancaran Kerja……………………………. 15
2.8 Tanda Kesuksesan Wawancara Kerja……………………………………... 15
2.9 Penyebab Kegagalan dalam Wawancara Kerja……………………………. 16
Bab III Penutup …………………………………………………………………… 18
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 18
3.2 Saran……………………………………………………………………….. 18
Daftar Pusaka……………………………………………………………………… 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apabila kita mengkaji tentang komunikasi calon karyawan, tentunya kita akan membahas
tentang proses tanya jawab antara calon karyawan dengan HR atau biasa disebut test interview.
Bekerja merupakan tuntutan individu setiap manusia. Tanpa bekerja manusia tidak bisa
mengumpulkan materi untuk memenuhi segala keinginannya. Karena dengan bekerja manusia
mendapakan imbalan. Tetapi sekarang ini sangat sulit mencari pekerjaan karena jumlah lapangan
kerja tidak sebanding dengan para pencari kerja. Jika pun ada kita harus bersaing dengan
individu yang lain. Test interview menjadi hal penting dalam perekrutan karyawan guna
memperoleh pekerjaan.
Pada saat test kerja atau interview ini dituntut untuk mampu mengeluarkan semua potensi
yang ada pada diri masing-masing individu. Biasanya setiap individu mengabaikan beberapa
attitude sehingga mereka gagal dalam sebuah interview. Hal ini patut disayangkan karena karena
kegagalan mendapatkan suatu pekerjaan disebabkan oleh hal-hal kecil.
Mengingat bahwa interview atau proses komunikasi calon karyawan dalam mendapatkan
pekerjaan sangat penting, maka oleh karena itu kami mengangkat judul pada makalah ini “
Komunikasi Calon Karyawan “

1.2     Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pembaca memahami makalah ini, maka kami akan membatasi
pembahasan dalam makalah yang sederhana ini. Sehingga maksud dan tujuan kami sampai
kepada pembaca. Adapun batasan masalah yang akan kami paparkan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana wawancara menjadi proses komunikasi?


2. Apa tujuan dari wawancara kerja?
3. Apa saja point-point penting dalam melakukan persiapan wawancara kerja?

3
1.3    Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara konferhensif


kepada pembaca tentang bagaimana wawancara menjadi proses komunikasi calon karyawan, apa
tujuan perlu diperhatikan dalam mempersiapkan wawancara kerja serta hal-hal yang harus
dilakukan dan dihindari saat wawancara kerja.

Disamping itu kami juga berharap dengan adanya makalah ini, penilai kiranya
memberikan nilai yang baik . Sehingga penilaian objektif yang diberikan dapat memotivasi kami
untuk berkarya dan berbuat yang lebih di masa masa yang akan datang.

BAB II

PEMBAHASAN

4
2.1 Defenisi Wawancara

Wawancara menurut Dwyer (2003:474), merupakan alat untuk mengumpulkan informasi


atau pertukaran informasi. Wawancara, merupakan percakapan yang terencana dengan tujuan
tertentu, yang melibatkan dua orang. Bahkan, menurut bovee dan Thill (1983:415), setiap dua
orang bertemu untuk mendiskusikan suatu masalah, berarti mereka terlibat dalam suatu
wawancara. Suatu wawancara melibatkan pewawancara (interviewer) dan orang yang
diwawancarai (interviewee). Agar wawancara dapat berhasil baik, infornasi harus mengalir
dengan baik diantara mereka. Oleh karena itu ketrampilan dan pemahaman mengenai proses
wawancara menjadi penting bagi keduanya.
Wawancara, berbeda dengan percakapan biasa. Karakteristik yang membedakannya
adalah sebagai berikut:
1. Lebih mempunyai tujuan dari percakapan biasa (more purposeful). Karena tujuan ini
telah ditetapkan lebih dahulu, maka wawancara cenderung lebih formal
2. Wawancara adalah percakapan yang lebih terstruktur (more structured). Pembicaraan
biasa seringkali tidak mempunyai struktur, tetapi wawancara mempunyai tahap-tahap
yang tersusun
3. Wawancara lebih ditekankan untuk mendapatkan informasi (more information oriented).
Apapun tujuan spesifiknya, dalam wawancara tersebut biasanya terjadi pertukaran
informasi. Pelaksanaan wawancara terutama melibatkan bentuk komunikasi verbal secara
lisan, baik mendengar maupun berbicara, serta komunikasi nonverbal.

 Wawancara terbagi menjadi beberapa tipe, diantaranya :


1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstuktur umumnya digunakan pada tahap penyaringan calon karyawan
.Pemberi kerja mengendalikan wawancara dengan menanyakan serangkaian pertanyaan
yang telah disiapkan dan telah direncanakan dari awal sampai akhir, dalam periode waktu
yang telah ditetapkan juga. Semua jawaban dari peserta wawancara akan dicatat.
Meskipun baik untuk pengumpulan fakta, tapi bentuk wawancara ini sangat terstuktur
untuk mengukur kualitas diri dari pelamar. Namun terkadang wawancara terstruktur
digunakan oleh perusahaan untuk membuat keseragaman  dalam proses perekrutan.
2. Wawancara Terbuka
5
Wawancara terbuka merupakan wawancara yang bersifat informal, bentuk format santai
dan tidak terstuktur. Pewawancara memberikan pertanyaan luas yang bersifat terbuka dan
mendorong pelamar untuk berbicara dengan bebas. Jenis wawancara inin baik untuk
memperlihatkan kepribadian dan kualitas diri pelamar. Akan tetapi, beberapa pelamar
terlalu banyak membuka diri, bertele-tele dengan masalah pribadi atau keluarga yang
tidak ada kaitannya dengan masalah pekerjaan.
3. Wawancara Kelompok
Wawancara kelompok merupakan salah satu jenis wawancara yang berguna untuk
menilai keterampilan antar pribadi , yaitu dengan cara mempertemukan beberapa
kandidat atau pelamar secara serentak untuk melihat bagaimana mereka berinteraksi.
Contoh : The Walt Disney Company memakai wawancara kelompok ketika merekrut
orang. Selama 45 menit, perekrut Disney mengawasi cara kandidat berhubungan satu
sama lain. Apakah mereka tersenyum ? Apakah mereka mendukung komentar satu sama
lain? Atau mereka saling menjatuhkan satu sama lain, agar dapat memperoleh pekerjaan
itu.
4.  Wawancara Tekanan
Dalam wawancara ini, peserta wawancara dengan sengaja ditekan untuk mengetahui
reaksinya. Tekana dapat berupa  pertanyaan yang membuat pelamar  atau peserta
wawancara menjadi gelisah, kritik atas penampilan , atau pelamar diberi pertanyaan yang
tajam yang dirancang untuk membuat pelamar jengkel. Teori dibalik pendekatan ini
adalah pelamar akan mengungkapkan sebaik apa dirinya dalam menangani situasi yang
menekannya. Tapi beberapa pakar berpendapat teknik penilaian yang meragukan ini,
terutama jika tekanan yang diajukan selama wawancara tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan. Cara paling baik dalam menghadapi wawancara ini adalah tetap bersikap
tenang.

5. Wawancara Video
Wawancara video kini telah popular, banyak perusahaan besar menggunakan system
konferensi  video untuk menyaring para pelamar. Para pakar merekomendasikan para

6
kandidat atau pelamar untuk mempersiapkan diri sedikit berbeda untuk wawancara video,
diantaranya :
 Mintalah pembicaraan awal lewat telepon ,agar terjalin hubungan dengan
pewawancara.
 Datanglah lebih awal  untuk membiasakan diri dengan peralatan dan keadaan.
 Selama wawancara, berbicaralah dengan jelas.
 

 Duduklah dengan tegak.


 Tatap ke depan bukan ke bawah.
6. Wawancara Situasional
Dalam hal ini pewawancara akan menguraikan situasi dan bertanya, ”Bagaimana Anda
menangani hal ini?” atau meminta pelamar untuk menguraikan caranya menangani situasi
dimasa lalu. Wawancara situasional ini merupakan pertemuan langsung di tempat kerja
antara pemberi kerja yang membutuhkan penyelesaian pekerjan dan pekerja yang harus
dipersiapkan sepenuhnya untuk melakukan pekerjaan ini.

2.2 Tujuan Wawancara Kerja


Tujuan wawancara kerja secara umum yang biasa dilakukan pihak perusahaan untuk mengetahui
potensi atau kemampuan karyawan sesuai bidang atau posisi pekerjaan sesuai yang dinginkan.

1. Bagi pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan


secara langsung pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan berbagai faktor lainnya
yang berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak untuk melakukan pekerjaan
(memegang jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan
pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, profesional, dan gaya hidup atau
kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa
mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik,
maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya.

2. Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan
kecocokan antara karakteristik pelamar dengan persyaratan jabatan yang harus dimiliki
pelamar tersebut untuk memegang jabatan/pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum
tujuan dari wawancara kerja adalah:

7
a. Untuk mengetahui kepribadian pelamar.
b. Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan.
c. Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan.
d. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk
diberikan penawaran kerja

2.3 Aspek-aspek Kepribadian yang Dinilai dalam Wawancara Kerja

1) Penampilan Anda Secara Fisik


Penampilan fisik ini merupakan poin pertama karena penampilan anda akan menjadi
penilaian pertama yang diberikan oleh pewawancara, oleh sebab itu lakukan penampilan
yang baik, pakaian yang sopan, rapih, dan resmi. Dengan melihat penampilan anda
seperti apa, pewawancara mungkin sudah mengetahui karakter diri anda. Karena,
penampilan juga menggambarkan karakter seseorang.
2) Gerak – Gerik dan Sopan Santun
Perhatikan sikap tubuh anda, jangan melakukan hal-hal buruk yang tidak disenangi.
Perhatikan duduk anda, sebaiknya sebelum anda pergi untuk wawancara, cari tahu
mengenai sikap tubuh yang baik yang harus anda lakukan dan ketahui sikap tubuh yang
harus anda hindari. Perlu anda ketahui pihak perusahaan yang menjadi pewawancara ini
biasanya mereka pintar dalam bidang psikologi, jadi setiap gerakan tubuh anda mereka
akan bisa memahami artinya.
3) Nada Suara
Atur volume suara anda, saat berbicara dengan pewawancara suara anda tidak terdengar
keras atau terlalu lembut. Berbicara dengan volume suara yang bisa didengar oleh
pewawancara, gunakan bahasa yang baik dan intonasi suara yang jelas.

4) Rasa Percaya Diri


Percaya diri dalam menghadapi wawancara kerja ini perlu, percaya diri dalam menjawab
pertanyaan, mengambil sebuah keputusan dan lainnya. Dengan rasa percaya diri yang
anda miliki itu akan meyakinkan pewawancara.

8
5) Inisiatif
Berikan inisiatif anda dengan jika pewawancara memberikan suatu masalah kepada anda,
berikan inisiatif yang baik dan jadi partisipan yang aktif saat wawancara kerja
berlangsung. Aktif dalam menjawab, memberikan solusi, dan mengajukan pertanyaan.
6) Kebijaksanaan
Tanamkan rasa bijaksana dalam diri anda. Terutama bersikap bijaksana dalam
mengambil keputusan.
7) Daya Tanggap dan Kerja Sama
Bersikap Antusias dari setiap pertanyaan yang diberikan dan miliki rasa kerja sama sebab
bekerja sama dalam pekerjaan itu penting. Jadilah anda orang yang menunjukan bahwa
anda bisa bekerja dengan tim perusahaan.
8) Ekspresi Wajah
Fresh, terlihat ceria itu hal yang membuat semangat pewawancara untuk keberlangsungan
wawancara tersebut. Pasanglah wajah yang santai dan enak dilihat. Berikan senyuman
serta ekspresi wajah yang membuat pewawancara tertarik kepada anda.
9) Kemampuan Berkomunikasi

Memiliki komunikasi yang baik itu adalah faktor utama kesuksesan wawancara anda, jika
anda tidak bisa berkomunikasi hanya menjawab “ya” atau “tidak” itu akan membuat
pewawancara kesulitan untuk mengetahui diri anda. Pintar-pintarlah dalam
berkomunikasi, anda melakukan komunikasi yang baik itu akan memperoleh hasil yang
baik pula.

10) Sikap pada Pekerjaan

Tunjukan sikap, kemampuan, dan bakat serta minat anda dalam melamar pekerjaan untuk
posisi tersebut, cari kemampuan yang anda miliki untuk kecocokan dengan pekerjaan
anda nanti.

11) Selera Humor

Supaya wawancara ini tidak terlalu tegang, mungkin selera humor yang dimiliki perlu
anda lakukan. Ini untuk mencairkan suasana dan ketenangan anda. Segan namun tidak
9
berlebihan, anggap pewawancara itu orang yang sudah lama anda kenal. Namun anda
harus tahu batasan-batasan dalam melakukan hal ini.

2.4 Persiapan Wawancara


Selain berlatih menulis resume dan surat lamaran kerja, menyiapkan diri untuk wawancara
juga termasuk bagian dari usaha kita untuk mendapatkan pekerjaan. Kita harus benar - benar
dapat mempersiapkan diri sehingga dapat memberikan kesan yang baik dan pembuat
pewawancara (interviewer) yakin akan kemampuan kita. Berikut ini merupakan berbagai hal
yang perlu kita perhatikan saat melakukan wawancara kerja :

1. Datang tepat waktu.


2. Bersikap yakin.
3. Siapkan sertifikat diploma dan surat - surat penghargaan.
4. Berpakaian yang rapi dan sopan.
5. Bersikap tenang.
6. Ketuk pintu sebelum memasuki ruang wawancara, kecuali kalau ada yang mengantar.
7. Tersenyumlah, tapi jangan tersenyum terus.
8. Tunggu sampai kita dipersilakan duduk, atau mintalah izin untuk duduk.
9. Ingat nama pewawancara dengan benar.
10. Tataplah pewawancara jika kita berbicara.
11. Tunjukkan kemampuan diri kita, namun jangan berlebihan.
12. Perhatikan pertanyaan pewawancara dengan baik.
13. Bicaralah dengan jelas.
14. Atur nada suara.
15. Tunjukkan minat dan kesungguhan.
16. Bersikaplah langsung dan jujur.

Berikut ini adalah hal - hal yang juga perlu dihindari saat melakukan wawancara kerja.

1. Datang terlambat.
2. Kelihatan kesal karena menunggu lama.
3. Datang ke wawancara tanpa persiapan.

10
4. Berpenampilan berlebihan.
5. Membawa tas belanja atau sejenisnya.
6. Mengajak teman atau keluarga saat melakukan wawancara.
7. Duduk sebelum dipersilakan
8. Meletakkan tas di meja wawancara.
9. Membungkuk atau menundukkan kepala.
10. Bertopang dagu.
11. Melipat tangan di muka dada.
12. Merokok atau mengulum permen.
13. Membuka percakapan.
14. Memotong pewawancara di tengah kalimat.
15. Melebih - lebihkan diri kita.
16. Mengatakan kepada perusahaan hal - hal yang seharusnya mereka lakukan untuk kita.
17. Membual.
18. Mengkritik diri sendiri.
19. Mengkritik atau menjelekkan calon atasan.
20. Memberikan informasi yang tidak relevan.
21. Berlama - lama dengan apa yang ditawarkan perusahaan.
22. Mengajukan pertanyaan yang tidak berbobot.
23. Emosional.
24. Membuka rahasia tempat kita dulu bekerja, atau tempat kita kini melamar.
25. Memberi kesan bahwa kita tidak sabar.

2.5 Struktur Wawancara

Meskipun terdapat berbagai macam wawancara dengan tujuan yang berbeda-beda, setiap
wawancara pada dasarnya mempunyai struktur yang sama. Kesadaran pewawancara untuk
mengikuti struktur tersebut akan menciptakan suatu wawancara yang efektif. Penerapan fase
yang diambil sebagai contohnya adalah untuk wawancara pekerjaan. 

11
1. Perencanaan
Fase perencanaan sebenarnya tidak termasuk bagian dari wawancara, karena dilakukan
sebelum wawancara dilaksanakan. Walaupun demikian penting untuk dimasukkan, karena
perencanaan dapat menjamin keberhasilan wawancara. Di bawah ini adalah hal-hal yang harus
dilakukan saat merencanakan wawancara:

2. Menetapkan tujuan

 Mempelajari hal-hal mengenai pelamar dan subyek atau pekerjaan yang ditawarkan
 Menetapkan spesifikasi pepekerjaan yang akan ditawarkan dan berdasarkan hal tersebut
 Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang penting
 Mengidentifikasikan jawaban-jawaban yang diinginkan
 Memilih tempat yang tepat dan memberitahukannya kepada pelamar

3. Menciptakan Hubungan
Bagi sebagian orang, wawancara merupakan suatu peristiwa yang bisa menciptakan
ketegangan. Untuk mengurangi ketegangan dan memudahkan jalannya pertukaran informasi, di
awal wawancara, pewawancara harus menciptakan hubungan dengan pelamar. Jabatan tangan,
senyum yang hangat, dan suara yang ramah, merupakan salah satu cara dalam menyambut
pelamar. Sikap seperti ini sama dengan yang dilakukan saat menerima tamu yang sedang
mengunjungi kantor atau rumah. Karena ada kemungkinan pewawancara merasa gugup, atau
mungkin asing dengan keadaan sekitarnya, maka sebaiknya percakapan dimulai dengan yang
ringan-ringan dahulu. Misalnya, mengajak bicara mengenai cuaca, kejadian sehari-hari, atau
mungkin topik yang berhubungan dengan minat pelamar (olah raga, politik, dan lain-lain). hal
tersebut dilakukan untuk mengembangkan komunikasi dan memenunjukkankan bahwa
pewawancara menghargai minat pelamar. Dengan sambutan hangat pelamar akan merasa
percaya diri sehingga informasi yang diharapkan dapat mengalir lancar.
 
4. Menetapkan Tujuan
Seorang pewawancara harus menjelaskan tujuan utama wawancara tersebut. Berikan
pengertian pada pelamar tentang keinginan anda, karena seringkali masalah timbul disebabkan

12
pewawancara mengasumsikan bahwa tujuan-tujuan yang diharapkannya sudah jelas bagi
pelamar. Untuk menghindari hal ini maka jelaskan tujuan-tujuan tersebut pada saat wawancara.

5. Tahap Tanya Jawab


Setelah tahap di atas, maka dimulai pembicaraan mengenai subyek yang ingin diketahui
dari pelamar. Skema yang baik harus mengikuti sebuah kronologi yang tepat yaitu dimulai
dengan latar belakang pendidikan dan aktivitas pelamar, dilanjutkan dengan pengalaman
pekerjaan (jika ada) dan diakhiri dengan aktivitas pekerjaan. Dalam merangkum hal-hal tersebut,
pewawancara harus memeriksa kualifikasi teknis (kemampuan untuk melakukan pekerjaan)
dorongan dan aspirasi (kemauan untuk melakukan pekerjaan), hubungan sosial dan
keseimbangan emosi (hubungan dengan sesama teman dan diri sendiri), karakter (sifat yang
dapat dipercaya), dan faktor lain yang dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan suatu pekerjaan.
Faktor tersebut mungkin berhubungan dengan kekuatan fisik, sikap dari suami/istri terhadap
pekerjaan, stabilitas keuangan, kemauan untuk melakukan perjalanan, kemauan pindah secara
permanen. Hal yang juga penting mengenai pelamar adalah mengenai aspek-aspek keperibadian
pelamar yang berhubungan dengan minat, sikap, karakter, dan temperamen. Pada saat
mempelajari kualifikasi penting dan perilaku pelamar, perhatian dapat dialihkan dengan
menjelaskan tentang perusahaan. Misalnya gaji, bonus, dan hal lain yang menarik perhatian, juga
memberikan kesempatan kepada pelamar untuk bertanya, sehubungan dengan pekerjaan dan
perusahaan.

6. Tahap Meringkas
Pada saat wawancara, terjadi pertukaran informasi antara pewawancara dengan pelamar,
kemungkinan saja informasi yang didapat relevan dengan tujuan, tetapi mungkin pula sama
sekali tidak relevan. Informasi yang tidak relevan akan mengakibatkan kesimpulan yang kabu
atau tidak jelas. Untuk menghindari hal tersebut, pewawancara harus meringkas hasil wawancara
pada saat akhir. Bila hal itu tidak dilakukan, akibatnya kedua pihak tidak menyadari adanya
perbedaan-perbedaan yang terjadi. Seorang pelamar tidak akan sadar bahwa wawancara telah
berakhir, sampai ia melihat tanda-tanda yang ditunjukkan oleh pewawancara. Karena itu harus
terdapat suatu kesepakatan tentang kesimpulan wawancara tersebut seum wawancara berakhir.

13
Ringkasan ini juga harus dicatat dan disimpan sebagai suatu arsip, sehingga akan memudahkan
bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

7. Tahap Evaluasi
Tahap ini dilakukan setelah wawancara berakhir. Semua informasi yang telah didapatkan
dari orang yang diwawancarai, harus dirangkum secara keseluruhan tanpa ditambah ataupun
dikurangi. Dalam wawancara kerja, informasi tersebut dapat dilengkapi dengan fakta dari
sumber lain yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai jalan pikiran pelamar.
Indikator tersebut dapat berguna untuk bahan evaluasi. Setalah wawancara perlu dibuat laporan
tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan wawancara. Pada akhir laporan tersebut
diberikan kesimpulan, yang memberikan gambaran mengenai penilaian secara keselurukan.

2.6 Cara Mengenali Pekerjaan dan Perusahaan

Sebelum wawancara ada baiknya calon pelamar mencari informasi sebanyak-banyaknya


mengenai bidang pekerjaan yang dimaksud, hal ini agar nantinya pada saat wawancara
berlangsung, calon pelamar telah memiliki gambaran mengenai bidang pekerjaan tersebut.
Informasi tersebut dapat di peroleh dari berbagai sumber antara lain jurnal, atau media publikasi
yang ada di perusahaan. Wawancara sebagai bentuk komunikasi dua arah (two-way
communication), merupakan kesempatan yang baik bagi anda untuk menanyakan secara
langsung mengenai pekerjaan dan perusahaan kepada pewawancara.

Berbagai pertanyaan yang dapat anda sampaikan antara lain:


1. Apa tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang anda lamar ?
2. Bagaimana kebijakan perusahaan mengenai promosi ?
3. Bagaimana kesempatan untuk berkembang dalam perusahaan ?
4. Apakah tersedia program pelatihan bagi pegawai baru ?
5. Apa yang menjadi produk unggulan perusahaan ?
6. Siapa pesaing utama bagi perusahaan ?
7. Bagaimana pangsa pasar bagi produk-produk yang diproduksi perusahaan ?

2.7 Pertanyaan Penting dalam Wawancaran Kerja

14
Dalam wawancara, berbagai macam jenis pertanyaan akan ditanyakan kepada anda dan
anda harus benar-benar mempersiapkan diri untuk dapat menjawab semua pertanyaan dengan
baik dan benar. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya ditanyakan berkaitan dengan :
1.Pekerjaan yang dilamar
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Latar belakang keluarga
4. Kepribadian
5. Penilaian pribadi anda
6. Tujuan karier
7. Hobi

Apabila sebelumnya anda pernah bekerja, pertanyaan-pertanyaan yang biasanya ditanyakan


berkaitan dengan :
1. Pimpinan anda
2. Pekerjaan sebelumnya
3. Pergaulan antarsejawat
4. Pendelegasian
5. Pengambilan keputusan 

2.8 Tanda Kesuksesan Wawancara Kerja


Proses menunggu wawancara memang tidak menyenangkan. Jika jeli, sebenarnya ada
tanda-tanda yang terlihat apakah wawancara berlangsung sukses atau gagal.
1. Berlangsung lama
Jika proses wawancara berlangsung lebih dari 30 menit apalagi sampai lebih dari jam, berarti
Anda sangat dipertimbangkan untuk mengisi posisi itu.

2. Banyak bertanya
Si pewawancara aktif mengajukan pertanyaan seputar Anda dan riwayat pekerjaan Anda. Ini
juga sinyal bagus, karena banyak bertanya tentang diri Anda mengindikasikan banyak informasi
yang ingin mereka gali dari Anda.
3. Suasana nyaman
15
Suasananya cair, Anda tidak seperti sedang berada dalam situasi wawancara yang kerja yang
kaku. Pewawancara pun terlihat lebih rileks. Ini menjadi sinyal positif dia merasa cocok atau
nyaman, sehingga Anda dianggap bisa bekerja sama.
4. Umpan balik
Secara verbal pewawancara memberikan umpan balik. Misal, mengucap” saya tidak menyangka
Anda mempunyai kemampuan itu.” Sedangkan umpan balik secara fisik diperlihatkan dari
kontak mata, tersenyum, memberikan dorongan, mengangguk, dan ekspresi wajah yang
memperlihatkan persetujan dan pemahaman.
5. Nego gaji
Saat wawancara pertama, sudah terjadi negosiasi. Padahal biasanya negosiasi gaji terjadi pada
saat wawancara berikutnya. Setelah wawancara pertama dianggap lolos.
6. Kepastian waktu
Biasanya jika mereka tertarik pada Anda, di akhir wawancara mereka memberi kepastian waktu
kapan Anda akan dikabari lagi, misal, dengan mengatakan “dalam dua- tiga hari ini kami akan
menghubungi Anda”.
7. Menanyakan kesiapan
Pewawancara tidak menyuruh Anda menunggu, melainkan langsung bertanya kesiapan Anda
bergabung bersama mereka. Jika statement ini keluar dari mulut pewawancara, sembilan puluh
lima persen keberhasilan wawancara sudah berada di tangan Anda.

2.9 Penyebab Kegagalan dalam Wawancara Kerja

Umumnya ketidakberhasilan terjadi karena hasil wawancara menunjukan si pelamar


belum memiliki kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan kualifikasi perusahaan,. Jika hal ini
terjadi, kembali lagi kita harus bersikap lebih rasional karena hal ini berat untuk di siasati karena
terkait dengan pengalaman kerja dan apa yang kita lakukan selama kita bekerja. Ada jalan lain,
hal yang dapat anda lakukan dengan mencoba melamar tempat lain dengan standar kualifikasi
kompetensi yang tidak setinggi di mana terakhir anda tidak berlanjut proses tersebut. Selain itu,
penyebab kegagalan wawancara kerja dengan menghindari hal yang di larang dalam mengikuti
proses interview adalah berbohong, Hal ini dapat dilakukan setelah melakukan cek referensi
kerja. Karena hal ini terkait dengan masalah integritas, perusahaan tidak menginginkan orang
yang tidak bisa dipercaya. Hal yang sangat umum penyebab kegagalan dalam proses wawancara
16
yaitu melibatkan factor subyektifitas interviewer. Hal ini, biasanya sangat kuat dalam
membentuk dan mengambil suatu kesimpulan akhir. Cobalah untuk bersikap cerdas melihat dan
memahami situasi agar mendapatkan gambaran ideal interviewer. Selain itu, ada juga tanda-
tanda wawancara tidak berjalan dengan baik seperti:

1. Wawancara singkat

Mereka tidak akan berlama-lama melakukan wawancara jika dianggap kualifikasi Anda kurang
cocok dengan posisi yang dilamar.

2. Menunjukkan keraguan

Contoh bahasa tubuh ragu-ragu, mencondongkan tubuhnya ke belakang dengan tungkai


disilangkan dan lengan dilipat, atau menggaruk-garuk hidung.

3. “Nanti dikabari”

Kalimat “Nanti kami kabari lagi,” merupakan ungkapan penolakan yang halus.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah dijelaskan diatas kami penyusun mengambil kesimpulan bahwa
wawancara kerja merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi perusahaan untuk
menyaring jumlah pelamar yang ada. Bagi kebanyakkan orang wawancara kerja ini sangat

17
menakutkan, hal ini terjadi karena tidak ada seorangpun yang senang dihakimi dan
kemungkinan akan ditolak lamaran kerjanya oleh suatu perusahaan. Dibutuhkan persiapan
dalam menghadapi wawancara kerja, agar kita dapat tampil lebih baik dan mengurangi
ketegangan, hingga akhirnya kita dapat melewati wawancaara kerja.Setiap orang pasti
merasakan ketegangan dalam menghadapi wawancara kerja, kita tidak dapat menghilangkan
ketegangan saat wawancara, yang dapat kita lakukan adalah mengurangi ketegangan itu. Di
samping itu kita juga perlu memperhatikan berbagai unsur, mulai dari persiapan dari rumah,
pakaian yang dikenakan dan attitude saat interview. Selain itu juga harus mampu
mempresentasikan diri dan berkomunikasi secara baik.

3.2 Saran

Kami menyadari makalah kami masih belum sempurna, di9karenakan terbatasan


pengetahuan kami dan oleh karena itu kritik dan saran kepapada pembaca sangat kami
tunggu. Kami berharap setelah membaca makalah ini pembaca dapat melakukan persiapan
sebelum wawancara kerja dengan baik dan benar sehingga dapat diterima dan sukses dalam
wawancara kerja. Pembaca juga diharapkan dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang
seharusnya tidak dilakukan dalam wawancara kerja

DAFTAR PUSTAKA

http://tipskarir.com/arti-penting-wawancara-dalam-dunia-kerja/
http://www.tuliat.com/maksud-dan-tujuan-wawancara-kerja-interview/

http://tipskarir.com/ketahui11-aspek-berikut-untuk-sukses-wawancara-kerja-kombis/

http://dyaeducationblog.blogspot.com/2013/06/wawancara-kerja.html#ixzz3Twy12ikT

http://fungsiumum.blogspot.com/2013/06/cara-mengenali-pekerjaan-dan-perusahaan.html
18
http://akmalyuhniani.blogspot.com/2014/04/teknik-wawancara.html

http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/wawancara-kerja.html

http://moyajanganmoyan.blogspot.com/2010/11/wawancara-kerja.html

Purwanto Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis. Edisi 4. Jakarta: Erlangga

19

Anda mungkin juga menyukai