Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL ANTROPOLOGI

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN ANTROPOLOGI


2. ANTROPOLOGI: ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI
3. SEJARAH ANTROPOLOGI
4. ANTROPOLOGI BUDAYA
5. KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Antropologi

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Nama : Reza Aprilia


NIM : L1C020084
Fakultas&Prodi: FISIPOL(Sosiologi)
Semester : 1(Satu)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
saya untuk menyelesaikan Artikel ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
Artikel yang berjudul Artikel Antropologi tepat waktu.

L Artikel disusun guna memenuhi tugas dari bapak Dr. Taufiq Ramdani S. Th. I. M. Sos.pada
bidang studi Antropologi , Universitas Mataram Selain itu, saya juga berharap agar Artikel ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang pengertian dan kajian Antropologi

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Taufik Ramdani selaku
dosen mata kuliah Antropologi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Daftar isi:

 BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi


 BAB II. Antropologi : Ontologi, Epistimologi, Aksiologi
 BAB III. Sejarah Antropologi
 BAB V. Kesimpulan dan Analisis kritis
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup kajian Antropologi

 Pengertian

Secara harfiah antropologi adalah ilmu (logos) tentang manusia (antropos). Definisi
demikian tentu kurang jelas, karena dengan definisi seperti itu antropologi mencakup
banyak disiplin ilmu seperti sosiologi, psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi, ilmu
sejarah, biologi manusia dan bahkan humaniora, filsafat dan sastra yang semuanya
mempelajari atau berkenaan dengan manusia. Sudah tentu hal ini tidak benar, palagi
disiplin-disiplin ilmu lain tersebut justru sudah berkembang jauh lebih tua dari pada
antropologi.
Oleh karena itu pasti ada sesuatu yang khusus tentang manusia yang menjadi pusat
perhatian antropologi.Sayang bidang permasalahan yang khusus dipelajari oleh
antropologi tidak jelas batasnya, karena terlalu cepatnya pemisahan ilmu-ilmu cabang
antropologi yang sangat berlainan bidang permasalahan yang dipelajari. Akibatnya
tidak ada satupun definisi umum yang dapat disepakati oleh semua ilmuwan
antropologi. antropologi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik hidup manusia
dengan naberorientasi pada kebudayaan yang dihubungkan dengan ciri-ciri sosio-
psikologi atau ciri-ciri biologis, melalui pendekatan yang holistik yaitu pendekatan
dengan cara melihat atau memandang sesuatu sebagai suatu kebulatan yang utuh
atau holistik.

 Ruang Lingkup
1.ANTRPOLOGI FISIK
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembanhan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam
berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam terhadap fosil-fosil
dan pengamatan pada primate-primata yang pernah hidup, para ahli antrpologi fisik
berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan,
dan mengapa kita menjadi makhluk seperti sekaran ini (Haviland, 1999: 13)
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembanhan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam
berbagai jenis (spesies). Melalui aktivitas analisis yang mendalam terhadap fosil-fosil
dan pengamatan pada primate-primata yang pernah hidup, para ahli antrpologi fisik
berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan,
dan mengapa kita menjadi makhluk seperti sekaran ini (Haviland, 1999: 13)
2. ANTROPOLOGI BUDAYA
Antropologi budaya memfokuskan perhatianya kepada kebudayaan manusia ataupun
cara hidupnya dalam masyarakat. menurut Haviland (1999:12) cabang antropologi
budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni arkeologi, antroplogi linguistic,
dan etnologi.

Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik social, bentuk-bentuk


ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diujui sebelum
digunakan oleh masyarakat manusia ?(Burke,2000:193).
Biasanya, istilah antropologi budaya dikaitkan dengan tradisi riset dan penulisan
antropologi di Amerika. pada awal abad ke-20, Franz Boas (1940) mengajukan
tinjauan kirtisnya terhadap asumsi-asumsi antropologi evolusioner serta inflikasi yang
cendrung bersifat rasial. Dalam hal itu, boas menyoroti keberpihakan pada komparasi
dan generalisasi antropollgi tradisional ytang dinilainnya kurang tepat, selanjutnya ia
mengembangkan alitan baru yang sering disebut antropologi boas. dalam hal ini, boas
merumuskan konsep kebudayaan yang bersifat relative. plural dan holistic
saat ini, kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang
tersusun.

a.     Pertimbangan politik, di mana antropologi budaya sering terjebak oleh kepentingan-


kepentingan politik     dan membiarkan dalam penulisannya masih terpaku oleh metode-
metode lama yang sudah terbukti kurang layak untuk menyusun sebuah karya ilmiah, seperti
yang dikeluhkan said dalam orientalisme (1970).

b.     Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan. jika pada awalnya bertumpuk


pada asumsasumsi kepatuhan dan penguasaan masing-masing terhadap kebudayaanya
sedangkan pada masa kini dengan munculnya karya Bourdieu (1977) dan Foucault (1977,1978)
kian menekankan pengunaan taktis diskursus budaya yang melayani kalangan tertentu di
masyarakat.

c.     Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya,  dimana terjadi pergeseran makna


kebudayaan dari homogenitas ke heterogenitas yang menekankan peran bahasa sebagai
sistem formal abstraksi-abstraksi kategori  budaya.
Selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi
medis, antropologi medis,antropologi psikolog, dan antropologi social.

1. Antropologi Ekonomi

Bidang ini merupakan cara manusia dalam memerintahkan dan mengekpresikan didri
melalui penggunaan barang dan jasa material (Gudeman, 2000: 295). Khususnya
aliran mikro dan neoklasik . melalui pengkajian pendekatan neoklasik, walaupun
cakupnya begitu besar (makro) bahkan yang lebih unik lagi adalah aliran marxisme.

2. Antropologi Medis

Antropologi medis merupakan subdidiplin yang sekarang paling populis di Amerika


serikat, terutama yang berjasa dalam perkembangan disiplin ini adalah foster dan
Anderson yang menulis karyanya medical Anthropology [1978 (1986)], disusun oleh
McElroy dan Towsend dalam bukunya medical Antropology in Ecological Perspective
(19850.

3. Antropologi psikolog

Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubunganya antara
individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan social dari system budaya yang
ada (White,2000:856). Secara historis bidang antropologi psikologi tersebut lebih dekat
pada psikoanalisis daripada psikologi eksperimental.

4. Antropologi sosial

Bidang ini mulai dikembangkan oleh James George Frazer di Amerika Serikat pada
awal abad ke-20. Penekanan pada antropologi social inggris bergerak menjadi suatu
studi komperatif masyarakat kontenporer(kuper, 2000:971). Mereka bereksperimen
dengan suatu kisaran yang luas dari strategi penelitian yang bersifat komparatif,
historis dan etnografis.

BAB II. Antropologi:Ontologi, Epistimologi, Aksiologi.


 ONTOLOGI

Ontologi berasal dari bahasa Yunani  yaitu  Ontos  berarti yang berada (being)
dan Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas
tentang hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain  artinya ilmu
yang mempelajari tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan
berdasarkan pada logika.  Sedangkan,  menurut istilah adalah ilmu yang
membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani.
Disis lain, ontologi filsafat adalah cabang filsafat yang membahas tentang
prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari sesuatu yang ada.

Objek kajian Ontologi disebut “ Ada” maksudnya berupa benda  yang terdiri
dari alam , manusia individu, umum, terbatas  dan tidak terbatas (jiwa). Di
dalam ontologi juga terdapat  aliran yaitu  aliran monoisme yaitu segala
sesuatu yang ada berasal dari satu sumber (1 hakekat).

Dalam hal ini, aspek Ontologi menguak beberapa hal, diantaranya:

1. Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?


2. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
3. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia
(seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan
pengetahuan?
4. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang
berupa ilmu?

Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah


secara :

1. Metodis            : menggunakan cara ilmiah.


2. Sistematis         :saling berkaitan satu sama lain secara teratur  dalam
satu keseluruhan.
3. Koheren           : Unsur – unsur harus bertautan tidak boleh
4. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni Monisme, Dualisme,
Materialisme, Idealisme, Agnostisisme
5. Monisme: aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu
yang ada adalah satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun
ruhani yang menjadi sumber dominan dari yang lainnya. Para filosof
pra-Socrates seperti Thales, Demokritos, dan Anaximander termasuk
dalam kelompok Monisme, selain juga Plato dan Aristoteles. Sementara
filosof Modern seperti I. Kant dan Hegel adalah penerus kelompok
Monisme, terutama pada pandangan Idealisme mereka.
6. Dualisme: kelompok ini meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri
dari dua hakikat, yaitu materi(jasad) dan jasmani(spiritual). Kedua
macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama
abadi dam azali. Perhubungan antara keduanya itulah yang
menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas
tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.
7. Materialisme: aliran ini menganggap bahwa yang ada hanyalah materi
dan bahwa segala sesuatu yang lainnya yang kita sebut jiwa atau roh
tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Menurut
pahan materialisme bahwa jiwa atau roh itu hanyalah merupakan proses
gerakan kebendaan dengan salah satu cara tertentu.

 EPISTIMOLOGI
Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari
dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme berarti
pengetahuan atau kebenaran dan logos berarti pikiran, kata atau teori.
Dengan demikian epistimologi dapat diartikan sebagai pengetahuan
sistematik mengenahi pengetahuan. Epistimologi dapat juga diartikan
sebagai teori pengetahuan yang benar (teori of knowledges). Epistimologi
adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber,
metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan.

Istilah epistimologi dipakai pertama kali oleh J. F. Feriere untuk


membedakannya dengan cabang filsafat lain yaitu ontologi (metafisika
umum). Filsafat pengetahuan (Epistimologi) merupakan salah satu cabang
filsafat yang mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Epistomogi
merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan asal mula pengetahuan, batas – batas,
sifat sifat dan kesahihan pengetahuan. Objeck material epistimologi adalah
pengetahuan . Objek formal epistemologi adalah hakekat pengetahuan.

Epistimologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya


pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat,
metode dan kesahihan pengetahuan. Jadi, objek material epistimologi adalah
pengetahuan, sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan itu.

Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat.


Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa

pengetahuan tersebut. Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu:
analogi, silogisme, premis mayor, dan premis minor.

 AKSIOLOGI
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti nilai.
Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi dipahami
sebagai teori nilai. Jujun S.suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair,
dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti
politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga
yang diidamkan oleh setiap insan.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas
nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-
nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian
yang umum digunakan yaitu:

1. Etika

Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-
masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilkau, norma dan adat istiadat
manusia. Etika merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia telah
menjadi pembahasan menarik sejak masa sokrates dan para kaum shopis.disitu
dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan sebagainya. Etika
sendiri dalam buku etika dasar yang ditulis oleh Franz Magnis Suzeno diartikan
sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan diatas adalah norma
adat, wejangan dan adatistiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri etika tidak

menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan larangan, melainkan sebuah


pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia
mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan.

Aksioloagi adalah ilmu yang membecirakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang
sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang
sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya dan dijalan yang baik pula karena akhir-akhir ini banyak sekali yang
mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan dijalan yang tidak benar

BAB III. Sejarah Antropologi

Antropologi merupakan salah satu displin ilmu yang berkembang sebagai dampak
penjajahan bangsa Eropa di seluruh dunia. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu
sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi
muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-cirii fisik, adat-
istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.

Banyak ahli Antrpologi berpendapat bahwa antropologi muncul sebagai suatu cabang
ilmu yang jelas batasannya pada sekitar abad ke 19. Antropologi pada abad ke 19
sampai abad ke 20 berkembang ke arah yang lebih sistemastik dan menggunakan
metodologi ilmiah.

Koentjaraningrat menyusun perkembangan antropologi menjadi 4 fase:

Fase pertama (sebelum tahu. 1800-an

Pada akhir abad ke 15,.bangsa Eropa mulai menjelajah ke berbagai benua seperti
Asia, Afrika, dan Amerika. Dari para penjelajah tersebut terkumpul buku-buku kisah
perjalanan, yang berisi bahan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat,
susunan masyarakat, bahasa, dan ciri-ciri fisik dari bermacam-macam suku bangsa di
Asia, Afrika, Oseania, dan Amerika. Kemudian bahan pengetahuan tadi disebut bahan
etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. perkembangan antropologi bertujuan
akademis, yaitu mempelajari masyarakt, kebudayaan, dan masyarakat primitif dengan
maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran
kebudayaan manusia.
Fase Kedua (Tahun 1800-an)

Pada fase ini, muncul karangan-karangan yang menyusun bahan etnografi


berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. Pada fase kedua ini
perkembangan antropologi bertujuan akademis, yaitu mempelajari masyarakt,
kebudayaan, dan masyarakat primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman
tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

Fase Ketiga (awal tahun 1900-an)

Pada fase ini, antropologi menjadi ilmu praktis dengan tujuan mempelajari masyarakat
dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah
kolonial dan untuk memahami kebudayaan masyarakat modern yang kompleks.

Fase keempat (tahun 1930-an)

Pada ini Antropologi mengalami masa perkembangan yang paling pesat karena terjadi
perubahan yang besar. kebudayaan asli bangsa-bangsa pribumi hilang akibat
pengaruh kebudayaan Eropa. Selain itu, setelah perang dunia ke II muncul kebencian
terhadap negara-negara penjajah. proses-proses tersebut menyebabkan perhatian
ilmu antropoogi tidk lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar ERopa, tetapi
juga kepada suku bangsa di daerah pedesaan Eropa.

Berkembangnya Ilmu Antropologi

Dalam arti tertentu, praktik antropologi dimulai begitu manusia mulai berfikir tentang
masyarakat dan keyakinan-keyakinan mereka, dan secara sadar memutuskan untuk
membandingan diri mereka sendiri dengan masyarakat-masyarakat lain yang
melakukan kontak dengan mereka.

Antropologi mengemuka setelah melewati serangkaian perkembangan yang kompleks,


dan saat ini mencakup minat-minat dan bidang-bidang ilmu yang sangat beragam. Kita
akan meninjau beberapa diantaranya untuk memahami bagaimana antropologi sampai
saat pada perkembangannya saat ini.
Setidaknya sejak abad kelima belas, dengan dilengkapinya pe;ayaran-pelayaran besar
untuk menemukan dan menaklukan wilayah baru, muncul berbagai perdebatan tentang
sifat dan adat istiadat orang-orang biadab yang digambarkan oleh orang pelaut dan
pedagang. Di akhir abad keenam belas sastrawan Perancis, Michael De Montaigne
(1533-1529), memadukan pengetahuannya tentang karya-karya penulis

Antropologi mengemuka setelah melewati serangkaian perkembangan yang kompleks,


dan saat ini mencakup minat-minat dan bidang-bidang ilmu yang sangat beragam. Kita
akan meninjau beberapa diantaranya untuk memahami bagaimana antropologi sampai
saat pada perkembangannya saat ini.

Setidaknya sejak abad kelima belas, dengan dilengkapinya pe;ayaran-pelayaran besar


untuk menemukan dan menaklukan wilayah baru, muncul berbagai perdebatan tentang
sifat dan adat istiadat orang-orang biadab yang digambarkan oleh orang pelaut dan
pedagang. Di akhir abad keenam belas sastrawan Perancis, Michael De Montaigne
(1533-1529), memadukan pengetahuannya tentang karya-karya penulis

Goerge Stocking, seorang ahli antropologi sejarah dari Amerika membedakan perilaku
banyak warga Inggris Victoria dengan masyarakat non Eropa, secara jelas gambaran
yang dimunculkan adalah gambaran seorang yang bukan saja terasing secara
geografis, tapi juga kebalikan dari gambaran ideal dari seorang pria Victoria; berkulit
putih, menarik bersih (sifat ini bisa dikatakan mendekati sifat saleh). Gagasan itu jelas
menggambarkan evolusi budaya, sebuah gagasan yang berhasil menjadi sebuah teori
dominan di abad kesembilan belas.

Gagasan ini didukung oleh hasil penelitian beberapa disiplin ilmu, bukti-bukti geologi
menunjukan bahwa bumi lebih tua daripada yang diungkapkan oleh injil, sementara
penemuan-penemuanarkeologi seperti peralatan yang ditemukan di tanah berlumpur
Denmark dianggap mendukungteori yang menyatakan bahwa umat manusia telah
melewati berturut-turut, zaman-zaman batu, perunggu, dan besi.
BAB V. Kesimpulan dan Analisis kritis

A.Kesimpulan

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya
yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan
melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih
menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Di antara ilmu-ilmu
sosial, dan alamiah, antropologi memiliki kedudukan, tujuan, manfaat yang unik karena
bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku
manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan
perilakunya di semua masyarakat. Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia
terutama dari sudut hubungan antar manusia dan proses- proses yang timbul dari
hubungan manusia dalam masyarakat. Dalam antropologi budaya mempelajari
gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial budayanya.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kelemahan dan kekurangan karenaterbatasnya
pengetahuan, kurangnya rujukan dan referensi yang saya peroleh hubungannya
dengan artikel ini. Semoga artikel ini berguna bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Daftar Pustaka

1. https://pendidikanmu.com/2020/04/ruang-lingkup-antropologi.html
2. http://maristiaerning.blogspot.com/2016/10/makalah-antropologi.html?
m=1https://www.academia.edu/6681449/LATAR_BELAKANG_SEJARAH_ANT
ROPOLOGIhttp://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-
antropologi.html
3. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/11/28/ontologi-epistimologi-dan-
aksiologi-dalam-pengetahuan-filsafat/
4. https://www.kompasiana.com/daishg/ruang-lingkup-antropologi-dan-
pentingnya-antropologi_56fe814da123bd2d091a9db5
5. http://www.lilandcloe.com/perkembangan-antropologi/
6. http://ezyzurriyati.blogspot.com/2014/03/antropologi-budaya.html?m=1
7. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2012/11/28/ontologi-epistimologi-dan-
aksiologi-dalam-pengetahuan-filsafat/
8. https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-antropologi.html
9. http://www.lilandcloe.com/perkembangan-antropologi/
10. http://blog.unnes.ac.id/maulida12/2017/10/23/materi-antropologi-kelas-x-
sejarah-kelahiran-antropologi/

Anda mungkin juga menyukai