Waktu Percobaan
- Senin, 2 Oktober 2017
II. Judul Percobaan
“Hambatan pada Suatu Kawat Penghantar”
III. Tujuan Percobaan
- Menyelidiki pengaruh luas penampang (A) dan panjang (L) suatu penghantar
terhadap nilai hambatan (R) suatu penghantar listrik.
IV. Landasan Teori
Hambatan listrik merupakan sifat dari suatu benda guna menahan atau
menentang adanya aliran arus listrik. Besarnya nilai hambatan pada sebuah
rangkaian listrik akan menentukan besarnya jumlah aliran arus pada rangkaian
untuk setiap tegangan yang diberikan dan akan sesuai dengan prinsip Hukum
Ohm.
1
L = panjang kawat (m)
2
Catatan:
a. Saklar dalam posisi terbuka
b. Menghubungkan catu daya ke sumber tegangan dengan alat masih dalam
keadaan off
c. Memilih tegangan catu daya sebesar 3 Volt DC
d. Menghubungkan rangkaian ke terminal catu daya dengan kabel
penghubung
6. Menghidupkan catu daya.
7. Mengatur potensiometer pada catu daya, sehingga voltmeter (multimeter
analog) pada rangkaian menunjukkan tegangan sebesar 2 Volt. Kemudian
membaca kuat arus yang mengalir pada amperemeter (multimeter digital) dan
mencatat hasilnya.
8. Mengatur lagi potensiomter sehingga voltmeter menunjukkan tegangan yang
sedikit lebih tinggi dari 2 volt, membaca kuat arus pada amperemeter dan
mencatat hasilnya.
9. Lakukan langkah (8) hingga diperoleh 5 data.
10. Mengganti panjang kawat dan mengulangi langkah 7 sampai 9, sebanyak 3
kali.
11. Mengganti jenis kawat yang digunakan, dan mengulangi langkah 7 sampai 10
sebanyak 3 kali.
12. Mencatat seluruh hasil pengamatan pada tabel berikut.
3
VII. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil
percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Nilai dari panjang kawat (L), dengan :
1
ΔL= nst
L=L± ΔL , dimana : 2
2. Nilai dari luas penampang (A), dengan :
A= A±ΔA ,
1
A= πD2
Dimana : 4
4
3. Nilai tegangan (V) yang dicari berulang :
V =V ±ΔV
2
( V −V )
√
n=5
Vn n=5
V =∑ ΔV = ∑
Dengan: n=1 n dan n=1 n(n−1 )
V
R=
I
∂R 2 2 ∂R 2 2
Dengan : ∂V√
ΔR= ‖ ‖ ΔV +‖ ‖ ΔI
∂I
∂V I−1 2 2 ∂V I −1 2 2
ΔR= ‖
√
∂V
‖ ΔV +‖
∂I
‖ ΔI
12 2 V 2 2
√
ΔR= | | ΔV +| 2 | ΔI
I
Dinyatakan dalam bentuk :
I
R=R±ΔR
5
Dinyatakan dalam bentuk : ρ= ρ±Δρ
Dengan kesalahan relatif (KR) :
Δρ
KR= ( )
ρ̄
×100 %
6
2,6 25,4
2,8 27,8
3,0 29,9
2,2 18,0
2,4 20,5
23,50 0,35 2,6 21,2
2,8 22,4
3,0 25,0
-2
Tabel 3. Untuk L=(11,5±0,05 )×10 m
V 2 2
No. I (mA) V−V (V −V ) I−I ( I−I )
(Volt)
1 2,2 11,1 -0,4 0,16 -2,0 4,00
2 2,4 12,5 -0,2 0,04 -0,6 0,36
3 2,6 13,6 0,0 0,00 0,5 0,25
4 2,8 14,1 0,2 0,04 1,0 1,00
5 3,0 14,4 0,4 0,16 1,3 1,69
7
∑ 13,00 65,7 0,00 0,40 0,2 7,3
3. Nilai tegangan (V) yang dicari berulang :
n=5
V n V 5 13,00
V =∑ = = =2,6volt
Dengan: n=1 n 5 5
2
( V −V ) = 0,40 =√ 0,02=0 ,141421356=0,1
ΔV=
√ n=5
∑
n=1 n (n−1 ) √ 20
2
( I −I ) =
ΔI=
√ n=5
∑
n=1 n( n−1) √ 7,3
20
= √ 0,365=0,604152298=0,6mA
1 2 2,6 2
√
ΔR= |
0 ,0131
2
| (0,1) +|
(0,0131)2
| (0,0006)
2
ΔR=√(58 ,27166249+82,6349967
ΔR=√ 140,9066592=11,87041108=11,9Ω.
8
Dinyatakan dalam bentuk : R=R±ΔR=(198,5±11,9)Ω
6. Untuk mencari nilai benar hambatan jenis kawat:
−6
R A (198 , 5)(0,096×10 )
ρ= = =1 , 657043478×10−4 =1, 66×10−4 Ωm
L 11, 5×10 −2
Dengan:
A R −R A
Δρ=| |ΔR+| | ΔA+| 2 |ΔL
L L L
−6
0 , 096×10−6 198 ,5 −(198 , 5)(0 , 096×10 )
Δρ=| −2
|(11, 9 )+| −2
|(0 ,00×10−6 )+| −2 2
|(0 , 05×10−2 )
11,5×10 11,5×10 (11, 5×10 )
−4
Δρ=(0 , 008347826+0+0 , 007204536)×10
Δρ=0 , 015552362×10−4 =(0 , 02×10−4 )Ωm
9
(Volt)
1 2,2 14,0 -0,4 0,16 -2,7 7,29
2 2,4 15,5 -0,2 0,04 -1,2 1,44
3 2,6 16,5 0,0 0,00 -0,2 0,04
4 2,8 18,1 0,2 0,04 1,4 1,96
5 3,0 19,3 0,4 0,16 2,6 6,76
∑ 13,00 83,4 0,00 0,40 -0,1 17,49
10
12 2 V 2 2
Dengan : I√
ΔR= | | ΔV +| 2 | ΔI
I
1 2 2,6 2
ΔR= |
√0, 0167
2
| (0,1) +|
(0, 0167 )2
| (0 ,0001 )
2
ΔR=√(35,85643085+0,0869122136
ΔR=√ 35,94334306=5,99527673=6,0Ω.
Dinyatakan dalam bentuk : R=R±ΔR=(155,7±6,0 )Ω
6. Untuk mencari nilai benar hambatan jenis kawat:
−6
R A (155 , 7)(0 , 096×10 )
ρ= = =1 , 758494118×10−4 =1 ,76×10−4 Ω m
L 8,5×10 −2
Dengan:
A R −R A
Δρ=| |ΔR+| | ΔA+| 2 |ΔL
L L L
−6
0, 096×10−6 155 ,7 −6 −(155 , 7)(0 ,096×10 )
Δρ=| −2
|(6,0 )+| −2
|(0 ,00×10 )+| −2 2
|(0 ,05×10−2 )
8,5×10 8,5×10 (8,5×10 )
0 ,08×10−4
KR= ( 1, 76×10−4 )
×100 %=4,5 %
11
2. Nilai dari luas penampang (A), dengan :
1 1
A= πD 2= (3,14 )( 0,35)2 =0,0961625mm2 =0,096×10−6 m2
4 4
2 −6 2
Sehingga : A= A±ΔA=(0,096±0,00 )mm =(0,096±0,00 )×10 m
12
-3
Sehingga : I=I±ΔI=(19,2±1,1)×10 A
1 2 2,6 2
√
ΔR= |
0, 0192
2
| (0,1) +|
(0, 0192)2
| (0 ,0011)
2
ΔR=√(27,12673611+60,19038919
ΔR=√ 87,3171253=9 ,34436329=9,3Ω.
Dinyatakan dalam bentuk : R=R±ΔR=(135,4±9,3)Ω
Dengan:
A R −R A
Δρ=| |ΔR+| | ΔA+| 2 |ΔL
L L L
−6
0 ,096×10−6 135,4 −6 −(135 , 4 )(0 ,096×10 )
Δρ=| −2
|(9,3 )+| −2
|(0,0×10 )+| −2 2
|(0 ,05×10−2 )
7,0×10 7,0×10 (7,0×10 )
−4
Δρ=(0 , 127542857+0+0 , 013263673)×10
Δρ=0 , 14080653×10−4 =(0 , 14×10−4 )Ωm
13
0 ,14×10−4
KR=
( 1, 86×10−4 )
×100 %=7,5 %
Sehingga : L=L±ΔL=(15,0±0,05)cm=(15,0±0,05)×10 -2 m
2. Nilai dari luas penampang (A), dengan :
1 1
A= πD2= (3,14 )( 0,35)2 =0,0961625mm2 =0,096×10−6 m2
4 4
2
Sehingga : A= A±ΔA=(0,096±0,00 )mm =(0,096±0,00 )×10
−6
m2
2
( I −I ) =
ΔI=
√ n=5
∑
n=1 n(n−1) √ 47,63
20
=√ 2,3815=1,543210938=1,5mA
1 2 2,6 2
√
ΔR= |
0,0296
2
| (0,1) +|
(0, 0296)2
| (0 ,0015)
2
ΔR=√(11, 41344047+19,81626737
ΔR=√ 31,22970784=5,588354663=5,6Ω.
Dinyatakan dalam bentuk : R=R±ΔR=(87,8±5,6)Ω
6. Untuk mencari nilai benar hambatan jenis kawat:
−6
R A (87 , 8 )(0 , 096×10 )
ρ= = =0 ,56192×10−4 =0 , 56×10−4 Ω m
L 15 , 0×10−2
Dengan:
A R −R A
Δρ=| |ΔR+| | ΔA+| 2 |ΔL
L L L
15
0, 096×10−6 87, 8 −6 −(87 , 8)(0, 096×10−6 )
Δρ=| −2
|(5,6)+| −2
|(0, 00×10 )+| −2 2
|(0 ,05×10−2 )
15 , 0×10 15, 0×10 (15 ,0×10 )
Sehingga : L=L±ΔL=(18,8±0,05)cm=(18,8±0,05)×10 -2 m
2. Nilai dari luas penampang (A), dengan :
1 1
A= πD2= (3,14 )( 0,35)2 =0,0961625mm2 =0,096×10−6 m2
4 4
2
Sehingga : A= A±ΔA=(0,096±0,00 )mm =(0,096±0,00 )×10
−6
m2
16
3. Nilai tegangan (V) yang dicari berulang :
n=5
V n V 5 13,00
V =∑ = = =2,6volt
Dengan: n=1 n 5 5
2
( V −V ) = 0,40 =√ 0,02=0 ,141421356=0,1
ΔV=
√ n=5
∑
n=1 n (n−1 ) √ 20
1 2 2,6 2
ΔR= |
√
0, 0255
2
| (0,1) +|
(0,0255)2
| (0,0006)
2
ΔR=√ 15,3787005+5,755571786
ΔR=√ 21,13427229=4 ,597202659=4,6Ω.
Dinyatakan dalam bentuk : R=R±ΔR=(101,9±4,6)Ω
6. Untuk mencari nilai benar hambatan jenis kawat:
17
−6
R A (101 , 9)(0 , 096×10 )
ρ= = =0 , 520340425×10−4 =0 , 52×10−4 Ωm
L 18 , 8×10−2
Dengan:
A R −R A
Δρ=| |ΔR+| | ΔA+| 2 |ΔL
L L L
0, 096×10−6 101 , 9 −6 −(101 ,9 )(0, 096×10−6 )
Δρ=| −2
|(4,6 )+| −2
|(0,0×10 )+| −2 2
|(0 , 05×10−2 )
18 , 8×10 18 , 8×10 (18 , 8×10 )
−4
Δρ=(0 , 023489361+0+0 ,001383884 )×10
Δρ=0 , 024873245×10−4 =(0 , 02×10−4 )Ωm
-2
Tabel 8. Untuk L=(23,5±0,05 )×10 m
V 2 2
No. I (mA) V−V (V −V ) I−I ( I−I )
(Volt)
1 2,2 18,0 -0,4 0,16 -3,4 11,56
18
2 2,4 20,5 -0,2 0,04 -0,9 0,81
3 2,6 21,2 0,0 0,00 -0,2 0,04
4 2,8 22,4 0,2 0,04 1,0 1,00
5 3,0 25,0 0,4 0,16 3,6 12,96
∑ 13,00 107,1 0,00 0,40 0,1 26,37
12 2 V 2 2
Dengan : I√
ΔR= | | ΔV +| 2 | ΔI
I
19
1 2 2,6 2
ΔR= |
√0, 0214
2
| ( 0,1) +|
( 0,0214)2
| (0,0012)
2
ΔR=√ 21,83596821+46,4145447
ΔR=√ 68,25051291=8,261386864=8,3Ω.
Dinyatakan dalam bentuk : R=R±ΔR=(121,5±8,3)Ω
6. Untuk mencari nilai benar hambatan jenis kawat:
−6
R A (121 ,5 )(0 , 096×10 )
ρ= = =0 , 496340425×10−4 =0 , 50×10−4 Ωm
L 23 , 5×10 −2
Dengan:
A R −R A
Δρ=| |ΔR+| | ΔA+| 2 |ΔL
L L L
0 , 096×10−6 121 ,5 −6 −(121 , 5)(0, 096×10−6 )
Δρ=| −2
|(8,3 )+| −2
|(0,0×10 )+| −2 2
|(0 , 05×10−2 )
23 , 5×10 23 ,5×10 (23 ,5×10 )
20
pada masing-masing kawat dengan panjang yang berbeda-beda adalah sebagai
berikut :
A. Pada Kawat Nikrom
21
nikrom dengan panjang L=(11,5±0,05 )×10−2 m dengan KR = 1,2%,
−2
L=(8,5±0,05 )×10 m yang memiliki KR 4,4% ,dan pada kawat konstantan
−2
dengan panjang L=(25,5±0,05 )×10 m yang memiliki KR 4,7%.
Pada percobaan ini juga telah membuktikan teori, dimana semakin panjang
kawat maka nilai hambatannya juga semakin besar, yang telah dibuktikan dengan
hasil analisis data. Pada hasil analisis data telah dibuktikan, dengan
memperpanjang kawat maka nilai hambatan yang diperoleh juga semakin besar.
Walaupun demikian dalam melakukan percobaan ini terdapat beberapa
kesalahan dan kendala-kendala yang dialami yang berpengaruh pada data yang
diperoleh dan mempengaruhi hasil analisis data.
Adapun kesalahan-kesalahan yang dilakukan, adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang terjadi disebabkan karena adanya
kekeliruan praktikan. Pada percobaan ini, kesalahan umum yang dilakukan
adalah kesalahan pada saat membaca skala yang terdapat pada alat ukur baik
itu pada pembacaan hasil tegangan maupun kuat arus, karena hasil yang keluar
pada multimeter digital (amperemeter) sangatlah cepat. Selain itu, terdapat
juga kesalahan dalam menyusun rangkaian maupun pengambilan data yang
tidak sesuai.
b. Kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang terjadi diakibatkan oleh alat yang
digunakan dan pengaruh lingkungan sekitar pada saat melakukan praktikum.
Pada percobaan ini, kesalahan sistematis yang terjadi adalah jepit steker yang
digunakan sudah tidak layak, adanya kesalahan pada multimeter analog
sehinga harus mengganti dengan multimeter yang lainnya. Kondisi atau suhu
pada ruangan juga mempengaruhi pada saat melakukan percobaan, karena jika
hasil percobaan dibandingkan dengan nilai teorinya akan menghasilkan
keakuratan yang kecil.
c. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang tidak diketahui jelas penyebabnya
namun sangat mempengaruhi hasil percobaan.
Selain itu, adapun kendala-kendala yang dialami selama melakukan percobaan
adalah sebagai berikut :
22
a. Adanya kendala pada saat menentukan panjang kawat yang akan digunakan,
agar kawat tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Namun dapat diatasi
dengan memasang kawat pada rangkaian terlebih dahulu, setelah itu baru
diukur.
b. Adanya kendala agar kawat yang dipasang tetap terpasang lurus tanpa adanya
lekukan.
c. Adanya kendala pada saat memasukkan kawat ke jepit steker dan kesusahan
juga pada saat melepas kawat dari jepit steker karena bagian plastik pada jepit
steker meleleh pada saat kawat diberi tegangan sehingga kawat masuk ke
celah jepit yang meleleh.
d. Adanya kendala pada saat merangkai alat, karena pada saat dicoba multimeter
analog yang difungsikan sebagai voltemeter jarumnya tidak bergerak (tidak
berfungsi) padahal sudah diberikan tegangan, sehingga memperlambat kerja
pada saat merangkai. Namun, hal ini dapat diatasi dengan meminta bantuan
kepada teman yang sudah melakukan percobaan untuk mengecek rangkaian
dan mengganti multimeter yang digunakan.
e. Terkendala pada saat membaca skala pada alat ukur baik itu pada voltmeter
maupun amperemeter, karena angka yang ditunjukkan selalu berubah setiap
saat. Dan kawat yang digunakan sangat cepat panas, sehingga belum selesai
mengambil data kawat sudah memerah (panas).
f. Terkendala pada saat melakukan analisis data yang sangat memerlukan
ketelitian dan kesabaran
23
ρ=(1 ,66±0 ,02)×10−4 Ωm , dengan KR = 1,2%
24
L
R= ρ
A dimana hambatan kawat sebanding dengan panjang kawat. Jadi
apabila panjang kawat diperpanjang maka nilai hambatannya akan semakin
besar, hal ini dapat dilihat pada percobaan yang telah dilakukan terlihat pada
hasil untuk kawat nikrom, dimana kawat yang digunakan semakin
diperpendek dan nilai hambatannya juga semakin kecil.
3. Jika luas penampang kawat yang digunakan diperbesar, bagaimana hambatan
kawat tersebut ?
Jawaban:
Jika luas penampang suatu kawat yang digunakan diperbesar, maka hasil pada
nilai hambatan kawat akan semakin kecil, sesuai dengan persamaan :
L
R= ρ
A dimana hambatan kawat berbanding terbalik dengan luas
penampang kawat. Jadi apabila luas penampang kawat diperbesar maka nilai
hambatannya akan semakin kecil.
4. Sebutkan kendala-kendala yang ditemukan selama proses pengambilan data
dan tunjukkan cara mengatasinya.
Jawaban :
Adapun kendala-kendala yang dihadapi :
a. Adanya kendala pada saat menentukan panjang kawat yang akan
digunakan, agar kawat tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.
Namun dapat diatasi dengan memasang kawat pada rangkaian terlebih
dahulu, setelah itu baru diukur.
b. Adanya kendala agar kawat yang dipasang tetap terpasang lurus tanpa
adanya lekukan. Cara mengatasinya harus adanya kerjasama antar tim
dimana ada yang memegang ujung kawat dan ada yang meluruskan kawat.
c. Adanya kendala pada saat memasukkan kawat ke jepit steker dan
kesusahan juga pada saat melepas kawat dari jepit steker karena bagian
plastik pada jepit steker meleleh pada saat kawat diberi tegangan sehingga
kawat masuk ke celah jepit yang meleleh.
d. Adanya kendala pada saat merangkai alat, karena pada saat dicoba
multimeter analog yang difungsikan sebagai voltemeter jarumnya tidak
25
bergerak (tidak berfungsi) padahal sudah diberikan tegangan, sehingga
memperlambat kerja pada saat merangkai. Namun, hal ini dapat diatasi
dengan meminta bantuan kepada teman yang sudah melakukan percobaan
untuk mengecek rangkaian dan mengganti multimeter yang digunakan.
e. Terkendala pada saat membaca skala pada alat ukur baik itu pada
voltmeter maupun amperemeter, karena angka yang ditunjukkan selalu
berubah setiap saat. Dan kawat yang digunakan sangat cepat panas,
sehingga belum selesai mengambil data kawat sudah memerah (panas).
Cara mengatasinya harus adanya kerjasama dalam tim dengan membagi
tugas sama rata dan lebih cepat dalam melihat hasil.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada
percobaan ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin panjang kawat yang
digunakan maka nilai hambatannya akan semakin besar pula dan sebaliknya.
Namun apabila sebuah kawat diperluas luas penampangnya maka nilai
hambatannya semakin kecil dan begitu sebaliknya. Karena nilai R berbanding
terbalik dengan A dan sebanding dengan L. Dimana sesuai persamaan :
L
R= ρ
A
1
R∞
Dimana, R ∞ L dan A .
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan, yaitu :
- Diharapkan agar praktikan sebaiknya membaca terlebih dahulu buku
panduannya agar lebih memahami percobaan yang akan dilakukan, karena
percobaan ini tergolong sulit dalam merangkai maupun mengambil datanya
sehingga diperlukan pengetahuan awal.
- Bagi lembaga diharpkan untuk memperhatikan alat yang akan digunakan
dalam setiap percobaan agar data yang diambil praktikan lebih akurat.
26