http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link
_________________________________________________________________
Abstrak
Komunikasi merupakan hal yang penting untuk mempengaruhi kualitas pelayanan serta
ditujukan untuk mengubah perilaku pasien dalam rangka mencapai kesehatan optimal. Salah satu
faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah adanya komunikasi yang terjalin antara
radiografer dengan pasien. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan gambaran komunikasi
efektif dan menjelaskan pengaruh komunikasi efektif dengan kepuasan pasien di Instalasi
Radiologi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei. Kuesioner
dibagikan kepada 50 orang responden yang komunikatif. Penelitian ini dilakukan di salah satu
Instalasi Radiologi terbesar di Jawa Tengah. Analisis data menggunakan metode deskriptif dan
analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menggambarkan bahwa humble merupakan faktor
dominan dengan nilai mean sebesar 9,48 ± 0,995. Hasil uji F menyatakan bahwa respect, empathy,
audible, clarity, dan humble secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan pasien dengan sig.
0,000. Namun, hasil uji t untuk respect dan emphaty tidak terbukti berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan pasien. Besarnya kontribusi komunikasi efektif terhadap kepuasan pasien
sebesar 78,1%.
Abstract
memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara Petugas yang terampil dalam berkomunikasi
meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik. yang efektif, akan mudah menjalin hubungan
Mutu pelayanan Rumah Sakit diharapkan dengan pasien dan mampu memberikan
berorientasi kepada upaya untuk meningkatkan kepuasan profesional dalam pelayanan. Hal ini
kepuasan pasien. Menurut Robert & Sarah F. menimbulkan rasa percaya pasien terhadap
Gardial (1996), kepuasan konsumen merupakan petugas, mencegah terjadinya masalah legal, dan
perbandingan antara kinerja yang diterima mendorong timbulnya komunikasi efektif.
dengan standar perbandingan (ekspektasi, ideal, Dengan demikian, diharapkan dapat tercapai
pesan, janji pemasar, dan norma industri) asuhan keperawatan yang berkualitas (Yani,
(Harjati, 2003). 1999).
Kepuasan pelanggan adalah indikator Menurut Komaruddin (1994), komunikasi
utama dari standar suatu fasilitas kesehatan dan efektif sebagai sebuah proses penyampaian
merupakan suatu ukuran mutu pelayanan. pikiran atau informasi dari seseorang kepada
Kepuasan pelanggan yang rendah akan orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga
berdampak terhadap jumlah kunjungan yang orang lain tersebut mengerti betul apa yang
akan mempengaruhi provitabilitas fasilitas dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
kesehatan tersebut, sedangkan sikap karyawan informasi (Liliweri, 2007). Menurut Prijosaksono,
terhadap pelanggan juga akan berdampak dkk (2002), ada 5 faktor yang mempengaruhi
terhadap kepuasan pelanggan dimana komunikasi efektif, antara lain respect, empathy,
kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu akan audible, clarity, dan humble.
meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu Prianbodo (2006) melakukan penelitian
pelayanan yang diberikan (Atmojo, 2006). tentang pengaruh tingkat kepuasan pasien
Menurut Supranto (2006) ada lima aspek-aspek terhadap komunikasi verbal dan non-verbal
kepuasan pada pasien yaitu tangible, reliability, perawat di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono
responsiveness, assurance, dan empathy. Soekarjo Purwokerto, Provinsi Jawa Tengah
Selain lima aspek kepuasan menurut dengan sampel sebanyak 242 pasien yang
Supranto tersebut, terdapat faktor lain yang dirawat di bangsal bedah, berdasarkan
mempengaruhi kepuasan pasien yaitu adanya kelompok demografis (gender, umur, dan tingkat
komunikasi yang terjalin antara petugas dengan pendidikan). Penelitian ini menunjukkan bahwa
pasien. Komunikasi merupakan alat yang ada pengaruh antara komunikasi yang
penting untuk mempengaruhi kualitas dilakukan terhadap tingkat kepuasan pasien.
pelayanan serta ditujukan untuk mengubah Berdasarkan kelompok demografis, pasien
perilaku pasien dalam rangka mencapai perempuan cenderung merasa lebih puas
kesehatan yang optimal. Komunikasi menjadi dibandingkan pasien pria terhadap komunikasi
tidak efektif karena kesalahan dalam keperawatan, pasien yang lebih tua memberikan
menafsirkan pesan yang diterima. Kesalahan respon kepuasan yang lebih dibanding pasien
dalam menafsirkan pesan tersebut disebabkan muda, dan pasien yang pendidikan rendah
karena persepsi yang berbeda. Seringkali sumber cenderung memberikan respon yang positif
ketidakpuasan pasien ditimbulkan oleh dalam berkomunikasi dengan perawat.
buruknya komunikasi yang terjadi antara Pengamatan penulis saat kegiatan klinik,
petugas dengan pasien. Hal ini sering terjadi terdapat beberapa pasien yang mengeluh
pada institusi pelayanan kesehatan, misalnya tentang ketidakpuasan terhadap komunikasi
keluhan pasien terhadap sikap, perilaku, tutur yang dilakukan oleh petugas. Hal tersebut
kata, keacuhan, dan petugas yang kurang dikarenakan banyaknya jumlah pasien yang
komunikatif. Kondisi ketidakpuasan tersebut berkunjung di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
akan berdampak pada rendahnya mutu tersebut, sehingga mengakibatkan kurang
pelayanan yang diberikan kepada pasien dan efektifnya waktu yang diberikan oleh petugas
larinya pasien ke pelayanan kesehatan lain yang dalam menyampaikan instruksi pemeriksaan.
dapat memberikan kepuasan lebih baik Selain itu, kurangnya kesempatan yang
(Mustikasari, 2006). diberikan kepada pasien untuk bertanya. Pasien
Radiografer sebagai petugas dalam memberikan saran dan kritik kepada petugas
melakukan pemeriksaan radiologi harus mampu dalam memberikan pelayanan secara sopan dan
menjelaskan instruksi dengan bahasa yang ramah disertai dengan pemberian contoh yang
mudah dipahami, sehingga mengurangi rasa konkret pada saat pemeriksaan radiologi
takut atau cemas pasien pada saat pemeriksaan. sehingga pasien dapat memahami instruksi yang
diberikan. pasien.
Sebagai Rumah Sakit besar rujukan bagi Audible yaitu radiografer mampu
masyarakat, diharapkan senantiasa memberikan menyampaikan instruksi dengan bahasa yang
pelayanan yang prima dan bermutu oleh seluruh mudah dipahami sehingga pasien mengerti
lapisan masyarakat. Oleh karena itu, pesan tersebut.
pengukuran kepuasan pasien terhadap Clarity yaitu radiografer mampu
komunikasi efektif radiografer bermanfaat menjelaskan instruksi pemeriksaan dengan baik,
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan. sehingga kejelasan dari pesan tersebut tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
2. Metode penafsiran yang berlainan oleh pasien.
Radiografer bersikap terbuka, sehingga
Penelitian ini termasuk penelitian
menimbulkan kepercayaan pasien.
kuantitatif dengan pendekatan survei. Penelitian
Humble yaitu radiografer dalam melayani
dilakukan di suatu Instalasi Radiologi Rumah
pasien bersikap ramah dan rendah hati.
Sakit besar di Provinsi Jawa Tengah dengan
Radiografer bersikap lemah lembut, penuh
jumlah responden sebanyak 50 orang.
pengendalian diri, tidak sombong, serta
Responden berada dalam rentang kategori umur
mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
17-65 tahun dan dapat diajak berkomunikasi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada
dengan baik. Analisis data menggunakan
tabel 1, maka diperoleh gambaran bahwa
analisis deskriptif dan analisis regresi linier
komunikasi efektif yang dilakukan di Instalasi
berganda.
Radiologi yang paling dominan yaitu faktor
humble dengan nilai mean sebesar 9,48 ± 0,995.
3. Hasil dan Pembahasan Sedangkan komunikasi efektif yang mempunyai
Gambaran komunikasi efektif di Instalasi nilai terendah yaitu faktor audible dengan nilai
Radiologi mean sebesar 7,68 ± 1,766. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan,
Komunikasi efektif merupakan proses radiografer melayani pasien dengan ramah dan
pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan rendah hati. Namun, radiografer kurang
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu menjelaskan instruksi pemeriksaan dengan
cara tertentu sehingga orang lain tersebut bahasa yang mudah dipahami serta kurang
mengerti betul apa yang dimaksud oleh memberikan kesempatan kepada pasien untuk
penyampai pikiran-pikiran atau informasi bertanya. Seharusnya, penjelasan prosedur
(Komarrudin, 1994). Proses ini meliputi pemeriksaan disertai contoh yang konkret
informasi yang disampaikan baik secara lisan dengan bahasa yang sederhana sehingga pasien
maupun tertulis sehingga terjadi umpan balik lebih memahami instruksi pemeriksaan.
(feed back). Berikut ini merupakan hasil analisis Hal ini sependapat dengan Yani (1999)
deskriptif yang ditunjukkan pada tabel 1. bahwa penjelasan prosedur pemeriksaan yang
disertai dengan pemberian contoh akan
Tabel 1. Analisis Deskriptif Komunikasi Efektif menghasilkan rasa percaya (trust) pasien
kepada petugas, mencegah terjadinya masalah
Faktor N Mean Standar Deviasi
Respect 50 9,04 1,228
legal, memberikan kepuasan profesional dalam
Empathy 50 8,48 1,488 pelayanan, dan mendorong terjadinya
Audible 50 7,68 1,766 komunikasi efektif sehingga tercapai asuhan
Clarity 50 9,22 1,266 keperawatan yang berkualitas.
Humble 50 9,48 0,995
Pengaruh Komunikasi Efektif terhadap Tingkat
Respect yaitu radiografer menghormati dan Kepuasan Pasien
menghargai pasien, memberikan salam dan sapa
pada saat pasien datang ke ruang pemeriksaan. a. Analisis Regresi Berganda
Empathy yaitu radiografer mampu Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menempatkan diri pada situasi yang dialami berdasarkan hasil uji regresi berganda,
oleh pasien, sehingga pasien merasa nyaman. diperoleh hasil sebagai berikut:
Setiap keluhan pasien dapat didengarkan
dengan baik. Radiografer memberikan sentuhan
kasih sayang dan perhatian yang tulus kepada