Anda di halaman 1dari 6

Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 28 - 33

http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link
_________________________________________________________________

KOMUNIKASI EFEKTIF BERPERAN DALAM MENINGKATKAN


KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RADIOLOGI

Marichatul Jannah*) ; Darmini Darmini ; Dwi Rochmayanti

Jurusan Teknik Radiologi dan Radiodiagnostik ; Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang

Abstrak

Komunikasi merupakan hal yang penting untuk mempengaruhi kualitas pelayanan serta
ditujukan untuk mengubah perilaku pasien dalam rangka mencapai kesehatan optimal. Salah satu
faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah adanya komunikasi yang terjalin antara
radiografer dengan pasien. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan gambaran komunikasi
efektif dan menjelaskan pengaruh komunikasi efektif dengan kepuasan pasien di Instalasi
Radiologi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei. Kuesioner
dibagikan kepada 50 orang responden yang komunikatif. Penelitian ini dilakukan di salah satu
Instalasi Radiologi terbesar di Jawa Tengah. Analisis data menggunakan metode deskriptif dan
analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menggambarkan bahwa humble merupakan faktor
dominan dengan nilai mean sebesar 9,48 ± 0,995. Hasil uji F menyatakan bahwa respect, empathy,
audible, clarity, dan humble secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan pasien dengan sig.
0,000. Namun, hasil uji t untuk respect dan emphaty tidak terbukti berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan pasien. Besarnya kontribusi komunikasi efektif terhadap kepuasan pasien
sebesar 78,1%.

Kata kunci: Komunikasi Efektif ; REACH ; Kepuasan Pasien

Abstract

[EFFECTIVE COMMUNICATION TAKES AN IMPORTANT ROLE IN INCREASING


PATIENTS SATIFASTION AT RADIOLOGY DEPARTMENT] Communication is an important
thing to influence quality services and to focus on changing the patient response in order to gain
the optimal health. One of the several factors to influence the patient satisfaction is the effective
communication which is connected between the radiographers and the patients. The research
purpose is to describe the ongoing effective communication and to find out the effective
communicating influence on the patient satisfaction level at Radiology Unit. The research uses
quantitative method with survey approach. Questionnaires were distributed to 50 communicative
respondents. The research takes place at Radiology Unit at one of Biggest Hospitals in Central Java.
Data analysis uses descriptive method and multiple linear regressive method. The research result
provides the effective communicating description that is dominantly taken as humble by mean
value 9,48 ± 0,995. According to the test result F, respect, empathy, audible, clarity and humble
affect simultaneous on the patient satisfaction by sig. value 0,000. However, according to test
result t, it has found that respect and empathy do not significantly affected on the patient
satisfaction. The effective communicating contribution on the patient satisfaction variant level at
Radiology Unit is 78,1%.

Keywords: Effective Communication ; REACH ; Patient Satisfaction

1. Pendahuluan persaingan yang ketat hampir di semua sektor


usaha. Salah satunya adalah rumah sakit yang
Era globalisasi seperti sekarang ini, terjadi
merupakan penyedia jasa pelayanan kesehatan
bagi pasien. Rumah Sakit harus mampu
*) Marichatul Jannah
E-mail: marichatuljannah@poltekkes-smg.ac.id
Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754
Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 29 - 33

memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara Petugas yang terampil dalam berkomunikasi
meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik. yang efektif, akan mudah menjalin hubungan
Mutu pelayanan Rumah Sakit diharapkan dengan pasien dan mampu memberikan
berorientasi kepada upaya untuk meningkatkan kepuasan profesional dalam pelayanan. Hal ini
kepuasan pasien. Menurut Robert & Sarah F. menimbulkan rasa percaya pasien terhadap
Gardial (1996), kepuasan konsumen merupakan petugas, mencegah terjadinya masalah legal, dan
perbandingan antara kinerja yang diterima mendorong timbulnya komunikasi efektif.
dengan standar perbandingan (ekspektasi, ideal, Dengan demikian, diharapkan dapat tercapai
pesan, janji pemasar, dan norma industri) asuhan keperawatan yang berkualitas (Yani,
(Harjati, 2003). 1999).
Kepuasan pelanggan adalah indikator Menurut Komaruddin (1994), komunikasi
utama dari standar suatu fasilitas kesehatan dan efektif sebagai sebuah proses penyampaian
merupakan suatu ukuran mutu pelayanan. pikiran atau informasi dari seseorang kepada
Kepuasan pelanggan yang rendah akan orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga
berdampak terhadap jumlah kunjungan yang orang lain tersebut mengerti betul apa yang
akan mempengaruhi provitabilitas fasilitas dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
kesehatan tersebut, sedangkan sikap karyawan informasi (Liliweri, 2007). Menurut Prijosaksono,
terhadap pelanggan juga akan berdampak dkk (2002), ada 5 faktor yang mempengaruhi
terhadap kepuasan pelanggan dimana komunikasi efektif, antara lain respect, empathy,
kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu akan audible, clarity, dan humble.
meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu Prianbodo (2006) melakukan penelitian
pelayanan yang diberikan (Atmojo, 2006). tentang pengaruh tingkat kepuasan pasien
Menurut Supranto (2006) ada lima aspek-aspek terhadap komunikasi verbal dan non-verbal
kepuasan pada pasien yaitu tangible, reliability, perawat di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono
responsiveness, assurance, dan empathy. Soekarjo Purwokerto, Provinsi Jawa Tengah
Selain lima aspek kepuasan menurut dengan sampel sebanyak 242 pasien yang
Supranto tersebut, terdapat faktor lain yang dirawat di bangsal bedah, berdasarkan
mempengaruhi kepuasan pasien yaitu adanya kelompok demografis (gender, umur, dan tingkat
komunikasi yang terjalin antara petugas dengan pendidikan). Penelitian ini menunjukkan bahwa
pasien. Komunikasi merupakan alat yang ada pengaruh antara komunikasi yang
penting untuk mempengaruhi kualitas dilakukan terhadap tingkat kepuasan pasien.
pelayanan serta ditujukan untuk mengubah Berdasarkan kelompok demografis, pasien
perilaku pasien dalam rangka mencapai perempuan cenderung merasa lebih puas
kesehatan yang optimal. Komunikasi menjadi dibandingkan pasien pria terhadap komunikasi
tidak efektif karena kesalahan dalam keperawatan, pasien yang lebih tua memberikan
menafsirkan pesan yang diterima. Kesalahan respon kepuasan yang lebih dibanding pasien
dalam menafsirkan pesan tersebut disebabkan muda, dan pasien yang pendidikan rendah
karena persepsi yang berbeda. Seringkali sumber cenderung memberikan respon yang positif
ketidakpuasan pasien ditimbulkan oleh dalam berkomunikasi dengan perawat.
buruknya komunikasi yang terjadi antara Pengamatan penulis saat kegiatan klinik,
petugas dengan pasien. Hal ini sering terjadi terdapat beberapa pasien yang mengeluh
pada institusi pelayanan kesehatan, misalnya tentang ketidakpuasan terhadap komunikasi
keluhan pasien terhadap sikap, perilaku, tutur yang dilakukan oleh petugas. Hal tersebut
kata, keacuhan, dan petugas yang kurang dikarenakan banyaknya jumlah pasien yang
komunikatif. Kondisi ketidakpuasan tersebut berkunjung di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
akan berdampak pada rendahnya mutu tersebut, sehingga mengakibatkan kurang
pelayanan yang diberikan kepada pasien dan efektifnya waktu yang diberikan oleh petugas
larinya pasien ke pelayanan kesehatan lain yang dalam menyampaikan instruksi pemeriksaan.
dapat memberikan kepuasan lebih baik Selain itu, kurangnya kesempatan yang
(Mustikasari, 2006). diberikan kepada pasien untuk bertanya. Pasien
Radiografer sebagai petugas dalam memberikan saran dan kritik kepada petugas
melakukan pemeriksaan radiologi harus mampu dalam memberikan pelayanan secara sopan dan
menjelaskan instruksi dengan bahasa yang ramah disertai dengan pemberian contoh yang
mudah dipahami, sehingga mengurangi rasa konkret pada saat pemeriksaan radiologi
takut atau cemas pasien pada saat pemeriksaan. sehingga pasien dapat memahami instruksi yang

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 30 - 33

diberikan. pasien.
Sebagai Rumah Sakit besar rujukan bagi Audible yaitu radiografer mampu
masyarakat, diharapkan senantiasa memberikan menyampaikan instruksi dengan bahasa yang
pelayanan yang prima dan bermutu oleh seluruh mudah dipahami sehingga pasien mengerti
lapisan masyarakat. Oleh karena itu, pesan tersebut.
pengukuran kepuasan pasien terhadap Clarity yaitu radiografer mampu
komunikasi efektif radiografer bermanfaat menjelaskan instruksi pemeriksaan dengan baik,
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan. sehingga kejelasan dari pesan tersebut tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
2. Metode penafsiran yang berlainan oleh pasien.
Radiografer bersikap terbuka, sehingga
Penelitian ini termasuk penelitian
menimbulkan kepercayaan pasien.
kuantitatif dengan pendekatan survei. Penelitian
Humble yaitu radiografer dalam melayani
dilakukan di suatu Instalasi Radiologi Rumah
pasien bersikap ramah dan rendah hati.
Sakit besar di Provinsi Jawa Tengah dengan
Radiografer bersikap lemah lembut, penuh
jumlah responden sebanyak 50 orang.
pengendalian diri, tidak sombong, serta
Responden berada dalam rentang kategori umur
mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
17-65 tahun dan dapat diajak berkomunikasi
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada
dengan baik. Analisis data menggunakan
tabel 1, maka diperoleh gambaran bahwa
analisis deskriptif dan analisis regresi linier
komunikasi efektif yang dilakukan di Instalasi
berganda.
Radiologi yang paling dominan yaitu faktor
humble dengan nilai mean sebesar 9,48 ± 0,995.
3. Hasil dan Pembahasan Sedangkan komunikasi efektif yang mempunyai
Gambaran komunikasi efektif di Instalasi nilai terendah yaitu faktor audible dengan nilai
Radiologi mean sebesar 7,68 ± 1,766. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan,
Komunikasi efektif merupakan proses radiografer melayani pasien dengan ramah dan
pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan rendah hati. Namun, radiografer kurang
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu menjelaskan instruksi pemeriksaan dengan
cara tertentu sehingga orang lain tersebut bahasa yang mudah dipahami serta kurang
mengerti betul apa yang dimaksud oleh memberikan kesempatan kepada pasien untuk
penyampai pikiran-pikiran atau informasi bertanya. Seharusnya, penjelasan prosedur
(Komarrudin, 1994). Proses ini meliputi pemeriksaan disertai contoh yang konkret
informasi yang disampaikan baik secara lisan dengan bahasa yang sederhana sehingga pasien
maupun tertulis sehingga terjadi umpan balik lebih memahami instruksi pemeriksaan.
(feed back). Berikut ini merupakan hasil analisis Hal ini sependapat dengan Yani (1999)
deskriptif yang ditunjukkan pada tabel 1. bahwa penjelasan prosedur pemeriksaan yang
disertai dengan pemberian contoh akan
Tabel 1. Analisis Deskriptif Komunikasi Efektif menghasilkan rasa percaya (trust) pasien
kepada petugas, mencegah terjadinya masalah
Faktor N Mean Standar Deviasi
Respect 50 9,04 1,228
legal, memberikan kepuasan profesional dalam
Empathy 50 8,48 1,488 pelayanan, dan mendorong terjadinya
Audible 50 7,68 1,766 komunikasi efektif sehingga tercapai asuhan
Clarity 50 9,22 1,266 keperawatan yang berkualitas.
Humble 50 9,48 0,995
Pengaruh Komunikasi Efektif terhadap Tingkat
Respect yaitu radiografer menghormati dan Kepuasan Pasien
menghargai pasien, memberikan salam dan sapa
pada saat pasien datang ke ruang pemeriksaan. a. Analisis Regresi Berganda
Empathy yaitu radiografer mampu Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menempatkan diri pada situasi yang dialami berdasarkan hasil uji regresi berganda,
oleh pasien, sehingga pasien merasa nyaman. diperoleh hasil sebagai berikut:
Setiap keluhan pasien dapat didengarkan
dengan baik. Radiografer memberikan sentuhan
kasih sayang dan perhatian yang tulus kepada

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 31 - 33

Tabel 2. Analisis Regresi Berganda b. Analisis Uji F (Uji Simultan)


Berdasarkan hasil uji F, pada tabel 3
Model Nilai koefisien Sig. terlihat nilai signifikansi 0,000<0,05 yang
Constant 8,305 0,014
X1-Respect -0,090 0,837
berarti komunikasi efektif yang meliputi
X2-Empathy 0,576 0,074 faktor respect, empathy, audible, clarity, dan
X3-Audible 0,651 0,010 humble mempunyai pengaruh secara
X4-Clarity 1,128 0,009 bersama-sama atau simultan terhadap
X5-Humble 1,824 0,001 kepuasan pasien.
Hasil penelitian ini didukung oleh
Persamaan: penelitian yang dilakukan oleh Prianbodo
Y = 8,305 – 0,090X1 + 0,576X2 + 0,651X3 + 1,128X4 + 1,824X5
(2006) bahwa ada pengaruh komunikasi
verbal dan non-verbal perawat yang secara
Hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor
bersama-sama terhadap kepuasan pasien.
respect (X1) yang bertanda negatif menunjukkan
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
hubungan berlawanan arah sehingga dapat
komunikasi seperti nilai, emosi, gender,
dikatakan bahwa kenaikan nilai satu satuan,
pengetahuan, lingkungan, dan lain-lain juga
maka akan menurunkan nilai kepuasan pasien.
mempengaruhi hasil penelitian diatas (Potter
Sedangkan faktor empathy (X2), clarity (X3),
& Perry, 2005; Grace, 2009).
audible (X4), dan humble (X5) bertanda positif
Kemampuan mengembangkan
sehingga dapat dikatakan bahwa kenaikan nilai
komunikasi yang efektif merupakan salah
satu satuan dari ke empat faktor tersebut, maka
satu keterampilan yang sangat diperlukan
akan menaikkan tingkat kepuasan pasiennya.
untuk pengembangan diri sebagai tenaga
Faktor yang paling dominan berpengaruh
medis. Berdasarkan Jurnal Konsil
terhadap tingkat kepuasan pasien adalah faktor
Kedokteran Indonesia (2006) dalam sikap
humble dengan nilai regresi positif sebesar 1,825.
kesetaraan, tenaga medis tidak mempertegas
Hal ini menunjukkan bahwa radiografer dalam
perbedaan. Status boleh berbeda, tetapi
melayani pasien bersikap ramah dan rendah hati,
komunikasi tenaga medis dengan pasien
serta bertutur kata yang lembut dan sopan. Hasil
tidak vertikal. Tenaga medis tidak
tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan
menggurui, tetapi berbincang pada tingkat
oleh Grace (2009) bahwa kebudayaan lokal kita
yang sama. Melalui kesetaraan, tenaga medis
yang merupakan bagian dari adat ketimuran
mengkomunikasikan penghargaan dan rasa
mengharuskan kita bersosialisasi dengan banyak
hormat pada perbedaan pandangan dan
pihak, termasuk adanya jalinan komunikasi
keyakinan. Hubungan tenaga medis dengan
antara petugas kesehatan dengan pasien. Ketika
pasien harus dianggap sebagai hubungan
para petugas tidak memberikan jalinan
antara mitra medis yang saling
komunikasi yang sopan dan ramah terhadap
membutuhkan sehingga tercapai prosedur
pasien, maka sebagian besar pasien menilai hal
medis yang berjalan dengan lancar.
itu tidak wajar karena tidak sesuai dengan pola
Komunikasi efektif mampu
budaya kita.
mempengaruhi emosi pasien dalam
pengambilan keputusan tentang rencana
Tabel 3. Hasil analisis uji t, F, dan koefisien
tindakan medis selanjutnya. Hal ini
determinasi (R2)
dikarenakan dengan membangun
komunikasi yang efektif, pasien merasa
Hasil Uji Koefisien Regresi
tenang dan aman ditangani oleh petugas
Faktor sehingga akan patuh menjalankan prosedur
thitung Sig. Fhitung Sig. R2 pemeriksaan dan percaya bahwa petugas
X1 – Respect tersebut dapat membantu menyelesaikan
-0,207 0,837
masalah kesehatannya. Sedangkan
X2 – Empathy 1,830 0,074 komunikasi tidak efektif akan mengundang
X3 – Audible 2,695 0,010 31,458 0,000 0,781
masalah dan mengakibatkan beralihnya
pasien kepada pelayanan kesehatan yang
X4 – Clarity 2,741 0,009 memberikan kepuasan lebih baik.
X5 – Humble 3,526 0,001

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 32 - 33

c. Analisis Uji t d. Analisis Uji Koefisien Determinasi (R2)


Dari hasil tabel 3, maka dapat Berdasarkan hasil uji R2 pada tabel 3,
dinyatakan bahwa radiografer harus diketahui mempunyai nilai sebesar 0,781.
mempertahankan komunikasi efektif dari Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya
faktor audible, clarity, dan humble serta sumbangan respect, empathy, audible, clarity,
meningkatkan faktor komunikasi efektif lain dan humble terhadap variasi atau naik
yang belum terbukti secara signifikan turunnya nilai kepuasan pasien sebesar
berpengaruh terhadap kepuasan pasien 78,1%, sedangkan sisanya yaitu 21,9%
yaitu faktor respect dan empathy. Hal ini berasal dari sumbangan faktor lain yang
sesuai dengan jurnal yang dirangkum oleh tidak diteliti.
American Society of Internal Medicine bahwa Hal ini didukung oleh teori yang
sebagian besar pasien mengeluhkan diungkapkan oleh Sugiyono (2009) bahwa
pelayanan bukan karena kurangnya nilai koefisien sebesar 0,781 termasuk dalam
kemampuan petugas tersebut, namun nilai koefisien yang mendekati 1. Sehingga
dikarenakan pasien yang kurang merasa dapat disimpulkan bahwa komunikasi
diperhatikan. Seharusnya, petugas tidak efektif mampu memberikan hampir semua
memperlihatkan sikap yang tergesa-gesa informasi yang dibutuhkan untuk
dan bersedia memberikan penjelasan serta memprediksi variasi tingkat kepuasan
mampu mendengarkan setiap keluhan pasien.
dengan baik (Djauzi & Supartondo, 2004).
Faktor respect dan empathy terbukti tidak 4. Simpulan dan Saran
berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat kepuasan pasien. Hal tersebut Komunikasi efektif berperan dalam
muncul dikarenakan terdapat hambatan meningkatkan kepuasan pasien dengan
dalam persepsi pasien terhadap komunikasi kontribusi sebesar 78,1%. Peneliti menyarankan
itu sendiri. Menurut Effendy (1993) pada saat memberikan instruksi pemeriksaan,
hambatan yang dialami oleh pasien dan sebaiknya radiografer memberikan contoh yang
petugas di suatu Instalasi Pelayanan konkret sesuai dengan jenis pemeriksaan dengan
Kesehatan termasuk dalam hambatan bahasa yang sederhana. Hal ini agar
sosiologis dan hambatan psikologis. Pasien mempermudah pasien dalam memahami
yang terdiri dari berbagai macam strata prosedur pemeriksaan. Radiografer melayani
sosial seharusnya tidak menimbulkan pasien dengan keramahan dan kerendahan hati
perbedaan dalam pemberian teknik untuk mencapai suatu pelayanan yang
berkomunikasi dengan sopan dan saling memuaskan bagi pasien.
menghargai. Petugas juga harus
memperhatikan kondisi psikologis pasien, 5. Ucapan Terima Kasih
memberikan perhatian yang tulus atau
menjalin kontak fisik dengan pasien Terima kasih disampaikan kepada Unit
sehingga hambatan psikologis tidak menjadi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM)
kendala dalam menjalin komunikasi yang Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah
efektif. berkenan memberikan kesempatan untuk
Selain itu pemberian intervensi dan mempublish jurnal ini. Ucapan terima kasih
teknik komunikasi yang sesuai dengan latar disampaikan pula kepada pihak-pihak yang
belakang budaya, dan umur pasien juga membantu pelaksanaan penelitian.
harus diperhatikan. Keberhasilan dalam
meningkatkan kemampuan pasien dalam 6. Daftar Pustaka
berkomunikasi tidak tergantung pada Atmojo, Y.T (2006). Let’s Change for the Better
partisipasi pasien, tetapi juga pada gaya Future. Mengukur Kepuasan Pelanggan.
petugas melakukan komunikasi dan Djauzi, S & Supartondo. (2004). Komunikasi dan
kemampuan untuk menetapkan hubungan Empati. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
yang membantu. Penggunaan kemampuan Effendy, O.U. (1993). Dinamika Komunikasi. PT
komunikasi akan membantu petugas Remaja Rosdakarya: Bandung.
merasakan, bereaksi, dan menghargai Grace, E.C. (2009). Hubungan Komunikasi
kekhasan pasien (Potter & Perry 2005; Grace, Verbal dan Non-Verbal Dokter terhadap
2009).

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754


Jurnal LINK, 13 (2), 2017, 33 - 33

Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di


RSUD Dr. Kandou Manado.
Harjati, L. (2003, Maret). Tidak Cukup Hanya
Kepuasan Pelanggan Diperlukan Nilai
Pelanggan Untuk Survival. Jurnal Ekonomi
Perusahaan, 10 (1), 37-55.
Komarrudin. (1994). Ensiklopedia Manajemen.
Bumi Aksara: Jakarta.
Konsil Kedokteran Indonesia. (2006).
Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Konsil
Kedokteran Indonesia: Jakarta.
Liliweri, A. (2007). Dasar-dasar Komunikasi
Kesehatan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Mustikasari. (2006). Komunikasi dalam
Pelayanan Keperawatan.
Potter, P.A., Perry, A.G. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi ke-empat. ECG: Jakarta.
Prianbodo. (2006). Analisis Tingkat Kepuasan
Pasien terhadap Komunikasi Verbal dan
Non-Verbal Perawat di Rumah Sakit Prof.
Margono Soekarjo Purwokerto.
Prijosaksono., Ariwibowo., Hartono, P. (2002).
Make Yourself a Leader. PT Elex Media
Komputindo: Jakarta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, R&D. Alfabeta: Bandung.
Supranto, J. (2006). Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Woodruff, R.B., & Gardial, S.F (1996). Know
Your Customers: New Approaches to
Understanding Customers Value and
Satisfaction. Cambridge: Blackwell.
Yani, A. (1999). Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Jiwa pada Anak dan Remaja. Widya
Medika: Jakarta.
.

Copyright © 2017, Jurnal LINK, ISSN 1829-5754

Anda mungkin juga menyukai