ANALISA DATA
Pada penelitian ini diperoleh dari data pribadi responden yang diolah dan hasilnya
dipergunakan untuk memberikan penjelasan ataupun gambaran tentang responden yang
akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Bagian ini terdiri atas :
30
31
35
30
25
20
15
10
0
Owner Manajemen Konstruksi Kontraktor
25
20
15
10
5
0
45
40
35
30
25
20 persentase (%)
15
10
5
0
Kurang dari 20 tahun 20 s/d 30 tahun 30 s/d 40 tahun > 40 tahun
33
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian
kuisioner lebih banyak pekerja dengan usia 30 s/d 40 tahun dengan persentase sebanyak
42,22% kemudian dilanjutkan pekerja dengan usia lebih dari 40 tahun sebanyak 40% dan
pekerja dengan usia 20 s/d 30 tahun sebanyak 17,8%.
70
60
50
40
30 Series 3
20
10
0
SMA/SMK D3 S1 S2 S3
45
40
35
30
25
20 persentase (%)
15
10
5
0
< 5 tahun 5 s/d 10 tahun 10 s/d 15 tahun > 15 tahun
Pada tabel 4. 5 terlihat bahwa responden yang ikut berpartisipasi dalam pengisian
kuisioner lebih banyak pekerja yang sudah bekerja 5 s/d 10 tahun dengan persentase
sebanyak 42,2% , pekerja yang sudah bekerja kurang dari 5 tahun sebanyak 26,7% ,
pekerja yang bekerja 10 s/d 15 tahun sebanyak 24,4% dan pekerja yang sudah bekerja
lebih dari 15 tahun sebanyak 6,7 % .
1.000.000.000,00– 50.000.000.000,00 8 8
> 50.000.000.000,00 36 80
Lainnya 0 0
TOTAL 45 Orang 100
Sumber : Hasil Kuisioner
90
80
70
60
50
40 Column2
30
20
10
0
10 jt - 100 jt 100 jt - 1 M 1 M - 50 M > 50 M lainnya
Pada tabel 4.6 menunjukan nilai proyek yang ditangani oleh responden tertinggi
dengan persentase sebanyak 80 % dengan nilai proyek lebih dari 50 M.
120
100
80
60
Persentase %
40
20
0
Sudah Belum
36
Pada tabel 4.7 Penereapan sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek responden
sudah diterapkan secara keseluruhan yaitu sebesar 100%.
120
100
80
60
40
20
0
Ya, Berpengaruh Tidak, Sama Saja
Pada tabel 4.8 Pengaruh pelaksanaan sistem kerja manajemen konstruksi terhadap
waktu pelaksanaan proyek sehingga selesai tepat waktu menurut responden berpengaruh
sebesar 97,8%.
37
70
60
50
40
30
20
10
0
sudah dilaksanakan Dilaksanakan sebagian Tidak dilaksanakan lainnya
Pada tabel 4.9 menurut responden Penerapan sistem kerja Manajemen Konstruksi
secara optimal pada pelaksanaan pekerjaan proyek yang sudah dilaksanakan sebesar 57,8%
dan untuk yang di laksanakan sebagian sebesar 42,2%.
38
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
sudah semuanya sudah sebagian belum semuanya lainnya
Pada tabel 4.10 menurut pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden, tenaga
kerja pada proyek yang sudah mempunyai sertifikat keahlian dan sertifikat keterampilan
secara keseluruhan atau sudah semuanya mencapai 22,2% sedangkan yang sudah sebagian
memiliki sebesar 77,8%.
4.4 Data Hasil Kuisioner Faktor Pengaruh Sitem Kerja Manajemen Konstruksi
39
Tabel 4.11 Data rekapitulasi hasil kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
kerja manajemen konstruksi dalam Proses Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang
40
TB KB B SB
1 2 3 4
Sistem birokrasi yang rumit sehingga
1 menimbulkan lamanya proses pengambilan 0 1 29 15
keputusan terhadap suatu masalah.
1 2 3 4
Sedangkan untuk mencari seberapa besar faktor yang mempengaruhi dan yang paling
menentukan, digunakan metode indeks. Adapun metode indeks ini berdasarkan model
static non parametic, yaitu dengan menghitung nilai Indeks Kepentingan Relatif (IKR).
Nilai indeks kemudian disusun berurutan dalam suatu tabel dari nfaktor dengan
nilai rata-rata terkecil. Faktor yang memiliki nilai rata-rata terbesar ditetapkan sebagai
faktor yang paling mempengaruhi. Semakin kecil nilai rata-ratanya, maka semakin kecil
faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung
Digitasi Universitas Negeri Semarang .
45
3 Spesifikasi yang kurang detail dan kurang akurat. 0 1 27 17 151 3,36 0,84 Berpengaruh
46
1 Tenaga Ahli yang kurang berpengalaman. 0 0 24 21 148 3,47 0,87 Berpengaruh
3 Mutu
3,43 Sangat
2 Kurang lengkapnya dokumen kontrak. 0 0 20 25 163 3,56 0,89
Berpengaruh
3 Mutu beton terkadang tidak sesuai spesifikasi 0 1 26 18 151 3,38 0,84 Berpengaruh
48
4.6 Rangking faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi Universitas
Negeri Semarang
Tabel 4.13 Rangking faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri
Semarang
3,56 Sangat
1 Kurang lengkapnya dokumen kontrak. 1
Berpengaruh
3 Mutu
1 Waktu
2 Keterlambatan datangnya material 3,47 2 Berpengaruh
2 Biaya
Standar material yang digunakan sudah 3,36
2 2 Berpengaruh
tidak tersedia lagi di pasaran.
1. Perencanaan (Planning)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator waktu adalah waktu yang digunakan untuk membuat gambar kerja yang terbatas dan tidak memadai.
Dengan kurangnya waktu yang digunakan pada saat membuat gambar kerja tentunya akan mempengaruhi dari kualitas gambar itu
sendiri. Apabila waktu yang di berikan cukup, maka tentunya akan di dapatkan gambar yang sesuai dengan spesifikasi yang
diharapkan. Kemudian faktor lain yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu adalah
kekurangan waktu untuk proses recovery akibat kegagalan dalam proses desain. Pemberian waktu yang tepat dan sesuai dalam
pembuatan desain sangatlah mempengaruhi berhasil tidaknya proses renovasi itu sendiri.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator biaya adalah perusahaan kehilangan peluang/pasar akibat produk (hasil desain) tidak sesuai persyaratan.
Dengan hilangnya peluang pasar, maka tentunya akan menurunkan akreditasi atau kualitas dari pada perusahaan atau PT itu sendiri
dan tentunya sulit untuk memenangkan tender yang di ikuti. Kemudian faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
56
konstruksi pada indikator biaya adalah perhitungan volume pekerjaan yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan hasil desain yang
sudah ditentukan. Apabila volume pekerjaan kurang tepat atau tidak sesuai dapat menyebabkan pembengkaaan rencana anggaran
biaya.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator mutu adalah kurangnya ketersediaan tenaga ahli untuk masalah teknis selama proses perencanaan.
Dengan kurangnya tenaga ahli yang berpengalaman, maka sangatlah mempengaruhi proses pengerjaan renovasi karena Tenaga ahli
memiliki SKA dan SKT yang telah diakui dan memiliki keahlian menurut bidangnya, tentunya hal ini akan mempercepat proses
pengerjaan apabila suatu proyek memiliki tenaga ahli yag cukup. Kemudian faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja
manajemen konstruksi pada indikator mutu adalah ketidak cocokan desain dengan pelaksanaan. Ketika hal ini terjadi dalam suatu
proyek, maka biasanya dilakukan rapat koordinasi untuk mencari solusi dalam pemecahan masalah desain yang terlanjur dibuat.
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator waktu adalah koordinasi yang kurang baik antar penyedia jasa konstruksi yang terlibat dalam proyek.
Kurangnya hubungan koordinasi antara penyedia jasa sangatlah berpengaruh secara langsung terhadap jalannya suatu proyek.
Apabila antara penyedia jasa dapat bekerja sama dengan baik, maka akan dapat saling membantu dan juga saling melengkapi
kekurangan antara tiap-tiap bagian agar nantinya proyek dapat terselesaikan tepat waktu. Kemudian faktor yang berpengaruh
dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu adalah adanya miss komunikasi antara orang lapangan dan kantor.
Koordinasi antar pekerja disini sangatlah penting mengingat pekerjaan lapangan haruslah bedasarkan koordinasi dari orang kantor
itu sendiri.
57
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator biaya adalah adanya pekerjaan tambah kurang. Dengan adanya pekerjaan tambah kurang dapat
mengakibatkan volume pekerjaan berubah dari yang direncanakan sehingga berpengaruh terhadap rencana anggaran biaya.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator mutu adalah kurang lengkapnya dokumen kontrak. Kelegkapan dokumen kontrak sangatlah penting
mengingat setiap bulan pihak dari PPK akan melakukan pemeriksaan terkait kelengkapan dokumen. Apabila dokumen tidak
lengkap, maka akan di mintai pertanggungjawaban terkait ketidak lengkapan dokumen. Kemudian faktor yang berpengaruh dalam
sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator mutu adalah rapat koordinasi tidak berkala. Rapat koordinasi sangatlah penting,
mengingat setiap kejadian dan permasalahan yang terjadi di lapangan akan dibahas bersama dan dipecahkan masalahnya dalam
rapat koordinasi.
.
3. Pelaksanaan (Actuating)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator waktu adalah kondisi cuaca yang buruk saat kegiatan pembangunan proyek. Kemudian faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu adalah pelaksanaan manajemen peralatan dan tenaga
kerja yang kurang baik.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator biaya adalah kesalahan dalam memasukkan data keuangan proyek. Kemudian faktor yang berpengaruh
dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator biaya adalah perhitungan prestasi pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi kontrak.
58
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator mutu adalah tidak adanya pengajuan metode pelaksanaan atau job mix desain dari kontraktor untuk
setiap tahapan pekerjaan.
4. Pengawasan (Controlling)
a. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator waktu adalah terjadi penyimpangan pelaksanaan di lapangan terhadap master schedule.
b. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator biaya adalah keterlambatan pencairan dana untuk pembelian material. Kemudian faktor yang
berpengaruh dalam sistem kerja manajemen konstruksi pada indikator biaya adalah Keterlambatan pembayaran oleh owner.
c. Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor yang berpengaruh dalam sistem kerja manajemen
konstruksi pada indikator mutu adalah penyimpangan terhadap pelaksanaan metode konstruksi.
4.7 Analisa Rata – rata Setiap Kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek
Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang
Berikut analisa rata-rata dari masing-masing tahapan yang telah didabat dari data kuisioner.
Tabel 4.14 Analisa rata – rata setiap kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi pada proyek Gedung
Digitasi Universitas Negeri Semarang.
No Faktor yang mempengaruhi sistem kerja Rata-
Keterangan
manajemen konstruksi rata
59
3.44
3.42
3.4
3.38
3.36
3.34
3.32
Planning Organizing Actuating Controlling
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa menurut responden, faktor-faktor yang mempengaruhi sistem kerja manajemen
konstruksi pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang didapat hasil sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan, faktor-faktor mengenai Perencanaan (planning), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan
Pengawasan (Controlling) pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang semuanya berpengaruh dengan hasil rata-rata
yaitu 3,40.
2. Diantara faktor-faktor POAC yang paling berpengaruh adalah Pelaksanaan (actuating) dengan hasil rata-rata yaitu 3,44. Walaupun
sedikit lebih besar di banding faktor Perencanaan (planning), Pengorganisasian (Organizing), dan Pengawasan (Controlling).
3. Pada perencanaan (Planning), yang paling berpengaruh adalah mengenai indikator mutu dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar x́
= 3,42 walaupun nilainya tidak jauh berbeda dengan indikator biaya dan waktu.
4. Pada Pengorganisasian (Organizing), yang paling berpengaruh adalah mengenai indikator mutu dengan rata-rata hasil yang di dapat
sebesar x́ = 3,43 walaupun nilainya tidak jauh berbeda dengan indikator biaya dan waktu.
5. Pada Pelaksanaan (Actuating), yang paling berpengaruh adalah mengenai indikator waktu dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar
x́ = 3,50 walaupun nilainya tidak jauh berbeda dengan indikator biaya dan mutu.
6. Pada Pengawasan (Controlling), yang paling berpengaruh adalah mengenai indikator biaya dengan rata-rata hasil yang di dapat sebesar
x́ = 3,41 walaupun nilainya tidak jauh berbeda dengan indikator waktu dan mutu.
61
Berdasarkan pengalaman atau pendapat responden, tindakan-tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi Untuk Pengendalian
Waktu, Biaya, dan Mutu dalam Proses P (Planning) / Perencanaan, O (Organizing)/Pengorganisasian, A (Actuating)/Pelaksanaan, C
(Controlling)/Pengendalian pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.
Berikut data-data hasil penelitian tentang tindakan-tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya,
dan Mutu dalam Proses P (Planning) / Perencanaan, O (Organizing)/Pengorganisasian, A (Actuating)/Pelaksanaan, C
(Controlling)/Pengendalian. Dengan penilaian yang dilakukan sebagai berikut :
1. Sangat Berpengaruh (SB) = nilai 3,5 ≤ × ≤ 4
2. Berpengaruh (B) = nilai 2,5 ≤ × < 3,5
3. Kurang Berpengaruh (KB) = nilai 1,5 ≤ × < 2,5
4. Tidak Berpengaruh (TB) = nilai 1 ≤ × ≤ 1,5
62
Tabel 4.15 Data rekapitulasi hasil kuisioner Tindakan-tindakan yang mempengaruhi sistem kerja manajemen konstruksi dalam Proses
Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi Dalam Proses P (Planning) / Konstruksi
Perencanaan
TB KB B SB
1 2 3 4
63
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Kerja Manajemen
No Indikator ManajemenKonstruksi Dalam Proses O Konstruksi
(Organizing)/Pengorganisasian
TB KB B SB
1 2 3 4
Melakukan identifikasi masalah dan memberikan
1 Waktu 1 pertimbangan dalam mengambil keputusan 0 0 24 21
sehingga lebih cepat.
Kerja Manajemen
Konstruksi
Pelaksanaan
TB KB B SB
1 2 3 4
Melakukan analisis terhadap kebutuhan kapasitas
1 peralatan, tenaga kerja yang diperlukan, maupun 0 0 32 13
jadwal penyediaan material.
Nilai Pengaruh
Penerapan Sistem
Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Manajemen Kerja Manajemen
No Indikator Konstruksi Dalam Proses C (Controlling) / Konstruksi
Pengawasan
TB KB B SB
1 2 3 4
Menganalisa terhadap kendala-kendala yang
terjadi di lapangan kemudian mengejar
1 Waktu 1 0 0 31 14
keterlambatan progres yang terjadi dengan cepat
dan tepat.
68
4.9 Analisis tindakan tindakan-tindakan yang Dilakukan Manajemen Konstruksi Untuk Pengendalian Waktu, Biaya, dan Mutu
dalam Proses P (Planning) / Perencanaan, O (Organizing)/Pengorganisasian, A (Actuating)/Pelaksanaan, C
(Controlling)/Pengendalian pada proyek Gedung Digitasi Universitas Negeri Semarang.
1 Melakukan evaluasi dan perhitungan prestasi pekerjaan 0 0 29 16 151 3,36 0,84 Berpengaruh
yang telah benar memenuhi spesifikasi sesuai kontrak.
1. Perencanaan (Planning)
a. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang sangat
berpengaruh adalah meningkatkan instruksi pekerjaan untuk meningkatan
produktivitas antar tenaga kerja untuk menghasilkan gambar kerja, kemudian
tindakan yang dilakukan manajemen konstruksi yang berpengaruh dalam sistem
kerja manajemen konstruksi pada indikator waktu adalah mencari informasi
yang bisa membantu mempercepat proses recovery supaya tidak ada tambahan
biaya yang perlu dikeluarkan.
b. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang berpengaruh
adalah fokus pada metode bagaimana mencari dan mengembangkan peluang
pasar. Apabila sudah dilakukan maka akan mempermudah dan memperlancar
pekerjaan.
c. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang berpengaruh
adalah melakukan tindakan korektif yang tepat sasaran dan paling efektif
selama proses pengecekan spesifikasi berlangsung. Apabila sudah dilaksanakan
akan membuat pekerjaan lebih cepat dan tepat waktu.
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator waktu yang berpengaruh
adalah melakukan identifikasi masalah dan memberikan pertimbangan dalam
mengambil keputusan sehingga lebih cepat. Dengan melakukan identifikasi,
maka permasalahan yang timbul akan lebih cepat terselesaikan.
b. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator biaya yang berpengaruh
adalah memimpin dan mengadakan rapat khusus apabila terjadi penyimpangan
terhadap pelaksanaan konstruksi. Supaya dapat dikoreksi bila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa menurut responden, tindakan
yang dilakukan manajemen konstruksi pada indikator mutu yang berpengaruh
adalah memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelelangan konstruksi yang
81
Tabel 4.18 Analisa rata – rata setiap kelompok tindakan tindakan-tindakan yang
Dilakukan Manajemen Konstruksi
3.43
3.42
3.42
3.41
3.41
3.40
3.40
3.39
3.39
3.38
3.38
Planning Organizing Actuating Controlling