Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KELAYAKAN TERNAK SUSU KAMBING

PERANAKAN ETAWAH DI KELURAHAN SUKA MAJU,


KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

JURNAL

OLEH :

PEBRI HARDIANSYAH POHAN


100304049
AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
ANALISIS KELAYAKAN TERNAK SUSU KAMBING
PERANAKAN ETAWAH DI KELURAHAN SUKA MAJU,
KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

JURNAL

OLEH:

PEBRI HARDIANSYAH POHAN


100304049
AGRIBISNIS

Jurnal Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar sarjana


Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh:
Ketua
Komisi Pembimbing

(H.M. Mozart B. Darus, M.Sc)


NIP. 1962 1005 1987 031005

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
PEBRI HARDIANSYAH POHAN
100304049
AGRIBISNIS

ANALISIS KELAYAKAN TERNAK SUSU KAMBING


PERANAKAN ETAWAH DI KELURAHAN SUKA MAJU,
KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

FEASIBILITY ANALYSIS OF CATTLE OF CROSSBREED


GOAT’S MILK ETAWAH AT KELURAHAN SUKA MAJU,
KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua

(H. M. Mozart B. Darus, M.Sc)


NIP. 1962 1005 1987 031005

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
PEBRI HARDIANSYAH POHAN
100304049
AGRIBISNIS

ANALISIS KELAYAKAN TERNAK SUSU KAMBING


PERANAKAN ETAWAH DI KELURAHAN SUKA MAJU,
KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

FEASIBILITY ANALYSIS OF CATTLE OF CROSSBREED


GOAT’S MILK ETAWAH AT KELURAHAN SUKA MAJU,
KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

Disetujui Oleh:

Editor

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
PEBRI HARDIANSYAH POHAN
100304049
AGRIBISNIS

ANALISIS KELAYAKAN TERNAK SUSU KAMBING


PERANAKAN ETAWAH DI KELURAHAN SUKA MAJU,
KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

FEASIBILITY ANALYSIS OF CATTLE OF CROSSBREED


GOAT’S MILK ETAWAH AT KELURAHAN SUKA MAJU,
KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

Disetujui Oleh:

Ketua Editor

(Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MS)


NIP. 196309281998031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
ANALISIS KELAYAKAN TERNAK SUSU KAMBING PERANAKAN
ETAWAH DI KELURAHAN SUKA MAJU, KECAMATAN BINJAI
BARAT, KOTA BINJAI

Pebri Hardiansyah Pohan*), H.M. Mozart B Darus**), Sri Fajar


Ayu**)
*) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Jl. Prof. A.
Sofyan No.3 Medan Hp. 085763633993, E-mail: pebripohan@gmail.com
**) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pendapatan ternak
kambing perah di daerah penelitian serta untuk mengetahui kelayakan usaha
ternak kambing perah yang dikelola di daerah penelitian. Metode yang digunakan
dalam penentuan daerah penelitian adalah dengan cara purposive. Metode yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah metode sensus yang
menjadikan seluruh populasi menjadi sampel penelitian. Metode yang digunakan
untuk menganalisis besar pendapatan ternak kambing perah di daerah penelitian
menggunakan metode pendekatan finansial, yaitu dengan menggunakan analisis
total pendapatan. Metode yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha
ternak kambing perah adalah analisis kelayakan Break Even Point (BEP) dan
analisis R/C ratio.
Hasil penelitian menyimpulkan rata-rata total pendapatan usaha tani ternak
kambing perah di Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai
sebesar Rp 23.478.477 dengan rata-rata total biaya sebesar Rp 4.087.773 dan rata-
rata penerimaan sebesar Rp 27.566.250. Berdasarkan analisis kelayakan yang
dibuat, didapat bahwa usaha tani ternak kambing perah layak untuk diusahakan
oleh kedelapan sampel. Hal ini disebabkan karena semua sampel memenuhi
kriteria kelayakan yang dianalisis yaitu produksi susu kambing > BEP produksi,
harga jual susu kambing > BEP harga dan R/C > 1.

Kata Kunci: Susu Kambing, Total Pendapatan, Studi Kelayakan, BEP, R/C
Ratio

FEASIBILITY ANALYSIS OF CATTLE OF CROSSBREED


GOAT’S MILK ETAWAH AT KELURAHAN SUKA MAJU,
KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

ABSTRACT

The objectives of this study are to determine how much revenue the dairy goats in
the area of research and to investigate the feasibility of dairy goats managed in the
study area. The method used in the determination of the research area was by
purposive method. The method used for determining the sample was census
method that makes the whole population as the sample. The method used to
analyze the income of dairy goats’ farm in the study area was by using a financial
approach, using the analysis of total income. The method used to analyze the
feasibility of livestock dairy goats is the feasibility analysis of break even point
(BEP) and analysis of R/C ratio.
The study concluded the average total income of farm livestock dairy goats in
Keluarahan Suka Maju, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai is Rp 23,478,477
with an average total cost Rp 4,087,773 and the average revenues Rp 27,566,250.
Based on the feasibility analysis, I found that farm livestock dairy goats feasible
to be developed by the eighth sample. This is because all the samples analyzed
met the eligibility criteria, namely the production of goat milk> BEP production,
the selling price of goat milk> BEP price and the R/C> 1.

Keywords: Goat Milk, Total Income, Feasibility Studies, BEP, R/C Ratio

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris di mana mata pencarian
penduduknya sebagian besar adalah di sektor pertanian. Sektor ini menyediakan
pangan bagi sebagian besar penduduknya dan memberikan lapangan pekerjaan
bagi semua angkatan kerja yang ada. Dengan menyempitnya lahan pertanian
yang digarap petani mendorong para petani untuk berusaha meningkatkan
pendapatan melalui kegiatan lain yang bersifat komplementer. Salah satu
kegiatan itu adalah kegiatan usaha ternak yang secara umum memiliki beberapa
kelebihan seperti: sebagai tambahan sumber pendapatan, untuk memanfaatkan
limbah pertanian, sebagai penghasil daging dan susu, kotorannya dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik dan kulitnya juga memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Di pedesaan, ternak kambing cukup popular sebagai usaha
sampingan. Bahkan kambing dianggap sebagai tabungan keluarga, karena dapat
dijual setiap saat, khususnya di tengah kebutuhan ekonomi yang mendesak
(Murtidjo, 1993).
Usaha ternak kambing sudah saatnya dijadikan usaha pokok, karena
kambing relatif cepat berkembang biak dan merupakan salah satu jenis ternak
yang akrab dengan sistem usaha tani di pedesaan. Hampir setiap rumah tangga
memelihara kambing. Sebagian mereka menjadikannya sebagai salah satu
sumber penghasilan keluarga. Saat ini pemeliharaan kambing bukan hanya di
pedesaan, tetapi sudah menyebar ke berbagai tempat karena semakin banyaknya
peternak kambing yang muncul disebabkan oleh permintaan daging dan susu
kambing yang terus mengalami peningkatan (Sarwono, 2007).
Di Sumatera Utara, khususnya Kota Binjai sudah mulai menggeluti usaha
tani ternak kambing perah. Jenis kambing yang diternakkan adalah kambing
Peranakan Etawah (PE) yaitu jenis kambing hasil kawin silang antara kambing
Etawah dan kambing lokal seperti kambing Jawa Randu atau kambing Kacang.
Selain untuk memenuhi kebutuhan akan daging kambing, kambing Peranakan
Etawah adalah jenis kambing yang cocok untuk dijadikan kambing perah karena
dapat memproduksi susu cukup banyak melebihi yang dibutuhkan oleh anaknya.
Kota Binjai merupakan salah satu kota yang dikenal sebagai penghasil susu
kambing. Banyak permintaan susu kambing yang bermunculan semenjak
diketahui banyak manfaat susu kambing. Menurut Dinas Pertanian Kota Binjai
banyak permintaan susu kambing mulai dari dalam kota hingga luar kota seperti
Medan, Stabat, Langkat, hingga Aceh, maka bisa dikatakan bahwa Kota Binjai
sebagai sentra produksi susu kambing. Pada akhir 2014, menurut data Badan
Pusat Statistik Sumatera Utara populasi ternak kambing yang ada di Kota Binjai
mencapai jumlah 6.026 ekor.
Tabel 1. Jumlah Populasi Ternak Susu Kambing Peranakan Etawah di Kota
Binjai Bulan Maret Tahun 2015
Kecamatan Jumlah Populasi (ekor)
Binjai Kota 87
Binjai Selatan 60
Binjai Barat 247
Binjai Timur 70
Binjai Utara 180
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa Kecamatan Binjai Barat merupakan
kecamatan yang memiliki populasi ternak kambing perah terbanyak yaitu
sebanyak 247 ekor. Di Kelurahan Suka Maju di Kecamatan Binjai Barat terdapat
delapan rumah tangga yang mengusahakan ternak kambing perah dengan jumlah
kambing perah yang dimiliki tiap rumah tangga mencapai tiga puluh ekor. Usaha
ternak kambing perah terbilang cukup baru karena baru mulai diusahakan lima
belas hingga sepuluh tahun terakhir, sehingga dibutuhkan penelitian untuk
menguji kelayakan usaha ternak tersebut.
Identifikasi Masalah
Identifikasi dalam penelitian ini adalah berapa besar pendapatan dari usaha
tani susu kambing perah di daerah penelitian dan bagaimana kelayakan usaha susu
kambing perah yang dikelola di daerah penelitian?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pendapatan
ternak kambing perah di daerah penelitian dan untuk mengetahui kelayakan usaha
ternak kambing perah yang dikelola di daerah penelitian.
h

TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual produk. Dalam menghitung total penerimaan usaha tani perlu
dipisahkan antara analisis parsial usaha tani dan analisis simultan usaha tani. Jika
sebidang lahan ditanami berbagai macam tanaman, maka disebut analisis
keseluruhan usaha tani. Sebaliknya, jika hanya satu tanaman yaitu jagung yang
diteliti, maka analisisnya disebut analisis parsial usaha tani. Penerimaan total atau
pendapatan kotor ialah nilai produksi secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya
produksi.
Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan yang diperoleh dengan biaya
yang dikeluarkan. Besarnya pendapatan yang diterima merupakan balas jasa
tenaga kerja, modal keluarga yang dipakai dan pengelolaan yang dilakukan
anggota keluarga. Analisis pendapatan pada umumnya digunakan untuk
mengevaluasi kegiatan usaha dalam satu tahun (Tjakrawiralaksana, 1983).
Kelayakan dari suatu kegiatan usaha diperhitungkan atas dasar besarnya
laba finansial yang diharapkan. Kegiatan usaha dikatakan layak jika memberikan
keuntungan finansial, sebaliknya kegiatan usaha dikatakan tidak layak apabila
kegiatan usaha tersebut tidak memberikan keuntungan finansial (Kasmir dan
Jakfar, 2003).
Salah satu cara untuk mengetahui kelayakan suatu usaha adalah dengan
menggunakan alat analisis kelayakan yang disebut Break Even Point (BEP).
Menurut Rangkuti (2005), analisis BEP merupakan suatu analisis yang
digunakan untuk mempelajari keterkaitan antara biaya tetap, biaya variabel,
tingkat pendapatan pada berbagai tingkat operasional dan volume produksi.
Model yang paling banyak dipakai adalah dengan menggunakan kurva BEP.
Selain memberikan informasi mengenai keterkaitan antara biaya dan pendapatan,
diagram ini juga menunjukkan laba atau kerugian yang akan dihasilkan pada
berbagai tingkat keluaran (output). Tujuan dari analisis BEP yaitu untuk
mengetahui besarnya penerimaan pada saat titik balik modal, yaitu yang
menunjukkan suatu proyek tidak mendapatkan keuntungan tetapi juga tidak
mengalami kerugian.
Selain BEP, ada juga alat analisis kelayakan yang digunakan dengan cara
menganalisis perbandingan penerimaan dan biaya usaha tersebut, yaitu
menggunakan analisis R/C dimana R/C dapat menunjukkan besarnya penerimaan
yang diperoleh dengan pengeluaran dalam satu satuan biaya. R/C adalah
singkatan dari revenue-cost ratio, atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah
antara penerima dan biaya. Makin besar nilai R/C ratio usahatani itu makin besar
keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut (Soekartawi, 2002).

METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu Kelurahan
Suka Maju, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai. Alasan penentuan dan
penetapan daerah tersebut adalah karena jumlah kambing perah yang diternakkan
di Kelurahan Suka Maju merupakan jumlah terbanyak di Kota Binjai yaitu
sebanyak 162 ekor dengan jumlah peternak sebanyak delapan orang.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang
berupa hasil dari wawancara kepada responden pemilik ternak kambing perah.
Data sekunder didapat dari instansi-instansi pemerintahan yang terkait dengan
penelitian ini seperti, BPS, Dinas Pertanian Kota Binjai, Kantor Kecamatan Binjai
Barat, Kantor kelurahan Suka Maju serta instansi-instansi terkait lainnya.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan finansial dengan tujuan untuk membandingkan
pengeluaran dengan pendapatan. Data yang telah dikumpulkan ditabulasi dengan
sederhana, kemudian dianalisis dengan menggunakan alat uji yang sesuai dengan
identifikasi masalah.
Identifikasi masalah 1 digunakan analisis total pendapatan, yang secara
sistematis dapat ditulis:
Pd=TR-TC
Keterangan:
Pd = Pendapatan usaha tani
TR = Total penerimaan yang diperoleh peternak
TC = Total biaya yang dikeluarkan peternak (Soekartawi, 2002)
Identifikasi masalah 2 yaitu untuk menganalisis kelayakan finansial menurut
sistem pengelolaan maka digunakan metode analisis kelayakan finansial dengan
analisis Break Even Point (BEP) dan analisis R/C.
Break Even Point (BEP) yang juga disebut titik impas merupakan titik
pulang pokok di mana total revenue sama dengan total cost. Untuk
menganalisisnya digunakan rumus berikut:

Dimana:
TC = Total Cost / Biaya Total (Rp)
P = Harga Jual (Rp)

Dimana:
TC = Total Cost / Biaya Total (Rp)
Y = Produksi Total

Kriteria uji adalah sebagai berikut :


- Jika produksi > BEP produksi, maka usaha layak untuk diusahakan
- Jika harga > BEP harga, maka usaha layak untuk diusahakan
R/C (Return Cost Ratio) atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah
antara penerimaan dan biaya. Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut :
Dimana:
R = Penerimaan (Rp) Y = Output
C = Biaya (Rp) FC = Biaya Tetap (Rp)
Py = Harga output (Rp) VC = Biaya Tidak Tetap (Rp)
Kriteria :
Jika R/C > 1, maka usaha layak untuk dilaksanakan
Jika R/C = 1, maka usaha impas
Jika R/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan (Soekartawi, 2002).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Biaya produksi sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 2
berikut:
Tabel 2. Biaya Usaha Tani Kambing Perah di Kelurahan Suka Maju,
Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai dalam Satu Bulan
No Jumlah Ternak Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Total
Sample Kambing (Ekor) (Rp) (Rp) (Rp)
1 14 1.999.582 3.975.000 5.974.582
2 30 3.062.503 5.075.000 8.137.503
3 9 1.008.347 1.755.000 2.763.347
4 23 3.669.329 3.660.000 7.329.329
5 24 2.366.836 4.440.000 6.806.836
6 19 2.269.184 3.855.000 6.124.184
7 13 1.255.979 2.160.000 3.415.979
8 30 4.344.491 6.075.000 10.419.491
Jumlah 1.707.183 19.976.251 32.702.183
Rata-Rata 213.398 2.497.031 4.087.773

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa total biaya per bulan yang paling besar
diperoleh pada sampel 8 dengan total biaya sebesar Rp 10.419.491 hal ini
dikarenakan sampel 8 mengeluarkan biaya untuk produksi seperti pemberian
pakan, penyusutan kandang dan ternak, obat-obatan, dan lainnya paling besar
dibandingkan yang lain sebab memiliki jumlah ternak kambing paling besar yaitu
sebanyak 30 ekor. Total biaya per bulan yang paling kecil diperoleh pada sampel
3 dengan total biaya sebesar Rp 2.763.347. Hal ini dikarenakan biaya yang
dikeluarkan peternak ini, sepeti pakan, obat-obatan, dan lainnya cenderung lebih
sedikit dari pada peternak lain sebab sampel ini hanya memiliki 9 ekor
kambing perah.
Pendapatan usaha tani diperoleh dari selisih antara penerimaan susu kambing
dengan biaya produksi. Penerimaan petani sampel di daerah penelitian dapat
dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 3. Penerimaan Usaha Tani Kambing Perah per Bulan
No Jumlah Ternak Produksi per Ekor Harga Penerimaan per
Sampel (ekor) per Bulan (250 ml) Jual (Rp) Bulan (Rp)
1 14 150 6.000 12.600.000
2 30 180 7.000 37.800.000
3 9 240 6.000 12.960.000
4 23 180 6.000 24.840.000
5 24 210 7.000 35.280.000
6 19 210 7.000 27.930.000
7 13 240 6.000 18.720.000
8 30 210 6.000 37.800.000
Total 162 207.930.000
Rata-rata 20 210 25.991.250
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa penerimaan usaha tani kambing
perah per bulan yang paling besar diperoleh pada sampel 2 dengan penerimaan
sebesar Rp 37.800.000 hal ini dikarenakan sampel 2 memiliki jumlah kambing
paling banyak. Sedangkan penerimaan usaha tani kambing perah yang paling kecil
diperoleh pada sampel 1 dengan penerimaan sebesar Rp 12.600.000 karena
Sampel 1 memiliki jumlah kambing perah yang relatif lebih sedikit dari yang lain.
Setelah didapat besarnya penerimaan, kemudian dapat dihitung pendapatan ternak
kambing perah. Pendapatan petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Pendapatan Usaha Tani Kambing Perah per Bulan
No Jumlah Penerimaan Biaya Total Pendapatan
Sampel Kambing (Rp) (Rp) (Rp)
1 14 12.600.000 5.974.582 6.625.418
2 30 37.800.000 8.137.503 29.662.497
3 9 12.960.000 2.763.347 10.196.653
4 23 24.840.000 7.329.329 17.510.671
5 24 35.280.000 6.806.836 28.473.164
6 19 27.930.000 6.124.184 21.805.816
7 13 18.720.000 3.415.979 15.304.021
8 30 37.800.000 10.419.491 27.380.509
Jumlah 162 207.930.000 50.971.251 156.958.749
Rata-rata 25.991.250 6.371.406 19.619.844
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa pendapatan usaha tani kambing
perah per bulan yang paling besar diperoleh pada sampel 2 dengan pendapatan
sebesar Rp 29.662.497 hal ini dikarenakan sampel 2 memiliki jumlah kambing
paling banyak. Sedangkan pendapatan usaha tani kambing perah yang paling kecil
diperoleh pada sampel 1 dengan pendapatan sebesar Rp 6.625.418 karena Sampel
1 memiliki jumlah kambing perah yang relatif lebih sedikit dari yang lain serta
biaya yang dikeluarkannya juga relatif lebih banyak.
Analisis Kelayakan Usaha Tani Kambing Perah
Break Even Point (BEP)
BEP Produksi
Break Even Point (BEP) produksi susu kambing menggambarkan produksi
minimal susu kambing yang harus dihasilkan usaha tani ternak kambing perah
agar tidak mengalami kerugian. Hal ini didapat dengan membandingkan total
biaya selama satu bulan dengan harga jual susu kambing.
Adapun analisis BEP produksi dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Analisis Kelayakan Usaha Tani Kambing Perah Berdasarkan BEP
Produksi Per Bulan
No. Total Biaya Harga Jual Produksi
BEP Produksi
Sampel (Rp) (Rp) (250 ml)
1 5.974.582 6.000 2.100 996
2 8.137.503 7.000 5.400 1.163
3 2.763.347 6.000 2.160 461
4 7.329.329 6.000 4.140 1.222
5 6.806.836 7.000 5.040 972
6 6.124.184 7.000 3.990 875
7 3.415.979 6.000 3.120 569
8 10.419.491 6.000 6.300 1.737

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa produksi pada tingkat


peteernak pada semua sampel lebih besar daripada BEP produksi. Hal ini berarti
bahwa usaha ternak kambing perah layak untuk di laksanakan pada semua sampel
di daerah penelitian.
BEP Harga
Selain BEP produksi, analisis kelayakan usaha tani kambing perah dapat
dianalisis melalui BEP harga. BEP harga menggambarkan harga terendah dari
produk yang dihasilkan. Apabila harga ditingkat peternak lebih rendah dari BEP
harga, maka peternak akan mengalami kerugian. Hal ini didapat dengan
membandingkan total biaya selama satu bulan dengan jumlah produksi susu
kambing.
Hasil dari perhitungan dapat dilihat di Tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6. Analisis Kelayakan Usaha Tani kambing perah Berdasarkan BEP
Harga Per Bulan
No Total Biaya Harga Jual Produksi BEP Harga
Sampel (Rp) (Rp) (250 ml) (Rp)
1 5.974.582 6.000 2.100 2.845
2 8.137.503 7.000 5.400 1.507
3 2.763.347 6.000 2.160 1.279
4 7.329.329 6.000 4.140 1.770
5 6.806.836 7.000 5.040 1.351
6 6.124.184 7.000 3.990 1.535
7 3.415.979 6.000 3.120 1.095
8 10.419.491 6.000 6.300 1.654

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga jual susu


kambing pada tingkat peternak pada semua sampel lebih besar daripada
BEP harga. Hal ini berarti bahwa usaha ternak kambing perah layak untuk
di laksanakan pada semua sampel di daerah penelitian.
R/C Ratio
Untuk menghitung kelayakan usaha tani kambing perah, digunakan pula
analisis R/C (Return Cost Ratio) atau dikenal sebagai perbandingan nisbah antara
penerimaan dan biaya.
Adapun hasil perhitungan R/C dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Analisis Kelayakan Usaha Tani Kambing Perah Berdasarkan R/C
Ratio Per Bulan
No Sampel Total Penerimaan Total Biaya R/C
(Rp) (Rp)
1 12.600.000 5.974.582 2,11
2 37.800.000 8.137.503 4,65
3 12.960.000 2.763.347 4,69
4 24.840.000 7.329.329 3,39
5 35.280.000 6.806.836 5,18
6 27.930.000 6.124.184 4,56
7 18.720.000 3.415.979 5,48
8 37.800.000 10.419.491 3,63
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R/C pada semua sampel lebih
besar daripada 1. Hal ini berarti bahwa usaha ternak susu kambing layak untuk
dilaksanakanoleh semua sampel pada daerah penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil penelitian didapat rata-rata total pendapatan usaha tani ternak
kambing perah di Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai
sebesar Rp 19.619.844 dengan rata-rata total biaya sebesar Rp 6.371.406 dan rata-
rata penerimaan sebesar Rp 25.991.250. Hasil penelitian juga menunnjukkan
bahwa usaha tani ternak kambing perah layak untuk diusahakan oleh kedelapan
sampel. Hal ini disebabkan karena semua sampel memenuhi kriteria kelayakan
yang dianalisis yaitu produksi susu kambing > BEP produksi, harga jual susu
kambing > BEP harga dan R/C > 1.
Saran
Kepada peternak kambing perah, mengingat bahwa angka kelayakan ternak
kambing perah di Kelurahan Suka Maju relatif tinggi, maka disarankan untuk
melanjutkan usaha dan terus melakukan perubahan mekanisme peternakan agar
dapat mencapai laba maksimum. Kepada pemerintah diharapkan dapat
memberikan penyuluhan kepada peternak kambing perah informasi terbaru yang
dibutuhkan oleh peternak seperti informasi tentang pakan dan obat-obatan yang
lebih baik untuk kambing perah. Pemerintah juga diharapkan dapat mengayomi
peternak agar pemasaran susu kambing lebih terarah. Kepada peneliti selanjutnya
diharapkan melakukan penelitian tentang analisis kesejahteraan peternak kambing
perah dan analisis pemasaran, mengingat usaha tani ternak kambing perah layak
diusahakan dan memiliki prospek yang baik ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Y. H. M. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Penerbit Kencana
Prenada Media.
Murtidjo, S. 1993. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah.
Yokyakarta: Penerbit Kanisius.
Sarwono, B., 2009. Beternak Kambing Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.
Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta: Universitas Indonesia.
Tjakrawiralaksana, A. 1983. Usahatani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Nama : Pebri Hardiansyah Pohan
NIM : 100304049
Judul : ANALISIS KELAYAKAN TERNAK SUSU KAMBING
PERANAKAN ETAWAH DI KELURAHAN SUKA MAJU,
KECAMATAN BINJAI BARAT, KOTA BINJAI

Title : FEASIBILITY ANALYSIS OF CATTLE OF CROSSBREED GOAT’S


MILK ETAWAH AT KELURAHAN SUKA MAJU, KECAMATAN BINJAI
BARAT, KOTA BINJAI

Anda mungkin juga menyukai