Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

KESETIMBANGAN
POKOK-POKOK BAHASAN

1.1 Kesetimbangan dalam Bidang (dua dimensi)


Pengertian kesetimbangan dalam mekanika statika adalah : “ aksi sama dengan reaksi “,
secara matematika dapat dituliskan :
∑F = 0 atau
∑Fx = 0 dan ∑Fy = 0
∑M = 0
Hal yang perlu diperhatikan dan dipahami dalam penguasaan mekanika statika
khususnya benda tegar (kaku) adalah sistem mekanik dirubah ke diagram benda bebas
(free body diagram).
Contoh 1 :
Aksi pada benda yang harus
No Tipe sentuhan dan asal gaya
dipisahkan
Kabel, sabuk, rantai atau tali fleksibel.
- Berat kabel diabaikan.

1
- Berat Kabel tak diabaikan

Permukaan licin

Permukaan Kasar

Tumpuan geser

4
Pengarah luncur bebas

Sambungan sendi, engsel, pasak atau pin

Tumpuan jepit

Tarikan gravitasi

Contoh 2 :
No Sistem Mekanis Diagram benda bebas
1 Rangka bidang
2 Batang kantilever

3 Balok
Permukaan licin bersentuhan di A,
massa M.

4 Sistem tegar (kaku) dari benda-benda


yang berinterkoneksi yang dianalisis
sebagai suatu kesatuan.

Contoh 3 :
Tentukan besar gaya-gaya P dan Q yang bekerja pada sambungan rangka batang
jembatan (lihat gambar).

Solusi :
y

Qy Q
16 kN Px
x
Px 8 kN Qx
3 kN

Py P

∑Fx = 0
Qx + 8 + Px – 16 = 0
Q cos 400 + 8 + P sin 20 – 16 = 0
0,766Q + 0,342P – 8 = 0 pers. 1
∑Fy = 0
Qy – 3 - Py = 0
Q sin 400 – 3 – P cos 200 = 0
0,643Q – 0,940P – 3 = 0 pers. 2
Melalui penyelesaian sumultan persamaan 1 dan 2, menhasilkan :
P = 3,03 kN dan Q = 9,09 kN

1.2 Kesetimbangan dalam Ruang (tiga dimensi)


Untuk memperluas prinip dan metode yang telah dikembangkan untuk kesetimbangan
dua-dimensi pada kasus kesetimbangan tiga-dimensi, yang mensyaratkan bahwa gaya
resultan dan momen resultan pada benda yang berada dalam kesetimbangan harus nol.
Kedua persamaan vektor dari kesetimbangan ini dan komponen-komponen skalar secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
∑F = 0
- ∑Fx = 0
- ∑Fy = 0
- ∑Fz = 0

∑M = 0
- ∑Mx = 0
- ∑My = 0
- ∑Mz = 0

Tiga persamaan skalar yang pertama menyatakan bahwa tidak ada gaya resultan yang
bekerja pada suatu benda dalam kesetimbangan pada ketiga arah koordinatnya.
Tiga persamaan skalar yang kedua menyatakan syarat kesetimbangan berikutnya, yaitu,
bahwa tak ada momen resultan yang bekerja pada benda tersebut terhadap sumbu
koordinat yang perlu dan cukup untuk kesetimbangan lengkap.
Sumbu acuan dapat dipilih sembarang asalkan ssuai dan memudahkan penyelesaian, dan
satu-satunya batasan yan ada adalah bahwa sistem koordinat tangan-kanan harus dipakai
untuk notasi vektor.
Begitu juga pada kesetimbangan tiga-dimensi bahwa yang perlu diperhatikan dan
dipahami dalam penguasaan mekanika statika khususnya benda tegar (kaku) adalah sistem
mekanik dirubah ke diagram benda bebas (free body diagram).
AKSI MEKANIS DARI GAYA-GAYA DALAM ANALISIS TIGA DIMENSI
No Jenis sentuhan dan Asal gaya Aksi pada benda yang dipisahkan
1 Batang yang bersentuhan dengan permukaan Gaya harus tegak lurus terhadap permukaan dan
licin, atau batang yang ditumpu oleh bola/roll. diarahkan langsung ke batang tersebut.

2 Batang yang bersentuhan dengan permukaan Kemungkinan terjadi untuk sebuah gaya F yang
kasar. menyinggung permukaan (gaya gesek) untuk
bekerja pada batang tersebut demikian pula
halnya dengan gaya normal N.

3 Tumpuan geser atau roda dengan kendala Gaya lateral P yang dikenakan oleh pengarah
lateral. pada roda dapat terjadi, juga gaya normal N.

4 Sambungan engsel peluru (ball-and-socket Sebuah sambunan engsel peluru yang bebas
joint). berputar terhadap pusat pelurunya dapat menahan
sebuah gaya R dengan ketiga komponennya.

5 Sambungan kaku (dilekatkan atau di las). Disamping ketiga komponen gaya, sebuah
sambungan kaku dapat menahan kopel M yang
digambarkan oleh ketiga komponennya.
6 Tumpuan bantalan-dorong. Bantalan-dorong mampu menahan gaya aksial Ry
seperti gaya-gaya radial Rx dan Ry. Kecuali
kalau bantalan tersebut diberi engsel terhadap
sumbu x dan z, bantalan dapat menahan kopel
Mx dan Mz.

KATEGORI KESETIMBANGAN DALAM TIGA DIMENSI


No Sistem gaya Diagarm benda bebas Persamaan independen
1 Kongkuren pada suatu ∑Fx = 0
titik. ∑Fy = 0
∑Fz = 0

2 Kongkuren pada suatu ∑Fx = 0


garis ∑Fy = 0
∑Fz = 0
∑My = 0
∑Mz = 0
3 Sejajar ∑Fx = 0
∑My = 0
∑Mz = 0

4 Umum ∑Fx = 0
∑Fy = 0
∑Fz = 0
∑Mx = 0
∑My = 0
∑Mz = 0

Contoh 3 :
Batang baja homogen sepanjang 7 m memiliki massa 200 kg dan ditumpu oleh sambungan
engsel peluru di A pada lantai horisontal. Ujung bola B bersandar pada tembok vertikal
rata seperti terlihat pada gambar. Hitunglah gaya yang dikenakan oleh dinding dan lantai
pada kedua ujung batang tersebut.

Solusi :

W = 200 x 9,81 = 1962 N

h2 =( AB )2−( 62 +22 )
h=√7 2−62 −22=3 m
Vektor posisi yang diperlukan untuk menghitung momen terhadap A adalah :
RAG = -1 i – 3 j + 1,5 k
RAB = -2 i – 6 j + 3 k
Persamaan momen vektor memberikan :
∑MA = 0
RAB x (Bx + By) + RAG x W = 0
(-2 i – 6 j + 3 k) x (Bx + By) + (-1 i – 3 j + 1,5 k) x (-1962 k) = 0
i j k i j k
|−2 −6 3 |+|−1 −3 1,5 |=0
B x B y 0 0 0 −1962
(-3 By + 5886) i + (3 Bx - 1962) j + (-2 By + 6 Bx) = 0
- 3 By + 5886 = 0, maka By = 1962 N
3 Bx – 1962 = 0, maka Bx = 654 N
Gaya-gaya di titik A adalah :
∑F = 0
(654 – Ax) i + (1962 –Ay) j + (-1962 + Az) k = 0
654 – Ax = 0, maka Ax = 654 N
1962 –Ay = 0, maka Ay = 1962 N
-1962 + Az = 0, maka Az = 1962 N

Jadi
A= √ A 2x + A 2y + A 2z = √654 2 +19622 +19622 =2850 N

Anda mungkin juga menyukai