Anda di halaman 1dari 8

268 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm.

268–275

JNK
JURNAL NERS DAN KEBIDANAN
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk

Theory of Goal Attainment (Imogene M. King) Sebagai Basis


Analisis Faktor Patuh Minum Obat TB Paru Di Kabupaten Kediri

Yanuar Eka Pujiastutik1, Ningsih Dewi Sumaningrum2


1,2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Ketidakpatuhan pasien menjadi faktor penyebab kegagalan minum obat TB
Diterima, 14/08/2019 paru. Peran perawat sangat adalah sangat diperlukan dalam hal meningkatkan
Disetujui, 24/10/2019 patuh minum obat melalui proses interaksi, dengan demikian perlu dilakukan
Dipublikasi, 01/12/2019 model penerapan keperawatan berdasarkan sistem interaksi dalam
meningkatkan kepatuhan teori interaksi King, dengan kelebihan mengutama-
Kata Kunci: kan partisipasi aktif penderita untuk memberikan keputusan mengenai tujuan,
TB Paru, Kepatuhan, Teori King mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan. Tujuan Penelitian
adalah untuk menganalisis faktor yang kepatuhan minum obat pada teori
sistem interaksi King di Puskesmas Kabupaten Kediri. Desain penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sec-
tional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Pengambilan sampel dengan teknik total sampling sebanyak 27 orang. Hasil
uji regresi logistik diperoleh hasil pada sistem personal p = 0,039 pada sistem
interpersonal p = 0,628 dan pada sistem sosial p = 0,192 sehingga berdasarkan
nilai  = 0,05 menjelaskan bahwa nilai p < 0,05 yang berarti menunjukkan
bahwa pada sistem personal memiliki hubungan terhadap kepatuhan minum
obat TB paru sedangkan pada sistem interpersonal dan sosial dari interaksi
King menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap
kepatuhan minum obat TB paru. Disarankan sistem interaksi King dapat
menjadi model dalam peningkatan kepatuhan minum obat dengan demikian
mampu diintegrasikan dalam clinical pathway pada pasien TB Paru di Poli
Paru.

Theory of Goal Attention (Imogene M. King) as the Basis of Analysis Factors Compliant to Taking
Pulmonary TB Medication in Kediri District

Article Information Abstract

History Article: Patient noncompliance is to be the causes failure factor take the pulmo-
Accepted, 14/08/2019 nary TB medicine. The role of the nurse is very required in term of increas-
Approved, 24/10/2019 ing compliance with take medicine, through the interacting process, thus
Publication, 05/12/2019 need to be implemented model of maintenance based on interaction system
in improving the compliance theory of king interaction system to improve
compliance with King’s interaction system theory, with the advantage of

268
Pujiastutik, Sumaningrum, Theory of Goal Attainment (Imogene M. King) ... 269

Keywords: prioritizing active participation of patients in deciding goals, making de-


pulmonary TB, treatment adher- cisions, and interactions to achieve goals. The purpose of the research is to
ence, King interaction system theory analyse the factors that compliance medicine in the King’s interaction
system theory in Kediri district Puskesmas. The research design used was
descriptive analytic with cross sectional approach. Data collection was
conducted using questionnaires. Sampling as many as 27 people with a
total sampling techniques. Logistics regression test results on the personal
system p = 0.039 on the interpersonal system p = 0.628 and on the social
system p = 0.192 so that based on the value of  = 0.05. Which means
indicating that the personal system has a associate with the medication
compliance lung TB. It is recommended that the interaction system King is
able to become obedient improvement model so that it can be integrated in
clinical pathway at pulmonary TB patients in pulmonary room. It is recom-
mended that King’s interaction system cam be a model in improving com-
pliance taking medicine, thus able to be integrated in clinical pathway in
lung TB patients in pulmonary poly.

© 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan


Correspondence Address:
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Kediri - East Java, Indonesiay ata, Kediri P-ISSN : 2355-052X
Email: yanuar.eka@iik.ac.id E-ISSN : 2548-3811
DOI: 10.26699/jnk.v6i3.ART.p268-275
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

PENDAHULUAN sedang dalam pengobatan menghadapi berbagai


Salah satu penyakit yang menjadi prioritas kendala terutama efek samping, seperti mual,
untuk pengendalian penyakit karena mempunyai gangguan pendengaran dan kelelahan yang ber-
dampak terhadap kualitas hidup, ekonomi dan dampak pada derajat kualitas hidup pasien, kemam-
menjadi penyebab kematian yaitu penyakit TB. Di puan bekerja dan menjalankan kegiatan sehari-hari.
Indonesia perkiraan terdapat 1juta pertahun kejadian Penelitian terbaru menunjukkan efek samping obat
TB baru dengan 100.000 kematian pertahun, dan adalah faktor utama penyebab pasien putus berobat.
63.000 kasus TB dengan HIV+. Jumlah Notifikasi Laporan WHO (WHO Global TB Report) tahun
Kasus (Case Notification Rate/CNR) menye- 2016 menekankan masalah yang masih terjadi terkait
butkan dari semua kasus didapatkan penduduk yang angka keberhasilan pengobatan TB RO yang hanya
terkena TB yaitu 129/100.000. Total keseluruhan 52%.
ada 324.539 kasus, dan sejumlah 314.965 merupa- Propinsi Jawa Timur merupakan penyumbang
kan kasus baru (WHO, 2015). kedua kasus tuberkulosis positif dibawah Jawa
Total kasus TB-RO menurut perkiraan yaitu Barat. Data yang didapat dari Dinas Jawa Timur
sebanyak 6700 kasus dari 1,9% kasus TB-RO yang menyebutkan bahwa penderita TB di Jawa Timur
didapat dari kejadian TB baru dan 12% kasus TB- mencapai 20.000/tahun, dari total 41.472 penderita
RO merupakan dari kejadian TB dengan peng- TB di provinsi-provinsi yang ada di Indonesia,
obatan yang harus diulang. Pasien TB yang tidak sebanyak 25.618 yang terdiri dari penderita baru
melakukan pengobatan secara tuntas mengakibat- BTA + yang didapatkan pada tahun 2012. Hasil studi
kan diantaranya bisa menjadi MDR (Multi Drug awal peneliti pada akhir tahun 2017 di Puskesmas
Resistant) yaitu resisten terhadap OAT (obat anti wilayah Kabupaten Kediri berdasarkan data Dinas
tuberkulosis) primer, dan parahnya dapat menjadikan Kesehatan Kabupaten Kediri tahun 2017 diperoleh
kuman TB resisten terhadap OAT lini kedua atau data total penderita TB paru BTA + adalah 630
yang disebut XDR (Extensive drug resistant) orang yang tersebar di 37 Puskesmas dan berada
(PERMENKES, 2016). Menurut Kemenkes 2018, di 10 rumah sakit di wilayah Kabupaten Kediri.
pasien tuberkulosis resistan obat (TB RO) yang Penderita TB pada kategori 2 di wilayah Kabupaten
270 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 268–275

kediri juga cukup banyak yaitu 27 orang. Data ini mencapai tujuan. King menyatakan komponen inte-
diambil pada bulan April 2019. Bila pada penderita gral dalam teori ini merupakan pencapaian tujuan
TB kategori 2 tersebut tidak adanya konsistensi sebuah konsep transaksi. King menggunakan meto-
pada pengobatan akan besar kemungkinan bakteri de observasi non partisipan yang maksudnya adalah
TB akan menjadi resisten obat pada pengobatan proses pengamatan observer dimana hal ini perawat
yang sudah berulang atau lini kedua. tanpa ikut dalam kehidupan penderita dan secara
Kepatuhan minum obat di pengaruhi oleh 6 terpisah sebagai pengamat dengan tujuan untuk
variabel menurut penelitian Avianty (2005), pertama mengumpulkan informasi hubungan perawat – pen-
variabel umur, menurut Depkes (2008) menyebutkan derita dalam seting perawatan dengan sistem inter-
bahwa di Indonesia kebanyakan pasien TB paru aksi. Macam-macam interaksi diamati baik komuni-
terjadi pada usia produktif (15 hingga 55 tahun). kasi secara verbal maupun komunikasi non verbal
Variabel Kedua yaitu variabel pendidikan, dimana yang hal tersebut digunakan sebagai data dasar
kepatuhan minum obat dapat dilihat dari pendidikan termasuk bagaimana alat untuk mencapai tujuan dila-
pasien, misalnya penggunaan buku-buku dan kaset kukan pengkajian yang telah disepakati sebelumnya.
sebagai literatur yang dilakukan oleh pasien secara Hasil dari eksplorasi memberikan sebuah sistem
mandiri, jadi pendidikan tersebut mendukung proses klasifikasi yang berguna dalam interaksi perawat-
penyembuhan. Pada variabel ketiga yaitu peng- penderita. Berdasarkan hal diatas maka teori sistem
hasilan. Keempat variabel pengetahuan, menurut interaksi dan Middle Range Teori pencapaian tuju-
Leventhal et al 1984 dalam Rankin & Stallings, an digunakan sebagai kerangka teori dalam pene-
(2001) kurang pengetahuan menjadi penyebab litian ini yang berfokus pada sistem personal, sistem
ketidakpatuhan pasien akan resep medis. Kelima interpersonal dan sistem sosial dalam mencapai
variabel sikap, dan terakhir peran PMO. Menurut tujuan yaitu meningkatkan kepatuhan minum obat
Darmadi (2000), sikap buruk dan motivasi rendah pasien TB Paru (Titin, 2015).
untuk sembuh terdapat pada pasien yang kurang Penelitian Rahmi tahun 2017 tentang hubungan
aktif berobat. Demikian pula pada PMO pada pasien kepatuhan TB Paru dengan efek samping OAT,
yang tidak aktif berobat memiliki pengawasan yang peran PMO, perilaku kesehatan didapatkan hasil
buruk. Masalah lainnya adalah yaitu pengobatan bahwa tidak terdapat hubungan pada efek samping
penyakit TB paru yang perlu jangka waktu 6-8 bulan OAT karena penderita tidak tau bahwa dapat me-
dan harus dilakukan secara rutin. Jika tidak ada suatu nimbulkan keluhan. Hal ini menjadi dasar peneliti
upaya penanganan yang komprehensif maka untuk mengembangkan variabel pada penelitian
menyebabkan keadaan tersebut akan bertambah Rahmi yang berbeda dengan penelitian Samsurian
parah, maka harapannya dapat menggandeng bebe- tahun 2011 yang menyatakan ada hubungan efek
rapa pihak dan menerapkan model asuhan yang samping OAT dengan menggunakan Teori King
efektif untuk mengatasi tingginya kejadian TB Paru. yang salah satunya sistem personal yang membahas
Akibat buruk jika pasien tidak melakukan peng- tentang pengobatan TB Paru, sehingga lebih spesifik
obatan sampai selesai adalah resisten terhadap OAT tidak hanya menjelaskan tentang efek samping obat,
primer atau MDR, bahkan lebih parahnya lagi bisa tetapi juga penyebab TB paru, lama pengobatan,
menyebabkan mycrobacterium tuberculosa kebal cara minum obat, dan nutrisi selama sakit.
terhadap OAT lini kedua disebut XDR (Extensive Asuhan keperawatan pada pasien TB di Indo-
Drug Resisten) (Dewi, 2011). nesia sudah melakukan intervensi untuk peningkatan
Komunikasi yang baik akan memberikan kepatuhan antara lain dengan memberikan edukasi
gambaran diri pada seorang penderita tentang kondisi kepada pasien tentang penjelasan bagaimana cara
dirinya apa yang dia sedang alami. Dalam dunia penularan penyakit dari tubuh pasien, pentingnya
keperawatan banyak sekali teori-teori yang terkenal menjalankan pengobatan dan kontrol pada waktu
salah satunya adalah teori sistem interaksi King atau yang telah ditentukan. Pemberian edukasi di polik-
yang lebih kenal dengan istilah Imogene King linik biasanya dilakukan dengan mengumpulkan
merupakan ”Interacting Systems Framework And pasien menjadi satu dan belum menitikberatkan pada
Theory of Goal Attainment”, yaitu adanya hubung- interaksi antara pasien dan perawat yang intensif
an timbal balik antara perawat dan penderita pada untuk patuh dalam melaksanakan pengobatan atas
asuhan keperawatan sehingga mempengaruhi atau dari diri sendiri sehingga perlu merubah persepsi
memiliki efek satu sama lain dengan harapan dapat dan keyakinan di pasien. Perawat mempunyai peran
Pujiastutik, Sumaningrum, Theory of Goal Attainment (Imogene M. King) ... 271

penting pada tata kelola pasien TB dalam memfa- BAHAN DAN METODE
silitasi terapi dan mengarahkan perilaku pasien yang Penelitian ini sudah melewati uji etik di Institut
bermanfaat agar dapat menjadikan motivasi pasien Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata dan layak etik dengan
untuk patuh. Agar tidak terjadi gagal pengobatan, nomor 417/PP2M-KE/V/2019. Jenis penelitian ini
maka peran serta perawat untuk ikut program adalah penelitian deskriptif analitik.
pemerintah sangat diperlukan. Agar pasien patuh Lokasi penelitian di seluruh Puskesmas Kabu-
dalam menjalankan pengobatan maka perawat perlu paten Kediri yang terdapat TB paru kategori 2.
melakukan suatu pendekatan dengan mendukung Sampelnya adalah semua penderita TB paru dengan
program pemerintah yang salah satunya adalah kategori 2 di puskesmas wilayah Kabupaten Kediri
dengan program PMO. Maka untuk mencapai berjumlah 27 orang dengan teknik sampling yang
kesembuhan, dapat digunakan model interaksi King adalah total sampling. Penelitian ini dilakukan
untuk meningkatkan kepatuhan pasien melaksa- dengan cara door to door ke rumah penderita TB
nakan pengobatan. paru kategori 2. Variabel independennya yaitu Teori
Menurut Harnilawati tahun 2013, Model Kon- interaksi King yaitu sistem personal, sistem
septual Imogene M. King yaitu suatu sistem yang interpersonal, dan sistem sosial. Sedangkan variabel
terdiri dari sub sistem keluarga dan sistem sosial dependennya adalah kepatuhan minum obat pada
yang lebih luas. Keluarga sebagai sub sistem komu- penderita TB dengan kategori 2.
nitas dimana dalam keluarga terjadi sistem terbuka Jenis kuesioner yang digunakan oleh peneliti
yaitu adanya hubungan timbal balik antara keluarga adalah close ended questions. Kuisioner ini meru-
dengan komunitas yang menjadi feedback. Kerang- pakan pengembangan dari disertasi Titin tahun 2015
ka konseptualnya terdiri dari Sistem Personal antara yang kemudian dilakukan Uji validitas yang dilaku-
lain konsep mengenai persepsi dirinya, pertumbuhan kan peniliti ada sebanyak 55 soal yang diujikan
dan pérkembangan, body image, jarak dan waktu. kepada beberapa sampel. Kuisioner tentang sistem
Sistem lnterpersonal yaitu mengenai interaksi manu- personal teori King yang terdiri dari 27 pertanyaan
sia, transaksi, masyarakat, stress. Dan peran. Sistem dengan pilihan ganda “A”, “B”, “C” sedangkan
Sosial meliputi organisasi di lingkungan, otoritas, kuisioner tentang sistem interpersonal dan sosial
pembuatan keputusan, kekuatan, dan status sosial. terdiri dari 27 pertayaan dengan 16 pertanyaan sis-
Teori ini telah diterapkan pada praktek keperawatan tem interpersonal dan 11 pertanyaan sistem sosial
baik pada lingkup klinik maupun pada lingkup menggunakan pilihan “Ya”, “Kadang-kadang” dan
komunitas. Berbagai riset dan studi berpusat pada “Tidak”. Variabel dependen faktor yang berhu-
aspek teknis perawatan klien dan sistem pelayanan bungan dengan kepatuhan dengan menggunakan
keperawatan. Dalam praktek baik di lahan klinik lebar observasi yang dimiliki oleh penderita yang
maupun lahan komunitas, hubungan timbal balik didapatkan saat berobat di puskesmas. Uji statistik
sangat penting bagi klien dan perawat. Jadi untuk yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
penerapan di klinik maupun di komunitas teori King uji Regresi Logistik Biner untuk untuk mengetahui
ini mendukung karena kesembuhan klien sangat sistem kerangka konsep mana yang berhubungan
dipengaruhi oleh hubungan dua arah dari perawat dengan kepatuhan dalam minum obat pada penderita
dan klien. TB paru dengan menggunakan teori sistem interaksi
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dikem- King.
bangkan acuan baru yang dapat memaksimalkan
asuhan keperawatan pada TB paru pada sistem HASIL PENELITIAN
interaksi pasien untuk meningkatkan kepatuhan
pasien TB paru. Dari beberapa fenomena dan pen- Hasil meliputi data umum meliputi umur, pen-
jelasan latar belakang diatas maka peneliti meng- didikan, pekerjaan, penghasilan dan PMO (Peng-
ambil judul penelitian “Theory of Goal Attainment awas Minum Obat ) sedangkan data khusus adalah
(Imogene M. King) Sebagai Basis Analisis Faktor Personal, Interpersonal dan sosial dari teori sistem
Patuh Minum Obat TB Paru Di Kabupaten Kediri” interaksi King dan Kepatuhan. Berikut adalah Tabel
untuk mengetahui sistem kerangka konsep mana 1 karakteristik responden jenis kelamin, umur,
yang berhubungan dengan kepatuhan dalam minum pendidikan, penghasilan, riwayat penyakit, dan
obat pada penderita TB paru dengan menggunakan PMO.
teori sistem interaksi King.
272 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 268–275

Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden Tabel 2 Distribusi Frekuensi tingkat personal
penderita TB dengan kategori 2 di wilayah penderita TB paru
puskesmas Kabupaten Kediri
Personal Frekuensi Persentase (%)
No Karakteristik f % Kurang 7 25,9
1 Jenis Kelamin Cukup 12 44,4
Laki-Laki 10 37,1 Baik 8 29,7
Perempuan 17 62,9 Total 27 100,0
2 Umur
Laki-Laki 2 7,4
Perempuan 2 7,4 Tabel 3 Distribusi Frekuensi tingkat interpersonal
Laki-Laki 5 18,5 penderita TB paru
Perempuan 11 40,8 Interpersonal Frekuensi Persentase (%)
Laki-Laki 7 25,9
3 Pendidikan Rendah 2 33,3
Tidak Sekolah 2 7,4 Sedang 16 59,3
Tidak Tamat SD 5 18,6 Tinggi 9 7,4
Tamat SD 9 33,3 Total 27 100,0
SMP 6 22,2
SMA 3 11,1
PT 2 7,4 Tabel 3 menjelaskan distribusi frekuensi tingkat
4 Penghasilan interpersonal penderita TB kategori 2 di puskesmas
> 1.100.000 5 18,5 wilayah Kabupaten Kediri, didapatkan hasil bahwa
< 1.100.000 22 81,5
dari 27 responden terdapat 16 responden (59,3%)
5 Penyakit lain
DM 18 66,7 dengan kategori interpersonal sedang.
Hipertensi 2 7,4
Tidak ada 7 25,9 Tabel 4 Distribusi Frekuensi tingkat sosial penderita
6 PMO TB paru
Ada 25 95,6
Tidak Ada 2 7,4 Sosial Frekuensi Persentase (%)
7 Kepatuhan Rendah 1 3,7
Patuh 8 29,6 Sedang 6 22,2
Tidak Patuh 19 70,4 Tinggi 20 74,1
Total 27 100,0

Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa


dari 27 responden terdiri 10 responden (37,1%) Tabel 4 menjelaskan distribusi frekuensi tingkat
berjenis kelamin laki-laki dan 17 responden (62,9%) sosial penderita TB kategori 2 di puskesmas wilayah
berjenis kelamin perempuan, rentang umur 46-65 Kabupaten Kediri, didapatkan hasil bahwa dari 27
tahun sebanyak 11 responden (40,8%), pendidikan responden terdapat 20 responden (86,2%) dengan
responden adalah SD yaitu sebanyak 9 responden kategori sosial tinggi.
(33,3%), sebanyak 22 reponden (81,5%) memiliki Data khusus yang diperoleh dianalisis secara
penghasilan kurang dari 1.100.000, sebagian besar statistik menggunakan uji logistik binier untuk
memiliki riwayat penyakit penyerta Diabetes Melitus menguji hipotesa penelitian, yaitu untuk menganalisis
yaitu 18 reponden (66,7%), 25 responden (95,6%) faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum
memiliki PMO atau pengawas minum obat, terdapat obat pada penderita TB kategori 2 berbasis teori
19 responden (70,4%) yang tidak patuh. sistem interaksi King dengan nilai p < 0,05 dengan
Tabel 2 menjelaskan distribusi frekuensi tingkat menggunakan tingkat kepercayaan 95%.
personal penderita TB kategori 2 di puskesmas Hasil uji logistik binier dari ketiga variabel
wilayah Kabupaten Kediri, didapatkan hasil bahwa menunjukkan nilai sig <  (0,05) dengan nilai sig
dari 27 responden terdapat 12 responden (44,4%) 0,039 sehingga ada hubungan antara sistem personal
dengan kategori personal cukup. teori interaksi King dengan kepatuhan minum obat
Pujiastutik, Sumaningrum, Theory of Goal Attainment (Imogene M. King) ... 273

Tabel 5 Hasil uji regresi logistik binier penderita TB tingkat pendidikan ataupun pengetahuan maka
paru kategori 2 semakin meningkat juga tingkat kepatuhan yang
dimilikinya. Berdasarkan hal tersebut menyebutkan
Variabel Sig bahwa terdapat hubungan antara sistem personal
Kepatuhan Personal 0,039 dengan kapatuhan penderita TB Paru kategori 2.
Interpersonal 0,628 King mengungkapkan bahwa masing-masing
Sosial 0,192 individu adalah personal dan konsep gambaran diri,
pertumbuhan dan perkembangan perlu pemahaman.
Hal ini didukung dari hasil data demografi riwayat
penyakit penderita TB kebanyakan adalah Diabetes
TB paru kategori 2 di puskesmas wilayah Kabupa- Melitus yang menurut mereka ketika diminum
ten Kediri dan nilai sig >  (0,05) sehingga tidak bersamaan akan menyebabkan reaksi tubuh menjadi
ada hubungan dari sistem interpersonal dan sosial menurun. Penderita TB yang mengalami penyakit
teori interaksi King dengan kepatuhan minum obat DM disebabkan efek obat-obatan TB di pankreas
TB paru kategori 2 di puskesmas wilayah Kabu- yang menjadikan penurunan kadar insulin sehingga
paten Kediri. kadar gula darah menjadi naik. Tingginya gula darah
pada penderita DM adalah lingkungan untuk
PEMBAHASAN berkembang bakteri termasuk kuman TB laten yang
Analisis Kepatuhan dengan Sistem Personal bisa aktif dan akhirnya membuat penyakit itu menye-
Teori Interaksi King rang tubuh seseorang dengan bersamaan. Peng-
Penelitian Deasy (2010), menurut Culter dan obatan penderita TB yang disertai DM membutuh-
Lieras-Muney dalam tingkat pendidikan berpe- kan waktu lebih lama sekitar 9 bulan karena kuman
ngaruh positif dengan perilaku kesehatan, maka TB lebih susah dihancurkan bahkan akan menjadi
semakin tinggi pula kesadaran seseorang akan MDR atau resisten dengan macam-macam obat
pentingnya tindakan kesehatan, dalam hal ini tingkat sehingga waktu pengobatan yang dibutuhkan akan
pendidikan penderita TB tamatan SD yaitu sebanyak lebih panjang lagi. Dari gejalanya nafsu makan
(33,3%) dengan demikian tingkat pengetahuan pen- menurun, badan meriang, tanpa disertai batuk, lemas
derita juga dikategorikan dalam tingkatan yang secara terus menerus. Hal ini menjadi penyebab
cukup jika dihubungkan dengan umur responden penderita tidak patuh minum obat.
yang berkisar antara 46-65 tahun. Notoatmodjo Menurut peneliti, kurangnya pengetahuan
(2012) menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan penderita TB paru diperlukan peran petugas keseha-
mempengaruhi tindakan seseorang terhadap masa- tan pada umumnya masih kurang baik dalam hal
lah kesehatan yang dialaminya. Hasil penelitian ini memberi informasi TB paru kepada responden.
menyebutkan semakin tinggi tingkat pengetahuan Berdasarkan wawancara dengan responden,
yang dimiliki oleh penderita TB paru maka semakin diketahui bahwa beberapa petugas kesehatan hanya
tinggi pula kepatuhan penderita tersebut untuk mela- sebagian yang memberikan penjelasan mengenai
kukan pengobatan. jadwal menelan obat dan mengambil obat, pence-
Hal itu dapat dikatakan bahwa dari hasil pene- gahan, penularan dan pentingnya PMO kepada
litian sistem personal responden kategori cukup. responden ketika datang untuk mengambil obat
Sistem personal dengan hasil tersebut didukung pada pertama kali.
tingkat pengetahuan yang sebagian besar menun-
jukkan hasil yang baik sehingga kemampuan pende- Analisis Kepatuhan dengan Sistem Interper-
rita dalam mengisi lembar kuisioner pada sistem sonal Teori Interaksi King
personal menghasilkan nilai yang cukup, tingkat Berdasarkan penelitian ini, penilaian sistem
pengetahuan tersebut didasarkan dari data demo- interpersonal berdasarkan peranan penderita
grafi pada tingkat pendidikan penderita yang memiliki terhadap komunikasi yang terbuka, pengelolaan stres
hasil yaitu sebagian besar adalah berpendidikan selama sakit dan bagaimana penderita dalam menja-
tamat SD. Pada responden dengan kategori tidak lankan perannya selama sakit.
patuh sejumlah 5 orang memiliki pendidikan yang Menurut Niven (2012), ketika individu berin-
tidak tamat SD dan memiliki nilai sistem personal teraksi satu dengan yang lain seperti interaksi antara
yang kurang, jadi menurut peneliti semakin tingginya perawat, pasien dan keluarga merupakan sistem
274 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 268–275

interpersonal. Konsep yang berhubungan dengan pengembilan keputusan yang dilakukan oleh pen-
sistem interpersonal adalah peran, stres, stresor, derita serta mengetahui birokrasi pelayanan kese-
interaksi, transaksi dan komunikasi. Peran tersebut hatan dimana tempat penderita tersebut berobat.
mengacu pada perilaku yang diharapkan seseorang Dalam penelitian ini juga para penderita TB
dalam posisi spesifik yang ada pada sistem sosial. paru mengungkapkan hampir seluruhnya memiliki
Peran dalam sistem interpersonal memerlukan PMO dalam memberikan dukungan terhadap
komunikasi dan hubungan yang interaktif. Stres penderita TB paru dalam meminum obat, meskipun
terjadi ketika perubahan energi positif dan negatif seluruhnya terbukti tidak patuh juga memiliki PMO
antara individu dan lingkungan, obyek, kejadian atau yaitu berupa keluarga dalam mengawasi penderita
orang lain berupa stres fisiologik, psikologis, dan dalam meminum obat karena penyakit penderita TB
sosial. Bagian yang penting dalam menentukan kebanyakan adalah Diabetes Melitus yang menurut
derajat kepatuhan yang dipengaruhi oleh situasi mereka ketika diminum bersamaan akan menye-
adalah hal penting dalam Interaksi antara profesional babkan reaksi tubuh menjadi menurun sehingga
kesehatan dan pasien. Transaksi adalah hubungan membuat ketidakpatuhan minum obat.
timbal balik yang berorientasi pada pencapaian Berdasarkan penelitian dilapangan sebagian
tujuan dimana individu berkomunikasi satu dengan besar penderita mengeluhkan mulai lelah menjalani
lainnya atau dengan lingkungan. Komunikasi adalah pengobatan dikarenakan lamanya pengobatan serta
proses penyaluran informasi verbal dan non verbal pada fase intensif pada kategori 2 penderita harus
antara 2 atau lebih individu dalam lingkungan. disuntik selama 60 kali ditambah lagi pada penderita
Menurut King (dalam Alligood & Tomey, 2006) yang memiliki akses rumah yang cukup jauh dari
jika perawat memiliki pengetahuan khusus dan puskesmas juga mengungkapkan kesulitan dalam
mempunyai teknik komunikasi yang memadai maka mencari fasilitas kesehatan lain untuk membantu
perawat dapat memberikan informasi ke pasien memasukkan obat injeksi apabila puskesmas tutup.
secara tepat maka tujuan yang diharapkan dapat Berdasarkan hal tersebut menurut peneliti yang bisa
dicapai. Pada penelitian ini tidak ada hubungan pada menjadi salah satu faktor bahwa tidak ada hubungan
sistem interpersonal karena komunikasi perawat yang signifikan dari teori King sistem sosial terhadap
dengan pasien tidak mempengaruhi ketidakpatuhan kepatuhan pada penderita TB paru kategori 2 di
berobat pada penderita TB paru. Hal ini disebabkan puskesmas wilayah Kabupaten Kediri.
karena petugas kesehatan dalam hal ini program Djuniati dalam Nurhanah (2010) menyebutkan,
TB telah memberikan perhatian serta memberikan pekerjaan berhubungan dengan tingkat pendapatan
informasi yang jelas pada penderita sehingga dapat seseorang sehingga berpengaruh terhadap status
menyebabkan penderita TB paru menjadi percaya sosial ekonomi. Hal ini sama dengan penelitian ini
terhadap Petugas Puskesmas. Sikap dan perilaku yaitu menunjukkan terdapat hubungan yang ber-
yang diberikan petugas kesehatan sudah cukup baik makna antara jenis pekerjaan dengan kejadian TB
dalam memberikan pelayanan pengobatan pada Paru, pada kelompok pekerja yang berisiko tinggi
penderita, karena sebagian besar program TB telah (sopir,buruh/tukang) lebih tinggi terkena TB Paru
mengikuti pelatihan penanggulangan penyakit TB dibandingkan dengan kelompok pekerja risiko
paru. rendah seperti karyawan dan PNS/TNI/Polri.
Penilitian ini sesuai dengan Erwatiningsih yang
menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan yang KESIMPULAN
dilakukan oleh petugas kesehatan tidak berhubungan Hasil analisis sistem personal terhadap kepa-
dengan kepatuhan berobat penderita TB Paru, jadi tuhan penderita TB kategori 2 menunjukan bahwa
penderita yang mendapat dukungan dan motivasi terdapat hubungan sistem personal dengan kepatuh-
yang positif dari keluarga maupun petugas memiliki an yang ditunjukan dengan nilai p = 0,039
semangat yang kuat untuk mencapai kesembuhan Hasil analisis sistem interpersonal terhadap
dan patuh pada masa pengobatan. kepatuhan minum obat penderita TB kategori 2
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan sistem
Analisis Kepatuhan dengan Sistem Sosial Teori interpersonal dengan kepatuhan yang ditunjukan
Interaksi King dengan nilai p = 0,628
Berdasarkan penelitian ini penilaian sistem Hasil analisis sistem sosial terhadap kepatuhan
sosial berdasarkan peranan penderita terhadap minum obat penderita TB kategori 2 menunjukan
Pujiastutik, Sumaningrum, Theory of Goal Attainment (Imogene M. King) ... 275

bahwa tidak terdapat hubungan sistem sosial dengan Erawatyningsih E, Purwanta dan Heru S. (2009). Faktor-
kepatuhan dengan nilai p = 0,192. Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Berobat pada Penderita Tuberkulosis Paru. NTB.
SARAN Berita Kedokteran, vol 25, no 3.
Hayati, Armelia. (2011). Evaluasi Kepatuhan Berobat
Penelitian berikutnya diharapkan dapat meng- Penderita Tuberkulosis Paru tahun 2010-2011 Di
kaji lebih mendalam faktor apa saja yang menyebab- Puskesmas kecamatan Pancoran Mas Depok.
kan ketidakpatuhan minum obat penderita TB paru Depok
yang disertai penyakit DM sehingga tidak menjadi Niven, N. (2012). Psikologi Kesehatan: Pengantar
MDR dan menyebabkan kematian. Untuk Perawat &
Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kese-
DAFTAR RUJUKAN
hatan. Jakarta : Rineka Cipta
Alligod, M.R & Tomey, A.M, (2010). Nursing thoery : Nurhanah, N., Amirrudin, R., & Abdullah, T., (2010).
utilization & application. Missouri : Mosbly Inc Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
Avianty, (2005), Analisis Faktor Yang Berhubungan tuberkulosis paru pada masyarakat di provinsi
Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Paru Sulawesi Selatan 2007. Media kesehatan
Pada Fase Intensif Di RS Umum Cibabat Cimahi. masyarakat Indonesia. Vol.6(4)
Dalam Budiman, Novie, Dewi, Skripsi, STIKes A. PERMENKES RI. No. 67 (2016). Penanggulangan
Yani Cimahi. Tuberkulosis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Darmadi (2000). Analisis Kualitatif Perilaku Kepatuhan Indonesia
Menelan Obat Pasien Tuberkulosisi Paru Di 4 Rahmi, N, dkk. (2017). Hubungan tingkat kepatuhan
Puskesmas Wilayah Kabupaten Ketapang Tahun penderita tuberkulosis paru dengan perilaku
2000. Dalam Titin sukartini, Program Studi Doktor kesehatan, efek samping OAT dan peran PMO pada
Keperawatan Universitas Indonesia Depok : pengobatan fase intensif di puskesmas seberang
Disertasi. Padang september 2012 - januari 2013. Jurnal
Deasy, Dwi. (2010). Analisis Perilaku Kepala Keluarga Kesehatan Andalas 2017;6(2)
Tentang Pencegahan Chikungunya Dengan Pende- Samsurian. (2010). Pengaruh efek samping obat anti
katan Teori Health Belief Model Di Desa Ka- tubekulosis terhadap kejadian default di rumah sakit
rangandu Kecamatan Watulimo Kabupaten Treng- islam Pondok Kopi Jakarta Timur Januari 2008-Mei
galek. Universitas Airlangga: Skripsi 2010 (tesis).Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Depkes RI & WHO (2008). Lembar Fakta Tuberkulosis. Univesitas Indonesia
Hari TB sedunia. 24 maret 2008 Sukartini, Tintin. (2015). Pengembangan Model Pening-
Dhewi, Gendhis Indra., Armiyati, Yunie & Mamat katan Kepatuhan Berbasis Teori Sistem Interaksi
Suprayitno (2011). Hubungan Antara Pengetahuan, King dan Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Pa-
Sikap Pasien Dan Dukungan Keluarga Dengan sien Tuberkulosis Paru. Program Studi Doktor Kepe-
Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB Paru di rawatan Universitas Indonesia Depok : Disertasi
BPKM Pati. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Telogorejo Semarang: Jurnal

Anda mungkin juga menyukai