Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR

utama yang paling banyak memberikan sumbangan kekuatan kepada calon beton

nantinya. Secara umum, kekuatan beton tergantung pada kekuatan agregat

kasarnya. Agregrat untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi

persyaratan sebagai berikut (kecuali agregat khusus, misalnya agregrat ringan dan

sebagainya). Persyaratan untuk agregrat kasar adalah :

1. Butir-butirnya keras dan tidak berpori. Indeks kekerasan ≤ 5% (diuji dengan

goresan batang tembaga).

2. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan).

Jika diuji dengan larutan garam natrium sulfat bagian yang hancur maksimum

12%, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18%.

3. Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih

dari 1%.

4. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif terhadap alkali.

5. Butiran agregrat yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20%. Modulus

halus butir antara 6-7 dengan variasi butir sesuai standar gradasi.

6. Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari 1/5 jarak terkecil antara

bidang-bidang samping cetakan, 1/3 tebal pelat beton, 3/4 jarak bersih antar

tulangan atau bekas tulangan.

7. Batuan yang tertahan oleh saringan berdiameter 4,75 mm (saringan No.4)

sehingga agregat ini dapat digunakan :

a. Penyelidikan quarry agregat;

b. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton;

c. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan;

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019

KELOMPOK 5
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR

Untuk mengetahui berat jenis solid agregat kasar maka digunakan rumus :

W3
Rumus Bj Solid = gram/ml (1.1)
V3

Keterangan :

w3 = berat benda uji (gram)

v3 = berat benda uji (ml)

Berat jenis solid agregat kasar adalah perbandingan antara berat dari satuan

volume dari suatu material terhadap berat air dengan volume yang sama pada

temperatur yang ditentukan. Standar BJ solid agregat kasar 2,30 gram/ml-2,70

gram/ml, menurut PBI 1971 (NI-2). Fisik agregat yang baik untuk beton dapat

dibagi menjadi beberapa kriteria yaitu :

1) Berbentuk kebulatan atau hampir bulat

Agregat dengan butir-butir bulat umumnya lebih baik dari pada agregat dengan

butir-butir yang berbentuk pipih atau panjang. Hal ini dikarenakan butir-butir

bulat menghasilkan tumpukan butir yang yang erat jika dikonsolidasikan,

sehingga hanya membutuhkan pasta semen yang sedikit dengan kemudahan

pengerjaan yang sama.

2) Tekstur permukaan kasar

Tekstur yang kasar mungkin akan mengurangi derajat kemudahan pengerjaan.

Namun, tekstur kasar pada agregat dapat meningkatkan rekatan agregat-semen

sampai 1,75 kali dan meningkatkan kuat tekan beton hingga 20%.

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019

KELOMPOK 5
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR

3) Berat jenis ringan

Agregat dengan berat jenis yang rendah biasa disebut dengan agregat ringan.

Agregat ringan mempunyai berat jenis dibawah 2,0 biasanya dipakai untuk

beton non-struktural. Akan tetapi agregat ini juga bisa digunakan sebagai beton

struktural dengan beberapa perlakuan khusus. Struktur yang menggunakan

agregat ringan akan mengurangi berat struktur tersebut sehingga membutuhkan

dimensi pondasi yang lebih kecil.

4) Ukuran butir maksimal

Adukan beton dengan kemudahan pengerjaan dan rencana kekuatan yang

sama, akan membutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit dengan ukuran

butir agregat yang besar-besar. Semakin sedikit semen, maka beton akan

semakin hemat dan dapat mengurangi dampak panas hidrasi yang

menyebabkan beton menjadi retak akibat kembang susutnya. Namun, tetap

penggunaan agregat terdapat batasan ukuran butir maksimal. Hal ini dapat

dilihat diberbagai referensi. Agregat yang dapat dipakai harus memenuhi

syarat-syarat :

1. Kerikil harus merupakan butir yang keras dan tidak berpori.

2. Kerikil tidak boleh hancur adanya pengaruh cuaca. Sifat keras diperlukan

agar diperoleh beton yang keras pula. Sifat tidak berpori, untuk

menghasilkan beton yang tidak mudah tembus oleh air.

3. Agregat harus bersih dari unsur organik.

4. Kerikil tidak mengandung lumpur lebih dari 1% berat kering. Lumpur yang

dimaksud adalah agregat yang melalui ayakan diameter 0,063 mm, bila

lumpur melebihi 1% berat kering maka kerikil harus dicuci terlebih dahulu.

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019

KELOMPOK 5
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR

Kerikil mempunyai bentuk yang tajam. Dengan bentuk yang tajam maka

timbul gesekan yang lebih besar pula yang menyebabkan ikatan yang lebih

baik, selain itu dengan bentuk tajam akan memerlukan pasta semen maka

akan mengikat agregat dengan lebih baik.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan berat jenis dalam berat jenis curah

kering (hulk) dari suatu agregat. Berat jenis curah kering (bulk) adalah

perbandingan antara berat dari satuan volume agregat (termasuk rongga yang

Inpermeabel dan Permeabel di dalam butir partikel, tetapi tidak termasuk

rongga antara butiran partikel) pada suatu temperatur tertentu terhadap berat di

udara dari air suling bebas gelembung dalam volume yang sama pada suatu

temperatur tertentu.

2. Praktikum ini bertujuan untuk memperoleh berat jenis kering permukaan jenuh

atau SSD (Saturated surface dry), berat jenis curah (jenuh kering permukaan)

adalah perbandingan antara berat dari satuan volume agregat (termasuk berat

air yang terdapat di dalam rongga akibat perendaman selama (24+4) jam, tetapi

tidak termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu temperatur tertentu

terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung dalam volume yang

sama pada suatu temperatur tertentu

3. Tujuan dari percobaan ini untuk menentukan berat jenis dalam semu

(apparent) dari suat agregat berat jenis semu (apparent) perbandingan antara

berat dari satuan volume suatu bagian agregat yang impermiabel pada suatu

temperatur tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung

dalam volume yang sama pada suatu temperatur tertentu

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019

KELOMPOK 5
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR

4. Tujuan dari pengujuan ini adalah untuk mengetahui nilai penyerapan air dari

suatu agregat.

1.3 Benda Uji

1
1. Agregat kasar yang tertahan pada saringan no.4 dan lolos saringan no. 1 .
2

2. Ambil benda uji agregat kasar alami minimal 5 kg, lalu benda uji ingga bersih

sehingga kotoran-kotoran organik dan lumpur yang melekat hilang.

3. Bagi benda uji menjadi 2 bagian.

1.4 Alat-Alat yang Digunakan

1. Neraca ( 0,1 gr sensitivity)

2. Timbangan SSD

3. Wadah/pan anti karat

4. Kain pengeringan/lap

5. Air suling/biasa

6. Drying oven dengan kapasitas 760 ltr (110 ± 5)º C.

7. Keranjang timbangan yang tersedia

8. Bak/tempat air

9. Saringan/ayakan no. 4 dan no. 1 ½

10. Dessicator

1.5 Cara Pengujian

1. Merendam agregat kasar di dalam air pada temperatur kamar selama (24±4)

jam;

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019

KELOMPOK 5
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR

2. Memindahkan contoh uji dari dalam air dan guling-gulingkan pada suatu

lembaran penyerap air samapi semua lapisan air yang terlihat hilang, bisa

menggunakan kain lap;

3. Menimbang benda uji yang sudah dalam keadaan jenuh kering permukaan atau

SSD (B);

4. Menempatkan contoh uji yang berada dalam kondisi jenuh kering permukaan

tersebut di dalam wadah;

5. Mengisi bak/tempat air yang disediakan hingga keranjang kawat yang

tergantung didalamnya terendam seluruhnya dan sampai batas air yang telah

ditentukan (tinggi air semula);

6. Kemudian menimbang keranjang dengan menggunakan timbangan SSD (W1);

7. Memasukan benda uji kedalam keranjang kawat dengan hati-hati, sampai air

menunjukan perubahan tinggi dari tinggi semula;

8. Menimbang benda uji + keranjang tersebut (W2) dengan timbangan SSD;

Jadi, berat benda uji dalam air : C = W2-W1

9. Mengeluarkan benda uji dari keranjang kawat;

10. Mengeringkan contoh uji menggunaka oven dengan temperatur (110±5)º C

sampai berat tetap selama (24±4) jam;

11. Mengeluarkan benda uji dari dalam oven dan dinginkan pada temperatur kamar

selama satu hingga tiga jam;

12. Menimbang benda uji yang sudah di oven (A).

1.6 Data Pengamatan dan Perhitungan

1.6.1 Data Pengamatan


Tabel 1.2 Data Pengamatan (Terlampir)

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019

KELOMPOK 5
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR

1.6.2 Data Perhitungan


Diketahui :
Berat benda uji kering oven (A) = 923 gr
Berat benda uji jenuh kering permukaan (B) = 951 gr
Berat benda uji dalam air (C) = 603 ml
A
Berat jenis curah kering =
(B-C)
923
=
(951-603)
= 2,65
B
Berat jenis curah jenuh kering permukaan =
(B−C )
951
=
(951-603)
= 2,73
A
Berat jenis semu =
(A-C)
923
=
(923-603)
= 2,88
(B-A)
Penyerapan air = ×100%
A
(951-923)
= ×100%
923
= 3,03%
1.7 Gambar Alat dan Gambar Kerja
1.7.1 Gambar Alat
Tabel 1.3 Gambar Alat (Terlampir)
1.7.2 Gambar Kerja
Tabel 1.4 Gambar Kerja (Terlampir)

1.8 Kesimpulan dan Saran


1.8.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh berat jenis agregat kasar yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1 Hasil Pengujian

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019

KELOMPOK 5
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR

Pengujian Nilai SNI


Berat Jenis Semu
2,65 gr/ml 2,5-2,75 gr/ml
Agregat Kasar
Penyerapan air 3,03 % <3%
Hasil data yang didapat pada percobaan ini, Berat Jenis semu memenuhi SNI
karena data yang didapat sesuai dengan ketetapan SNI Berat jenis agregat kasar
yaitu 2,5 – 2,75. Dan juga didapat penyerapan air yang tidak sesuai dengan
parameter SNI maksimal penyerapan air yaitu 3%. Faktor yang
mempengaruhinya terletak pada pengukuran saat pengambilan data maupun dari
pembacaan hasil pengukuran.

1.8.2 Saran
Dari percobaan diatas diperoleh beberapa saran dalam melakukan percobaan
yakni:
a. Sebaiknya sebelum mengambil benda uji, terlebih dahulu praktikan
menimbang berat cawan karena sering kali terlupa.
b. Perlu diperhatikan ketika akan menimbang setelah benda uji keluar dari oven,
sebaiknya benda uji didinginkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.
c. Pada saat akan menimbang, pastikan terlebih dahulu bahwa angka pada
timbangan menunjukan 0,0 dan sebaiknya penimbangan dilakukan 3 kali agar
hasil lebih akurat.

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019

KELOMPOK 5
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2019

KELOMPOK 5

Anda mungkin juga menyukai