Anda di halaman 1dari 5

ISSN : 1412 – 0860

VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2005

 STUDI RE-DESAIN KAPASITAS DAN PERKERASAN JALAN KASUS : RUAS JALAN


LOCARE – KARANGANYAR KOTA BONDOWOSO
Rony DS, ST 75
 STUDI EFEKTIFITAS PERSIMPANGAN JALAN PERKOTAAN KASUS: SIMPANG
ALOON-ALOON DAN SIMPANG BANDAR KOTA KEDIRI
A Muchtar, ST 101
 PENGGUNAAN SOLDIER PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH KASUS :
“DESIGN AND BUILD GERBANG DI SUATU REAL ESTATE SURABAYA BARAT”
Helmy Darjanto, Ir, MT 123
 STUDI EVALUASI DESAIN JALAN RAYA PROYEK PEMBANGUNAN SARANA
TRANSPORTASI DESA WLINGI BLITAR JAWA TIMUR
Koespiadi, Ir 129
 PERBANDINGAN PONDASI SUMURAN DAN PONDASI TIANG PANCANG BETON
(KASUS: ABUTMENT JEMBATAN GUNUNGSARI KABUPATEN PACITAN)
M. Ikhsan Setiawan, ST, MT 135
 STUDI EVALUASI BIAYA PELAKSANAAN PROYEK GEDUNG (KASUS: KANTOR
PERBENDAHARAAN DAN KAS NEGARA (KPKN) KABUPATEN TUBAN JAWA
TIMUR)
Julistyana Tistogondo, ST, MT 139

Surabaya ISSN
NEUTRON VOL.5 NO.2 HLM.75-146
Agustus 2005 1412-0860

Fakultas Teknik Sipil


Prodi Teknik Sipil
Universitas Narotama Surabaya
www.narotama.ac.id
VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2005 ISSN : 1412 – 0860

DAFTAR ISI
 STUDI RE-DESAIN KAPASITAS DAN PERKERASAN JALAN KASUS : RUAS JALAN
LOCARE – KARANGANYAR KOTA BONDOWOSO
Rony DS, ST
 STUDI EFEKTIFITAS PERSIMPANGAN JALAN PERKOTAAN KASUS: SIMPANG
ALOON-ALOON DAN SIMPANG BANDAR KOTA KEDIRI
A Muchtar, ST
 PENGGUNAAN SOLDIER PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH KASUS :
“DESIGN AND BUILD GERBANG DI SUATU REAL ESTATE SURABAYA BARAT”
Helmy Darjanto, Ir, MT
 STUDI EVALUASI DESAIN JALAN RAYA PROYEK PEMBANGUNAN SARANA
TRANSPORTASI DESA WLINGI BLITAR JAWA TIMUR
Koespiadi, Ir
 ALTERNATIVE PENGGUNAAN PONDASI SUMURAN DAN PONDASI TIANG
PANCANG BETON PADA ABUTMENT JEMBATAN GUNUNGSARI KABUPATEN
PACITAN
M. Ikhsan Setiawan, ST, MT
 STUDI EVALUASI BIAYA PELAKSANAAN PROYEK GEDUNG (KASUS: KANTOR
PERBENDAHARAAN DAN KAS NEGARA (KPKN) KABUPATEN TUBAN JAWA
TIMUR)
Julistyana Tistogondo, ST, MT

Fakultas Teknik Sipil


Prodi Teknik Sipil
PELINDUNG
Universitas Narotama Surabaya
Dekan Fakultas Teknik Sipil www.narotama.ac.id
PENANGGUNG JAWAB
Ketua Prodi Teknik Sipil
DEWAN REDAKSI
Sapto Budi Wasono (Ketua) Sri Wiwoho M (Sekretaris) Arifin, Djoko Soepriyono, Helmy
Darjanto, A Muchtar (Anggota)
PENERBIT
Prodi Teknik Sipil Universitas Narotama
Jl. Arief Rahman Hakim no.51 Surabaya 60117 Telp.031-5946404 Fax.031-5931213
e-mail : ikhsans@gmail.com
Perbandingan Pondasi Sumuran & Tiang Pancang di Kab Pacitan (M. Ikhsan S) 135

Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton


Kasus : Abutment Jembatan Gunungsari Kabupaten Pacitan

M Ikhsan Setiawan, ST, MT


ikhsan.setiawan@narotama.ac.id

ABSTRAK
Pembangunan jembatan yang berlokasi di desa Gunungsari, Kecamatan
Arjosari Kabupaten Pacitan dengan ukuran panjang 110 meter dan lebar 8
meter yang terbagi dalam 4 segmen yaitu bentang utama 40 meter dan bentang
tambahan 20+25+25 meter. Konstruksi bangunan atas dipakai balok pratekan
dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh produsen. Dalam skripsi ini akan
dibahas perencanan pondasi jembatan dengan tiang pancang atau dengan
sumuran mana yang lebih efektif. Dan efisien dari segi biaya pembangunan
jembatan tersebut lebih murah jika menggunakan pondasi pancang
dibandingkan dengan pondasi sumuran.

Kata kunci : Pondasi sumuran, pondasi pancang, evaluasi

PENDAHULUAN
Latar Belakang. Pada pembangunan pondasi jembatan Pacitan ini diketahui
bahwa diameter sumuran dan kedalaman pondasinya ditemukan adanya
kendala dilapangan dalam pelaksanannya sehingga terjadi pembengkakan
biaya maupun waktu. Dengan adanya beberapa kemungkinan kendala tersebut
penulis berupaya untuk mencari alternative yaitu dengan cara mengganti
pondasi sumuran tersebut dengan pondasi tiang pancang. Alternatif tersebut
diajukan karena pada dasarnya pemilihan type pondasi didasarkan atas:
 Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut
 Besarnya beban dan beratnya bangunan atas
 Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan
 Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.

Pemakaian tiang pancang digunakan untuk suatu pondasi sebuah bangunan


apabila tanah dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya
dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang letaknya
sangat dalam. Tiang pancang yang dipakai adalah tiang pancang dari bahan
beton atau Precast Reinforced Concrete Pile dari produsen, dimana ada
beberapa keuntungan yang dapat dicapai antara lain mempunyai tekan yang
besar, serta tahan terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan corrosive.

Tinjauan Pustaka: Perencanaan jembatan secara garis besar dikelompokkan ke


dalam 2 bagian utama yaitu perencanaan bangunan atas dan bangunan bawah.
Perhitungan muatan-muatan yang terjadi pada setiap bagian jembatan dihitung
berdasarkan Peraturan Muatan untuk Jembatan Jalan Raya (PMUJJR tahun
1986) sebagai berikut :
 Muatan primer
136 NEUTRON, Vol.5, No. 2, Agustus 2005: 135-138

 Muatan sekunder
 Muatan khusus
Design bangunan atas dilakukan dengan mendesain plat jembatan dan balok
Tnya. Jembatan Guungsari direncanakan untuk lalulintas sedang, sehingga
direncanakan dengan beban standard Bina Marga 100 % (BM 100) dengan lebar
6 meter dengan trotoar kanan kiri dengan lebar 50 cm. bangunan atas dipilih
konstruksi beton prategang postensioning dengan pertimbangan konstruksi
tersebut merupakan alternatif yang murah karena tidakmembutuhkan
perancah saat pembangunannya dan dapat dilaksanakan delam waktu yang
relatif singkat.

Untuk design bangunan bawah dibedakan penggunaan pondasinya atas


pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam yang dipakai adalah
pondasi tiang pancang dimana berdasarkan cara pemindahan beban tiang
pancang dapat dibedakan dalam 2 kelompok yaitu:
 Point bearing pile
 Friction pile
 Point bearing dan friction pile

Untuk pondasi sumuran dipakai apabila lapisan tanah keras terdapat pada
kedalaman 3-5 meter maka untuk membuat pondasi langsung pada lapisan
tanah dasar pondasi harus diperbaiki dengan cara pemadatan tanah atau
urugan pasir. Pelaksanaan pondasi sumuran tidak dapat dilakukan jika
pengeringan air tanah dalam sumuran tidak mampu dilaksanakan dengan
pompa air.
Kepala jembatan (abutment) berfungsi sebagai :
 Tumpuan bangunan atas
 Dinding penahan tanah timbunan
 Pile cap

Perencanaan kepala jembatan memperhitungkan gaya-gaya yang bekerja


sebagai berikut:
 Beban bangunan atas
 Beban hidup akibat beban lalulintas
 Berat tanah isian
 Tekanan tanah aktif
 Gaya gesekan akibat berat bangunan atas pada tumpuan
 Gaya rem
 Gaya akibat aliran air
 Gaya gempa

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil. berdasarkan analisa data dapat diketahui bahwa perlu dilakukan
perbandingan penggunaan pondasi tiang pancang dan pondasi sumuran .
Sistem pondasi penggunaan type pondasi tiang pancang sangat cocok dipakai
Perbandingan Pondasi Sumuran & Tiang Pancang di Kab Pacitan (M. Ikhsan S) 137

pada pelaksanaan pembangunan jembatan Gunungsari dan daerah sekitarnya,


serta berdasarkan analisa sistem pondasi penggunaan type pondasi tiang
pancang sangat tepat karena pada pilar dan abutment yang lain direncanakan
menggunakan pondasi tiang pancang sehingga tidak akan terjadi penurunan
pondasi yang berbeda, dan terjadinya dinamika struktur yang berlebihan.

Dari hasil analisa biaya didapat bahwa biaya pondasi sumuran lebih mahal
dibandingkan dengan pondasi tiang pancang. Selain itu dari segi waktu dapat
disimpulkan bahwa penggunaan pondasi pancang lebih cepat dibandingkan
dengan pondasi sumuran yang lama dan membutuhkan ketelitian dalam
pengerjaan pengecoran betonnya supaya dapat dihasilkan mutu beton yang
baik.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut :
 Penyelidikan tanah lapangan dan laboratorium serta analisa sistem
pondasi ternyata didaerah Gunungsari cocok jika memakai jenis pondasi
tiang pancang karena lapisan tanah keras letaknya cukup dalam, dan
menghindari terjadinya perbedaan penurunan pondasi.
 Dari hasil perbandingan didapatkan bahwa estimasi biaya pembuatan
kedua jenis ponadsi tersebut menunjukkkan adanya perbedaan sebesar
Rp. 85.524.000,- dimana biaya pembuatan pondasi tiang pancang lebih
murah jika dibandingkan dengan pondasi sumuran.

Saran. Saran berdasarkan pembahasan diatas adalah sbb:


 Dalam pelaksanan pembangunan jembatan Gunungsari khususnya pada
pekerjaan abutment arah Pagotan menggunakan pondasi tiang pancang.

REFERENSI
Cheng, Liu & Evett, Jack B. (1937). Soil and Foundations, Enlewood Cliffs, New
Jersey.
DPUTL (1979) Peraturan Beton Bertulang Indonesia YLPMB, Bandung
Daryanto (1994), Mekanika Bangunan, Bumi Aksara, Jakarta
Gunawan T & margaret S (1997). Teori Soal dan Penyelesaian Mekanika Tanah,
Delta Teknik Group, Jakarta
Peck, R.B., Hanson. W.E. & Thornburn. T.H (1953). Teknik Pondasi, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta
Sardjono, HS. (1991). Pondasi Tiang Pancang Jilid I : Sinar Wijaya, Surabaya
Sardjono, HS. (1991). Pondasi Tiang Pancang Jilid II : Sinar Wijaya, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai